Anda di halaman 1dari 10

Modul Hukum Bisnis Hukum

PERTEMUAN 4 :

HUKUM INVESTASI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang Hukum Investasi: Pengertian Investasi,
Jenis-Jenis Investasi, Asas-Asas dan Tujuan Hukum Investasi, Peran
Investasi dalam Perekonomian di Indonesia, Manfaat Investasi. Anda harus
mampu:
1.1 Memahami dan menjelaskan Pengertian Investasi.
1.2 Memahami dan menjelaskan Jenis-Jenis Investasi.
1.3 Memahami dan menjelaskan Asas-Asas dan Tujuan Hukum Investasi.
1.4 Memahami dan menjelaskan Peran Investasi dalam Perekonomian di
Indonesia.
1.5 Memahami dan menjelaskan Manfaat Investasi.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Pengertian Investasi.

Istilah hukum investasi berasal dari terjemahan bahasa inggris,


yaitu investment of law. Dalam “peraturan perundang-undangan tidak
ditemukan istilah investasi. Untuk mengetahui pengertian hukum investasi,
kita harus mencari dari berbagai pandangan para ahli dan kamus hukum.
Ida bagus Wyasa putra, mengemukakan pengertian hukum investasi.
Hukum investasi norma-norma hukum mengenai kemungkinan-
kemungkinan dapat dilakukannya investasi, syarat-syarat investasi,
perlindungan dan yang terpenting mengarahkan agar investasi dapat
mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat”.1
Di kalangan masyarakat, kata “investasi atau penanaman modal
merupakan istilah yang dikenal dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun
dalam bahasa perundang-undangan. Istilah investasi merupakan istilah
yang populer dalam dunia usaha, sedangkan istilah penanaman modal
lazim digunakan dalam perundang-undangan. Namun pada dasarnya
kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama”.2
Hal yang diatur dalam hukum investasi adalah “hubungan antara
investor dengan penerima modal. Status investor dapat digolongkan
menjadi dua macam, yaitu investor asing dan investor domestik. Investor
asing merupakan penanam modal yang berasal dari luar negeri,
sedangkan investor domestik merupakan penanam modal yang berasal

1
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm.
9
2
Ida Bagus Rachmdi Supancana, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di
Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2006), hlm. 1.

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 62
Modul Hukum Bisnis Hukum

dari dalam negeri. Bidang usaha merupakan bidang kegiatan yang


diperkenankan atau dibolehkan untuk berinvestasi. Prosedur dan syarat-
syarat merupakan tata cara yang harus dipenuhi oleh investor dalam
menanamkan investasinya. Negara merupakan negara yang menjadi
tempat investasi itu ditanamkan. Biasanya negara yang menerima investasi
merupakan negara-negara yang sedang berkembang”.3
“Menurut Komaruddin, yang dikutip oleh Pandji Anoraga
merumuskan penanaman modal dari sudut pandang ekonomi dan
memandang investasi sebagai salah satu faktor produksi disamping faktor
produksi lainnya, pengertian investasi dapat di bagi menjadi tiga,yaitu:4
1. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau suatu penyertaan
lainnya.
2. Suatu tindakan memberi barang-barang modal.
3. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan di
masa mendatang”.
Selain pembagian penanaman modal yang di kenal dalam
“Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yaitu
yang membagi penanaman modal dengan penanaman modal asing dan
penanaman modal dalam negeri, kegiatan penanaman modal pada
hakikatnya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut”:
1. Investasi langsung (direct invesment) diartikan sebagai “kegiatan
penanaman modal yang melibatkan pengalihan dana proyek yang
memiliki jangka waktu panjang dengan tujuan memperoleh
pendapatan reguler, partisipasi dari pihak yang melakukan pengalihan
dana dan suatu risiko usaha”.
Investasi langsung ini dapat dilakukan dengan mendirikan
perusahaan patungan dengan mitra lokal, melakukan kerja sama
operasi tanpa membentuk perusahaan baru; mengonversikan
pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam perusahaan local,
memberikan bantuan teknis dan material maupun dengan memberikan
lisensi.
2. Investasi Tak Langsung (Portofolio Investment) diartkan sebagai
“kegiatan penanaman modal jangka pendek yang mencakup kegiatan
transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Penanaman modal ini
disebut dengan penanaman modal jangka pendek karena pada
umumnya, jual beli saham atau mata uang dalam jangka waktu yang
relatif singkat tergantung kepada fluktuasi nilai saham dan/atau mata
uang yang hendak mereka jual belikan”.5
Perbedaan antara “investasi langsung dengan investasi tidak

3
Salim HS dan Budi Sutrisno, op.cit., hlm. 21.
4
Pandji Anoraga, Perusahaan Multi Nasional Penanaman Modal Asing, (Jakarta: Dunia Pustaka
Jaya, 1995), h. 47.
5
David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, (Jakarta: Kencana , 2013),
hlm. 19.

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 63
Modul Hukum Bisnis Hukum

langsung adalah sebagai berikut”:6


a. Pada investasi tak langsung, pemegang saham tidak memiliki kontrol
pada pengelolaan perseroan sehari-sehari.
b. Pada investasi langsung, biasanya resiko ditanggung sendiri oleh
pemegang saham sehingga pada dasarnya tidak dapat menggugat
perusahaan yang menjalankan kegiatannya.
c. Kerugian pada investasi tidak langsung, pada umumnya tidak di
lindungi oleh hukum kebiasaan Internasional.

“Menurut william F.S. investasi dapat dilakukan dalam berbagai


bidang usaha, oleh karena itu investasi dibagi dalam beberapa jenis”.
Dalam praktiknya, “jenis investasi dibagi 2 macam yaitu”7:
1. Investasi nyata (real invesment), yaitu investasi yang dibuat dalam harta
tetap seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.
2. Investasi finansial (financial invesment), yaitu investasi dalam bentuk
kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat berharga
lainnya seperti sertifikat deposito.
Secara umum dikenal ada “dua macam penanaman modal yaitu”:
1. Penanaman modal secara langsung (Direct Invesment) Merupakan
“suatu bentuk penanaman modal secara langsung. Dalam hal ini pihak
investor langsung terlibat aktif dalam kegiatan pengelaolaan usaha dan
bertanggungjawab secara langsung apabila terjadi suatu kerugian”.
2. Penanaman modal tidak langsung (Portfolio Invesment) Merupakan
“suatu bentuk penanaman modal secara tidak langsung terlibat aktif
dalam kegiatan pengelaolaan usaha. Investasi terjadi melalui pemilikan
surat-surat pinjaman jangka panjang (obligasi) dan sahamsaham
perusahaan dimana modal tersebut ditanamakan hanya memasukkan
modal dalam bentuk uang atau valuta semata”.8

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Jenis-Jenis Investasi.

“Menurut Sadono bahwa: Jenis-jenis investasi terbagi atas dua


yaitu”:9
1. Investasi yang terdorong yaitu “investasi yang tidak diadakan akibat
penambahan permintaan, pertambahan permintaan yang diakibatkan
pertambahan pendaptan”.
2. Investasi otonomi yaitu investasi yang dilaksanakan atau diadakan

6
Ibid.
7
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 4.
8
N.Rosyidah Rahmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia dalam Menghadapi Era
Global, (Malang: Bayumedia, 2004), hlm. 7.
9
Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),
hal.108.

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 64
Modul Hukum Bisnis Hukum

secara bebas, artinya “investasi yang diadakan bukan karena


pertambahan permintaan efektif”.
Jenis-jenis investasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam
“Standar Akuntansi Keuangan”yaitu”:10
1. Investasi Lancar Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera
dicairkan dan untuk dimiliki selama setahun atau kurang.
2. Investasi Jangka Panjang Investasi jangka panjang adalah investasi
selain investasi lancar.
3. Mempertahankan Investasi Properti Properti adalah investasi pada
tanah atau bangunan yang tidak digunakan oleh perusahaan yang
berinvestasi.
4. Investasi Dagang Investasi dagang adalah investasi yang ditunjuk
untuk mempermudah atau mempertahankan bisnis atau hubungan
perdagangan.

Sedangkan “menurut Abdul Halim bahwa: Investasi dibagi menjadi


dua jenis, yaitu”:11
1. Investasi pada financial assets. Investasi ini dapat dibedakan lagi
menjadi dua. Pertama investasi pada financial assets yang dilakukan di
pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper,
surat berharga pasar uang dan lainnya. Kedua investasi pada financial
assets yang dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi,
waran, opsi dan lainnya.
2. Investasi pada real asset. Investasi ini diwujudkan dalam bentuk
pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan lainnya.

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Asas-Asas dan Tujuan Hukum Investasi.

Lahirnya “UU Penanaman Modal menunjukkan ciri khas


tersendiri yaitu dengan sejumlah asas yang menjiwai norma dan upaya
untuk menangkap nilainilai yang hidup dalam tatanan pergaulan
masyarakat baik di tingkat nasional maupun di dunia internasional. Artinya,
keikutsertaan Indonesia dalam berbagai forum internasional, maka
berbagai nilai yang dianggap telah menjadi norma universal
diakomodasikan ke dalam hukum nasional”.12
Adapun “asas-asas yang terkandung dalam Pasal 3 ayat (1) UU
Penanaman Modal ialah”:13
1. Asas kepastian hukum, yaitu “asas dalam negara hukum yang

10
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No.2, (Jakarta: Salemba Empat,
2009), hlm. 13.
11
Abdul Halim, Analisis Investasi, Edisi Pertama, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat , 2003),
hlm. 2.
12
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, op.cit., hlm.132.
13
Penjelasan Pasal 3 ayat (1) UU Penanaman Modal.

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 65
Modul Hukum Bisnis Hukum

meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan


sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang
penanaman modal”.
2. Asas keterbukaan, yaitu “asas yang terbuka terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang kegiatan penanaman modal”.
3. Asas akuntabilitas, yaitu “asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan penanaman modal
harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan”.
4. Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara, yaitu
“asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam
negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal dari
suatu negara asing dan penanam modal dari negara asing lainnya”.
5. Asas kebersamaan, yaitu “asas yang mendorong peran seluruh
penanam modal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya
untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat”.
6. Asas efisiensi berkeadilan, yaitu “asas yang mendasari pelaksanaan
penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan
dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan
berdaya saing”.
7. Asas berkelanjutan, yaitu “asas yang terencana mengupayakan
berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk
menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek
kehidupan, baik untuk masa kini maupun yang akan datang”.
8. Asas berwawasan lingkungan, yaitu “asas penanaman modal yang
dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan
perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup”.
9. Asas kemandirian, yaitu “asas penanaman modal yang dilakukan
dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan
tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya
pertumbuhan ekonomi”.
10. Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, yaitu
“asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi
wilayah dalam sekatuan ekonomi nasional”.

Adapun “tujuan diselenggarakannya penanaman modal terdapat


dalam Pasal 3 Ayat (2) UU Penanaman Modal yang terdiri dari:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
2. Menciptakan lapangan kerja;
3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
6. M pengembangan ekonomi kerakyatan;

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 66
Modul Hukum Bisnis Hukum

7. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan


menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari
luar negeri;
8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.

Mencermati tujuan diselenggarakannya penanaman modal


sebagaimana yang dijabarkan dalam “Pasal 3 ayat (2) diatas, nampak
bahwa pembentuk undangundang telah menggariskan suatu kebijakan
jangka panjang yang harus diperhatikan oleh berbagai pihak yang terkait
dengan dunia investasi. Tujuan yang hendak dicapai menjabarkan secara
limitative”.14
Secara “teoretis maupun praktis, faktor investasi dapat dijadikan
salah satu instrumen atau faktor utama untuk memacu dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Kebijakan investasi diharapkan dapat menjadi
stimulan peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat. Jadi, terdapat
hubungan yang linier dan berkelanjutan antara investasi dengan
pertumbuhan ekonomi dan kesempatan bagi masyarakat”.15
Ada beberapa “alasan atau tujuan mengapa seseorang melakukan
investasiyaitu”:16
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak.

Tujuan Pembelajaran 1.4:


Peran Investasi dalam Perekonomian di Indonesia.

“M Shidqon Prabowo menyatakan bahwa: Demi pelaksanaan


pembangunan tersebut, tak dipungkiri membutuhkan modal yang tidak
sedikit. Apabilahanya mengandalkan modal dan sumber dana dari
Pemerintah, tentu tidak akan mencukupi. Maka diperlukan sumber dana
lain, yang mana salah satunya adalah melaui penanaman modal. Maka
dari itu diharapkan pranata hukum penanaman modal yang jelas bagi
investor. Peran investasi cukup signifikan dalam membangun
perekonomian”.
Tidak mengherankan “jika di berbagai Negara maju berusaha
secara maksimal agar negaranya dapat menjadi tujuan investasi asing.
Dari sisi investor, adanya keterbukaan pasar di era globalisasi yang
membuka peluang untuk berinvestasi di berbagai negara. Dimana
tujuannya sangat jelas, adalah untuk mencari untung sebanyak-banyaknya.
Sedangkan bagi negara penerima modal, tujuannya adalah agar adanya

14
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, op.cit., hlm.133.
15
Didik J. Rachbini, Arsitektur Hukum Investasi Indonesia: Analisis Ekonomi Politik, (Jakarta:
PT. Indeks, 2008), hlm.12.
16
Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm.3-
4.

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 67
Modul Hukum Bisnis Hukum

partisipasi dari investor di dalam pembangunan nasional negara


tersebut”.17
Mengingat adanya perbedaan kepentingan tersebut, maka perlu
mengakomodasikan kedua kepentingan tersebut dalam norma yang jelas.
Sebagaimana dikemukakan oleh “Sumantoro: bahwa motif dari investor
dalam menanamkan modal adalah mencari untung. Untuk itu, perlu dicari
hubungan antara motif investor mencari untung dengan tujuan negara
penerima modal yakni usaha untuk mencapai tujuannegara penerima
modal yakni usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasionalnya”.
Agar investor mau menyediakan sarana dan prasarana serta
fasilitas lainnya. Sebagai konsekuensi, maka pemerintah perlu
menyelenggarakan perencanaan dengan mantap, termasuk menetapkan
kebijakan pelaksanaan dan pengawasan yang efektif, sehinggah tercapai
tujuan pembangunan nasional. Dengan pendekatan ini, maka peran
investor dapat diarahkan ke prioritas pembagunan. Dengan pendekatan
semacam ini, maka teori pembanguanan merupakan satu proses kerja
sama dan bukan masalah ketergantungan dan bukan pula masalah
pertentangan kepentingan.
Untuk menyatukan antara kepentingan investor dengan
negaranegara penerima-penerima modal harus disadari tidak mudah.
Artinya, “apabila negara penerima modal terlalu ketat dalam menentukan
syarat penanaman modal investor, mungkin saja para investor tidak akan
datang lagi bahkan bagi investor yang sudah adapun akan merelokasi
prusahaannya”. Disebut demikian karena para investor sangat leluasa
dalam menentukan tempat berinvestasi yang tidak terlalu dibatasiruang
geraknya.selanjutnya dalam menyikapi arus globalisasi yang terus
merambah ke berbagai bidang tersebut, peraturan perundang-uundangan
investasi asing di berbagai negara pun terus diperbaharui sesuai dengan
perkembangan dunia bisnis yang semakin mengglobal. Dengan kata
laindalam perspektif, dunia bisnis tidak lagi mengenal sekat-sekat atau
batas negara.
Tidak kalah pentingnya, ikut andil “dalam perubahan kebijakan
investasi asing adalah pesatnya perkembangan teknologi di berbagai
sektor, khususnya di sektor informasi. Hal ini menimbulkan ekspansi
perusahaan-perusahaan multi nasional terutama di bidang jasa keuangan.
Menyikapi hal tersebut, maka beberapa negara melakukan kebijakan
liberalisasi di bidang investasi, antara lain dengan membuka seluas-luas
bidangusaha yang dapat dimasuki oleh investor asing, selain
menyederhanakan prosedur berinvestasi”.
“Menurut Andi Sri Rezky Wulandari bahwa: Era globalisasi dan
liberalisasi perdagangan mewarnai mellenium baru, yaitu abad 21. Dunia
ibarat sebuah dusun global (global village). Kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan, telekomunikasi, teknologi informasi, jaringan transportasi dan
sektor-sektor kehidupan lainnya menyebabkan arus informasi semakin

17
Ibid, hal. 155

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 68
Modul Hukum Bisnis Hukum

mudah dan lancar mengalir diantara individu-individu atau kelompok. Batas


negara dan geografis sudah tidak signifikan lagi. Hal ini menyebabkan
konsumen sebagai pemakai mulai terdidik dan banyak menuntut, antara
lain”:18
1) Produk berkualitas tinggi
2) Harga yang wajar
3) Cara pembayaran yang lunak dan alternatif pembayaran yang mudah .
4) Layanan khusus
5) Produk yang fleksibilitasnya tinggi
6) Akrab dengan pemakai

Tujuan Pembelajaran 1.5:


Manfaat Investasi.

Manfaat utama dari kegiatan investasi bagi investor adalah untuk


menghasilkan keuantungan dari kegiatan investasi (penanaman modal)
yang
dilakukan investor.
“Manfaat keuntungan yang diharapkan investor didorong oleh
faktorfaktor”:19
a. Memanfaatkan upah buruh yang murah.
b. Memanfaatkan kedekatan dengan sumber bahan mentah.
c. Menemukan pasar yang baru bagi pemasaran produk.
d. Keuntungan dari royalty alih teknologi.
e. Penjualan bahan baku dan suku cadang.
f. Memanfaatkan insentif investasi.
g. Menghindari negative investasi di negara asal.
h. Memanfaatkan status khusus negara tujuan investasi dalam
perdagangan
internasional.
Kehadiran penanaman modal tentunya mempunyai manfaat bagi
Negara tujuan investasi. Menurut Mahmul Siregar “manfaat investasi bagi
negara tujuan investasi adalah”:20
a. Mendapatkan devisa melalui modal yang dibawa investor dan
pembayaran pajak.
b. Menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran.
c. Mengembangkan industri substitusi impor untuk menghemat devisa.
d. Mendorong berkembangnya ekspor (khususnya non migas) untuk
mendapatkan devisa.
e. Mendapatkan devisa melalui modal yang dibawa investor dan

18
Andi Sri Rezky Wulandari, Buku Ajar Hukum Dagang, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014),
hal. 143.
19
Mahmul Siregar, Pengantar Hukum Investasi (Penanaman Modal), Bahan Ajar Hukum
Penanaman Modal Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum USU, Medan 2009. hlm. 8.
20
Ibid. hlm. 9.

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 69
Modul Hukum Bisnis Hukum

pembayaran pajak.
f. Meningkatkan pembangunan daerah-daerah tertinggal.
g. Alih teknologi dan menejemen.
h. Memanfaatkan jaringan pasar internasional dari investor.

“Menurut Gunarto Suhaidi, Investasi langsung lebih baik jika dibandingkan


dengan investasi portofolio karena investasi langsung lebih permanen”.
Selain itu “manfaat investasi langsung adalah sebagai berikut”:21
a. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk.
b. Mempunyai kekuatan penggandaan bagi ekonomi lokal.
c. Memberikan residu baik berupa peralatan maupun ahli teknologi
d. Bila diproduksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang
dapat dirunut oleh pengusaha lokal disamping seketika memberikan
tambahan devisa dan pajak bagi negara.
e. Lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing.
f. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena baik
investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga
diberikan.
“M Shidqon Prabowo menyatakan bahwa: Terlepas dari pro dan
kontra adanya investasi asing, secara teoritis dapat dikatakan bahwa
kehadiran investasi bermanfaat cukup luas (multiplier effect), adapun
manfaat infestasi tersebut adalah sebagai berikut”:22
a. Menyerap tenaga kerja
b. Menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku.
c. Menambah devisa, apalagi investor asing yang berorientasi ekspor.
d. Menambah penghasilan negara dari sektor pajak.
e. Adanya alih teknologi (transfer of tehnology) maupun alih pengetahuan
(transfer of know how) serta memberikan residu baik berupa peralatan
maupun alih teknologi tersebut.
f. Kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal.
g. Tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing.
h. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila
investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga
akan diberikan.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS

1. Apakah yang dimaksud dengan Investasi?


2. Sebutkan jenis-jenis Jenis-Jenis Investasi!
3. Sebutkan dan jelaskan asas-asas yang terkandung dalam Pasal 3 ayat
(1) UU Penanaman Modal!
4. Bagaimanakah Peran Investasi dalam Perekonomian di Indonesia?
5. Sebutkan apa sajakah Manfaat Investasi!

21
Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010). hlm. 42.
22
Ibid, hal. 153.

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 70
Modul Hukum Bisnis Hukum

D. DAFTAR PUSTAKA

Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta: Rajawali


Pers, 2008).

Ida Bagus Rachmdi Supancana, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi


Langsung di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2006).

Pandji Anoraga, Perusahaan Multi Nasional Penanaman Modal Asing,


(Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995).

David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia,


(Jakarta: Kencana , 2013).

Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2010).

N.Rosyidah Rahmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia dalam


Menghadapi Era Global, (Malang: Bayumedia, 2004).

Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2004).

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No.2,


(Jakarta: Salemba Empat, 2009).

Abdul Halim, Analisis Investasi, Edisi Pertama, (Jakarta: Penerbit Salemba


Empat , 2003).

Didik J. Rachbini, Arsitektur Hukum Investasi Indonesia: Analisis Ekonomi


Politik, (Jakarta: PT. Indeks, 2008).

Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi, (Jakarta: Rineka


Cipta, 1996).

Andi Sri Rezky Wulandari, Buku Ajar Hukum Dagang, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2014).

Mahmul Siregar, Pengantar Hukum Investasi (Penanaman Modal), Bahan Ajar


Hukum Penanaman Modal Departemen Hukum Ekonomi Fakultas
Hukum USU, Medan 2009.

Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010).

S1 Prodi Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang 71

Anda mungkin juga menyukai