Nama Anggota:
1.Latifa Rizqi Khasanah (202140050)
2.Sri Kartini (202140094)
Jinayah
Jinayah dalam hukum Islam diartikan sebagai tindak pidana (delik jarimah) yang berarti
perbuatan-perbuatan yang dilarang Syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman hudud,
qisahash, diyat, atau ta’zir.
Secara terminologi, kata jinayah memiliki pengertian sebagaimana diungkapkan Imam al-
Mawardi yakni “jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Syara’ yang diancam
oleh Allah dengan hukuman hadd atau ta’zir”. Dalam istilah lain, jarimah disebut juga jinayah.
Menurut Abdul Qadir Audah pengertian jinayah adalah suatu istilah untuk perbuatan yang
dilarang oleh Syara’, baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta, dan lainnya”. (Lubis dan
Ritonga, 2016: 2).
Sehingga dapat diberikan pengertian jinayah adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh Syara'
dan diancam oleh Allah dengan hukuman.
Adapun jinayah menurut bahasa (etimologi) adalah nama bagi hasil perbuatan
seseorang yang buruk dan apa yang diusahakan. Sedangkan jinayah menurut
istilah (terminologi) adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh syara' baik
perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta atau lainnya.
Qishash
Berdasarkan kamus munawir
secara literal qishash adalah turunan dari kata qashsha yang berarti
menggunting, mendekati, menceritakan, mengikuti (jejak), dan
membalas.
kata jarimah berasal dari kata jarama kemudian bentuk masdarnya adalah
jaramatan yang artinya perbuatan dosa, perbuatan salah, atau kejahatan.
Pengertian jarimah tersebut tidak berbeda dengan pengertian tindak
pidana, (peristiwa pidana, delik) dalam hukum pidana positif.
Tujuan pemidanaan sebagai perbaikan dan
pendidikan
tujuan pemidanaan dalam buku-1 RUU KUHP. Pasal 51 51 buku-1 RUU KUHP
tahun 2005 menyatakan bahwa :