DISUSUN OLEH
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
sangat pesat. Globalisasi ekonomi merupakan sebuah sistem ekonomi modern saat
ini, yang keberadaannya menawarkan cara atau jalan tunggal untuk mewujudkannya
kesejahteraan rakyat pada suatu Negara penganutnya. Terlihat dari semakin maraknya
Penanaman Modal Asing1 (PMA) yang saat ini semakin pesat seperti meniadakan
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh pemerintah, dengan menarik atau
meningkatkan investasi, baik investasi dalam negeri ataupun investasi asing, yaitu
Undang Nomor 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Asing. Untuk selanjutnya disingkat dengan (UU PMA) dalam
pertimbangan bagian (f) dari UU No. 1 Tahun 1967 disebutkan : “Penggunaan modal
1
Selanjutnya disebut PMA
2
Sujud Margono, Hukum Investasi Asing Indonesia, Novida Pustaka Mandiri, Jakarta, 2008,
h. 11.
3
Ibid, h. 12
3
dalam waktu dekat belum atau tidak dapat dapat dilaksanakan dengan modal
Indonesia sendiri.”
Hak atas tanah yang merupakan salah satu masalah pokok dalam investasi.
Hal ini disebabkan semakin besar ketergantungan suatu negara maka semakin kecil
kemandirian nya yang artinya hukum tersebut masih fleksibel dikarenakan besarnya
ketergantungan atas modal asing tentunya diberikan kemudahan bagi penanam modal
agar tertarik untuk menanamkan modalnya. Investasi dan hukum pertanahan memiliki
hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan karena kegiatan investasi didukung
oleh hukum dimana tanah memiliki peranan yang penting bagi kegiatan investasi.
Tanah merupakan salah satu modal bagi perkembangan kegiatan investasi sehingga
diperlukan kepastian hukum tentang pemberian hak atas tanah. Sebaliknya hukum
pertanahan juga dapat berubah seiring dengan kebutuhan investasi yakni hukum itu
dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan investasi guna menarik para investor ke dalam
negeri. Maka harus ada suatu iklim investasi yang kondusif untuk menarik dan segar
UUPA ditegaskan bahwa warga negara asing dan badan hukum asing tidak boleh
menjadi pemilik tanah, kecuali apabila ditentukan lain oleh Undang-Undang. Dengan
4
demikian kepada perusahaan PMA tidak mungkin diberikan tanah dengan status hak
milik karena status demikian hanya diberikan kepada warga Negara Indonesia.
PMA dalam rangka pelaksanaan investasi asing, yang nanti dapat diharapkan mampu
untuk mendorong dan menciptakan pertumbuhan ekonomi Negara, maka dipilih judul
2. Rumusan Masalah
Pertanahan Indonesia
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Permasalahan yang telah diuraikan di atas, tujuan yang ingin ini
adalah:
1. Tujuan Umum
atas tanahnya.
2. Tujuan Khusus
4. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
asing.
2. Secara Praktis
Sebagai bahan referensi atau masukan bagi instansi terkait, yaitu perusahaan
penanaman modal asing serta masyarakat sebagai pemilik hak atas tanah
dalam hal memberikan dan memperoleh bagi usaha penanaman modal asing.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Penanaman Modal dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam
usaha untuk meningkatkan jumlah modal yang ada ke dalam bentuk-bentuk lainnya,
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi artinya penanaman uang atau
modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.4
Dengan adanya investasi pada suatu negara, maka negara tersebut akan mempunyai
hukum untuk mengatur tentang investasi yang dinamakan hukum investasi atau
hukum penanaman modal. Menurut Ida Bagus Wyasa Putra, hukum investasi adalah :
rakyat.”5
asing dan investasi dalam negeri. Berdasarkan bentuknya, investasi dibagi menjadi
Investasi asing atau penanaman modal asing (untuk selanjutnya disebut PMA)
adalah investasi yang pembiayaannya berasal dari luar negeri. Sedangkan investasi
dalam negeri atau penanaman modal dalam negeri (selanjutnya disebut PMDN)
adalah investasi yang sumber pembiayaannya berasal dari dalam negeri. Pada
penanaman modal asing, badan usaha yang diperbolehkan harus berbentuk Perseoran
Terbatas dan
didirikan menurut Hukum Indonesia. Sedangkan bagi PMDN, badan usaha yang
didirikan dapat berbadan hukum dan tidak berbadan hukum Indonesia atau usaha
perseorangan.
memberikan bantuan teknis dan managerial, mengakuisisi perusahaan lain, dan lain-
lain.6 Di sini para investor secara fisik terjun dalam menjalankan perusahaannya.
Investasi langsung atau jangka panjang memiliki banyak keuntungan dan manfaat.
6
Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal, cet. 2, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007), hal. 12.
7
Ibid. hal. 38-39.
8
di pasar modal atau pasar uang. Penanaman Modal ini disebut dengan penanaman
modal jangka pendek karena biasanya jual beli saham dan/atau mata uang terjadi
dalam waktu yang cukup singkat tergantung kepada naik turun nilai saham dan/atau
Pelaku utama dalam penanaman modal adalah investor atau penanam modal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, investor adalah penanam modal; orang yang
(untuk selanjutnya disebut UU No. 25 Tahun 2007), penanam modal dibagi menjadi 2
yaitu penanam modal asing atau sering disebut investor asing, dan penanam modal
dalam negeri.
asing adalah9:
8
Ibid. hal. 13.
9
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2007, Pasal 1 butir 9.
9
Jadi dapat diartikan dari definisi tersebut bahwa tujuan dari penanaman modal
penanaman modal asing biasa disebut dengan modal asing. Modal ini dapat
Dengan demikian yang dimaksud dengan modal asing adalah modal yang dimiliki
oleh negara asing, perseorangan warganegara asing, badan usaha asing, badan hukum
asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki
Kepastian hukum dan perlindungan hukum merupakan salah satu faktor penting
jaminan kepastian hukum yang diberikan oleh pemerintah maka semakin tinggi minat
Jaminan kepastian hukum ini tidak diberikan hanya pada satu bidang saja.
Kepastian hukum ini perlu diberikan pada seluruh sektor yang ada, sehingga dalam
melakukan kegiatan di suatu negara, investor tidak perlu khawatir dengan peraturan-
peraturan yang ada. Kegiatan investasi pun dapat dilakukan dengan lancar.
10
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, Pasal 1 angka 8.
11
Camelia Malik, “Jaminan Kepastian Hukum Dalam Kegiatan Penanaman Modal di
Indonesia,” Jurnal Hukum Bisnis, No. 4 vol. 26.
10
Salah satu bidang yang perlu diberikan jaminan kepastian hukumnya adalah
kegiatan investasi. Tanpa tanah investor tidak dapat menanamkan modalnya dalam
bentuk pabrik, dan melakukan kegiatan produksinya. Oleh karena itu, jaminan
seperti Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB, dan Hak Pakai;
Peraturan Menteri Negara atau Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 1999
Tidak semua tanah yang digunakan untuk investasi merupakan tanah yang
dikuasai oleh negara. Tetapi dapat juga tanah yang digunakan merupakan tanah milik
orang lain atau tanah di kawasan hutan. Apabila tanah tersebut merupakan tanah
milik orang lain, investor harus meminta izin untuk membebaskan tanah tersebut
dengan memberikan kompensasi atau ganti rugi yang sesuai kepada pemiliknya.
Mengenai ganti rugi seperti ini diatur dalam PP No. 40 Tahun 1996 dan Peraturan
Dalam hal pemberian ganti rugi kepada pemilik tanah, menurut pasal 13
Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006, dapat diberikan dalam beberapa bentuk yaitu:
11
i. Uang; dan/atau
Besarnya ganti rugi yang diatur pada Pasal 15 Peraturan Presiden No. 36 Tahun
2005 jo Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006 diberikan dengan didasarkan pada
beberapa hal:
i. Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) atau nilai nyata atau sebenarnya dengan
Lembaga atau Tim Penilai Harga Tanah yang ditunjuk oleh panitia;
ii. Niai jual bangunan yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung
iii. Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung
Namun, pemberian ganti rugi yang ditaksir oleh Perangkat daerah yang
bertanggung jawab di bidangnya dan panitia bisa saja memberikan harga yang lebih
kecil dibanding dengan harga pasar yang ada sehingga menyebabkan kerugian pada
pemilik tanah. Penetapan besarnya nilai ganti rugi yang demikian dapat membuat
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
dalam usaha untuk meningkatkan jumlah modal yang ada ke dalam bentuk-
yang didirikan dapat berbadan hukum dan tidak berbadan hukum Indonesia
Dalam Negeri perlu diganti karena tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
terlihat dalam pemberian jangka waktu yang sama untuk penggunaan hak
atas tanah di Indonesia untuk investor asing maupun investor dalam negeri.
DAFTAR BACAAN
M., Peter Mahmud Penelitian Hukum, Cetak Ke-3, Kecana, Jakarta, Juni, 2007.
Margono, Sujud, Hukum Investasi Asing Indonesia, Novida Pustaka Mandiri, Jakarta,
2008.
Santoso, Urip, Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah, Jakarta, Pranada Media,
2005.
Tunggal,Imam Sjahputra, Tunggal, Amin widjaja, Dalam Pengantar Peraturan
Perundang-Undangan Modal Di Indonesia Buku 2, Harvarindo, Jakarta,
1999
Peraturan Perundang-Undangan
.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1996 Tentang Hak Guna
Usaha, Hak Huna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1970
tentang Penanaman Modal Asing.
INTERNET