Anda di halaman 1dari 14

HUKUM INVESTASI

DITULIS OLEH :

BENTAR PUTRA PRATAMA


220.01.09457

DOSEN PENGAMPUH :

RUDY HABIBIE,S.H.MH.

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM SULTAN ADAM


BANJARMASIN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Istilah Hukum investasi berasal dari terjemahan bahasa Inggris ,yaitu investment of law.
Dalam peraturan perundang-undangan tidak ditemukan pengertian hukum investasi. Untuk
mengetahui pengertian hukum investasi,kita harus mencari dari berbagai pandangan para ahli
dan kamus hukum. Ida bagus wyasa putra, dkk mengemukakan pengertian hukum investasi.
Hukum investasi adalah :
Norma norma hukum mengenai kemungkinan-kemungkinan dapat dilakukannya investasi,
syarat-syarat investasi,perlindungan dan yang terpenting mengarahkan agar investasi dapat
mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. (Ida bagus wyasa putra,dkk, 2003:54-55) .
Istilah hukum investasi berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu investment of law. Dalam
peraturan perundang-undangan tidak ditemukan istilah investasi. Untuk mengetahui pengertian
hukum investasi,1 harus mencari dari berbagai pandangan para ahli dan kampus hukum. Ida
bagus Wyasa putra, mengemukakan pengertian hukum investasi. Hukum investasi adalah
norma-norma hukum mengenai kemungkinan-kemungkinan dapat dilakukannya investasi,
syarat-syarat investasi, perlindungan dan yang terpenting mengarahkan agar investasi dapat
mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat.
Di kalangan masyarakat, kata investasi atau penanaman modal merupakan istilah yang dikenal
dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupundalam bahasa perundang-undangan. Istilah investasi
merupakan istilah yang populer dalam dunia usaha, sedangkan istilah penanaman modal lazim
digunakan dalam perundang-undangan. Namun pada dasarnya kedua istilah tersebut
mempunyai pengertian yang sama. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal sebenarnya sudah membedakan secara tegas antara investasi langsung
daninvestasi tidak langsung. Hal ini dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 2 Undang-Undang
tersebut, dimana dikatakan “yang dimaksud dengan penanaman modal di semua sektor di
wilayah negara Republik Indonesia adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk
penanaman modal tidak langsung.”
Hal yang diatur dalam hukum investasi adalah hubungan antar investor dengan penerima
modal. Status investor dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu investor asing dan
investor domestik. Investor asing merupakan penanam modal yang berasal dari luar negeri,
sedangkan investor domestik merupakan penanam modal yang berasal dari dalam negeri.
Bidang usaha merupakan bidang kegiatan yang diperkenankan atau dibolehkan untuk ber-
investasi.
Prosedur dan syarat-syarat merupakan tata cara yang harus dipenuhi oleh investor dalam
menanamkan investasinya. Negara merupakan negara yang menjadi tempat investasi itu
ditanamkan. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, dalam Bab IX diatur mengenai
hak, kewajiban, dan tanggung jawab penanam modal. Pengaturan mengenai hak, kewajiban,
dan tanggung jawab di atur secara khusus guna memberikan kepastian hukum, mempertegas
kewajiban penanam modal terhadap penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang sehat,
memberikan penghormatan terhadap tradisi budaya masyarakat dan melaksanakan tanggung
jawab sosial. Pengaturan tanggung jawab penanam modal diperlukan untuk mendorong iklim
persaingan usaha yang sehat, memperbesar tanggung jawab lingkungan dan pemenuhan hak
dan kewajiban tenaga kerja, serta upaya mendorong ketaatan penanam modal terhadap
peraturan perundang-undangan.
Mengenai hak penanam modal di atur dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
yang menentukan bahwa setiap penanam modal berhak untuk mendapatkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kepastian hak, hukum, dan perlindungan
a. Kepastian hak adalah jaminan pemerintah bagi penanam modal untuk memperoleh hak
sepanjang penanam modal telah melaksanakan kewajiban yang di tentukan.
b. Kepastian hukum adalah jaminan pemerintah untuk menempatkan hukum dan ketentuan
perundang-undangan sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan kebijakan bagi
penanam modal.
c. Kepastian perlindungan adalah jaminan pemerintah bagi penanam modal untuk memperoleh
perlindungan dalam melaksanakan kegiatan penanam modal.
2. Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya.
3. Hak pelayanan.
4. Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Mengenai kewajiban penanam modal di atur dalam Pasal 15 Undang-undang No. 25
tahun 2007 yang menentukan bahwa setiap penanam modal mempunyai kewajiban untuk :
1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaannya, yaitu tanggung jawab yang melekat
pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya setempat.
3. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan
Koordinasi Penanaman Modal, dimana laporan ini merupakan laporan kegiatan penanaman
modal yang memuat perkembangan penanaman modal dan kendala yang di hadapi penanam
modal yang di sampaikan secara berkala kepada BKPM dan pemerintah daerah yang
bertanggung jawab di bidang penanaman modal.
4. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal.
5. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan2.
Kewajiban penanam modal diatur secara khusus guna memberikan kepastian hukum,
mempertegas kewajiban penanam modal terhadap penerapan prinsip tata kelola perusahaan
yang sehat, memberikan penghormatan terhadap tradisi budaya masyarakat, dan melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan. Pengaturan tanggung jawab penanam modal diperlukan
untuk mendorong iklim persaingan usaha yang sehat, memperbesar tanggung jawab
lingkungan dan pemenuhan hak dan kewajiban tenaga kerja, serta upaya mendorong upaya
ketaatan penanam modal terhadap peraturan perundang-undangan.

B.RUMUSAN MASALAH
1.Pengertian Hukum investasi secara luas ?
2. Bagaimana pengaturan hukum tentang penanaman modal yang berwawasan lingkungan
menurut UU Nomor 25 tahun 2007 ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Hukum investasi

T.Mulya Lubis mengemukakan bahwa hukum investasi adalah :

“Tidak hanya terdapat dalam undang-undang, tetapi dalam hukum dan aturan lain yang
diberlakukan berikutnya yang terkait dengan masalah-masalah investasi asing (other the
subsequent law and regulations coming into force relevan to foreign investment matters)”
(T.Mulya Lubis ,1992:29).

Investasi (investment) didefinisikan oleh Black Law Dictionary sebagai: an expenditure to


acquire property or assets to produce revenue; a capital outlay. Menurut Kamus Bahasa
Indonesia, investasi diartikan sebagai pe- nanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan
atau proyek dengan tujuan memperoleh keuntungan. Sornarajah merumuskan penanaman
modal sebagai: the transfer of tangible or intangible assets from one country into another for
the purpose of their use in that country to guarantee wealth under the total or partial control
of the owner of the asset.

Pengertian Hukum Investasi menurut Salim HS dan Budi Sutrisno adalah keseluruhan
kaidah hukum yang mengatur hubungan antara investor dengan penerima modal, bidang-
bidang usaha yang terbuka untuk investasi, serta mengatur tentang prosedur dan syarat-syarat
dalam melakukan investasi dalam suatu negara.

Investasi memiliki pengertian yang sangat luas karena mencakup investasi langsung (direct
investment) maupun investasi tidak langsung (indirect investment) atau yang dikenal dengan
portfolio investment. Perbedaan mendasar antara investasi langsung dan tidak langsung,
terutama terletak pada pengelolaan dan pengawasan perusahaan serta kepemilikan saham di
dalam perusahaan. Pada investasi tidak langsung, ada pemisahan pengelolaan dan pengawasan
yang dilakukan oleh investor, dengan kata lain investor tidak melakukan pengelolaan dan
pengawasan di dalam perusahaan secara langsung. Adapun pada investasi langsung, investor
ikut serta melakukan pengelolaan dan pengawasan perusahaan. Selain itu, pada investasi
langsung, investasi dilakukan dengan melakukan ke- giatan usaha, atau pendirian
perusahaan/pabrik, dan/atau mengerjakan proyek. Adapun pada investasi tidak langsung
dilakukan dengan membe-li surat berharga atau portofolio seperti saham atau obligasi.

2.Pengaturan Hukum tentang penanaman modal menurut UU No. 25 TAHUN 2007

A.Pengertian Penanaman Modal


Kegiatan penanaman modal pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan. Kebutuhan bagi siapa
saja, kebutuhan bagi orang perseorangan, institusi, korporasi, maupun masyarakat luas pada
umumnya. Investasi menjadi suatu kebutuhan karena investasi dapat menjadi salah satu
metode/cara bagaimana menyiapkan masa depan yang belum pasti menjadi suatu kepastian.
Investasi merupakan suatu tindakan “mengorbankan” uang sekarang dalam rangka
memperoleh uang di masa mendatang sehingga masa depan menjadi lebih baik. Sejumlah studi
yang dilakukan di beberapa negara sedang berkembang menunjukkan bahwa dalam rangka
pembangunan nasional di suatu negara, sangat didorong oleh keinginan untuk sesegera
mungkin mengentaskan kemiskinan di negara tersebut. Studi mengenai fungsi dan peran
investasi dalam suatu negara menunjukkan tingkat berimbang dan saling ketergantungan
mengenai investasi dan akses yang ditimbulkannya.
Modal diartikan sebagai aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang
dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis. Penanaman modal Menurut
Dhaniswara K. Harjono adalah segala bentuk kegiatanmenanam modal, baik oleh penanam
modal dalam negerimaupun penanam modal asing untuk melakukan usahadi wilayah negara
Republik Indonesia.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang merupakan urusan
wajib pemerintah daerah didasarkan pada kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan penanaman modal. Oleh karena itu, undang-undang tersebut mengatur
mengenaikegiatan penanaman modal, baik penanaman modal asing dan penanaman modal
dalam negeri dan tidak mengadakan pemisahaan undang-undang secara khusus, seperti halnya
undang-undang penanaman modal terdahulu yang terdiri dari duaundang-undang, yaitu
Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam
Negeri.
Berdasarkan berbagai kepustakaan hukum ekonomi atau hukum bisnis, terminologi penanaman
modal dapat berarti penanaman modal yang dilakukan secara langsung oleh investor lokal
(domestic investor), investor asing (foreigndirect investment, FDI) dan penanaman modal yang
dilakukan secara tidak langsung oleh pihak asing (foreign indirect investment, FII). Untuk yang
terakhir ini dikenal dengan istilah penanaman modal dalam bentuk portofolio, yakni pembelian
efek lewat Lembaga Pasar Modal (capital market).
Untuk mengetahui, apakah ada perbedaan makna antara penanaman modal dengan investasi,
berikut dikutip berbagai pengertian investasi yang antara lain:
a. Kamus Istilah Keuangan dan Investasi menggunakan istilah investment (investasi) yang
mempunyai arti : “penggunaan modal untuk menciptakanuang, baik melalui sarana yang
menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko yang
dirancang untuk mendapatkan modal. Investasi dapat pula berarti menunjuk ke suatu investasi
keuangan (di mana investor menempatkan uang ke dalam suatu sarana) atau menunjuk ke
investasi suatu usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari keberhasilan
pekerjaannya”.
b. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, menjelaskan istilah investment atau
investasi, penanaman modal digunakan untuk : “ Penggunaan barang-barang produsen atau
barang-barang konsumen. Dalam arti yang semata-mata bercorak keuangan, investment
mungkin berarti penempatan dana-dana kapital dalam suatu perusahaan selama jangka waktu
yang relatif panjang, supaya memperoleh suatu hasil yang teratur dengan maksimum
keamanan”.
c. Kamus Ekonomi mengemukakan, invesment (investasi) mempunyai 2 makna yakni: “
pertama, investasi berarti pembelian saham, obligasi dan benda-benda tidak bergerak, setelah
dilakukan analisa akan menjamin yang dilekatkan dan memberikan hasil yang memuaskan.
Faktor-faktor tersebut yang membedakan investasi dengan spekulasi. Kedua, dalam teori
ekonomi investasi berarti pembelian alat produksi (termasuk di dalanya benda-benda untuk
dijual) dengan modal berupa uang.
d. Kamus Hukum Ekonomi menggunakan terminologi investment, penanaman modal,
investasi yang berarti penanaman modal yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang
misalnya berupa pengadaan aktiva tetap perusahaan atau membeli sekuritas dengan maksud
untuk memperoleh keuntungan.
e. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, investasi berarti pertama, penanaman uang
atau modal di suatu per usahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan; dan kedua,
jumlah uang atau modal yangditanam.
f. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal mengemukakan,
penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik oleh penanaman
modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan berbagai pengertian investasi tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang prinsipil antara pengertian investasi dengan penanaman modal. Istilah
investasi lebih banyak digunakan dalam dunia usaha, sedangkan istilah penanaman modal
digunakan dalam bahasa perundang-undangan. Makna dari investasi atau penanaman modal
adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum dengan menyisihkan
sebagian pendapatannya agar dapat digunakan untuk melakukan usaha dengan tujuan
mendapatkan hasil atau keuntungan pada suatu waktu.

B.Asas-Asas Penanaman Modal


Menurut terminologi bahasa, yang dimaksud dengan asas ada dua pengertian. Arti asas yang
pertama adalah dasar, alas, pondamen. Sedangkan arti asas yang kedua adalah sesuatu
kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir atau berpendapat, dan sebagainya.
5Beberapa Pengertian Investasi menurut beberapa Para Ahli; 1). James C Van Horn, Investasi
adalah kegiatan yang dilangsungkan ialah dengan memanfaatkan kas pada sekarang ini dalam
tujuan untuk mendapatkan hasil barang dimasa yang akan datang . 2). Henry Simamora,
Investasi merupakan suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk menambahkan atau
pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi ( misal pendapatan bunga, Royalti,
Deviden, pendapatan sewa, dll), Untuk apresiasi nilai Investasi, atau juga untuk manfaat lain
bagi suatu perusahaan yang berinvestasi yang seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan
dagang. 3). Mulyadi, Investasi merupakan penaikan sumber-sumber dalam jangka panjang
untuk mendapatkan hasil laba dimasa yang akan datang.
Asas (hukum) menurut G.W. Paton dalan a textbook of jurisprudence adalah, “...the broad
reason which lies at the base of a rule of law”. Sedangkan menurut J.H.P. Bellefroid dalam
Inleiding tot de Rechtswetenschap in Nederland asas adalah, “ Aturan pokok (hoofdregel) yang
didapatkan dengan generalisasi daripada sejumlah aturan-aturan hukum.
Lebih jauh Bellefroid mengatakan : “Asas hukum adalah norma dasar yang dijabarkan dari
hukum positif dan oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal atura-aturan yang lebih umum.
Asas hukum umum merupakan pengendapan dari hukum positif”6.
Menurut Satjipto Rahardjo: “Asas hukum adalah unsur yang penting dan pokok dari peraturan
hukum. Asas hukum adalah jantungnya peraturan hukum karena ia merupakan landasan
peraturan hukum atau ia adalah sebagai ratio logisnya peraturan hukum”7.
Aturan hukum merupakan ketentuan kongkret tentang cara bersikap tindak dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Hukum merupakan realitas dari asas hukum. Dengan demikian
pada akhirnya semua peraturan hukum harus dapat dikembalikan pada asas hukumnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dicantumkan
asas-asas yang mendasari penanaman modal.
Asas-asas yang mendasari kegiatan penanaman modal tertuang pada pasal 3 Ayat (1) beserta
penjelasannya yaitu:
a. Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan
dalam bidang penanaman modal;
b. Asas keterbukaan, yaitu asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif;
c. Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
d. Asas perlakuan yang sama dan tidajk membedakan asal negara, yaitu perlakuan non
diskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan, baik antara penanam modal
dalam negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal dari satu negara asing
dan penanam modal asing lainnya;
e. Asas kebersamaan, yaitu asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara
bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat;
f. Asas efisiensi berkeadilan, yaitu penanaman modal dengan mengedepankan efesiensi
berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya
saing;
g. Asas berkelanjutan, yaitu asas yang secara rencana mengupayakan berjalannya proses
pembagunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam
segala aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang;
h. Asas berwawasan lingkungan, yaitu asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap
memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup;
i. Asas kemandirian, yaitu asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap
mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal
asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi; dan
j. Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, yaitu asas yang berupaya
menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional8.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa asas hukum merupakan dasar-
dasar umum yang terkandung di dalam suatu peraturan hukum, dasar-dasar umum tersebut
merupakan sesuatu yang mengandung nilai-nilai etis serta menjadi roh atau jiwa dari
pemberlakuan peraturan hukum itu sendiri. Dalam kaitannya dengan undang-undang
penanaman modal, segala kegiatan penanaman modal di Indonesia harus bertumpu pada asas-
asas yang terkandung di dalam undang-undang penanaman modal tersebut sehingga tujuan dari
diselenggarakannya kegiatan penanaman modal di Indonesia dapat tercapai.

C.Jenis-Jenis Penanaman Modal


Secara umum kegiatan penanaman modal dapat diklasifikasikan dalam dua bagian besar.
Menurut Jonkers S Jeni-jenis penanaman modal yakni, secara langsung (direct investment) atau
disebut juga penanaman modal jangka panjang dan investasi tidak langsung
(indirectinvestment) atau disebut juga portofolio investment.
a. Penanaman Modal Secara Langsung (direct investment) atau disebut juga penanaman modal
jangka panjang. Pemaknaan jenis penanaman modal secara langsung ini umumnya dikaitkan
dengan keberadaan kegiatan pengelolaan modal. Kegiatannya dapat dilakukan dalam bentuk:
1) Mendirikan perusahaan patungan (joint venture company) bersama-sama dengan mitra
lokal;
2) Melakukan kerjasama kegiatan (joint operation scheme) tanpa membentuk perusahaan yang
baru;
3) Mengkonversikanbantuanteknisdanmanajerialperusahaan(technicalandmanagement
assistance)
4) Pemberianlisensi,dll.
b. Penanaman Modal Secara Tidak Lansung (indirect investment) atau disebutjuga portofolio
investment. Jenis penanaman modal dalam konsep tidak langsung biasanya bercirikan:
1) Pemegang saham tidak memiliki kontrol pada manajemen perusahaan/perseroan dalam
usaha sehari-hari;
2) Faktor resiko ditanggung sendiri oleh pemegang saham sehinggapada dasarnya
dipastikan tidak mengganggu perusahaan dalam mengendalikan jalannya kegiatan;
3) Umumnya tidak dilindungi oleh hukum kebiasaan internasional yang umumnya berlaku
(international customary law).10
Berdasarkan sumber modalnya, penanaman modal dapat dibagi menjadi 2 yaitu
penanaman modal dalam negeri yang sumber modalnya murni berasal dari sumber-sumber
dalam negeri dan penanaman modal asing yang sumber modalnya menggunakan modal asing
sepenuhnyamaupun yang berpatungan dengan penanam modaldalam negeri.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dinyatakan kegiatan penanaman modaldiklasifikan
menjadi dua bagian yaitu penanaman modal secara langsung dantidak langsung. Penanaman
modal secara langsung adalah kegiatan penanamanmodal yang umumnya dilakukan langsung
oleh penanam modal yaitu berupapendirian perusahaan patungan, mengkonversikan bantuan
teknis serta manajerialperusahaan dan sebagainya. Penanaman modal secara tidak langsung
adalahkegiatan penanaman modal yang dilakukan penanam modal secara tidak langsungatau
umumnya hanya berupa aliran modal tanpa keterlibatan secara aktif sepertiperdagangan saham
dan lainnya. Sedangkan jika dilihat dari sumber pendanaannya, penanaman modal dibagi
menjadi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, kegiatan penanman modal hanya dibagi
menjadi 2 (dua) kelompok yaitu penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman
modal asing (PMA). Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatanmenanam modal untuk
melakukan usaha di wilayahnegara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanammodal
dalam negeri dengan menggunakan modal dalamnegeri dan penanaman modal asing adalah
kegiatan menanammodal untuk melakukan usaha di wilayah negaraRepublik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modalasing,baik yang menggunakan modal asing sepenuhnyamaupun
yang berpatungan dengan penanam modaldalam negeri.

D.Manfaat dan Tujuan Penanaman Modal


Manfaat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) antara lain: mampu menghemat devisa,
mengurangi ketergantungan terhadap produk asing., mendorong kemajuan industri dalam
negeri melalui keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang, dan memberikan kontribusi
dalam upaya penyerapan tenaga kerja. Sedangkan manfaat investasi asing atau penanaman
modal asing bagi negara sedang berkembang,antara lain: menciptakan lapangan kerja, ahli
teknologi dan keterampilan yang bermanfaat, dan sumber tabungan atau devisa.

Berdasarkan pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 dinyatakan bahwa tujuan
penyelenggaraan penanaman modal sebagai berikut:
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b. Menciptakan lapangan kerja;
c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
f. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana
yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dilihat dari tujuan penanaman modal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pada
tujuan akhir dari penanaman modal adalah untuk peningkatan ekonomi bangsa melalui sektor-
sektor ekonomi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengertian Hukum Investasi menurut Salim HS dan Budi Sutrisno adalah keseluruhan
kaidah hukum yang mengatur hubungan antara investor dengan penerima modal, bidang-
bidang usaha yang terbuka untuk investasi, serta mengatur tentang prosedur dan syarat-syarat
dalam melakukan investasi dalam suatu negara.
Investasi memiliki pengertian yang sangat luas karena mencakup investasi langsung (direct
investment) maupun investasi tidak langsung (indirect investment) atau yang dikenal dengan
portfolio investment. Perbedaan mendasar antara investasi langsung dan tidak langsung,
terutama terletak pada pengelolaan dan pengawasan perusahaan serta kepemilikan saham di
dalam perusahaan. Pada investasi tidak langsung, ada pemisahan pengelolaan dan pengawasan
yang dilakukan oleh investor, dengan kata lain investor tidak melakukan pengelolaan dan
pengawasan di dalam perusahaan secara langsung. Adapun pada investasi langsung, investor
ikut serta melakukan pengelolaan dan pengawasan perusahaan.

Kegiatan penanaman modal pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan. Kebutuhan bagi siapa
saja, kebutuhan bagi orang perseorangan, institusi, korporasi, maupun masyarakat luas pada
umumnya. Investasi menjadi suatu kebutuhan karena investasi dapat menjadi salah satu
metode/cara bagaimana menyiapkan masa depan yang belum pasti menjadi suatu kepastian.
Investasi merupakan suatu tindakan “mengorbankan” uang sekarang dalam rangka
memperoleh uang di masa mendatang sehingga masa depan menjadi lebih baik.

B.Saran
1.Indonesia harus bisa membenahi terlebih dahulu sistem politik dan hukum agar para investor
akan lebih banyak yang tertarik untuk menginvestasikan ke Indonesia.
2. Meningkat kan kualitas sumber daya manusianya dengan memberikan pelatihan-pelatihan
tentang industrialisasi.
3. Jangan selalu menjadi pekerjanya saja tapi cobalah untuk menjadi seseorang yang
mengendalikan para pekerja dari luar.
DAFTAR PUSTAKA

1.Buku Hukum investasi Prof .J.Eddy Iskandar,SH.,S.SOS.,MM


2. https://id.scribd.com/doc/88268096/Makalah-Hukum-Investasi
3. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Investasi
4. https://www.bantuanhukum-sbm.com/artikel-pengertian-hukum-investasi

Anda mungkin juga menyukai