Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 7

Nama Anggota:
1.Latifa Rizqi Khasanah (202140050)
2.Sri Kartini (202140094)
Jinayah
Jinayah dalam hukum Islam diartikan sebagai tindak pidana (delik jarimah) yang berarti
perbuatan-perbuatan yang dilarang Syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman hudud,
qisahash, diyat, atau ta’zir.

Secara terminologi, kata jinayah memiliki pengertian sebagaimana diungkapkan Imam al-
Mawardi yakni “jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Syara’ yang diancam
oleh Allah dengan hukuman hadd atau ta’zir”. Dalam istilah lain, jarimah disebut juga jinayah.
Menurut Abdul Qadir Audah pengertian jinayah adalah suatu istilah untuk perbuatan yang
dilarang oleh Syara’, baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta, dan lainnya”. (Lubis dan
Ritonga, 2016: 2).

Sehingga dapat diberikan pengertian jinayah adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh Syara'
dan diancam oleh Allah dengan hukuman.
Adapun jinayah menurut bahasa (etimologi) adalah nama bagi hasil perbuatan
seseorang yang buruk dan apa yang diusahakan. Sedangkan jinayah menurut
istilah (terminologi) adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh syara' baik
perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta atau lainnya.
Qishash
Berdasarkan kamus munawir
secara literal qishash adalah turunan dari kata qashsha yang berarti
menggunting, mendekati, menceritakan, mengikuti (jejak), dan
membalas.

Menurut ibnu manzur dalam lisan al-arab

qishash adalah suatu hukuman yang ditetapkan dengan cara


mengikuti bentuk tindak pidana yang dilakukan seperti membunuh
dibalas dengan membunuh. (Lubis dan Ritonga, 2016: 2-3).
diyat
Kata diyat secara etimologi berasal dari kata wada-yadi-
wadayan-diyatan yang berarti mengalir. Akan tetapi, jika
yang digunakan adalah kata ashdar (diyat) berarti
membayar harta tebusan yang diberikan kepada korban
atau walinya dengan sebab tindak pidana penganiayaan
(jinayat). (Lubis dan Ritonga, 2016: 3).
hudud
Kata hudud merupakan kata jamak (plural) dari kata hadd yang berati batas. Secara
etimologis, hudud berarti larangan. Adapun secara terminologis, hudud adalah hukuman
yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di dalam Al-Quran atau hadis. Hukuman hudud
ini adalah hak Allah, yang tidak boleh ditukar atau diganti hukumannya dan tidak boleh
diubah. Hukuman hudud tidak boleh dimaafkan oleh siapa pun. Mereka yang melanggar
aturan-aturan hukum Allah, yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah/Rasul-Nya yang
disebutkan di dalam Al-Quran/hadis adalah termasuk dalam golongan orang-orang yang
zalim. (Lubis dan Ritonga, 2016: 3-4).
jarimah
Menurut Bahasa

kata jarimah berasal dari kata jarama kemudian bentuk masdarnya adalah
jaramatan yang artinya perbuatan dosa, perbuatan salah, atau kejahatan.
Pengertian jarimah tersebut tidak berbeda dengan pengertian tindak
pidana, (peristiwa pidana, delik) dalam hukum pidana positif.
Tujuan pemidanaan sebagai perbaikan dan
pendidikan
tujuan pemidanaan dalam buku-1 RUU KUHP. Pasal 51 51 buku-1 RUU KUHP
tahun 2005 menyatakan bahwa :

Pemidanaan bertujuanMencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan


norma hukum demi pengayoman masyarakat
Memasyarakatatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadi
orang yang baik dan berguna

Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan


keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam memasyarakatkan,
dan :Membebaskan rasa bersalah pada terpidanaPemidanaan tidak dimaksudkan
untuk merendahkan martabat manusia .
3 macam tindakan pidana
Di kalangan fukaha ada yang berpendapat bahwa dikenal tiga macam tindak pidana, bila
ditinjau dari segi hukumnya, yaitu jarimah hudud, jarimah qishash atau diyat dan jarimah
ta’zir. Namun ada juga yang menggolongkan empat macam yaitu ‘uqabat itu dalam bentuk:

sanksi hukum yang tertentu dan


Al-Hudud, mutlak yang menjadi hak Allah, yang
tidak dapat diubah oleh siapa pun.

Al-Qishash dan al-Diyat. Al-Qishash adalah sangsi hukuman pembalasan seimbang,


seperti membunuh terhadap si pembunuh. Al-Diyat adalah
sanksi hukuman dalam bentuk ganti rugi. Sangsi hukum al-
qishash dan al-Diyat adalah merupakan sanksi hukum
perpaduan antara hak Allah dan hak manusia.

sanksi hukum yang diserah kepada keputusan hakim


Al-ta’zir atau pihak berwenang yang berkompeten
melaksanakan hukuman itu, seperti memenjarakan ,
mengasingkan dan lain-lain.
Hikmah
● Namun tidak semua aturan hukum jinayah yang
● mencegah dan mengancam, hukum Islam juga
disebutkan tujuan hukumannya, untuk itu
bermaksud untuk memperbaiki pelaku
diberikan kesempatan kepada manusia untuk
jarimah dengan menyuruhnya bertobat dan
menggali hikmahnya kenapa suatu perbuatan
mendidiknya agar konsisten dengan tobatnya,
jarimah diberi hukuman. A. Hanafi berpendapat
yaitu menghentikan perbuatan jahat dan
bahwa tujuan hukuman itu ada empat yaitu al-
menggantinya dengan perbuatan baik (amal
radd (mencegah), al-zajr (mengancam) al-
shaleh) sehingga betul-betul terbentuk
islah(memperbaiki), dan al-tahzib (mendidik)
pribadi yang taat pada ketentuan agama.
Mencegah dan mengancam artinya menahan
pelaku kajahatan agar jera, tidak mengulangi
atau tidak terus menerus berbuat kejahatan dan
agar orang lain tidak melakukan jarimah yang
sama
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tujuan hukuman menurut
hukum Islam adalah menciptakan kemaslahatan, menegakkan supremasi
hukum dan keadilan bagi manusia serta menjauhkan dari mafsadat yang
akan merugikan dirinya dan orang lain.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai