Anda di halaman 1dari 33

“PERAN DAN FUNGSI HUKUM INVESTASI DI INDONESIA SEBAGAI

PENDORONG PEREKONOMIAN MASYARAKAT

JURNAL ILMIAH
Diajukan Untuk Pemenuhan Tugas

Mata Kuliah Hukum Investasi

Dosen : M. Fahruddin, SH.,MH

Disusun Oleh :

ANDI ALDA AMINA

(1220170021)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

JAKARTA

2020
ABSTRAK

Di dalam jurnal ini akan membahas tentang peran dan fungsi hukum investasi di
indonesia sebagai pendorong perekonomian masyarakat. Istilah investasi berasal dari
bahasa latin, yaitu investire (memakai), sedangkan dalam bahasa inggris disebut sebagai
investment istilah hukum investasi berasal dari terjemahan bahasa inggris, yaitu
investment of law. Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada
kehidupan penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteran rakyat
banyak. Penguatan peran dan kelembagaan pemerintah sangat penting untuk
mendukung keberhasilan kebijakan investasi. Investasi adalah penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.”  Berdasarkan teori
ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi).
Menurut Senduk, bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain
Tabungan, Deposito, Reksadana, Obligasi, saham, emas dan property.Dalam peraturan
perundang-undangan tidak ditemukan pengertian hukum investasi. Untuk mengatahui
arti dari hukum investasi ini, maka harus dicari pandangan para ahli dan kamus hukum.
Para ahli dalam bidang investasi memiliki pandangan yang berbeda mengenai konsep
teoritis tentang investasi, Fitzgerald mengartikan investasi adalah aktifitas yang
berkaitan dengan usaha penarikan sumber dana yang dipakai untuk mengadakan
barang modal pada saat sekarang, dan barang modal akan menghasilkan aliran produk
baru dimasa yang akan datang, dalam defenisi ini investasi di kontruksikan sebagai
sebuah kegiatan untuk menarik sumber dana yang digunakan untuk pemberian barang
modal, dan barang modal tersebut menghasilkan produk baru. Dalam definisi lain
kamarudin ahmad mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan investasi adalah
menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau
keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut dalam defenisi ini investasi di
fokuskan pada penempatan uang atau dana dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan sebagai mana yang diharapkan. Dari berbagai pengertian investasi seperti
tersebut diatas, ada perbedaan istilah dengan “penanaman modal” yang pada
hakekatnya mempunyai arti yang sama. Dalam undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal (UUPM) dikemukakan bahwa penanaman modal adalah
segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik penanaman modal dalam negeri
maupun penanaman modal asing, untuk melakukan usaha di wilayah republik
indonesia. Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa investasi dan penanaman modal
adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau bahan hukum, menyisihkan
sebagian pendapatnyan agar dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan
harapan pasa suatu waktu tertentu akan mendapat hasil. Sudah merupakan kodratnya
bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, harus hidup bersama dalam hal suatu
masyarakat yang terorganisir untuk mencapai tujuan bersama. Agar tujuan tersebut
tercapai sebagaimana mestinya, dan dalam usaha tidak selalu benetur kepentingan,
maka diperlukan suatu Hukum yang dijadikan sebagai untuk mengatur segala aktifitas
manusia baik yang bergerak maupun tidak bergerak dalam masyarakat, begitu dunia
investasi Indonesia sangat maju tetapi masih kendala dalam aturan sehingga tidak
mempunyai efek dalam pembangunan ekonomi bangsa indonesia, kita bisa lihat banyak
investor yang berinvestasi di indonesia tetapi banyak kendala yang dihadapi hal ini
dikarenakan aturan dalam mengatur tentang pentingnya investasi untuk memajukan
perekonomi pembangunan sumber daya ekonomi rakyat indonesia yang benar oleh
rakyat indonesia. Maka itu Industri hukum harus dijadikan sebagai ter hukum investasi
untuk pembangunan ekonomi bang undang-undang dasar 1945 pasal 33 bisa
diberuntuhkan untuk kemakmuran rakyat.

Kata Kunci : Investasi, hukum investasi, perekonomian masyarakat


ABSTRACT

In this journal, we will discuss the role and function of investment law in Indonesia as a
driver of the people's economy. The term investment comes from the Latin language,
which is investire (use), whereas in English it is referred to as investment. The term
investment law comes from an English translation, namely investment of law. Today's
economic growth has an impact on the lives of a country's population. All of this affects
the welfare of the people at large. Strengthening the role and institutions of government
is very important to support the success of investment policies. Investment is an
investment for one or more assets that are owned and usually for a long time in the
hope of getting profit in the future. " Based on economic theory, investment means the
purchase (and production) of capital goods that are not consumed but are used for
future production (production goods). According to Senduk, investment products
available on the market include Savings, Time Deposits, Mutual Funds, Bonds, Shares,
Gold and Property. In the laws and regulations there is no understanding of investment
law. To know the meaning of this investment law, the views of experts and legal
dictionaries must be sought. Experts in the investment field have different views on
theoretical concepts about investment, Fitzgerald defines investment is an activity
related to the withdrawal of sources of funds used to procure capital goods at the
present time, and capital goods will produce a flow of new products in the future, in this
definition investment is constructed as an activity to attract sources of funds used for
the supply of capital goods, and the capital goods produce new products. In another
definition Kamarudin Ahmad argues that what is meant by investment is placing money
or funds in the hope of obtaining additional or certain benefits over money or funds in
this definition investment is focused on the placement of money or funds with the aim
of obtaining the profit as expected. Of the various definitions of investment as
mentioned above, there are different terms with "investment" which essentially has the
same meaning. In Law Number 25 of 2007 concerning Investment (UUPM) stated that
investment is all forms of investment activities, both domestic investment and foreign
investment, to conduct business in the territory of the Republic of Indonesia. From this
understanding it can be seen that investment and investment are activities carried out
by a person or legal material, setting aside a portion of his income so that it can be used
to carry out a business in the hope that a certain time will get results. It is natural that
humans cannot live alone, must live together in the case of an organized society to
achieve a common goal. In order to achieve these goals as they should, and in an effort
to not always be of interest, then a law is needed to regulate all human activities, both
moving and not moving in society, once the Indonesian investment world is very
advanced but still constraints in the rules so that it does not have effect on the
economic development of the Indonesian nation, we can see many investors investing in
Indonesia but many obstacles are faced by this because of the rules in regulating the
importance of investment to advance the economic development of the Indonesian
people's economic resources that are correct by the people of Indonesia. Therefore, the
legal industry must be made as an investment law for economic development, and the
1945 constitution, article 33, can be devoted to the prosperity of the people.

Keywords: Investment, investment law, community economy


A. LATAR BELAKANG
Istilah hukum investasi berasal dari terjemahan bahasa inggris, yaitu investment of
law. Dalam peraturan perundang-undangan tidak ditemukan istilah investasi. Hukum
investasi adalah norma-norma hukum mengenai kemungkinan-kemungkinan dapat
dilakukannya investasi, syarat-syarat investasi, perlindungan dan yang terpenting
mengarahkan agar investasi dapat mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. 1
Hal yang diatur dalam hukum investasi adalah hubungan antara investor dengan
penerima modal. Status investor dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu
investor asing dan investor domestik. Investor asing merupakan penanam modal
yang berasal dari luar negeri, sedangkan investor domestik merupakan penanam
modal yang berasal dari dalam negeri.
Bidang usaha merupakan bidang kegiatan yang diperkenankan atau dibolehkan
untuk berinvestasi. Prosedur dan syarat-syarat merupakan tata cara yang harus
dipenuhi oleh investor dalam menanamkan investasinya. Negara merupakan negara
yang menjadi tempat investasi itu ditanamkan. Biasanya negara yang menerima
investasi merupakan negara-negara yang sedang berkembang.
Perekonomian masyarakat adalah perekonomian yang diselenggarakan oleh
masyarakat. Perekonomian yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah
perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat secara
luas untuk menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. Kegiatan ekonomi
masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat. Di mana untuk
memperoleh barang dan jasa. Dengan kegiatan ekonomi tersebut untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dalam kegiatan ekonomi terdiri dari kegiatan produksi dan
konsumsi.

1
Sumber asli : Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.9
2
Salah satu teori ekonomi pembangunan yang sampai sekarang masih digunakan
adalah teori Tabungan dan Investasi oleh Harrod Domar. Dalam teori ini mencapai
kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan
investasi.
Kalau tabungan dan investasi rendah maka pertumbuhan ekonomi suatu Negara
juga akan rendah. Masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah
menambahkan investasi modal, masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan
modal. Kalau ada modal dan modal itu diinvestasikan hasilnya adalah pembangunan
ekonomi. Dewasa ini hampir di semua negara, khususnya negara berkembang
membutuhkan modal asing. Modal asing itu merupakan suatu hal yang semakin
penting bagi pembangunan suatu negara.
Sehingga kehadiran investor asing nampaknya tidak mungkin dihindari. Yang
menjadi permasalahan bahwa kehadiran investor asing ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi internal suatu negara, seperti stabilitas ekonomi, politik negara, penegakan
hukum. Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak
hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal itu
ditanamkan serta bagi negara asal para investor.
Pemerintah menetapkan bidangbidang usaha yang memerlukan penanaman
modal dengan berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga menentukan besarnya
modal dan perbandingan antara modal nasional dan modal asing. Dewasa ini banyak
negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan
investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah
sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara,
penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa
atau bahkan penambahan devisa.

2
Sumber asli : https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Ekonomika/article/download/3005/2819 di akses
pada 7 juli 2020, pukul 9.37 wib
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan
ini, yaitu :
1. Bagaimana pelaksanaan hukum investasi di indonesia?
2. Bagaimana pengaruh investasi dalam perekonomian Indonesia?
3. Apa saja asas serta manfaat yang terkandung dalam hukum investasi?
C. METODE PENELITIAN

a. Metode Pendekatan
Penelitian ini disusun dengan menggunakan tipe penelitian yuridis normatif, yaitu
penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-
norma dalam hukum positif. Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-
undangan (statute aproach) dan pendekatan kasus (case aproach). Pendekatan
perundangundangan digunakan untuk mengetahui keseluruhan peraturan hukum
khususnya hukum pidana di Indonesia. Pendekatan kasus bertujuan untuk
mepelajari penerapan norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan dalam
praktik hukum.

b. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka,
yaitu suatu cara pengumpulan data dengan melakukan penelusuran dan menelaah
bahan pustaka, hasil penelitian, majalah ilmiah, buletin ilmiah, dan jurnal ilmiah
elektronik
D. PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan hukum investasi di indonesia
Indonesia adalah contoh negara tempat investasi yang menarik. Tetapi masalah
kepastian hukum masih sering disuarakan investor. Ambil contoh perizinan.
Pembenahan perizinan tampaknya masih menjadi problem serius meskipun
berbagai regulasi sudah diterbitkan. Perizinan yang kurang berjalan dengan baik
akan menimbulkan biaya tinggi. Sudah banyak hasil riset yang membuktikan
dugaan itu. Masalahnya ada pada implementasi regulasi yang terkesan
dilaksanakan setengah hati.
Upaya yang dilakukan juga masih terlaku menekankan pada formalitas
ketimbang menciptakan budaya hukum yang pro investasi. Pemerintah seringkali
dihadapkan pada dilema. Membuka ruang investasi selebar-lebarnya dianggap
mengkhianati filosofi konstitusi. Tetapi menutup diri terhadap dunia luar di era
seperti sekarang pun sesuatu yang mustahil. Karena itu, dalam rezim hukum
investasi, dikenal pembatasan-pembatasan yang dilandasati kedaulatan suatu
negara. Wujud konkritnya di Indonesia adalah daftar bidang usaha yang tertutup
buat asing, atau lazim disebut negative list.  Misalnya, daftar negatif yang diatur
dalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010.
Pengaturan tentang kegiatan penanaman modal di Indonesia diatur dalam UU
No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a,
disebutkan bahwa kegiatan penanaman modal diselenggarakanberdasarkan asas
kepastian hukum. Sementara itu yang dimaksud dengan“asas kepastian hukum”
adalah asas dalam negara hukum yang meletakkanhukum dan ketentuan peraturan
perundangundangan sebagai dasar dalamsetiap kebijakan dan tindakan dalam
bidang penanaman modal.
Dalam konteks ini yang dimaksud dengan kepastian hukum adalah adanya
konsistensi peraturan dan penegakan hukum di Indonesia. Konsistensi peraturan
ditunjukkan dengan adanya peraturan yang tidak salingbertentangan antara satu
peraturan dengan peraturan yang lain, dan dapat dijadikan pedoman untuk suatu
jangka waktu yang cukup, sehingga tidak terkesan setiap pergantian pejabat selalu
diikuti pergantian peraturan yang bisa saling bertentangan.
Hukum Investasi sebagai salah-satu segi dalam Payung Hukum Ekonomi, maka
itu kehadirannya seharusnya dapat mengantisipasi serta menjawab animo
Kepentingan Dunia Usaha Nasional secara konstruktif, prospektif, produktif,
berkeadilan dan objektif. Misalnya, terkait dengan dengan ketegasan sikap
kebijakan dan keputusan nasional seketika terjadinya pergeseran dari skema
hukum dengan model Kontrak Karya yang bergerak ke arah Sistem Perizinan, dan
seterusnya. Termasuk dampak negatif sebagai akibat faktor-faktor eksternal yang
menggerus pertumbuhan sektor investasi, misalnya dari rangkaian aktivitas
Perdagangan, Perindustrian, IPTEK,  dan seterusnya.
Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2008 Tentang Investasi Pemerintah. Bahwa, untuk memperluas investasi
pemerintah khususnya dalam bentuk Investasi Langsung di bidang infrastruktur
dan bidang lainnya, serta memberikan peluang kerjasama dalam berinvestasi, perlu
mengganti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2007
Tentang Investasi Pemerintah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Investasi
Pemerintah, termasuk pula pengaturan terkait, Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ini yang dimaksud dengan
Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam
jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan Investasi Langsung
untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya. Surat
Berharga adalah saham dan/atau surat utang. Investasi Langsung adalah
penyertaan modal dan/atau pemberian pinjaman oleh badan investasi pemerintah
untuk membiayai kegiatan usaha.
3
Pemerintah Indonesia sadar terhadap pentingnya mengutamakan perbaikan
infrastruktur agar iklim investasi dan bisnis menjadi lebih menarik. Oleh karena itu,
pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama sebagai fondasi
pembangunan yang akan terus ditingkatkan, utamanya terkait dengan utama
menyambungkan ke sentra-sentra ekonomi produktif, sehingga masalah distribusi
tidak lagi menjadi kendala pertumbuhan ekonomi regional.
Berbagai proyek-proyek infrastruktur yang massif telah berhasil dikembangkan
di berbagai penjuru Indonesia, beberapa proyek pembangunan tersebut, antara
lain, Pembangunan Blok Masela di Maluku Tenggara Barat (MTB) yang diharapkan
dapat meningkatkan cadangan migas Indonesia sebesar 300 persen, peningkatan
kegiatan infrastruktur berbasis masyarakat (padat karya), pembangunan irigasi
kecil, pengembangan air mium dan sanitasi, pembangunan Pos Lintas Batas
Negara (PLBN) dan penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Kemudian,
preservasi jalan Lintas Timur, Barat, dan Tengah Sumatera, serta peningkatan
preservasi jalan Trans Papua untuk mengurangi disparitas harga  kebutuhan bahan
pokok dan mengatasi ketimpangan pembangunan antar wilayah di Indonesia.
Tingkat kemajuan infrasruktur suatu negara mencerminkan efisiensi
perekonomian dari negara itu sendiri. Saat kondisi infrastruktur di sebuah negara
lemah dapat berakibat pada tingginya biaya logistik untuk kegiatan bisnis,
termasuk perdagangan. Selain itu, industri tersebut akan kehilangan daya saing.
Pembangunan infrastruktur dan perkembangan makro ekonomi memiliki
hubungan timbal balik, karena pembangunan infrastruktur memberikan dampak
positif dan menciptakan efek pengganda dalam memacu pertumbuhan
ekonomi.  Pertumbuhan ekonomi membutuhkan pemerataan pembangunan
infrastruktur untuk menyerap peningkatan aliran barang dan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang secara langsung dapat berpengaruh kepada pengurangan

3
Sumber asli : https://www.setneg.go.id/baca/index/investasi_dan_indonesia_maju di akses pada 7 juli 2020,
pukul 11.23 wib
tingkat pengangguran dan kesenjangan, serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Instrumen kebijakan yang digunakan untuk mengantur kontrol atau
pembatasanpembatasan dan dapat ditemukan dalam peraturan perundang-
undangan dalam bidang investasi langsung di Indonesia adalah :
1) Restriksi modal dan perusahaan asing yang boleh masuk.
2) Pembatasan porsi kepemilikan saham asing.
3) Perlakuan khusus bagi investor asing.
4) Pembatasan operasional, seperti tingkat pemakaian bahan dalam negeri
(local content requiremen) dan kewajiban ekspor minimum.
5) Insentif penanaman modal, misalnya dalam bentuk konsensi pajak.
6) Undang – Undang Nomor 25 Pasal 2 Tahun 2007: Ketentuan dalam
Undang – Undang ini berlaku bagi penanaman modal di semua sektor di
seluruh wilayah Negara republik Indonesia.

Suatu peraturan dan regulator yang menangani seharusnya dikaji setiap saat,
apakah masih sesuai dengan kebituhan mutakhir. Melalui semacam sunset
mechanism, suatu peraturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak sesuai lagi
dengan kebutuhan terkini mestinya dikategorikan sebagai sunset laws dan sebagai
konsekuensi logisnya, diganti dengan peraturan yang lebih cocok. Hal tersebut
agar efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya, kebijakan dalam bidang
investasi langsung dapat mengambil pola kebijakan industrial (industrial policy).
Kebijakan yang di ambil dapat berupa regulasi atau bahkan bisa pula sebaliknya
melalui deregulasi, sesuai dengan kepentingan nasional. Privatisasi perusahaan
BUMN yang di atur dalam peraturan pemerintah No 59 Tahun 2009, yang menjadi
satu hot topic ekonomi dan politik nasional di Indonesia pada penghujung abad
lalu berlanjut pada abad 21 ini, merupakan refleksi kecenderungan globalisasi
dalam investasi langsung. Indonesia sebagai negara berdaulat, negara penerima
investasi langsung (hot investmen) mempunyai kebebasan penuh untuk
mengatur segala sesuatu berkaitan dengan modal asing yang datang, dari cara
masuk sampai dengan berakhirnya investasi langsung. 4
Indonesia merupakan
tujuan investasi yang tepat, Karena berinvestasi di Indonesia memilki potensi yang
sangat besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar pula. Keuntungan
berinvestasi di Indonesia ialah antara lain Indonesia memiliki sumber daya alam
yang berlimpah, pasar domestik yang besar, memiliki stabilitas politik yang baik,
tenaga kerja yang murah dan kreatif, serta peningkatan dalam iklim investasi.
Potensi yang pertama ialah sumber daya alam yang melimpah. Indonesia memiliki
sumber daya alam yang sangat kaya seperti gas alam, minyak, pertambangan, dan
lain sebagainya. Dengan kekayaan alam yang kaya ini dapat menjadi sumber yang
menguntungkan pula bagi para investor. Selanjutnya ialah pasar domestik yang
besar. Indonesia sebagai negara yang mayoritas masyarakatnya adalah masyarakat
yang memiliki gaya hidup modern sehingga memiliki daya beli yang tinggi.
Apapun produk yang dihasilkan oleh investor akan dengan mudah habis terjual di
pasaran. Kemudian Indonesia pun juga memiliki stabilitas politik yang baik. Ini
merupakan faktor yang penting juga bagi para investor. Karena dengan adanya
stabilitas politik yang baik maka investor hanya perlu fokus kepada aktivitas
investasinya. Potensi yang dimiliki Indonesia yang terakhir ialah upaya pemerintah
dalam meningkatkan iklim investasi. Salah satunya dengan makin mempermudah
perizinan dalam investasi yang sudah jauh lebih mudah dari sebelumnya. Kini ada
sistem yang bernama Online Single Submission atau yang dikenal sebagai OSS
yang membuat perizinan investasi menjadi lebih mudah, cepat, dan praktis.

4
Sumber asli : https://smartlegal.id/pendirian-usaha/2019/03/05/investasi-asing-indonesia/ di akses pada 9 juli
2020, pukul 10.44 wib
5
Seiring dengan prinsip otonomi daerah, penyelenggaraan otonomi daerah
harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Selain itu
penyelenggaraan otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan
antara daerah dengan daerah lainnya. Artinya daerah mampu untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah otonomi daerah juga harus mampu
memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan tetap tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan negara.
Pemerintah Pusat dinilai tidak serius dalam memberikan otonomi kepada daerah,
karena pemerintah pusat tidak memberikan pedoman yang cukup kepada daerah
untuk menjalankan otonominya, namun sebaliknya hampir semua pendapatan
pemerintah daerah ditarik pemerintah pusat. Upaya-upaya pemerintah daerah
untuk mempromosikan investasi tidak sebanding dengan pendapatan yang diraih.
Sebagian besar ditarik oleh pemerintah pusat.
Dalam perjalanan waktu terjadi perkembangan dimana berbagai peraturan
perundangundangan yang semula dimaksudkan dapat mengatur berbagai
peristiwa dan hubunganhubungan dalam kegiatan ekonomi masyarakat ternyata
justru menciptakan ketidakjelasan dalam peraturan perundang-undangan, baik
dalam hubungan vertikal maupun horisontal, khususnya dalam penanaman modal.
Dikeluarkannya Keputusan Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinator
Penanaman Modal Nomor 37/SK/1999, maka terjadi Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Persetujuan dan Fasilitas serta Perizinan Pelaksanaan Penanaman Modal
Kepada Gubernur Kepala Daerah Provinsi.

5
Sumber asli : https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/dih/article/view/444/408 di akses pada 9 juli, pukul 12.55
wib
Pasal 2 menyebutkan dengan pelimpahan kewenangan dimaksud dalam Pasal 1
ayat (1) dan ayat (3), maka penerbitan Surat Persetujuan, Surat Persetujuan Fasilitas
dan Perizinan Pelaksanaan Penanaman Modal dapat dilakukan oleh Menteri
Negara Investasi/Kepala BKPM atau Gubernur Kepala Daerah Provinsi, dalam hal ini
Ketua BKPMD sesuai dengan permohonan yang diajukan calon penanaman modal
kepada Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM atau Ketua BKPMD.
Jadi kewenangan ada pada Pemerintah Daerah Provinsi atau Ketua BKPMD. Di
Jawa Timur dikenal dengan Badan Penanaman Modal (BPM), hal ini menganut asas
desentralisasi, yang sejiwa dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah. Tetapi, Keputusan Menteri tersebut dikaitkan dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing dan
Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Sistem Pelayanan Satu Atap.
Dalam Pasal 3 menyebutkan pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas
penanaman modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c dalam rangka
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), berdasarkan
pelimpahan kewenangan dari Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang membina bidang-bidang usaha penanaman modal yang
bersangkutan melalui sistem pelayanan satu atap.
Dan memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan penanaman modal baik
penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri adalah Badan
Koordinator Penanaman Modal (BKPM), yang merupakan instansi pemerintah yang
menangani kegiatan tersebut, atas kewenangannya dapat dilimpahkan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota dan atas kewenangannya inipun dapat melimpahkan
kewenangan pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal
kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui sistem pelayanan satu
atap. Keputusan Presiden tersebut kembali kepada asas sentralisasi artinya
semua pelayanan perizinan, persetujuan, dan pemberian fasilitas dalam
penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri disentralkan pada
pemerintah pusat/Ketua BKPM.
Jadi atas kewenangannya terjadi ketidakjelasan hukum di bidang investasi
secara vertikal, jika dikaitkan antara Keputusan Menteri Negara Investasi/Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 37/SK/1999 tentang pelimpahan
kewenangan pemberian persetujuan dan fasilitas serta perizinan pelaksanaan
penanaman modal kepada Gubernur kepala daerah Provinsi dan asas yang
diperlakukan adalah desentralisasi.
Hdal ini sangatlah berlawanan dengan Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun
2004 tentang penyelenggaraan penanaman modal dalam rangka penanaman
modal asing dan penanaman modal dalam negeri melalui sistem pelayanan satu
atap, dan ini menganut asas sentralisasi karena yang berkewenangan dalam
penanaman modal baik penanaman modal asing maupun penanaman modal
dalam negeri, atas kewenangan pemerintah pusat dilaksanakan oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Maka dalam mengatasi tersebut dengan kembali pada asas Lex Superior
Derogat Lex Inferior artinya undang-undang yang berlaku lebih tinggi
mengesampingkan undang-undang yang lebih rendah. Maka yang berlaku adalah
Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman
Modal dalam rangka penanaman modal asing dan penanaman modal dalam
negeri melalui sistem pelayanan satu atap.
Dalam setiap aktifitas usaha dikenakan pajak dan retribusi daerah dengan tujuan
yang semata-mata meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di masing-masing
daerah Kabupaten/Kota dalam pembangunan daerah masing-masing, selain itu
terjadi suatu pertentangan antara ketentuan-ketentuan daerah
Kabupaten/Kota yang satu dengan ketentuan daerah Kabupaten/Kota lainnya.
Hubungan tersebut terjadi secara horizontal terjadi ketidakjelasan kewenangan
pada peraturan daerah Kabupaten/Kota yang sederajat substansinya saling
bertentangan.
2. Pengaruh investasi dalam perekonomian Indonesia
Pemerintah menargetkan 10,7 juta lapangan kerja baru, serta menurunkan
6

tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10% pada akhir tahun 2014. target itu bisa
tercapai asalkan setiap tahunnya perekonomian meningkat 30% lebih tinggi dari
pada tahun sebelumnya. Untuk mendorongnya, pemerintah harus fokus pada tiga
hal, yaitu ekspor, investasi pemerintah dan publik, serta konsumsi. Di samping itu,
investasi yang dikembangkan pun harus lebih memihak pada penciptaan lapangan
kerja.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,3-6,4%
pemerintah menargetkan pertumbuhan laju investasi sebesar 10% pada tahun
2011. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkiraan realisasinya pada
tahun 2010 yang sebesar 8%. Membaiknya likuiditas keuangan global akan
semakin mendorong masuknya aliran modal dari luar negeri sehingga
menggerakkan kinerja investasi domestik dan daya saing perekonomian nasional.
Kebutuhan investasi nominal tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp2.243,8
triliun. Kebutuhan investasi tersebut akan bersumber dari PMA dan PMDN sebesar
26,8%, kredit perbankan 17,4%, pasar modal 16,7%, belanja modal pemerintah
12,4%, dan sumber-sumber investasi lainnya. Melihat kondisi Indonesia setidaknya
ada lima alasan mendasar mengapa Indonesia membutuhkan investasi asing saat
ini :

6
Sumber asli : https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Ekonomika/article/download/3005/2819 di akses
pada 7 juli 2020, pukul 11.27 wib
a. Penyediaan lapangan kerja
b. Mengembangkan industri subsitusi impor untuk menghemat devisa
Kehadiran penanaman modal asing dapat dipergunakan untuk membantu
mengembangkan industri subsitusi impor dalam rangka menghemat devisa.
c. Mendorong berkembangnya industri barang-barang ekspor non-migas untuk
mendapatkan devisa.
d. Pembangunan daerah-daerah tertinggal. Investasi asing diharapkan sebagai
salah satu sumber pembiayaan dalam pembangunan yang dapat digunakan
untuk membangunInfrastruktur seperti pelabuhan, listrik, air bersih, jalan, rel
kereta api, dan lain-lain.
e. Alih teknologi. Salah satu tujuan mengundang modal asing adalah untuk
mewujudkan alih teknologi. Ada beberapa anggapan mengenai manfaat
investasi asing terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebagai
berikut:
1. Investasi asing akan menciptakan perusahaan-perusahaan baru,
memperluas pasar atau merangsang penelitian dan pengembangan
teknologi lokal yang baru.
2. Investasi asing akan meningkatkan daya saing industri ekspor, dan
merangsang ekonomi lokal melalui pasar kedua (sektor keuangan) dan
ketiga (sektor jasa/pelayanan).
3. Investasi asing akan meningkatkan pajak pendapatan dan menambah
pendapatan lokal/nasional, serta memperkuat nilai mata uang lokal untuk
pembiayaan impor.
4. Pembayaran utang adalah esensial untuk melindungi keberadaan barang-
barang finansial di pasar internasional dan mengelola integritas sistem
keuangan. Kedua hal ini, sangat krusial untuk kelangsungan pembangunan.
5. Sebagian besar negara-negara Dunia Ketia tergantung pada investasi asing
untuk menyediakan kebutuhan modal bagi pembangunan karena
sumberdayasumberdaya lokal tidak tersedia atau tidak mencukupi.
6. Para penganjur investasi asing berargumen bahwa sekali investasi asing
masuk, maka hal itu akan menjadi batu alas bagi masuknya investasi lebih
banyak lagi, yang selanjutnya menjadi tiang yang kokoh bagi
pembangunan ekonomi keseluruhan.
Investasi bukan semata-mata mencari keuntungan untuk Anda pribadi. Bahkan
ternyata investasi juga dapat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi Indonesia.  investasi merupakan salah satu komponen dari
pendapatan nasional yang dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB)
atau Gross Domestic Product (GDP).
PDB dan investasi memiliki korelasi positif, dimana jika investasi naik, maka
pendapatan nasional juga ikut naik. Dan berlaku sebaliknya, jika investasi turun,
maka pendapatan nasional juga turun. Begitulah dampak yang terjadi antara
keduanya.
Dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia,
dibutuhkan peran strategis yaitu berupa pembentukan modal. Pembentukan stok
modal inilah yang bersumber dari kegiatan investasi atau pendanaan di sejumlah
pasar keuangan. Belakangan ini, Indonesia memiliki kabar baik terkait
perekonomian Indonesia. Berkat warga negara dan komponen bangsa yang telah
berusaha keras memajukan negara ini, sedikit demi sedikit tantangan berhasil
dilalui.
Terlihat dari berbagai perusahaan (dan juga pemerintahan) yang memudahkan
para pendana untuk melakukan investasi. Mulai dari Peer-to-Peer Lending, hingga
saham dan obligasi. Semuanya merupakan alternatif investasi yang diminati oleh
para investor. Menurut laporan Bank Dunia, Indonesia berada di peringkat 72 dari
190 negara berdasarkan kategori Kemudahan Berusaha atau Ease of Doing
Business (EoDB). World Investment Report 2018 juga menunjukkan bahwa terjadi
pertumbuhan investasi yang signifikan pada Foreign Direct Investment (FDI) ke
Indonesia. Selain itu, lembaga pemeringkat (Fitch Rating) membuat Sovereign
Credit Rating Indonesia ada pada peringkat BBB.
Hal tersebut mencerminkan sebuah keyakinan atas perekonomian Indonesia dan
resiliensi sektor eksternal Indonesia di tengah kondisi ekonomi global saat ini.
Selama triwulan II (2019), realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) sebesar Rp 95,6 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp
104,9 triliun. Persentase PMDN dan PMA naik sebesar 18.6% dan 9.6%
dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018. Pada kuartal I (2019),
realisasi investasi mengalami peningkatan sebesar 5.3% menjadi Rp 195,1 triliun
dibandingkan dengan tahun 2018.
Dalam model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa hasil investasi akan
semakin tinggi bila produksi agregat di suatu negara semakin besar. Dengan
diasumsikan bahwa investasi swasta dan publik di bidang sumberdaya atau modal
manusia dapat menciptakan ekonomi eksternal (eksternalitas positif) dan memacu
produktivitas yang mampu mengimbangi kecenderungan ilmiah penurunan skala
hasil.
Meskipun teknologi tetap diakui memainkan peranan yang sangat penting,
namun model pertumbuhan endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut tidak
perlu ditonjolkan untuk menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan ekonomi
jangka panjang. Lebih lanjut Cara investasi mempengaruhi tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu negara, simplenya jika kita analogikan dari ala pedesaan. Dimana
seorang petani yang menginvestasikan hartanya untuk membeli peralatan untuk
menjalankan aktivitasnya sebagai petani dan bisa menghasilkan pendapatan.
Begitu juga tentang cara investasi mempengaruhi tingkat pertumbuhan nasional.
Yaitu dimana ketika suatu negara bisa mengadakan suatu proyek investasi yang
bisa menghasilkan pendapatan maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat lalu
perlu diketahui bahwa bila adanya kenaikan tingkat suku bunga bisa
mengakibatkan turunya investasi dan menurunya GDP riil yang ada.
3. Asas serta manfaat yang terkandung dalam hukum investasi
7
Di dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal telah ditentukan 10 asas dalam penanaman modal. Kesepuluh
asas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang meletakkan
hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam
setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.
2. Asas keterbukaan, yaitu asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
kegiatan penanaman modal.
3. Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari penyelenggaraan penananam modal harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
4. Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara, yaitu asas
perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan
penanam modal asing maupun antara penanam modal dari satu negara asing
dan penanam modal dari negara asing lainnya.

7
Sumber asli : https://www.dictio.id/t/apa-saja-asas-asas-hukum-investasi-di-indonesia/119695/2 di akses pada 8
juli 2020, pukul 10.21 wib
5. Asas kebersamaan, yaitu asas yang mendorong peran seluruh penanam modal
secara bersamasama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
6. Asas efisiensi berkeadilan, yaitu asas yang mendasari pelaksanaan penanaman
modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk
mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.
7. Asas berkelanjutan, yaitu asas yang secara terencana mengupayakan
berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin
kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan, baik untuk masa
kini maupun yang akan datang.
8. Asas berwawasan lingkungan, yaitu asas penanaman modal yang dilakukan
dengan tetap memerhatikan dan mengutamakan perlindungan dan
pemeliharaan lingkungan hidup.
9. Asas kemandirian, yaitu asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap
mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada
masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi.
10. Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, yaitu asas yang
berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan
ekonomi nasional.
Disamping asas-asas hukum diatas, dalam Agreement on Trade Related
Investment Measures (TRIMs) telah menentukan sebuah asas, yakni asas
nondiskriminasi. Asas non diskriminasi, yaitu asas di dalam
penanaman investasi asing maupun lokal mengingat investasi itu sendiri
bersifat state borderless (tidak mengenal batas negara). Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa investasi yang ditanamkan oleh investor tidak dibedakan antara
investasi asing dengan investasi lokal yang telah dimasukkan ke dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf d UU Penanaman Modal.
Adapun tujuan diselenggarakannya penanaman modal terdapat dalam
Pasal 3 Ayat (2) UU Penanaman Modal yang terdiri dari :
1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;

2. menciptakan lapangan kerja;


3. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
4. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;

5. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;


6. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
7. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
mengg unakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri; dan
8. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mencermati tujuan diselenggarakannya penanaman modal sebagaimana yang


dijabarkan dalam Pasal 3 ayat (2) diatas, nampak bahwa pembentuk
undangundang telah menggariskan suatu kebijakan jangka panjang yang haruS
diperhatikan oleh berbagai pihak yang terkait dengan dunia investasi. Tujuan yang
hendak dicapai menjabarkan secara limitatif.
Secara teoretis maupun praktis, faktor investasi dapat dijadikan salah satu
instrumen atau faktor utama untuk memacu dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Kebijakan investasi diharapkan dapat menjadi stimulan peningkatan
kesempatan kerja bagi masyarakat. Jadi, terdapat hubungan yang linier dan
berkelanjutan antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan
bagi masyarakat.
Kebijakan investasi merupakan alat untuk menarik para pemilik modal (investor)
untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Kebutuhan akan kehadiran investasi
asing bersifat khusus, dan karenanya menarik investasi asing harus dilakukan
dengan cara khusus, mengingat persaingan ketat dengan negara-negara lain.
Jadi, sistem hukum dan kelembagaan, dan insentif harus dibangun sebaik
mungkin agar dapat menjadi tujuan investasi yang menarik.
Ada beberapa alasan atau tujuan mengapa seseorang melakukan investasi
yaitu:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak.

8
Investasi bukan monolog, tetapi dialog yang menimbulkan hubungan timbal
balik. Saat perusahaan memutuskan untuk menjual sahamnya di bursa efek, maka
sudah pasti ada modal yang tengah disuntikkan agar roda industri bisa berjalan.
Industri yang berjalan berpotensi untuk berkembang sehingga menghasilkan profit
yang diharapkan. Itulah mengapa investasi penting untuk semua pihak, tidak hanya
kepada investor secara individual.
Melalui investasi yang dilakukan masyarakat, perusahaan dapat meningkatkan
peralatan usaha, menambah karyawan, dan melakukan ekspansi pada usahanya.
Lapangan kerja akan terbuka untuk mencari sumber daya yang unggul. Perusahaan
bisa tumbuh dengan baik sehingga mampu memberikan pajak yang lebih besar
kepada pemerintah.
Saat perusahaan mampu menghasilkan pajak yang besar, target pertumbuhan
ekonomi negara bisa tercapai. Pemerintah bisa membangun infrastruktur,
meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas fasilitas kesehatan, dan
sebagainya. Memiliki lembaran saham suatu perusahaan tidak hanya berdampak

8
Sumber asli :
https://www.poems.co.id/htm/Freeducation/LPNewsletter/v76/news02_vol76_ManfaatInvestasiPasarmodal.html
di akses pada 8 juli 2020, pukul 10.36 wib
kepada laba secara pribadi. Saat saham suatu perusahaan melantai di bursa,
perekonomian sedang diserahkan ke tangan kita.
Satu keputusan berinvestasi yang kini bisa dilakukan dengan satu sentuhan jari
bisa jadi peran serta masyarakat dalam menggerakan roda ekonomi dan
menentukan masa depan Indonesia. Kabar baiknya, pasar modal Indonesia
bergerak naik ke atas secara historis dalam rentang waktu 10 tahun terakhir
(2009—2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang bergerak fluktuatif.
Tetapi jika ditarik garis lurus, IHSG terus melaju ke arah yang positif.
Bukan tanpa alasan hal ini bisa terjadi. Indonesia memiliki sumber daya alam
yang melimpah dan pasar domestik yang besar. Jumlah masyarakat yang banyak
berpotensi dalam pengembangan tenaga kerja. Dengan segala kekayaan yang
dimiliki Indonesia, banyak investor yang menjadikan negara ini sebagai tujuan
investasi yang potensial melahirkan pertumbuhan aset.
Ada tiga manfaat utama pasar modal atau investasi bagi negara, di antaranya
sebagai berikut :
1. Mengurangi Pengangguran
Dengan modal yang bergulir ke perusahaan dan pemerintahan,
pembangunan akan dilakukan dan peluang menambah sumber daya akan
terbuka secara lebar. Investasi yang kita lakukan akan membangun pabrik,
infrastruktur, meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan, dan secara
otomatis membuka banyak lapangan pekerjaan yang diperlukan untuk
mewujudkan tujuan pembangunan. Dengan begitu, aktivitas produksi dapat
berjalan dengan baik didukung dengan sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan.
2. Memajukan Negara dalam Jangka Panjang
Jika investor domestik memiliki peran yang lebih besar, perekonomian
negara dalam jangka panjang bisa lebih terjamin. Investor luar memang
membantu pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam jangka menengah.
Tetapi dalam jangka panjang, keuntungan yang lebih besar akan mengalir
ke negara asal investor tersebut.
Jika investor domestik menyadari hal ini, seharusnya, mengambil peran
besar di negara sendiri tidak lagi jadi masalah. Sebab dalam jangka panjang,
investasi bisa menghasilkan buah yang diinginkan.
3. Meningkatkan Pendapatan Per Kapita
PDB atau pendapatan nasional merupakan cermin pertumbuhan
ekonomi negara yang dihitung melalui empat komponen utama, di
antaranya konsumsi (C), investasi (I), belanja pemerintah (G), dan total bersih
ekspor (X) dikurangi impor (M). Investasi memiliki hubungan erat dengan
PDB suatu negara. Jika investasi terhadap Indonesia turun, maka PDB-nya
akan turun juga. Sebaliknya, jika investasi mengalir deras, maka PDB
Indonesia akan memunculkan hasil yang gemilang.
9
Hukum investasi atau pasar modal di Indonesia, sudah diatur oleh Pemerintah
melalui UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. UU ini memiliki
beberapa pasal yang secara jelas mengatur hukum atau aturan investasi di
Indonesia. Berdasarkan UU, Presiden bisa memutuskan untuk membuat UU
investasi karena beberapa hal berikut
 Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut UUD
ini, dijelaskan bahwa ada tujuan yang dilakukan untuk membuat
perekonomian negara Indonesia agar lebih baik lagi yakni melalui
pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Tentu saja, menurut
UUD tersebut, pembangunan ekonomi ini diharuskan berlandaskan pada
demokrasi ekonomi.

9
Sumber asli : https://koinworks.com/blog/mengenal-uu-investasi-di-indonesia/ di akses pada 9 juli 2020, pukul
4.30 wib
 Menjalankan amanat yang sudah ditetapkan di Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/ 1998.
Adapun isi amanat tersebut adalah guna melaksanakan aturan atau
kebijakan investasi (penanaman modal), maka diharuskan dengan landasan
sistem ekonomi kerakyatan. Didalam ekonomi kerakyatan tersebut ada
usaha kecil, mikro, menengah serta koperasi.
 Untuk percepatan pembangunan ekonomi, maka dilakukan peningkatan
penanaman modal. Ini dilakukan untuk mengolah segala potensi ekonomi
menjadi kinerja ekonomi yang riil atau nyata. Adapun modal tersebut bisa
datang dari dalam atau luar negeri.
 Untuk membuat Indonesia ikut serta dalam kerjasama di dunia
internasional maka harus ada iklim investasi atau penanaman modal. Iklim
investasi ini sudah seharusnya bersifat promotif, adil, kondusif serta efisien.
Selain itu, iklim ini juga harus tetap memperhatikan kepentingan ekonomi
nasional.
Isi UU no. 25 tahun 2007 ini membahas berkenaan dengan apa yang dimaksud
dengan investasi atau penanaman modal sebagai bentuk investasi utama. Menurut
UU ini, yang dimaksud dengan penanaman modal ialah segala bentuk kegiatan
yang dilakukan dalam rangka penanaman modal. Adapun penanam modal atau
investor yang dimaksud di sini bisa berupa investor dalam atau luar negeri.
Yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri adalah penanaman
modal yang ditujukan untuk melakukan usaha yang berada di dalam negeri dan
dilakukan oleh penanam atau investor lokal. Sedangkan penanaman modal luar
negeri maksudnya adalah penanaman modal yang ditujukan untuk melakukan
usaha yang berada di dalam negeri dan dilakukan oleh penanam atau investor
asing baik penanaman modal ini dilakukan sepenuhnya oleh orang asing atau
secara patungan.
Adapun untuk tujuan investasi berdasarkan UU ialah untuk menciptakan jumlah
lapangan kerja lebih banyak lagi, peningkatan pertumbuhan ekonomi negara,
membuat perubahan, membantu ekonomi rakyat sehingga mereka mampu
berkembang serta membuat kesejahteraan untuk masyarakat dengan adanya
lapangan kerja yang memadai sehingga mereka tidak akan mengalami kesulitan
mencari pekerjaan. Bahkan, penanaman modal juga dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah orang miskin di Indonesia.
E. PENUTUP
 Kesimpulan
Istilah hukum investasi berasal dari terjemahan bahasa inggris, yaitu
investment of law. Dalam peraturan perundang-undangan tidak ditemukan istilah
investasi. Hukum investasi adalah norma-norma hukum mengenai kemungkinan-
kemungkinan dapat dilakukannya investasi, syarat-syarat investasi, perlindungan
dan yang terpenting mengarahkan agar investasi dapat mewujudkan
kesejahteraan bagi rakyat. Hal yang diatur dalam hukum investasi adalah
hubungan antara investor dengan penerima modal.
Status investor dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu investor asing
dan investor domestik. Investor asing merupakan penanam modal yang berasal
dari luar negeri, sedangkan investor domestik merupakan penanam modal yang
berasal dari dalam negeri. Bidang usaha merupakan bidang kegiatan yang
diperkenankan atau dibolehkan untuk berinvestasi. Prosedur dan syarat-syarat
merupakan tata cara yang harus dipenuhi oleh investor dalam menanamkan
investasinya.
Negara merupakan negara yang menjadi tempat investasi itu ditanamkan.
Biasanya negara yang menerima investasi merupakan negara-negara yang
sedang berkembang pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak
pada kehidupan penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada
kesejahteran rakyat banyak. Penguatan peran dan kelembagaan pemerintah
sangat penting untuk mendukung keberhasilan kebijakan investasi.
Daya tarik investasi bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain
meningkatkan pelayanan perijinan, meningkatkan kepastian
hukum,meningkatkan diversifikasi pasar dan mendorong komoditi lokal yang
bernilai tambah tinggi. Investasi didorong dengan meningkatkan akses UKM pada
sumber daya produktivitas.
Tanpa lembaga dan kapasitas yang siap maka kebijakan tidak bisa terealisasi
secara maksimal. Tujuan dan prospek yang ingin dicapai sulit untuk dicapai dan
kemungkinannya malah akan hilang. Pemerintah perlu menata kembali fungsi
organisasi dan manajemen yang ada saat ini.Perkembangan investasi di Indonesia
menunjukkan keadaan yang menggembirakan.
Melalui investasi yang dilakukan masyarakat, perusahaan dapat meningkatkan
peralatan usaha, menambah karyawan, dan melakukan ekspansi pada usahanya.
Lapangan kerja akan terbuka untuk mencari sumber daya yang unggul.
Perusahaan bisa tumbuh dengan baik sehingga mampu memberikan pajak yang
lebih besar kepada pemerintah.
Saat perusahaan mampu menghasilkan pajak yang besar, target pertumbuhan
ekonomi negara bisa tercapai. Pemerintah bisa membangun infrastruktur,
meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas fasilitas kesehatan, dan
sebagainya. Memiliki lembaran saham suatu perusahaan tidak hanya berdampak
kepada laba secara pribadi. Saat saham suatu perusahaan melantai di bursa,
perekonomian sedang diserahkan ke tangan kita.
Satu keputusan berinvestasi yang kini bisa dilakukan dengan satu sentuhan jari
bisa jadi peran serta masyarakat dalam menggerakan roda ekonomi dan
menentukan masa depan Indonesia. Manfaat atau fungsi dari hukum investasi
sebagai pendorong perekonomian masyarakat yaitu sangat memiliki peran yang
penting sekali, yaitu diantara nya dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional serta mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.
 Saran
Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial,
politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan
ekonomi. Dengan adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin
terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian
di dalam negeri, tentunya akan tercipta pula arus perekonomian yang stabil
serta tetap menerapkan dan menjaga aturan hukum yang telah di tetapkan dalam
berinvestasi
DAFTAR PUSTAKA

- E-JURNAL :

 https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/Ekonomika/article/download/3005/

2819
 https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/dih/article/view/444/408

-E-BOOK :

 Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers,
2008)

-UNDANG-UNDANG :

 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, Tentang Penanaman Modal

-INTERNET :

 https://www.setneg.go.id/baca/index/investasi_dan_indonesia_maju

 https://koinworks.com/blog/mengenal-uu-investasi-di-indonesia/

 https://smartlegal.id/pendirian-usaha/2019/03/05/investasi-asing-indonesia/

 https://www.dictio.id/t/apa-saja-asas-asas-hukum-investasi-di-indonesia/119695/2

Anda mungkin juga menyukai