Hlm 127-136
Info Artikel:
| Diterima: 10 Desember 2018 | Disetujui: 29 Desember 2018 | Dipublikasikan: 31 Desember 2018
Abstract
Foreign investment is one source of funds to finance national development.
Many factors are taken into consideration by foreign investors before investing in Indonesia.
One of them is the legal protection that given by the state to foreign investors.
From this description, problems arise including about the form of legal protection provided and the implications. This
study aims to find out and analyze the legal protection of foreign investment in Indonesian law and implications itself.
This research is a descriptive study, which analyzes and describes systematically, factually, and accurately the
provisions relating to legal protection against foreign investment in Indonesia. Based on the results of the study, it is
known that legal protection against foreign investment in Indonesian law is regulated in the Investment Law. This law
has provided adequate protection for foreign investors for a variety of risks including non-commercial risks in foreign
investment in Indonesia. Providing the widest opportunity for foreign investors to invest their capital in Indonesia has
encouraged many foreign investors to invest in Indonesia.
Keywords: Investor, Investment, Legal Protection.
Abstrak
Penanaman modal asing merupakan salah satu sumber dana untuk membiayai pembangunan
nasional. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan para investor asing sebelum melakukan
kegiatan investasi di Indonesia. Salah satunya adalah faktor perlindungan hukum yang di berikan
oleh negara terhadap investor asing. Dari uraian singkat tersebut muncul permasalahan antara lain
mengenai bentuk perlindungan hukum yang diberikan dan implikasi dari perlindungan yang
diberikan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perlindungan
hukum terhadap penanaman modal asing dalam hukum nasional Indonesia serta bagaimana
implikasinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu menganalisis dan
menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat ketentuan yang terkait dengan perlindungan
hukum terhadap penanaman modal asing di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
bahwa perlindungan hukum terhadap penanaman modal asing dalam hukum nasional Indonesia
diatur dalam UU Penanaman Modal. Undang-undang ini telah memberikan perlindungan yang
memadai terhadap investor asing atas berbagai risiko termasuk risiko nonkomersial dalam
penanaman modal asing di Indonesia.Pemberian kesempatan yang seluas-luasnya kepada investor
asing untuk menginvestasikan modalnya di Indonesia telah mendorong banyak investor asing
melakukan investasi di Indonesia.
Kata Kunci :Investor, Penanaman Modal, Perlindungan Hukum.
Indonesia yang dilakukan oleh penanam Indonesia yang sebagian atau seluruh
modal asing, baik yang menggunakan modal modalnya dimiliki oleh pihak asing.”
asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam Berdasarkan pengertian di atas, diketahui
negeri.Kegiatan penanaman modal merupakan bahwa pemilik modal asing dapat terdiri dari
kegiatan untuk memasukkan modal atau beberapa pihak, yaitu:
investasi dengan tujuan untuk melakukan 1. Negara asing;
suatu kegiatan usaha. Kegiatan penanaman 2. Perseorangan warga negara asing;
modal ini dilakukan oleh penanam modal 3. Badan usaha asing;
asing, baik yang seluruh modalnya dimiliki 4. Badan hukum asing; dan
pihak asing maupun yang modalnya 5. Badan hukum Indonesia yang sebagian
merupakan patungan antara pihak asing dan atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak
pihak domestik. Penanaman modal asing asing.
melalui usaha patungan merupakan modal
asing yang bekerja sama dengan penanam 2. Teori Tujuan Hukum
modal domestik, dengan ketentuan pihak Tujuan pembentukan hukum dapat
asing maksimal menguasai 95% modal, dirumuskan dalam berbagai sudut pandang.
sedangkan investor domestik memiliki Terkait dengan hal tersebut, Notohamidjojo
minimal 5% modal.2 mengemukakan bahwa pada intinya tujuan
Selain pengertian di atas, M. Sornarajah hukum adalah untuk melindungi hak dan
juga memberikan defenisi tentang penanaman kewajiban manusia dalam masyarakat dan
modal asing sebagai transfer of tangible or melindungi lembaga-lembaga sosial dalam
intangible assets from one country to another masyarakat (dalam arti luas, yang mencakup
for the purpose of use in the country to lembaga-lembaga sosial di bidang politik,
generate wealth under the total or partial sosial, ekonomi, dan kebudayaan) atas dasar
control of the owner of the assets.3Secara keadilan untuk mencapai keseimbangan serta
harfiah, definisi tadi bermakna bahwa damai dan kesejahteraan umum (bonum
penanaman modal asing merupakan transfer commune).4 Dari pandangan tersebut, terlihat
modal, baik yang nyata maupun yang tidak, bahwa tujuan hukum pada intinya adalah
dari suatu negara ke negara lain, dengan untuk memberikan perlindungan terhadap hak
tujuan untuk digunakan di negara tersebut dan kewajiban. Perlindungan terhadap hak
agar menghasilkan keuntungan di bawah dan kewajiban berlaku juga dalam setiap
pengawasan dari pemilik modal, baik secara transaksi bisnis, termasuk dalam penanaman
keseluruhan maupun sebagian. modal asing.
Selain pengertian penanaman modal Dalam bisnis internasional, untuk
asing, dalam Pasal 1 Angka 8 UU Penanaman menganalisis fenomena transaksi ekonomi
Modal juga dirumuskan pengertian modal antarnegara, salah satunya menggunakan
asing, yaitu: pendekatan yang berorientasi pada prinsip
keadilan. Pendekatan ini sangat dipengaruhi
“Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh tokoh-tokoh teori keadilan, seperti John
oleh negara asing, perseorangan warga Rawls dan Robert Nozick.5 Konsep keadilan
negara asing, badan usaha asing, badan
hukum asing, dan/atau badan hukum
4
O.Notohamidjojo, Makna Negara Hukum Bagi
Pembaharuan Negara dan Wibawa Hukum Bagi
Pembaharuan Masjarakat di Indonesia (Djakarta:
2
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Badan Penerbit Kristen, tanpa tahun terbit), hlm.
Indonesia (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), 80.
5
hlm. 148-149. Bob Sugeng Hadiwinata, 2002, Politik Bisnis
3
M. Sornarajah dalam Ibid., hlm. 149. Internasional (Yogyakarta: Kanisius), hlm. 52.
istimewa yang dimaksud, antara lain hak kecuali dengan undang-undang. Dalam hal
istimewa yang berkaitan dengan kesatuan pemerintah melakukan tindakan nasionalisasi
kepabeanan, wilayah perdagangan bebas, atau pengambilalihan hak kepemilikan,
pasar bersama, kesatuan moneter, pemerintah akan memberikan kompensasi
kelembagaan yang sejenis, dan perjanjian yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan harga
antara Pemerintah Indonesia dan pemerintah pasar. Jika di antara kedua belah pihak tidak
asing yang bersifat bilateral, regional, atau tercapai kesepakatan tentang kompensasi atau
multilateral yang berkaitan dengan hak ganti kerugian, maka penyelesaiannya
istimewa tertentu dalam penyelenggaraan dilakukan melalui arbitrase.
penanaman modal. Apabila ketentuan mengenai nasionalisasi
Pasal 6 UUPM tersebut adalah dan kompensasi tersebut diperhatikan,
merupakan realisasi dari azas perlakuan yang terutama kalimat “tidak akan melakukan
sama dan tidak membedakan asal negara tindakan nasionalisasi atau pengambilalihan”,
sebagaimana tersebut dalam Pasal 3 Ayat (1) terlihat bahwa pada dasarnya Indonesia sudah
huruf (d) UUPM. Pengaturan sudah tepat mengurangi salah satu haknya sebagai negara
mengingat selama ini ada anggapan yang yang berdaulat yang diakui oleh hukum
beredar dalam masyarakat bahwa terdapat internasional. Sejarah mencatat bahwa
perbedaan perlakuan yang signifikan untuk Indonesia pernah melakukan tindakan
sesame investor baik antar investor dalam nasionalisasi sebagai sikap yang diambil
negeri dengan investor asing, terutama pemerintah untuk memperbaiki kerja sama
dengan adanya perlakuan bagi investor asing dengan negara-negara lain di dunia serta
berupa tax holiday dan kelonggaran serta memperbaiki keadaan ekonomi yang kacau.
keringanan-keringanan pajak yang diberikan Oleh karena nasionalisasi merupakan
sehubungan dengan penanaman modal asing tindakan yang diakui secara sah oleh hukum
yang dilakukannya.13 internasional, maka pada dasarnya bukan
Apa yang diatur dalam Pasal 6 ayat 2) merupakan suatu kesalahan apabila suatu
UU Penanaman Modal adalah berkaitan negara melakukan tindakan nasionalisasi
dengan adanya sejumlah perjanjian dengan syarat harus memperhatikan ketentuan
internasional yang bersifat bilateral antara hukum yang berlaku, artinya harus sesuai
Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah dengan undang-undang yang berlaku.
Asing dalam bentuk perjanjian jaminan Nasionalisasi harus dilakukan dengan dasar
Investasi (Investment Guarantie of yang kuat, dalam arti bukan hanya merupakan
Agreement, IGA) berkaitan dengan keinginan pemerintah semata-mata, tetapi
penanaman modal asing yang dilakukan oleh harus berdasarkan alasan yang kuat dan sesuai
negara dan/atau warga negaranya berdasarkan dengan ketentuan-ketentuan yang sudah
UU Penanaman Modal yang mempunyai hak disepakti dalam kontrak penanaman modal.
istimewa.14 Selain itu, tindakan nasionalisasi yang
Selanjutnya, mengenai nasionalisasi dan dilakukan oleh satu negara harus sesuai
kompensasi (Pasal 7 UU Penanaman Modal). dengan cara yang diakui oleh hukum
Dikatakan bahwa pemerintah tidak akan internasional, antara lain tindakan
melakukan tindakan nasionalisasi atau nasionalisasi hanya dapat dilakukan oleh
pengambilalihan hak kepemilikan investor, negara yang berdaulat serta tidak dilakukan
secara diskriminatif terhadap orang asing saja
atau orang asing dari negara tertentu saja.
13
Sjahril Effendy, 2014, “Perlindungan Hukum
Terhadap Investor Asing Perusahaan Joint Venture
Pengaturan masalah nasionalisasi dalam
Sektor Air Bersih di Kabupaten Deli Serdang (Studi UU Penanaman Modal lebih dimaksudkan
Pada PT. Tirta Lyonnaise Medan),” Jurnal sebagai bukti itikad baik Pemerintah
Mercatoria Vol 7/No 2, hlm.9. Indonesia untuk bekerja sama dengan negara
14
Ibid.