Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK KERUSAKAN LINKUNGAN DI INDONESIA YANG

TERJADI AKIBAT ULAH MANUSIA

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik


Ratih Permatasari/20150520215/C
Ratihpambudi@gmail.com

Jumlah Kata: 2852


I. Pendahuluan
Bumi pada kalanya memiliki struktur yang baik untuk dapat dihidupi oleh
makhluk hidup. Bumi sendiri tidak dapat bertahan dengan baik jika makhluk
hidup sendiri tidak bisa melestarikan dan menjaganya dengan baik. Keadaan bumi
yang sekarang bahwa kita ketahui sudah tercemar dari berbagai aspek lingkungan.
Tercemarnya bumi ini menjadikan bumi terasa sakit. Ketimpangan yang terjadi
disebabkan oleh keseimbangan lingkungan yang sudah tidak dapat dikontrol.
Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyebutkan bahwa
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Undang-undang tersebut menunjukkan bahwa kita perlu melindungi
dan mengelola lingkungan kita dengan tidak minumbalkan kerusakan.

Kondisi sekarang yang kita ketahui adalah terjadinya kerusakan yang


sekarang kian dirasakan oleh makhluk hidup sendiri. Hal kecil yang dapat
dirasakan sekarang ini yaitu pemanasan global yang semakin meningkat serta
perubahan iklim yang tidak menentu menjadi bukti adanya ketidakseimbangan
lingkungan yang menjadikan bumi ini sakit. Selain pemanasan global dan
perubahan iklim yang terjadi adanya kerusakan di bumi yang disebabkan oleh
manusia sendiri seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan penggundulan
hutan. Dengan seiring berjalannya perkembangan teknologi dan jaman manusia
mulai mengesampingkan alam yang sudah mulai rusak oleh ulah manusia.
Pada dahulu kala manusia lebih mengutamakan kelestarian alam, dimana
mereka menghargai barang buatan manusia sendiri. Sehingga, pada dahulu kala
harmonisasi antar manusia begitu kuat dan kental. Namun, yang kita tahu
sekarang ini mesin menjadi prioritas utama untuk mebuat produk yang cepat dan
lebih efektif membuat manusia lupa akan dampak yang terjadi. Mereka
menjadikan alam sebagai bahan bakar untuk membuat mesin itu bekerja. Sehingga
dampak dari mesin tersebut menimbulkan kerusakan yang sekarang dampaknya
kian dirasakan semakin meningkat.

Bagaimana bisa manusia tidak bertanggung jawab merusak dan dengan


mudahnya mengabaikan lingkungan yang ada dibumi? Manusia yang berperan
besar dalam kerusakan lingkungan sendiri seharusnya dapat menjaga lingkungan
dengan baik. Rusaknya bumi ini selain diakibatkan oleh teknologi yang semakin
canggih dan menjadikan alam seebagai bahan bakar teknologi juga pembangunan
yang semakin banyak menimbulkan banyak dampak negatif yang diperbuat.
Pembangunan yang dilakukan tidak melihat seberapa besar dampak yang akan
terjadi seperti limbah dari pembangunan yang mengotori sungai hingga tercemar
dan tanah yang kian menipis akibat adanya pembangunan itu terjadi. Penulisan
saya kali ini bertujuan sebagai pembuatan tugas tentang ekologi pemerintahan
dalam hal tersebut saya mengambil judul pelestarian lingkungan yang dimana
lingkungan kita sendiri yang sudah semakin parah dan semoga penulisan ini dapat
bermanfaat bagi orang banyak, maka dari itu dimulai dari diri sendiri kita harus
mulai menjaga dan melestarikan ligkungan dengan baik dan benar.

I. Pembahasan
Permasalahan lingkungan yang terjadi yaitu tak lepas dari pemanasan global
dan efek rumah kaca, kebakaran hutan, penggundulan hutan, tanah longsor dan
banjir yang merupakan masalah yang disebabkan oleh manusia itu sendiri.
a. Pemanasan global dan efek rumah kaca
Naiknya permukaan air laut yang mengakibatkan naiknya suhu
pernukaan bumi dan menjadikan intensites efek rumah kaca yang disebut
pemanasan global ini semakin meningkat. Akibat pemanasan global ini
hujan yang turun tidak menentu, bisa dikatakan hujan yang turun akan
semakin bertambah namun ada beberapa daerah yang akan berkurang. Hal
ini tidak dapat dipastikan karena dampak dari pemanasan global yang
sudah bertambah parah.
Menurut para ahli, mengatakan bahwa panas yang diterima oleh bumi
dikarenakan adanya sinar matahari membuat atmosfer tidak dapat keluar
karena terhalangnya partikel – partikel gas yang terlempar hal ini terjadi
akibat ulah manusia (Haddad, 2010). Salah satu penyebab terbesar hal itu
terjadi yaitu karbondioksida (CO2). Adanya pembakaran bahan bakar fosil
gvsendiri menyebabkan lepasnya karbondioksida. Lepasnya karbodioksida
ini mengakibatkan panas di bumi semakin besar. Tak lepas dari tindakan
manusia yang mengakibatkan karbondioksida ini semakin menigkat
contoh kecilnya saja dari asap- asap pabrik dari industri dan kendaraan
bermotor yang setiap hari pasti mengeluarkan karbondioksida dan menjadi
penyebab yang utama karbondiosida tersebut semakin luas. Semakin
luasnya karbondioksida dan menipisnya lapian ozon membuat es yang
berada di kutub utara dan kutub selatan semakin mencair dan menjadi
penyebab utamanya permukaan air mulai naik dan akan semakin naik
ketika es yang berada di kutub utara dan selatan semakin kian menipis dan
menaiknnya suhu dibumi. Dengan begitu semakin panas bumi ini dan
sudah dapat dikatakan akan semakin parah jika kita tidak bisa membatasi
pemanasan global saat ini.
Efek rumah kaca yang membuat sinar matahari yang datang ke bumi
tidak bisa langsung menuju bumi tetapi harus membuat sinar matahari
memantulkan cahayanya kembali ke matahari. Hal tersebut membuat bumi
kehabisan atmosfir karena banyaknya karbondioksida sendiri yang
diterima dibandingkan dengan oksigen yang keluar. Efek dari pemanasan
global ini yaitu tumbuhnya berbagai macam wabah penyakit akibat suhu
yang rendah. Pemanasan global ini dirasakan mulai dari belahan dunia di
bumi ini efeknya sangat dirasakan di setiap negara yang berbeda. Contoh
kasus sendiri yaitu di Indonesia yaitu adanya perubahan iklim yang tidak
menentu, hujan yang datang semakin bertambah, adanya pemanasan yang
semakin meningkat serta karbondioksida yang semakin meluas. Indonesia
merupakan negara yang tropis yang hanya memiliki dua musim yaitu
musim hujan dan kemarau. Sedangkan datangnya musim hujan dan
kemarau pada saat ini mulai tidak menentu dimana yang seharusnya sudah
datang musim kemarau namun nyatanya hujan semakin meningkat.
Peubahan tersebutlah yang membuat dampak besar bagi Indonesia sendiri.
Pemanasan global saat ini seharusnya menjadi tingkat kewaspadaan bagi
setiap umat manusia karena dapat mengancam kehidupan manusia, oleh
karena itu kita harus bisa mengurangi dampak dari kerusakan lingkungan
yaitu mengurangi pemanasan global dengan memperbanyak melakukan
penanaman kembali seribu pohon agar karbondioksida yang ada dapat
digantikan dengan oksigen dan mengurangi penggunaan rumah kaca.
b. Kebakaran Hutan
Kerusakan lingkungan yang terjadi bukan hanya pemanasan global
ataupun efek rumah kaca saja melainkan kebakaran hutan merupakan
kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh ulah tangan manusia. Hutan
merupakan hal yang penting bagi bumi yang merupakan paru-paru dunia.
Hutan yang merupakan paru-paru dunia merupakan kebutuhan yang pokok
bagi adanya keberlangsungan oksigen di bumi ini tanpa adanya hutan bumi
akan kehilangan oksigen susahnya mendapatkan oksigen karena hutan
yang semakin habis dikarenakan oleh ulah manusia sendiri.
Dampak dari kebakaran hutan sendiri selain hilangnya paru-paru dunia
yaitu pencemaran udara akibat asap yang ditimbulkan menyebabkan
berbagai penyakit yang datang, menurunnya nilai ekonomi hutan dan
adanya gangguan yang terjadi di lintas darat, udara dan laut. Dampak yang
sangat terasa di kalangan masyarakat yaitu adanya asap yang diakibatkan
oleh kebakaran hutan itu sendiri yang dampaknya tidak hanya dirasakan di
Indonesia sendiri melainkan di negara-negara lain seperti Malaysia,
Singapura dan Brunaidarusalam.
Pencegahan kebakaran hutan yang terjadi telah dibatasi sebagai upaya
dalam pembakaran hutan. Namun, dalam pencegahan itu sendiri nyatanya
masih belum berjalan optimal. Pencegahan yang dapat dilakukan dalam
menangani kebakaran hutan dapat dilakukan kegiatan pencegahan,
pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan itu terjadi (PP, No.45
Tahun 2004). Tiga hal penting tersebut merupakan kegiatan yang bisa
dipelajari manusia agar manusia mengerti bagaimana menanggulangi
kebakaran hutan.
Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia sekian bertambah setiap
tahunnya. Contoh kasus dalam hal ini yaitu daerah Kalimantan Timur.
Dapat dikatakan bahwa Kalimantan Timur mengalami kebakaran hutan di
setiap tahunnya dan sebagian besar masalah yang terjadi di Kalimantan
Timur dikarenakan oleh ulah tangan manusia dan jarang sekali
dikarenakan oleh alam itu sendiri. Kebakaran yang terjadi ada beberapa
faktor yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang terjadi dapat
dikarenakan keadaan alam itu sendiri seperti kencangnya angin dan
panasnya daerah tersebut yang mengakibatkan adanya kebakaran.
Kemudian, faktor manusia yang dikarenakan oleh ulah tangan manusia
yang disebabkan dengan kesengajaan untuk memberikan keuntungan
untuk dirinya sendiri.
Pencegahan dan pengendalian hutan sudah dilakukan dengan berbagai
aspek yaitu aspek pemerintah ataupun masyarakat setempat. Kurangnya
sarana dan prasarana untuk mencegah atau menanggulangi adanya
kebakaran hutan (Purnomo, Penguatan Kelembagaan Dalam Pencegahan
dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Muaro Jambi
Provinsi Jambi , 2017). Dalam menangani kebakaran hutan kita sebagai
masyarakat yang sadar bahwasannya kebakarakan hutan merupakan
masalah yang harus ditanggulangi, seharusnya hutan merupakan sesuatu
yang bisa kita jaga dan lindungi.
c. Penggundulan Hutan
Penggundulan hutan meupakan hal yang biasa dilakukan oleh manusia
yang menimbulkan dampak yang negatif di bumi ini. Kurangnya rasa
tanggung jawab untuk melestarikan lingkungan merupakan salah satu etika
yang sudah dianggap biasa. Dampak dari penggundulan hutan sendiri yaitu
sosial ekonomi dalam daerah tersebut. Contoh dari penggundulan hutan
terdapat di Sumatera Barat yaitu di kabupaten Pasaman dimana
penggundulan hutan liar sering terjadi dan mengakibatkan dampak dalam
hal sosial dan ekonomi. Masyarakat daerah tersebut tidak dapat
menggunakan keragaman hayati untuk kebutuhan masa depan melainkan
keragaman yang mereka punya hilang oleh ulah tangan yang tidak
bertanggung jawab. Peggundulan hutan ini terus meningkan dari waktu ke
waktu, yang mengakibatkan perekonimian masyarakat tersebut menurun.
Nyatanya, pendapatan masyarakat hanya 500.000 untuk biaya makan dan
juga sekolah itupun belum cukup untuk kebutuhan yang lainnya (Nofrianti,
2015).
Dampak lain dari penggundulan hutan adalah faktor lingkungan yaitu
semakin panasnya daerah tersebut karena tidak ada lagi pelindung sebagai
perisai dalam penanganan tersebut. Dengan begitu semakin tinggi lagi
tingkat pemanasan global. Selain itu, punahnya fauna dan flora yang
dimiliki oleh daerah tersebut. Flora dan fauna merupakan hal yang harus
dijaga dan dilestarikan karena merupakan aset yang penting didalam
sebuah negara. Adanya, penggundulan hutan tersebut mengakibatkan flora
dan fauna semakin terancam kepunahannya. Selain itu dampak yang dari
penggundulan hutan yang lain adalah terjadinya tanah longsor yang
mengakibatkan bencana yang dapat terjadi dan mengancam masyarakat
sekitar. Penggndulan hutan tersebut selain merusak lingkungan yang ada
juga membawa hal yang dapat membawa bencana ketika terjadinya tanah
longsor karena tidak dapat diprediksi kapan terjadinya tanah longsor
tersebut.
Penggundulan hutan juga dapat menyebabkan bekurangnya oksigen
yang berada didalam bumi. Aktifitas penggundulan hutan ini akan
menyebabkan pohon yang berada di hutan tidak dapat menyerap air hujan
yang turun dan tidak bisa diserap oleh pohon tersebut resikonnya adalah
ketika itu terjadi air yang turun ke permukaan bumi tidak dapat diserap dan
akan memenuhi daerah masyarakat dan juga sumber oksigen akan
berkurang akibat aktifitas tersebut. Pentingnya pohon didalam hutan
merupakan kepentingan yang mendasar dan merupakan kebutuhan yang
pokok bagi kelangsungan kehidupan di bumi ini. Tanpa adanya pohon
tersebut makhluk hidup akan lebih menghirup karbondioksida bukan
oksisgen, sedangkan makhluk hidup harus menghirup oksigen agar dapat
bertahan hidup.
Oleh sebab itu, masyarakat perlu mengetahui bahaya akan
penyebabnya penggundulan hutan tersebut bisa diadakannya simulasi
penanaman tumbuhan hijau dan seminar tentang bahaya dari
penggundulan hutan itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan oleh semua
kalangan yang nantinya dapat ditekankan untuk pemenuhan kebutuhan dan
kelestarian yang akan datang.
d. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan bencana alam yang disebabkan oleh
manusia. Kurangnya tanah yng tandus mengakibatkan longsor itu terjadi
dan tidak adanya penanaman kembali atau reboisasi mengakibatkan
terjadinya longsor. Longsor yang terjadi tidak dapat diprediksi kapan
datang dan terjadi. Hal tersebut yang menjadikan bencana ini tidak dapat
diprediksi sekaligus berbahaya bagi masyarakat sekitar. Adanya
pengimbauan bagi masyarakat akan adanya pemukiman yang tinggal
didataran tinggi untuk antisipasi akan adanya tanah longsor merupakan hal
yang penting. Maka dari itu masyarakat harus menanamkan kembali rasa
tanggung jawab untuk melestarikan alam yang ada dengan menanam
kembali tumbuhan hijau.
e. Banjir
Banjir merupakan masalah yang umum yang sering kita jumpai dimana
saja. Bencana alam banjir adalah bencana yang merupakan faktor dari
manusia. Banjir dikarenakan meluapnya pembuangan air yang beupa
sampah organik ataupun non organik yang menjadikan pembuangan
tersebut menjadi tersumbat atau penuh. Masalah banjir ini setiap tahunnya
pasti terjadi. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar bahkan
menjadi perhatian pemerintah untuk menangani masalah banjir sendiri.
Banjir yang datang merupakan ulah dari tangan manusia yang tidak
bertanggung jawab, bahwasannya manusia tersebut tidak dapat membuang
sampah pada tempatnya.
Membuang sampah pada tempatnya merupakan hal yang mudah dan
tidak sulit. Hal kecil itulah yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi
banjir yang terjadi. Dimana perbuatan atau tindakan kecil dapat
mempengaruhi hal besar. Banjir juga dapat disebabkan oleh penebangan
hutan yang liar dapat dikatakan bahwasannya hutan yang dikenal sebagai
paru – paru dunia oleh karenanya hutan sendiri atau pohon dapat menyerap
air yang ada di permukaan tanah dan menjadikan air yang sudah diserap
oleh pohon tersebut menjadi oksigen yang baik bagi manusia. Jadi, dapat
dikatakan bahwa penggundulan hutan bersinambungan dengan adanya
banjir. Karena banjir yang datang dapat diakibatkan oleh sampah ataupun
penggundulan hutan yang keduanya sama – sama merupakan ulah tangan
manusia.
Contoh banjir yang sering kita dengar yaitu di ibukota Jakarta, dimana
setiap tahunnya menjadi daerah langganan banjir. Banjir di ibukota Jakarta
dimana daerah Jakarta memang sudah menjadi kawasan rawan banjir. DKI
Jakarta dinilai bukan karna aktifitas manusianya yang tidak bertanggung
jawab dengan ligkungan melainkan bentuk fisik dari permukaan daerah
DKI Jakarta sendiri yang memiliki bentuk geologi yang cekung dan
menadi pusat air. Cekungan air tersebut menjadi daerah bajnir yang terjadi,
sungai yang berada di daerah DKI Jakarta tidak dapat mengalir menuju
laut yang disebabkan oleh cekungan banjir tersebut menghalangi jalannya
air sungai menuju laut (Harsono, 2013). Dengan keadaan fisik yang
seperti itu ditambah masyakarat daerah DKI Jakarta yang sudah timpang
tidih memenuhi ibu kota, yang menjadi penyebab sampah di daerah DKI
Jakarta sangat banyak dan susah untuk ditanggulangi. Oleh karenanya,
masyarakat daerah DKI Jakarta harus sadar betul apa yang harus dilakukan
dalam menanggulangi masalah banjir.
Masalah geologi yang sudah dihadapi oleh DKI Jakarta dipertambah
dengan masalah masyarakatnya yang selalu tidak mempedulikan sampah
akan membuat daerah DKI Jakarta akan hilang dengan seiringnya waktu.
Keadaan fisik geologi DKI Jakarta yang dapat dikatakan merupakan
cekungan banjir dan menjadi pusat cekungan tersebut akan mengalami
pergeseran permukaan yang semakin lama menuju kedaerah laut. Oleh
karenanya, pembangunan di daerah DKI Jakarta juga merupakan faktor
yang penting dalam permasalahan banjir sendiri. Pembangunan yang
berada di daerah DKI Jakarta dapat dikatakan lebih banyak menimbukan
dampak bagi masyarakat sekitar yang ada dengan tidak mempedulikan
lingkungan fisik daerah DKI Jakarta. Dalam menanggulangi banjir
didaerah DKI Jakarta bukan hanya masyarakat melaikan terdapat pihak
pemerintah ataupun swasta yang memiliki peran yang penting dalam
menaggulangi banjir didaerah DKI Jakarta.
Dampak dari masalah banjir ini yaitu adanya wabah penyakit yang
akan menyerang masyarakat setempat. Dengan adanya banjir biasanya
menimbukan penyakin yang datang karena banjir dapat membawa
lingkungan yang kotor. Oleh karena itu, banjir yang kita tahu tidak dapat
diselesaikan oleh satu orang saja namun semua orang mempunyai peranan
yang cukup penting.
II. Kesimpulan
Rusaknya bumi yang sebagian besar merupakan ulah tangan manusia
merupakan persoalan yang semakin sulit untuk diatasi. Kerusakan bumi yang
disebabkan oleh ulah manusia bukanlah tidakan yang etis untuk dilakukan. Bisa
dilihat bahwa tindakan manusia seperti itu adanya kesalahan etis yang dimiliki
oleh manusia tersebut yang menjadikan bumi ini sakit bahkan mulai hancur.
Tindakan merusak bumi dan lingkungan sekitar dapat dilihat dari segi bencana
alam yang telah terjadi dimana – mana seperti Indonesia. Indonesia yang sering
mengalami bencana alam yang diakibatkan oleh manusia dan oleh faktor alam
merupakan penentu sebagai kelestarian bumi dimasa yang akan mendatang. Telah
kita ketahui bahwa rusaknya bumi ini dapat dimulai dengan bencana – bencana
alam yang sudah sering terjadi seperti pemanasan global dan efek rumah kaca,
kebakaran hutan, penggundulan hutan dan banjir. Keempat masalah tersebut
memiliki keterkaitan yang sama.
Pemanasan global merupakan masalah yang disebabkan oleh manusia
memberikan dampak yang sangat dirasa dari kurun waktu ke waktu. Dampak yang
terjadi ialah perubahan iklim yang tidak menentu dan menipisnya es yang berada
dikutub utara dan selatan. Kebakaran hutan yang dilakukan oleh manusia
memberikan dampak yang besar bagi masyarakat luas yaitu adanya sesak nafas
yang dialami masyarakat akibat asap kebakaran yang terjadi. Membuat
masyarakat sendiri sulit untuk beraktifitas akibat asap kebakaran yang
ditimbulkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Penggundulan hutan yang
terjadi juga memberikan dampak yang besar bagi masyarakat yaitu terjadinya
longsor dan mengakibatkan banjir. Tanah longsor yang diakibatkan oleh
penggundulan hutan tersebut juga kurangnya reboisasi atau penanaman kembali
seribu pohon. Kemudian banjir yang seharusnya dapat kita tanggulangi mulai dari
sekarang dengan membuang sampah pada tempatnya, membersihkan saluran
pembuangan air dan juga melakukan penanaman kembali.
Kesimpulanya adalah kita harus bisa menjaga alam ini dengan baik dengan
tidak merusak atau mengambil keragaman di bumi ini. Menjadi masyarakat yang
patuh dan peduli pada alam sekitar dapat memberikan banyak manfaat bagi kita
sediri ataupun masyarakat yang lain. Dimulai dengan diri sendiri lalu kepada
orang lain, berani bertindak yang seharusnya. Mulailah dengan hal kecil seperti
membuang sampah pada tempatnya lalu melakukan penanaman kembali atau
reboisasi dan tidak melakukan penebangan pohon secara liar.

III. Daftar Pustaka

Haddad, I. (2010). Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan sebuah Pengantar.


Prisma, Vol 29 NO 2.

Hadiyarto, A. (2011). Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan


Pasir di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi. Ilmu Lingkungan, Volume
9 Issus 2.

Harsono, B. (2013). Mengulas Penyebab Banjir di Wilayah DKI Jakarta dari Sudut Pandang
Geologi , Geomorfologi dan Morfometri Sungai . Sains dan Teknologi Modifikasi
Cuaca , Vol 14 No 1.

Laila, A. N. (2014). Gerakan Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan Hidup. Politik Muda
, Vol. 3 No.3.

Nofrianti, Z. (2015). Dampak Penebangan Liar Bagi Kehidupan Masyarakat Di Kecamatan


Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman . STKIP .

PP. (No.45 Tahun 2004). Pelindungan Hutan.

Purnomo, E. P. (2016). Ekologi Pemerintahan . Yogyakarta: Dirjen KSDAE KLHK.

Purnomo, E. P. (2017). Penguatan Kelembagaan Dalam Pencegahan dan Pengendalian


Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi . Vol.4 No 1.

Sururi, A. (2014). Menggapai Pelestestarian Lingkungan Hidup di Indonesia. STAI


Daarussalam Sukabumi, Vol.2 No. 1.

Zulkifli, I. d. (2017). Studi Pengendalian Kebakaran Hutan di Wilayah Kelurahan Merdeka


Kecmatan Samboja Kalimntan Timur. AGRIFOR, Volume XVI NO.1.

Anda mungkin juga menyukai