Anda di halaman 1dari 13

Pidana Dalam Hukum Islam Dan Perbandingan

Dengan Hukum Pidana Nasioual

Teguh Prasetyo

Abstrak
The traditional criminal which originates from Isiamic Fiqh has a great philosophical
basic to be the source of the national criminal law reform in Indonesia. However, it is
relevant to seeks the religious values to establish the new Criminal Law.

Pendahuluan menjawab: Siapakah orang yang dianggap


berbuat tindakan pidana? TIndakan dalam
Al-Qur'an adalah sumber syari'at Islam,
bentuk apakah yang digolongkan dalam
al-qur'an pada hakikatnya menempati posisi
tindakan pidana? Bentuk sanksi {'uqubat) apa
sentral dalam studi-studi ke-lslaman. Di
sajakah yang dijatuhkan sebagai sanksi
samping berfungsi sebagai petunjuk (huda),
hukum bagi si pelaku kriminil itu? Siapakah
la menjadi tolok ukur dan pembeda antara
kebenaran dan kebatllan, termasuk dalam
orang yang berkompeten melaksanakan sanksi
pidana itu? Apakah yang dimaksud dengan
penerimaan dan penolakan setiap berita yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.'
pidana qishash itu? Bagaimana kedudukan
pidana qishash itu. Dan bagaimana puia
Berbinara kandungan hukum yang di-
pelaksanaan pidana qishash itu, siapa yang
kandung al-Qur'an, maka di dalamnya ter-
berkompeten melakukan pidana qishash itu?
kandung hukum (syari'at) yang berhubungan
Apakah bedanya pidana dalam Islam dan
dengan hukum ibadat, hukum keluarga,
Pidana dalam hukum nasional?
warisan, hukum tentang harta benda (kekaya-
Metode yang digunakan dalam pem-
an) dan tukarmenukar, hukum pidana ('uqubat
bahasan tullsan Ini adalah metode tematik
ataujinayat) dan hukum yangberkaitan dengan
(maudiu'iy).
problema perdata dan pidana.
Sejauh mana al-Qur'an mengungkapkan
tasyi'nya yang berhubungan dengan masalah
pidana pada umumnya. Tullsan Ini mencoba

' M. QuralsySyhab, Membumikanal-Quran (Bandung: Mizan, 1992), him 150. Lihat Yusuf al-Qardlawy,
Al-Khashaish al-'Ammah lial-lslam, catII, (Beirut: Muassasah ai-Rlsalah, 1983 M/1404 H), him 35-38. ''Rubu'
arllnya seperempat; seperempat (dalam pengertian sebagian) memblcarakan tentang masalah jinayat (pidana).
Istilah jinayat paling dikenal dlkalangan salaf.

262 JURNAL HUKUf\/t. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:262 - 274


Prasetyo. Pidana Dalam Hukum Islam Dan Perbandingan...

Konsep Pidana Dalam Hukum Islam Menurut hukum Pidana Umum, yang
dimaksud dengan "tindakan pidana" adalah
Seoara kebahasaan kata-kata "pidana",
suatu tindakan (berbuat atau tidak berbuat)
"uqubaf a\au "jaiimah", sebagai yang iazim di- yang bertentangan dengan hukum nasional -
gunakan kaiangan fukaha hampir tergambar jadi yang bersifat tanpa hak - yang menimbulkan
secara tersurat (manthuq) daiam ai-Qur'an, akibat yang oleh hukum dilarang dengan
akan tetapi pemahaman tentang pidana akan ancaman hukuman.^ Jadi unsur yang panting
dapat dipahami secara tersirat (mafhum) dari sekali untuk peristiwa pidana (dipandang dari
banyak ayat-ayat yang membicarakan tentang
sudut objektif) adaiah sifat tanpa hak (onrecht
'uqubat, jinayat atau jan'mah ini. Istilah yang matigheid), yakni sifat melanggar hukum. Di
paling dikenal untuk pengertian pidana ini di tempat mana tak terdapat unsur tanpa hak,
kaiangan ulama salaf adaiah "al-Jinayat". la maka tidak ada peristiwa pidana.
dijadikan satu rubu' daiam kitab fiqh mereka. Keberadaan ayat-ayat al-Qur'an tentang
Sedang dikalangan ulama kalaf, mereka jarlmah, 'uqubat atau jinayat untuk berusaha
menamakan kitab bagian pidana dengan
dengan segala kekuatan yang ada untuk
kitab "Al-Uqubat".
membersihkan masyarakat dari sebab-sebab
Pidana adalah segala bentuk perbuatan kriminaiitas dan mendidik setiap individu agar
yang diiakukan oleh seorang mukallaf, yang beristiqamah daiam hidup dan kehidupan.
melanggar perlntah atau larangan Allah yang Namun demikian, ha! ini tidak cukup hanya
dikhitbahkan kepada orang-orang mukallaf, dorongan moral, meskipun dorcngan morai
yang dikarenakan ancaman hukuman, balk itu dijaga dengan sebaik-baiknya. Juga tidak
sanksi (hukuman) itu harus dilaksanakan cukup hanya dengan tarbiyah, meskipun
sendiri, dilaksanakan penguasa, maupun Al tarbiyah itu kebutuhan yang bersifat reiigi dan
lah, balk tempat pelaksanaan hukuman itu di syarl
dunia maupun di akhirat. Bertitik tolak dari prinsip bahwa hak
Di sini dapat dipahami, bahwa setiap menetapkan iegisiasi adalah hakTuhan, maka
tindakan pidana (deiik, jaiimah] itu harus ada fungsi manusia sesungguhnya adaiah
sanksi hukum ('uqubat) yang dikenakan peiaksana hukum yang telah ditetapkan
kepada si peiakunya (al-Jany), balk berupa Tuhan. Manusia tidakiah berhak merekayasa
azab neraka, qishash, diyat, had, kafarat sendiri hukum untuk diterapkan dalam
maupun fidyah, dimana peiaksana sanksi itu kehidupan mereka, kecuali daiam batas-batas
Allah sendiri, penguasa atau pribadi itu yang diperbciehkan, sebab hai ini merupakan
sendiri, balk tempat peiaksanaannya itu di pelanggaran besarterhadap hak otoritas Tuhan
dunia maupun di akhirat. Yang Maha Mengetahui sebagai legislator.^
2L.J. VanApeldoom, Pengantarllmu Hukum, terj. Inlejding Tot de Studie van NetNederiandsche Recht
oleh Sadino Urid, cet. XXV, (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1993), him 326. Qishash adalah persamaan dalam
tindak balas, seperti bunuh dengan bunuh, memotong telinga dibaias dengan memolong telinga, dan tidak ada
qishash jika pembunuhan terjadi antara seorang muslim dengan seorang kafir.flbnu al-Araby, Ahkam al-Qur'an,
Bagian Kedua, (Beirut: Daral-Kutub al-llmlyah), cet. i, 1988 M/1404 H, him 129.
3Daud Rasyid, Islam Dalam eerbaga/D/mens/(Jakarta: Gema insani Press, 1998), him 186.
263
Dari hasil penelitian sementara, tidak Kejatahan-kejahatan yang tersembunyi,
kurang dari 35 ayat ai-Qur'an memiliki indikasi yang tidak mungkin dikontrol dan dibuktikan
dalam memproyeksikan pengertian pidana. kenyataannya dengan pasti, seperti bergunjing
Ayat-ayat itu tersebardisurat-surat al-Baqarah (gibhah), mengumpat, dengki (hasad), benci,
3ayat, an-Nlsa 5ayat, al-An'am 1ayat, al-Maldah dendam, dusta dan Iain-Iain yang lebih erat
5 ayat, at-Taubah 9 ayat, an-Nahl 1 ayat, al-lsra hubungannya dengan susila, tetapi kejahatan
3 ayat, asy-Syu'ara 2 ayat, al-Hujarat 1 ayat, itu tidak mengambil bentuk positif, seperti
Yunus 2 ayatdanasy-Syura 2 ayat. perampokan harta, maka untuk kejahatan yang
serupa Itu cukup dengan ancaman di akhirat,
berdasarkan kepercayaan kepada Allah yang
Kegunaan Pidana Dalam Ai-Qur'an
mengetahui isi hati setiap hamba-Nya.
Jika dilihat dari keberadaan aturan hukum Kejahatan yang ada hubungannya dengan
pidana dalam ai-Qur'an, maka secara univer pergaulan dan kepentingan umum dan meng-
sal dapat dinyatakan kegunaannya untuk : akibatkan pengaruh buruk terhadap hak-hak
1. Memeiihara agama; perseorangan dan masyarakat serta telah
2. Memeiihara kehormatan manusia; begitu meluas dan mendalam dampaknya,
3. Melindungi akal; syari'at Islam menetapkan untuk kejahatan yang
4. Memeiihara harta manusia; demikian itu hukuman duniawi, sedangkan
5. Memeiihara jiwa manusia; dan pelaksanaan-nya diserahkan kepada penguasa
6. Memeiihara ketentraman umum. atau kepada hakim atau mereka yang memiliki
kekuasaan yudikatif.
Tindakan kriminal yang menyangkut darah,
Uqubat Sebagai Sanksi Agama dan
harta dankehormatan merupakan bahaya besar,
Sanksi Kekuasaan
karena itu Allah menetapkan hukum tentang itu,
Syari'at Islam secara umum melarang dan hukum yang menyangkut kriminal itu dapat
melakukan kejahatan dengan ancaman dicabut atau dibatalkan dengan ijtihad seseorang,
hukuman di akhirat, yang dapat menimbulkan karena manusia mengganti dengan hukuman
kegentaran hati orang yang beriman untuk yang lebih enteng, dengan dalih belas kasihan.®
berbuat dosa dan tindak kejahatan. Sejalan
dengan itu 'uqubat dapat pula menyingkirkan
Bentuk-bentuk Tindakan Pidana
diri dari kejahatan. Kemudian menetapkan
pula hubungan duniawi untuk kejahatan- Vang dianggap sebagai tindakan pidana
kejahatan tertentu, di samping adanya azab dilukiskan al-Qur'an terdapat dalam bentuk-
akhirat. Dengan demikian, sanksi agama bentuk :
dengan sanksi kekuasaan (dunia) dapat bahu 1. Pembunuhan: menghllangkan jiwa,
membahu dalam menyingkirkan kejahatan menghilangkan anggota badan, melukai,
dan mencegah manusia mengerjakannya.** pengguguran janin (abortus) dan Iain-Iain
"Mahmud Syaltut, Al-lslam 'AqidatunwaSyari'atun, cet. Ill, (Cairo: Daral-Qalam, 1996), him 287.
5 Muhammad al-Ghazali, Nahwa Tafsir al-Maudlu'iy Suwaral-Qur'an ai-Karim, cet. I (Kairo: Daral-
Syurug), 1995M/1416 H, him 78.

264 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:262 - 274


Prasetyo. Pidana Dalam Hukum Islam Dan Perbandingan...

(al-Baqarah : 178); inovasi atau pengembangan bentuk-bentuk


2. Pencurian (sirqah): termasuk ke dalamnya pidana islam itu. Dari segi ini, studi yang
mengambil milik umum (korupsi), makan dilakukan dalam tulisan ini, dapat disimpulkan
harta orang lain tanpa hak, makan harta anak ada beberapa bentuk, antara lain :
yatim, makan riba dan lain-laln (al-Maidah ; Secara tradisionai, bentuk-bentuk pidana is
38-39); lam itu meliputi;
3. Perzinahan: termasuk kedalamnya homo- a. Pidana qishash atas jiwa;
seksua! (Ilwath), lesbian (sihaq), mendatangi b. Pidana qishash atas badan;
binatang dan lain-lain (An-Nur; 3-4); c. Pidana Diyat (denda ganti rugi);
4. Tuduhan Perzinahan: tuduhan perzinahan d. Pidana mati;
bagi musiimah yang baik-baik dan e. Pidana penyaiiban (salib);
tuduhan berzina terhadap isteri (li'an). (An- f. Pidana pelemparan batu sampai mati
Nur :4-5): (rajam);
5. Perusuhan dan pengacauan keamanan: g. Pidana potong tangan atau kaki;
merampok, menodong, menggarong dan h. Pidana potong tangan dan kaki;
lain-lain; i. Pidana pengusiran atau pembuangan;
6. Pemberontakan: permusuhan sesama ]. Pidana penjara seumur hidup;
muslim dan memusuhi pemerintah; k. Pidana cambuk atau dera;
7. Kemurtadan: meninggaikan islam sebagai 1. Pidan denda pengganti diyat (hukuman);
agama yang telah dipeiuknya; m. Pidana teguran atau peringatan;
8. Minum khamar: minum zat cair yang n. Pidana penamparan atau pemukuian;
memabukkan, menggunakan zat lainnya 0. Pidana kewajiban religius yang disebut
yang dapat merusak akai dan kesehatan kaffarah;
(Ai-Maidah : 90-91); p. Pidana tambahan lainnya (ta'zier);
9. Keengganan meiaksanakan hukum Allah q. Bentuk-bentuk pidana lainnya yang dapat
(Al-Maidah : 44,45 dan 47); dikembangkan sebagai konsekuensi dari
10. Peianggaran terhadap aturan Allah, yang pidana ta'zier,
menyebabkan seseorang harus membayar Ketujuh beias bentuk pidana itu, dapat
kafarah ataupun fidyah, termasuk ke dikelompckkan (diklasifikasikan) sebagai
dalamnya melanggar sumpah, peianggar berikut:
an dalam ihram haji atau umroh, ter- a. Dari Segi objek ancamannya
kepung pada musim haji, menzhihar isteri 1) Pidana atas Jiwa, yang terdiri dari:
dan lain-lain (Al-Maidah : 89. 95-96). a) Pidana mati dengan pedang;
Dalam kajian ini diarahkan pada upaya b) Pidana mati dengan digantung di
pemahaman bentuk-bentuk tradisionai tiang saiib (disalib);
mengenai pidana islam sebagaimana ditentukan c) Pidana mati dengan diiempar
dalam al-Qur'an dan ai-Sunnah serta dlnamika batu (dirajam).
penafsiran inovatlf yang dilakukan oleh para ahli 2) Pidana atas harta kekayaan, yang
hukum, gagasan dasar yang dikandung oleh meliputi:
konsep pidana islam, serta berbagai kemungkinan a) Pidana diyat ganti rugi;

265
b) Pidana ta'zier sebagai tambahan; 6. Pemberontak: al-Bughat (al-Hujurat: 9;an-
3) Pidana atas anggota badan, berupa: Nahl: 90;Yunus: 23-27).
a) Pidana potong tangan dan kaki; 7. Orang murtad: a/-/WL/rtad(al-Baqarah :217).
b) Pidana potong tangan atau kaki; 8. Peminum arak: syarib al-khamr (ai-Maidah
c) Pidana penemparan atau pemukul- :90).
an merupakan variasi bentuk 9. Orang islam atau penguasa yang enggan
pidana sebagai peringatan dan melaksanakan hukum Ailah (ai-Maidah;
pengajaran. 44-45).
4) Pidana atas kemerdekaan, berupa : 10. Pelanggar terhadap hukum Ailah yang
a) Pidana pengusiran atau pem- mengharuskan membayar kafarah atau
buangan; fidyah yaitu pelanggar sumpah, penzhihar
b) Pidana penjara seumur hidup; isteri, al-La'in, pelanggar dalam ibadah
c) Pidana penahanan yang bersifat hajl, atau 'umrah dan terkepung pada
sementara; musim haji (al-Baqarah: 196).
5) Pidana atas rasa kehormatan dan Pada umumnya setiap tindakan pidana
keimanan, berupa: yang diiakukan pelaku pidana mendapatkan
a) Pidana teguran atau peringatan; sanksi hukum ('uqubatjnya. Bentuk-bentuk
b) Kaffarah sebagai hukuman yang 'uqubat itu sesuai dengan berat ringannya
bersifat religius. perbuatan (tindak) pidana yang dikerjakan.
Di kalangan fukaha ada yang berpendapat
bahwa dikenal tiga macam tindak pidana, bila
Pelaku-pelaku Jarlmah dan Sanksi
ditinjau dari segi hukumnya, yaitu jarimah
Hukum yang dijatuhkan
hudud, Jarimah qishash atau diyat dan jarimah
Manakala kita sudah memahami, tindak- ta'zir.® Namun ada juga yang menggolongkan
an-tindakan apa saja yang termasuk ke dalam empat macam yaitu 'uqabat itu dalam bentuk:
perbuatan kriminal, maka dengan mudah kita 1. AI'Hudud, sanksi hukum yangtertentu dan
akan dapat memahami, siapa-siapa sajacrang- mutlak yang menjadi hak Allah, yang tidak
nya yang disebut dengan "al-Jany" (yang dapat dirubah oleh siapapun. Sanksi itu
melakukan tindakan pidana). Mereka adalah : wajib dilaksanakan, manakaia syarat-
1. Pembunuhan: al-QatH, al-Jarih dan as- syarat dari tindak pidana itu terpenuhi.
Saqith (an-Nisa':96). Sanksi ini dikenakan kepada kejahatan-
2. Pencuri: as-Sariq dan as-Sariqat (al- kejahatan berat seperti zina, sariqah,
Maidah: 38). riddah, qadzafdan iain-lain;
3. Penzina; az-2^y dan az-2^n/yaf (an-Nun 2). 2. Al-Qishash dan al-Diyat. Al-Qisbash adalah
4. Penuduh zina: al-Qadzif {an-Hur: 4-9). sanksi hukuman pembalasan seimbang,
5. Pengacau dan perusuh: al-Maharib dan seperti membunuh terhadap si pembunuh.
al-Fasid (ai-Maidah: 33). Al-Diyat adaiah sanksi hukuman dalam

®Juhaya 8 Praja, FiqhJinayah Hukum Pidana Islam, Pengantar Seminar Kuliah Program Pasca Sarjana
llmu Hukum Bidang Studi Hukum Pidana (Bandung: Universitas Islam Bandung, 2000), him 1.

266 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:262 - 274


Prasetyo. Pidana Dalam Hukum Islam Dan Perbandingan...

bentuk ganti rugi, seperti jika ahli waris si sanksi denda dalam kafarah danfidyah (lihat
terbunuh memberi maaf maka hukuman al-Baqarah: 196 dan al-Maidah : 45).
alternatif adalah diyat.
Sanksi hukum al-Qishashdan a/-D/ya/adalah Prosedur dan Tehnik Peiaksanaan serta
merupakan sanksi hukum perpaduan antara Pelaksana Tindak Pidana
hak Allah dan hak manusia.
3. Al-Ta'zir, adalah sanksi hukum yang Di bawah ini akan diutarakan sanksi-
diserahkan kepada keputusan hakim atau sanksi hukum yang akan diberikan oleh
pihak berwenang yang berkompeten pelaksana sanksi pidana terhadap pidana
melaksanakan hukuman ilu, seperti yang dilaksanakan.
memenjarakan, mengasingkan dan Iain-
1. Pembunuhan
lain/
4. Kafarat dan fidyah, adalah sanksi hukum Dalam pembunuhan yang sengaja (an-
dalam bentuk membayar denda, yang Nisa' :193), maka sanksinya dikenakan qishash
diserahkan pelaksanaannya kepada si yaitu pembalasan yang setimpal (al-Baqarah :
peianggar. Bentuk denda ini dapat berupa 178). Orang merdeka baiasannya adalah orang
memerdekakan budak, berpuasa, pe- merdeka. Jika keluarga pembunuh memaatkan
nyembelihan atau memberi makan orang dari qishash, maka sanksinya beralih kepada
miskin. d/yat berat, yang diserahkan kepada keluarga si
terbunuh. Sanksi serupa ini dijatuhkan juga bagi
Peiaksanaan Sanksi Tindak Pidana
pembunuhan juga bagi pembunuhan "serupa
sengaja". Bagi "pembunuhan tersalah", maka
Siapakah yang berkompeten melaksanakan sanksinya diyat ringan.® (an-Nisa' :92).
sanksi-sanksi dari tindakan pidana itu? Dari Dalam kasus terakhir ini, si pembunuh
keterangan Al-Qur'an, yang berwenang malah dikenakan dua sanksi, pertama; kafarah,
melaksanakan sanksi-sanksi hukuman itu dengan memerdekakan seorang budak wanita
adalah ; beriman dan kedua; harus membayar denda
1. Allah, umumnya berlaku untuk sanksi ringan.
hukuman di akhirat berupa azabneraka (lihat Demikian juga apabila mendapat
al-Baqarah: 217; at-Taubah: 68dan an-Nisa' serangan bagi yang berhaji di bulan haram,
:93). maka harus dibalas setimpal (ai-Baqarah: 45).
2. Hakim (penguasa), lazimnya dilaksanakan Peiaksanaan dari qishash dilakukan
untuk sanksi hududdan qishash(lihat an- hakim, setelah semua persyaratan benar -
Nur: 2; al-Maidah : 33, 38 dan 45). benar terpenuhi untuk itu.
3. Pribadi yang bersangkutan, umumnya untuk Pembunuhan janin karena takut miskin

' Lihat Ibnu Rusyd, Op.Cit, him 394-459, perhatikan Daud Rasyid, Islam dalam Berbagai DimensI
(Jakarta; Gema InsanI Press, 1998), him 192-193.
®Ibnu Rusyd, Bidayatal-MIJtahidwa Nihayatal-Muqtashid, juz II, cet. Ill (Singapura: Sulaiman Mar'ly, t.t),
him 409.

267
adalah merupakan tindakan pidana yang besar, adalah tindakan 1<riminal, yang akan
di mana sanksinya akan diberikan Allah (al-tsra'; mendapatkan sanksi dari Allah (al-lsra': 35dan
33 dan al-An'am:151). asy-Syu'ara: 181-182).
Pembunuhan terhadap jiwa tanpa hak,
seperti pembantaian terhadap kelompok 3. Perzinahan
tertentu, pembunuhan terhadap tawanan Perzinahan adalah hubungan kelaminyang
perang, wanita dan anak - anak dalam terjadi antara seorang pria dengan seorang
peperangan dan pembunuhan di saat sudah wanita yang tidak diikat oleh hubungan perkawin-
ada perjanjian genjatan senjata adalah anyang sah. Ini adalah suatu perbuatan pidana
perbuatan pidana (al-An'am : 151). yang diancam dengan sanksi had dengan
Pembunuhan-pembunuhan besar terakhir cambuk (jilid) 100 kali untuk masing-masing
ini tidak disebutkan secara tegas, akan tetapi pihak. Pelaksana sanksi adalah penguasa
dapat dipahami bahwa tindakan ini mengandung (hakim) atau orang yang berwenang untuk itu
dosa dan akan ada sanksi di sisi Allah. (an-Nur:2).
2. Pencurian 4. Tuduhan perzinahan
Pencurlan adalah mengambil barang- Tuduhan perzinahan itu adaduabentuknya,
barang kepunyaan orang lain (tanpa hak) pertama; menuduh muslimah yang baik-baik
secara sembunyi dan secara sengaja untuk berbuat zina dan kedua; menuduh isterinya
maksud memiliki.® sendiri berbuat zina.
Pencuri yang melakukan pencurian, yang Tuduhan perzinahan pertama, apabila tidak
memenuhi persyaratan yang ditentukan, akan dapat mendatangkan empat orang saksi, yang
dikenakan sanksi hukuman had dalam bentuk mampu membenarkan perzinahan yang
potong tangan, yang dilaksanakan oleh dituduhkan, maka kepada si penuduh dikenakan
penguasa (al-Maidah: 38-39). sanksi had, dengan cara penguasa men-
Pencurian harta umum/negara secara cambuknya delapan puluh kali. Penguasa
diam-diam dalam bentuk korupsi atau kolusi melaksanakan hak itu kepada si penuduh
dapat dimasukkan ke dalam pencurian. walaupun tidak diminta oleh tertuduh^" (an-Nur
Demiklan juga memanfaatkan atau mengambil :41).
harta orang lain tanpahak(al-Baqarah: 168 dan Tuduhan perzinahan bentuk kedua adalah
an-Nisa': 29), termasuk juga dalam pencurian, "li'an", dimana seorang suami menuduh Isterinya
memakan harta anak yatim (diluar haknya). berbuat zina, yang dikuatkan dengan sumpah
Sanksinya adalah neraka (an-Nisa': 10). Makan empat kali dan pada kali kelima ia mengatakan
riba adalah pula suatu tindakan kriminal yang :"bahwa laknat Allah kepadanya jika laberbuat
akan mendapat sanksi dari Allah (al-Baqarah : dusta". Pada saat itu, isterinya dapatdikenakan
275-276). Jual bell yang mengurangi takaran had zina, karena ia (seolah-olah) sudah
®Lihat Ibnu Rusyd, op cit., him 106
" Muhammad Ali as-Sayis, TafsirAyat at-Ahkam Muqarrar 11 ai-Sanat ats-Tsalitsat, Muhammad Abi
Shabih wa Auladuhu (Mesir: Kairo, 1953M/1373 H), him 126.

268 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:262 - 274


Prasetyo. Pidana Dalam Hukum Islam Dan Perbandingan...

berzina. Untuk membebaskan diri dari had Maka baginya diberi kesempatan untuk
zina, si isteripun melakukan pembelaan bertobat. Jika ia tidak mau bertobat, maka
dengan mengucapkan sumpahempat kali sanksi hukumnya adaiah dibunuh, mereka
yang menyatakan kedustaan suaminya dan tidak dipotong kaki dan tangan dan tidak
padakali yang kelima iamenyebutkan: "bahwa dibuang^^ (al-Baqarah: 217).
Allah marah kepadanya, jlka ia (suami)
termasuk orang yang benar". "Dengan 8. MInum khamar
demlkian si isteripun teriepas dari had zina, Minum khamar adaiah suatu tindakan
sebagaimana suami teriepas dari had zina pidana. Peminumnya berbuat dosa. Ai-Qur'an
karena //'an."" {an-Nur :6-9). tidak menegaskan sanksi hukumnya. Sanksi
hukumnya dijeiaskan hadits berupa had, yang
5. Pengacauan dan perusuhan dijeiaskan penguasa (ai-Maidah : 90-91).
Bagi yang melakukan kekacauan dan
kerusuhan, dipilah-pilah kepada beberapa 9. Keengganan meiaksanakan hukum
bentuk tindak pidana, maka berbeda-beda Allah
pula sanksi hukumnya. Bagi si pembunuh Keengganan meiaksanakan aturan
sanksinya hukuman bunuh (qishash). Jlka ia hukum yang teiah ditetapkan Allah adaiah
membunuh dan mengambil hartanya maka merupakan suatu perbuatan pidana, karena
sanksinya hukuman salib. Jlka mengambil harta sifat ketidakpatuhan pada diri makhiuk-Nya,
saja, sanksi hukumannya dipotong kaki dan sehingga Allah menetapkan mereka sebagal
tangan secaraberiawanan. Jika iamengganggu orang yang kufur, orang yang dialim dan orang
di jaianan (ikhafah al-sabil), maka sanksinya yang fasiq. Mereka pada hakekatnya disiksa
dibuangJ2 pelaksanaan sanksi dilakukan
karena kekufurannya (ai-Maidah: 44), disiksa
penguasa (ai-Maidah: 33-34). karena kedlaiimannya (ai-Maidah : 45) dan
disiksa karena kefasiqkannya (ai-Maidah: 47).
6. Pemberontakan

Jlka ada kelompok yang memberontak atau 10.Pelanggaran terhadap aturan-aturan


memusuhi sesama musiim, maka disuruh ibadat dan mu'amalat yang
perangi, sehingga takiuk dan berdamaiiah dan mengharuskan si pelanggar
berbuat adil. Perbuatan permusuhan itu dilarang membayar kafarah ataupun fidyah.
Allah dan dimasukkan ke daiam al-baghyu Bagi yang meianggar sumpah, maka
(lihat ai-Hujurat; 9 dan an-Nahl; 90). sanksinya berupa kafarah dengan memberi
makan sepuiuh orang miskin, atau memberi
7. Kemurtadan
pakaian atau memerdekakan budak atau
Riddah adaiah keluar dari agama Islam. berpuasatiga hari. Peiaksanaannya dilakukan

"/b/d.. h.141.
Ibnu al-'Araby, op.clt., him 106
"/b/d.,him .93.

269
sendiri oleh si pelanggar (al-Maidah : 89). ditata sedemikian rupa sehingga setiap
Bag] merekayangterkepung, maka ia harus perbuatan jahat yang dianggap menganggu
membayar fidyahnya dengan menyembelih dam ketertiban dan tatanan keadilan itu diancam
danbag! mereka yangsakit atau ada gangguan secara tegasoleh sistem sanksi yang keras
di kepala, maka sanksinya dengan berfidyah dan terhadap korban dari perbuatan jahat
yaitu berpuasa ataubersedeqah atau berkorban. itu diberikan sedemikian rupa sehingga
Apabila melakukan hajji tamattu', maka wajib kepentlngannya sangat diperhatikan.
memberikan fidyah dengan menyembelih dam 3. Secarahistoris, penentuan bentuk dan berat
atau berpuasa tiga hari di tanah haram dan ringannya pidana dalam al-Qur'an maupun
tujuh hari manakala sudah berada di kampung al-Sunnah, mencerminkan kebijaksanaan
halaman (al-Baqarah : 196). legislatif yang maju dan berkembang serta
semakin memperhatikan prinsip-prinsip
asasi akan rasa keadilan dan kemanusiaan
Perbandingan Pidana Islam dengan
dalam masyarakat sedangkan dalam
Hukum Nasional
hukum nasional kurang mencerminkan
Mengenai gagasan dasaryang dikandung kebijaksanaan karena tidak dikenal unsur
oleh sistem pidana dan pemidanaan dalam pemaaf. Hal itu terlihat dalam kenyataan
tradisi Islam dan Pidana Nasional, antara Iain, bahwa bentuk-bentuk dan kadar ancaman
pengkajian yang dilakukan dalam tulisan ini pidana dalam tradisi Islam itu, sedemikian
menemukan hal-hal sebagai berikut: apabila dibandingkan dengan tradisi
1. Sistem Hukum Islam, tidak membedakan pidana sebelum Islam." Sebagian dari
secara tegas antara konsep hukum bentuk-bentuk dan kadarancaman pidana
perdata dan hukum pidana sedangkan Islam itu merupakan penyederhanaan dan
dalam Hukum nasional dibedakan secara penghalusan terhadap tradisi hukum
jelas. Hal ini terutama terlihat dalam pidana YahudI dan Nasrani maupun
konsep hukum Islam mengenai sanksi praktik masyarakat Arab Jahiliyah. Dalam
qishash dan diyat yang memberikan tradisi hukum Islam, prinsip yang bersifat
kepada pihak korban hak untuk menuntut meringankan beban itu disebut dengan
penjatuhan pidana kepada pelaku; prinsip adam al-kharaj (peniadaan
2. Dalam sistem pidana islam, kepentingan kesulitan). Prinsip ini berkaitan dengan
korban sangat diperhatikan dan karena Itu prinsip al-tadrij fi al-tasyri' (pembebanan
ancaman yang diberikan kepada setiap secara berangsur-angsur), dan prinsip
pelaku kejahatan bersifat sangat tegas taqlil al-takalif (pembebanan sediklt demi
dalam hukum nasional sanksi hukumannya sedikit);
tidak begitu berat. Jaminan ketertiban Olehkarena itu, setiap usaha yangbersifat
hukum dan keadilan dalam masyarakat legislatif dalam rangka merumuskan
" Padaumumnya, tradisi pidana sebelum Islam bersifat sangat keras danberorientasi kepada pembalasan
terhadap setiap tlngkah laku yang dianggap menyimpang darl keharusan umum. Bahkan untuk sebagian, dapat
dikatakan bahwa tradisi hukum pidana sebelum Islam lebih mencerminkan kepentingan eiite daripadabanyak,
Lihat, dalam Jimly Ash-Shiddiqie, Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia (Bandung: Angkasa, 1995), him. 53.

270 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:262 - 274


Prasetyo. Pidana Dalam Hukum Islam Dan Perbandingan...

bentuk-bentuk pidana dari sumber hukum diancam terhadap jenis-jenis kejahatan


pidana Islam, terutama di zaman modern demikian, sepanjang tidak bertentangan
sekarang ini, haruslah juga mempertlmbang- dengan gagasan dasar sistem pidana Is
-kan prinsip - prinsip yang bersifat semakin lam, dapat diterima sebagai bagian dari
meringankan beban subjek hukum. gagasan Islam itu sendiii.
Dalam rangka memenuhl tuntutan per- Tradisi penerapan pidana Islam dalam
kembangan kebutuhan masyarakat modem konteks kebljaksanaan yudikatif, memberikan
dewasa ini, bentuk-bentuk tradisional pidana wewenang yang luas kepada hakim untuk
Islam itu sendirl yang merupakan produk menentukan berbagai kemungklnan
darl usaha memahami petunjuk Tuhan pengembangan bentuk-bentuk pidana Islam
dalam al-Qur'an dan teladan yang itu. Atas prakarsa hakim, bentuk-bentuk
dipraktikkan Nabi melaiul hadlst-hadisnya, pidana Islam itu dapat dikembangkan
perlu dikembangkan lebih lanjut sesuai sedemikian rupa untuk memenuhi tuntutan
dengan kebutuhan menurut ruang dan kebutuhan masyarakat, baik mengenai
waktu. Artinya untuk kebutuhan-kebutuhan kadar beratringannya maupun pidananya
bersifat lokal dan aktual dalam masyarakat itu sendiri.
Indonesia dewasa ini, bentuk-bentuk Ada relevansi secara asasi dalam bidang
pidana Islam Itu sendiri dapat dikembang asas-asas antara hukum pidana Islam
kan lebih lanjut dengan melihat gagasan dengan yang selama ini dianut dalam KUHP,'®
dasar yang dlkandungnya dan dengan antara lain;
mempertlmbanghkan sifat-sifat kebutuh 1. Asas Legalitas
an masyarakat Indonesia secaranaslonal. Yang dimaksud dengan asas legalitas
Peluang religius untuk pengembangan itu, adalah asas yang menyatakan bahwa
pada dasarnya sangat terbuka, terutama tidak ada pelanggaran dan tidak ada
karena adanya prinsip inovasi yang hukuman sebelum ada undang-undang
dikembangkan dalam konsep ta'zier. yang mengaturnya. Asas ini didasarkan
Dengan adanya pidana ta'zier itu maka; pada al-Qur'an (QS. 17; 15), dihubungan
Bentuk-bentuk pidana yang ditetapkan dengan anak kalimat dalam {QS. 6:19),
maupun soal berat ringannya pidana itu, yangberbunyi ..."Al-Qur'an inidiwahyukan
sejauh mengenai ancaman pidana kepadaku, agar (dengannya) aku dapat
terhadap bentuk-bentuk kejahatan yang menyampaikan peringatan (dalam bentuk
belum diterangkan di dalam al-Qur'an dan aturan dan ancaman hukuman) kepadamu
al-Hadis, dapat dikembangkan dengan Asas legalitas ini telah ada dalam
melihat kepada efektifitas pidana itu hukum Islam sejak al-Qur'an dlturunkan.
senditri dalam rangka mencapai tujuan 2. Asas Larangan Memlndahkan Kesalahan
yang diharapkan sistem hukum Islam. pada Orang lain
Karena itu, bentuk pidana apa pun yang Asas ini terdapat didalam berbagai surat

Mohammad DaudAli, Hukum Islam, Penganlar llmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia,
(cet.V) (Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 1996), hlm.117.

271
dan ayatAl-Qur'an (QS. 6:164), (QS. 35: perjanjian damal dengan Negara-
18). (QS. 39:7), (QS. 53 :38), (QS. 74; negara Islam. Arah dan semangat
38) misalnya dinyatakan bahwa setiap ajaran islam bukan kepada perang,
jiwa terikat pada apa yang dia kerjakan, melainkan kepada damal.
dan setiap orang tidak memikul dosa atau Para ulama Islam terdapat tiga macam
kesalahan yang diperbuat oleh orang lain pendapat tentang masalah ini, yaitu: teori
(QS. 74; 38). Di bagian (QS. 6:164) Aliah dari Imam Abu Hanifah; teori dari Imam
Menyatakan bahwa setiap pribadi yang AbuYusu; dan teori dari Imam Malik, Iman
melakukan sesuatu kejahatan akan Syafi'i, dan Imam Ahmad,
menerima balasan kejahatan yang imam Abu Hanifah menyatakan bahwa
dilakukannya. In! berarti bahwa tidak boleh aturan pidana itu hanya berlaku secara
sekali-kall beban (dosa) seseorang penuh untuk wilayah-wilayah negeri
dijadlkan beban (dosa) orang lain, ha! itu muslim. Di luar negeri muslim, aturan tadi
karena tanggung jawab pidana itu indi tidak berlaku lagi, kecuall kejahatan-
vidual sifatnya, kesalahan seseorang tidak kejahatan yang berkaitan dengan hak
dapat dipindahkan kepada orang lain. perseorangan (haqq al-adamiy). Teori ini
3. Asas Praduga Tak bersalah mirip dengan teori teritorialitas.
Dari ayat-ayat yang menjadi sumber asas Imam Abu Yusuf berpendapat bahwa
legalitas dan asas tidak boleh memindahkan sekalipun di luar wilayah Negara muslim,
kesalahan kepada orang lain tersebut diatas, aturan itu tidak berlaku. Akan tetapi, setiap
dapat ditarik juga asas praduga tidak yang dilarang tetap haram dilakukan,
bersalah. Seseorang yang dituduh sekalipun tidak dapat dijatuhi hukuman.
melakukan sesuatu kejahatan harus Teori ini mirip dengan teori nasionalitas.
dianggap tidak bersalah sebelum hakim SedangkanImam Malik, Imam Syafi'i, dan
dengan bukti-bukti yang meyakinkan Imam Ahmad berpendapat bahwa aturan-
menyatakan dengan tegaskesalahannya itu. aturan pidana itu tidak terikat oleh wilayah,
4. Lingkungan Berlakunya Aturan Pidana melainkan terikat oleh suyekhukum. JadI,
Secara teoritis, ajaran Islam itu untuk setiap muslim tidak boleh melakukan hai-
seluruh dunia. Akan tetapi, secara praktis hal yang dilarang dan atau meninggalkan
sesuaidengan kenyataan-kenyataan yang hal-hal yang diwajibkan. Teori ini mirip
ada, tidak demikian. dengan teori internasionalitas.
Para ulama dahuiu membagi dunia ini
menjadi tiga klasifikasi:^^
Perspektif Masuknya Unsur Pidana
a. Negara-negara Islam;
Islam dalam Hukum Pidana Nasional
b. Negara-negara yang berperang
dengan Negara Islam; dan Ada beberapa reievansi yang begitu
0. Negara-negara yang mengadakan sinergik antara hukum pidana Islam dengan

A. Djazuli, Fiqh Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam islam) (Jakarta: Raja Graflndo
Persada, 1997), him 9.

272 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:262 - 274


Prasetyo. Pidana Dalam Hukum Islam Dan Perbandingan...

sistem kehidupan masyarakat Indonesia, 3. Surat-surat yang terdapat di dalamnya ayat


sehingga ha! itu merupakan nilai tambah {edit pidana adalah pada surat-surat al-
value) bag] kontribusi hukum pidana Islam Baqarah 3 ayat, an-Nisa' 5 ayat, al-An'am
dalam rangka pembentukan KUHP Modern 1 ayat, al-Maidah 5 ayat, at-Taubah 9ayat,
di Indonesia, balk menurut tinjauan teori an-Nah! 1 ayat, al-lsra' 3ayat,asy-Syu'ara
pemidanaan modern, tinjauan sosiologis 2 ayat, al-Hujurat 1 ayat, Yunus 2 ayat dan
maupun tinjauan yuridis dan filosofis. asy-Syura2ayat.
Secara filosofis, tradlsi pidana dari sumber 4. Tindakan-tindakan pidana yang dikenakan
fiqh Islam yang akrab di kalangan mayoritas sanksi pidana adalah pembunuhan,
pendudukan Indonesia, mempunyai landasan pencurian, perzinaan, tuduhan perzinahan,
filosofis yang kuat untuk dijadikan sumber bagi perusuhan dan pengaoauan, pemberonta-
usaha pembaharuan hukum pidana nasional. kan, kemurtadan, minum khamar, ke-
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila engganan melaksanakan hukum Allah
yang merupakan sila pertama, utama dan dan pelanggaran terhadap aturan Allah
menyinari serta mengayomi keempat sila-slla yang mengharuskan membayar kafarat
lainnya, sangat memungkinkan dikembangkan dan fidyah.
sistem hukum yang religius. Karena itu 5. Bentuk-bentuk sanksi hukum pidana
sumber-sumber yang bersifat religius, seperti adalah al-hudud, al-qishash, al-ta'zir,
hukum Pidan Islam, sangat relevan untuk digali kafarat dan fidyah.
dalam rangka pembentukan KUHP baru. 6. Orang yang tierwenang melaksanakan
Demiklan pula secara yuridis kcnstitusional, sanksi pidana adalah Allah, hakim
tidak ada larangan untuk menjadikan tradisi (penguasa) danpribadi yang bersangkutan.
pidana Islam itu sebagai sumber pembentukan 7. Qishash adalahsuatu hukuman yanglebih
KUHP Nasional. Bahkan dalam konstitusi bersifat keadilan dan persamaan, bukan
Republik Indonesia, yaitu UUD1945, keberadaan balas dendam.
agama dan Ketuhanan Yang Maha Esa dijunjung 8. Sistem pidana dan pemidanaan dalam
tinggi dalam hukum dan peradilan di Indonesia tradisi Islam dan Pidana Positif di Indone
sia, mengenai Sistem Hukum, ancaman
yang diberikan kepada setiap pelaku
SImpulan kejahalan bersifat sangat tegas dalam hukum
Dari beberapa uraian di atas, maka kita nasional sanksi hukumannya tidak begitu
dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berat, dalam Pidana Islam memperhatikan
berikut: prinslp-frinsip asasi akan rasa keadilan dan
1. Dalam al-Qur'an ditemukan banyak ayat kemanusiaan dalam masyarakat sedangkan
yang berkaitan dengan masaiah pidana. dalam hukum nasional kurang mencermin-
2. Tujuan dari diturunkannya ayat pidana itu kan kebljak-sanaan karena tidak dikenal unsur
antara lain, untuk memelihara agama, pemaaf.
kehormatan diri manusia, mellndungi akal,
melindungi harta manusia, memelihara
jiwa dan ketenteraman umum.

273
Daftar Pustaka Grafindo Persada, 1996.
al-Araby, Ibnu, Ahkam al-Qur'an, Bagian Djazuli, A., FiqhJinayah (Upaya l\^enanggulangi
Kedua, Beirut: Dar al-Kutub al-IImiyah, Kejahatan dalam Islam), Jakarta: Raja
cat. 1,1988 M/1404H.
Grafindo Persada, 199^
al-Ghazali, Muhammad, Nahwa Tafsir al- Praja, Juhaya S, Fiqh Jinayah Hukum Pidana
Maudlu'iy Suwar al-Qur'an al-Karim, Islam, PengantarSeminar Kuliah Pro
cet. I, Kairo: Dar al-Syurug, 1995 Ml gram Pasoa Sarjana llmu Hukum
1416 H.
Bidang Studi Hukum Pidana, Bandung:
al-Qardlawy, Yusuf, Al-Khashaish al-'Ammah Universitas Islam Bandung, 2000.
lial-lslam, cet II, Beirut: Muassasah al- Rasyid, Daud, Islam Dalam Berbagai Dimensi,
Risalah, 1983 M/1404 H. Jakarta: Gema Insani Press, 1998.
Apeldoom, LJ. Van, Pengantar llmu Hukum, terj. Rusyd, Ibnu, Bidayat al-Mijtahid wa Nihayatal-
Inlejding Tot de Studie van Met Neder- Muqtashid, juz II, cet. Ill, Singapura:
landsche Rechtoleh Sadino Urid, cet. XXV, Sulaiman Marly, t.t.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1993. Shiddiqie, Jimly Ash-, Pembaharuan Hukum
as-Sayis, Muhammad All, TafsirAyatal-Ahkam Pidana Indonesia, Bandung: Angkasa,
1995.
Muqarrar H al-Sanat ats-Tsalitsat,
Muhammad Abi Shabih wa Auladuhu, Syaltut, Mahmud, Al-lslam 'Aqidatun wa
Mesir: Kairo, 1953 M/1373 H. Syari'atun, cet. Ill, Cairo: Daral-Qalam,
Daud Ali, Mohammad, Hukum Islam, Pengantar 1996.

llmu Hukum dan Tata Hukum Islam di


Syhab, M. Quraisy, Membumlkan al-Quran,
Indonesia, {cet.V), Jakarta: PT Raja Bandung: Mizan, 1992.

274 JURNAL HUKUM. NO. 30 VOL 12 SEPTEMBER 2005:262 - 274

Anda mungkin juga menyukai