A. Pendahuluan
diperlukan adanya modal atau investasi yang besar. Secara umum investasi
atau penanaman modal dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
oleh orang pribadi (natural person) ataupun badan hukum (juridical person)
yang berbentuk uang tunai (cash money), peralatan, aset tidak bergerak, hak
dari sektor pemerintah maupun dari sektor swasta. Karena dana yang
sedangkan di satu sisi dana yang dimiliki pemerintah relatif terbatas, kegiatan
1
Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Sinar
Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 1.
pemerintah. Sebagaimana dimaksud Pasal 33 ayat (4) Undang Undang Dasar
nasional.
kesempatan bagi para pemilik modal, baik pemilik modal dalam negeri maupun
modal baik domestik maupun asing juga memberikan sejumlah manfaat bagi
dapat menciptakan tuntutan bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku,
2
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi Pembahasan Dilengkapi dengan Undang-Undang
No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Nuansa Aulia, Bandung, 2007, hlm. 24.
Adapun pendapat terkait definisi investasi yang dikemukakan oleh
dibandingkan dengan Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Cina.4 Oleh karena itu,
kendala - kendala yang dihadapi investor asing juga berkaitan dengan beberapa
demonstrasi para buruh yang mengarah pada anarkisme, investor asing menjadi
3
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta,
2008, hlm. 33.
4
Hikmahanto Juwana, Perlindungan Investasi Asing, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2009, hlm. 78.
sumber uang oleh para pejabat pemerintah baik di pusat maupun di daerah
untuk hal-hal yang terkait dengan uang sehingga tidak ada ketenangan investor
antara pusat dengan daerah terkait dengan kebijakan dan peraturan investasi,
B. Landasan Teoritis
hukum yang bersifat umum, sehingga adanya kepastian hukum ini secara
satu jaminan bagi warga untuk timbulnya sebuah keadilan dalam hal yang
mata hukum sehingga membuat penegak hukum taat dengan aturan yang
telah di buat.5
pemerintah.
telah dijalankan secara tepat. Selain itu subjek, objek, dan ancaman
bahwa kepastian hukum tidak mutlak ada setiap saat karena harus
keadilan.
maka:6
yakni:7
yakni:9
6
Philipus Mandiri Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu,
Surabaya, 1987, hlm. 38.
7
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 69.
8
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Magister
IImu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2003, hlm. 14.
9
Satjipto Raharjo, Op.Cit., hlm. 54.
preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa, yang
mengarahkan tindakan pemerintah bersikap hati-hati dalam
pengambilan keputusan berdasarkan diskresi dan perlindungan yang
resprensif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa, termasuk
penanganannya di lembaga peradilan.”
C. Pembahasan
faktor untuk bisa menarik modal di satu daerah. Kepastian hukum akan
10
Muchsin, Op.Cit., hlm. 20.
Sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) UU Penanaman Modal
ini memiliki peran penting dalam proses penanaman modal. Adapun penjelasan
perangkat hukum yang jelas. Artinya antara satu ketentuan dengan ketentuan
mempersiapkan peta penanaman modal yang memuat peluang apa saja yang
faktor. Misalnya daerah yang memiliki potensi sumber daya melimpah tidak
tersebut. Sebaliknya, daerah yang tidak memiliki kekayaan sumber daya tidak
maju, meskipun tidak memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
Hal yang menentukan adalah negara-negara yang sudah maju tersebut memiliki
sistem pelayanan lebih mapan dan mampu menjamin kepastian dalam kegiatan
11
Sentosa Sembiring, Op. Cit., hlm. 103.
investasi, yang menyatakan bahwa harapan-harapan investor telah
Hal yang biasa di lihat adalah satu contoh seperti besarnya nilai tukar
uang,perubahan ekonomi yang sangat cepat, tenaga kerja yang kurang dalam
bidang tertentu, politik yang terjadi di Negara tersebut dan banyak lainnya.
dan sistem moneter internasional. Dalam konteks ini, kebijakan yang terkait
persyaratan, biaya, dan waktu sehingga pelayanan menjadi mudah, cepat, tepat
12
Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2006, hlm. 157-192.
13
CMCG, Foreign Direct Investment in Emerging Market Countries, 2003.
dan murah. Dalam konteks perlindungan hukum di Indonesia, meskipun telah
pemerintah daerah.14
1. Kendala Kebijakan
terbit. Kendala kebijakan ini paling sering terjadi dan marak dilakukan di
Indonesia.
2. Kendala Kelembagaan
14
Apeldoorn LVJ terjemahan Otaid Sadino, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramita,
Jakarta, 2008.
intepretasi sendiri-sendiri dengan lingkup kewenangan berbeda-beda
4. Kendala Prosedur
5. Kendala Perizinan
yaitu harus banyaknya investasi yaitu dalam investasi asing maupun dalam
permasalahan perizinan dan juga sarat nya banyak, perosedur yang cukup
sesuai dengan amar putusan yang telah dijatuhkan oleh Majelis Hakim.
di lembaga peradilan.
4. Kendala-kendala yang menyebabkan investasi belum tumbuh secara
pelayanan;
Raharjo, Satjipto, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
2. Jurnal/Makalah
Na’im, Ainun, Tinjauan Terhadap RUU tentang Penanaman Modal,
Jurnal Ekonomi Univesitas Gajah Mada, Yogjakarta, 2006.
3. Peraturan/Perundang-Undangan
Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2017
Tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan Dan Fasilitas
Penanaman Modal.