Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 4

1. 1. Ibnu fathur rahman


2. 2102030011
3. 2. Hervina Damayanti
4. 2102030010
HUKUMAN DALAM FIQH JINAYAH
Islam menaruh perhatian yang sangat besar dalam memberikan perlindungan
terhadap hak-hak setiap muslim yang menyangkut jiwa, harta dan kehormatan,
baik yang menyangkut hak Allah Swt, maupun hak manusia akan memberikan
dampak hukum bagi pelakunya. Para ulama kontemporer menggunakan istilah
Fiqh jinayah sebagai salah satu bidang ilmu fiqh yang membahas persoalan
tindak pidana beserta hukumnya. Dengan menganalisis definisi fiqh diatas, dapat
disimpulkan bahwa fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syariah yang bersifat
praktis dan merupakan hasil analisis seorang mujtahid terhadap dalil-dalil yang
terperinci, baik yang terdapat dalam Al-qur’an maupun hadist.
 Definisi Pengertian Hukuman

Hukuman secara etimologi berarti sanksi atau dapat pula dikatakan balasan atas suatu kejahatan/pelanggaran,
yang dalam bahasa Arab disebut “uqubah”. Lafadz uqubah menurut bahasa berasal dari kata “aqoba”, yang
memiliki sinonim: “aqobahu bidzanbihi au ala dzanbihi”, yang mengandung arti menghukum, atau dalam sinonim
lain: akhodzahu bidzanbihi, yang artinya menghukum atas kesalahannya.
dalam bahasa Indonesia hukuman berarti siksaan atau pembalasan kejahatan (kesalahan dosa). Yang dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa hukuman adalah siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada
orang yang melanggar undang-undang dan lain sebagainya (yang bersifat mengikat dan memaksa). Secara istilah,
dalam hukum pidana Islam disebutkan, hukuman adalah seperti didefinisikan oleh Abdul Qodir Audah sebagai
berikut: “Hukuman adalah pembalasan yang ditetapkan untuk memlihara kepentingan masyarakat, karena adanya
pelanggaran atas ketentuan-ketentuan syara.
Selanjutnya dalam ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa hukuman
adalah sanksi yang diatur dengan undang-undang atau reglemen terhadap
pelanggaran-pelanggaran norma hukum tertentu. Dalam KUHP termuat berbagai
macam hukuman yang bersifat pidana. Yang hukuman-hukuman itu terbagi atas
hukuman pokok dan hukuman tambahan
 TUJUAN HUKUMAN

Esensi dari pemberian hukuman bagi pelaku suatu jarimah menurut Islam adalah pe
pencegahan serta balasan (ar-rad-u wazzajru) dan kedua, adalah perbaikan serta pengajar
islah wat-tajdzib). Dengan tujuan tersebut, pelaku jarimah (terpidana) tidak mengulangi per
jeleknya.

Di samping itu juga merupakan tindakan preventif bagi orang lain untuk tidak melakukan ha
sama. Selain mencegah dan menakut-nakuti, syari’at Islam tidak lupa memberikan pe
terhadap pelaku jarimah (terpidana).

Selain itu diharapkan juga dengan adanya hukuman ini dapat membentuk masyarakat yan
dan yang dikuasai oleh rasa saling menghormati dan mencintai antara sesama anggotanya d
mengetahui batas-batas hak dan kewajiban masing-masing.
hukuman dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan, sebagai berikut:
1. Untuk memelihara masyarakat (prevensi umum). Menyelamatkan masyarakat dari
perbuatannya. Pelaku sendiri sebenarnya bagian dari masyarakat, tetapi demi
kebaikan masyarakat yang banyak, maka kepentingan perseorangan dapat
dikorbankan.

2. Sebagai upaya pencegahan atau preventif khusus bagi pelaku. Apabila seseorang
melakukan tindak pidana, dia akan menerima balasan yang sesuai dengan perbuatannya.

3. Sebagai upaya pendidikan dan pengajaran (ta’dib dan tahdzib). Hukuman bagi
pelaku pada dasarnya juga sebagai upaya mendidiknya agar menjadi orang baik dan
anggota masyarakat yang baik

4. Hukuman sebagai balasan atas perbuatan. Pelaku jarimah terpidana) akan


mendapatkan balasan atas perbuatan yang dilakukannya.
 dalam hukum Islam tujuan dari adanya hukuman adalah untuk menjaga jiwa setiap manusia, seperti
hukuman qishos lahir sebagai upaya menjaga kehidupan, dengan adanya hukuman pembalasan yang
seimbang diharapkan agar menjadi alat pencegahan (preventif) terhadapmorang yang akan melakukan
kejahatan.

 Sementara dalam hukum positif tujuan hukuman atau lebih dikenaldengan tujuan pidana, diantaranya
adalah pembalasan (revenge) atau untuk tujuan memuaskan pihak yang dendam baik masyarakat sendiri
maupun pihak yang dirugikan atau menjadi korban kejahatan. Lalu dibedakan antara prevensi umum dan
prevensi khusus. Prevensi umum menghendaki agar orang-orang pada umumnya tidak melakukan delik.

 Sementara prevensi khusus yang dianut oleh Van Hamel (Belanda) dan Von Liszt (Jerman) mengatakan
bahwa tujuan prevensi khusus ialah mencegah niat buruk pelaku (dader) bertujuan mencegah pelanggar
mengulangi perbuatannya atau mencegah bakal pelanggar melaksanakan perbuatan jahat yang
direncanakan.
dalam rancangan KUHP nasional, telah diatur tentang tujuan penjatuhan pidana, yaitu :

• 1. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi pengayoman
masyarakat.
2. Mengadakan koreksi terhadap terpidana dan dengan demikian menjadikannya orang yang
baik dan berguna, serta mampu untuk hidup bermasyarakat.
3. Menyelesaikan konflik yang ditiimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan
mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.
4. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana (Pasal 3.01.01 ayat (1). Dalam ayat 2 pasal itu
dikatakan bahwa pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan
merendahkan martabat manusia.
 Dalam hukum pidana Islam setiap kejahatan atau jarimah telah mempunyai ketetapan hukumnya
masing-masing. Seringkali terjadi permasalahan manakala terdapat seseorang yang melakukan
beberapa jarimah atau jarimah ganda. Hukuman mana yang akan dijatuhkan bila terjadi jarimah
ganda, apakah satu jenis hukuman atau seluruh hukuman. Concursus atau gabungan tindak pidana
dalam Fiqh Jinayah disebut dengan istilah ta’addud al-jara’im (perbarengan tindak pidana). Adapun
gabungan tindak pidana (concursus) menurut Ahmad Hanafi adalah seseorang yang memperbuat
beberapa macam jarimah dimana masing-masingnya belum mendapatkan putusan khir. Menurut
Abdul Qodir Audah, gabungan tindak pidana dikatakan ada ketika seseorang melakukan beberapa
macam tindak pidana yang berbeda dimana dari masing-masing perbuatan tersebut belum
mendapatkan putusan akhir dari seorang hakim. Jadi menurut beberapa pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa gabungan tindak pidana (concursus) adalah beberapa macam tindak pidana yang
dilakukan oleh seseorang yang mana setiap perbuatan yang dilakukan tersebut pelakunya belum
mendapatkan vonis.
Pelaksanaan Hukuman

Tujuannya adalah untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang yang melihat pelaksanaan
hukuman cambuk, sehingga orang-orang Menurut konsep hukum pidana Islam, ada beberapa
kriteria tindak pidana yang diancam dengan hukuman cambuk yang terakumulasi dari beberapa
bentuk tindak pidana hudud dan ta’zir, yaitu: qazaf, zina, khamar, khalwat, maisir (judi), saksi
palsu dan lain-lain. Hukuman untuk tindak pidana tersebut adalah cambuk, yang jumlah
bilanganya tergantung kepada masing-masing kejahatannya. Mekanisme pelaksanaan hukuman
cambuk menurut konsep hukum pidana Islam adalah di tempat terbuka, yang dapat dilihat oleh
khalayak ramai. Tujuan pelaksanaan hukuman cambuk di tempat-tempat umum adalah untuk
tercapainya tujuan dari pelaksanaan hukuman itu sendiri. Adapun tujuannya adalah untuk
memberi rasa malu kepada pelakunya,
kesimpulan
 Hukuman adalah siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada orang yang melanggar
undang-undang dan lain sebagainya (yang bersifat mengikat dan memaksa). Secara istilah,
dalam hukum pidana Islam disebutkan, hukuman adalah seperti didefinisikan oleh Abdul
Qodir Audah sebagai berikut: “Hukuman adalah pembalasan yang ditetapkan untuk
memlihara kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan
syara”. Esensi dari pemberian hukuman bagi pelaku suatu jarimah menurut Islam adalah
pertama, pencegahan serta balasan (ar-rad-u wazzajru) dan kedua, adalah perbaikan serta
pengajaran (al-islah wat-tajdzib). Dengan tujuan tersebut, pelaku jarimah (terpidana) tidak
mengulangi perbuatan jeleknya. Dalam hukum pidana Islam setiap kejahatan atau jarimah
telah mempunyai ketetapan hukumnya masing-masing. Seringkali terjadi permasalahan
manakala terdapat seseorang yang melakukan beberapa jarimah atau jarimah ganda.
Hukuman mana yang akan dijatuhkan bila terjadi jarimah ganda, apakah satu jenis hukuman
atau seluruh hukuman. Adapuan gabungan tindak pidana (concursus) adalah beberapa
macam tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang mana setiap perbuatan yang
dilakukan tersebut pelakunya belum mendapatkan vonis.
Thank you para
audiens
semoga hari harimu
menyenangkan

Anda mungkin juga menyukai