Oleh:
M. MAULANA YUSUP, S.H.
NIM : 2002190100
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2021
1
DAFTAR ISI
digunakan asas prioritas dari tiga nilai dasar yang menjadi tujuan hukum. Hal ini
kemanfaatan dan kepastian hukum dan begitupun sebaliknya. Diantara tiga nilai
dasar tujuan hukum tersebut, pada saat terjadi benturan, maka mesti ada yang
dikorbankan. Untuk itu, asas prioritas yang digunakan oleh Gustav Radbruch harus
1. Keadilan Hukum;
2. Kemanfaatan Hukum;
3. Kepastian Hukum. 1
sistem hukum dapat terhindar dari konflik internal. Secara historis, pada awalnya
menurut Gustav Radbruch tujuan kepastian menempati peringkat yang paling atas di
antara tujuan yang lain. Namun, setelah melihat kenyataan bahwa dengan teorinya
yang mensahkan praktek-praktek kekejaman perang pada masa itu, Radbruch pun
1
Muhammad Erwin, Filsafat Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, 2012, h.123
3
Bagi Radbruch ketiga aspek ini sifatnya relatif, bisa berubah-ubah. Satu
waktu bisa menonjolkan keadilan dan mendesak kegunaan dan kepastian hukum ke
wilayah tepi. Diwaktu lain bisa ditonjolkan kepastian atau kemanfaatan. Hubungan
yang sifatnya relatif dan berubahubah ini tidak memuaskan. Meuwissen memilih
kebebasan sebagai landasan dan cita hukum. Kebebasan yang dimaksud bukan
kesewenangan, karena kebebasan tidak berkaitan dengan apa yang kita inginkan.
Tetapi berkenaan dengan hal menginginkan apa yang kita ingini. Dengan kebebasan
1. Landasan Filosofis
disebut dengan rechtsidee yaitu apa yang diharapkan dari hukum, misalnya
2
Ahmad Zaenal Fanani, Berpikir Falsafati Dalam Putusan Hakim, Artikel ini pernah dimuat di Varia Peradilan
No. 304 Maret 2011, h 3.
3
Sidharta Arief, Meuwissen Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum dan Filsafat Hukum, PT
Refika Aditama, Bandung, 2007, h. 20.
4
tumbuh dari sistem nilai masyarakat (bangsa) mengenai baik dan buruk,
sebagainya.4
2. Landasan Sosiologis
dapat diterima dan dipatuhi oleh seluruh masyarakat secara sadar tanpa
4
Bagir Manan, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara, Mandar Maju, Bandung, 1995, Hlm.
20
5
setiap gejala sosial masyarakat yang berkembang. Dalam hal ini Eugene
perbedaan antara hukum positif di satu pihak dengan hukum yang hidup
dalam masyarakat (living law) di pihak lain. Oleh karena itu hukum posistif
akan memiliki daya berlaku yang efektif apabila berisikan, atau selaras
bersumber pada living law tersebut. Dalam kondisi yang demikian maka
yang ada di dalam masyarakat tadi. Sehubungan dengan hal itu, Soerjono
yaitu :
5
Lili Rasjidi, Filsafat Hukum Apakah Hukum itu, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, Hlm. 49-50
6
Bagir Manan, Dasar-dasar Perundang-undangan Indonesia, Ind-Hil Co, Jakarta, 1992, Hlm. 16
6
3. Landasan Yuridis
bagi pembuatan suatu peraturan. Landasan yuridis dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
1. Landasan yuridis dari segi formal, yakni landasan yuridis yang memberi
landasan yuridis dari segi formil bagi Presiden untuk membuat RUU.
kekuatan berlaku secara baik, yaitu mempunyai dasar yuridis, sosiologis, dan
keberlakuan tersebut. 8
7
Pendapat tersebut dikemukakan ketika UUD 1945 belum diubah. Meski demikian pendapat tersebut masih
relevan ketika UUD 1945 sudah mengalami perubahan keempat kalinya
8
Bagir Manan, Dasar-Dasar Perundang-undangan Indonesia, (Penerbit Ind-Hill.Co, Jakarta, 1992), hlm. 14-17.
7
1. Unsur filosofis adalah nilai-nilai filosofis yang dianut oleh suatu Negara
tertentu.
materi muatan.
DAFTAR PUSTAKA
Fanani Ahmad Zaenal, Berpikir Falsafati Dalam Putusan Hakim, Artikel ini
pernah dimuat di Varia Peradilan No. 304 Maret 2011.