Anda di halaman 1dari 29

PUTUSAN

Nomor 79/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN


KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa


dan mengadili dalam tingkat pertama, perkara-perkara dalam bidang HAKI,
dalam gedungnya yang khusus disediakan untuk itu di Jalan Gajah Mada 17
Jakarta Pusat menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara Merek
antara:
SRILINARTI SASMITO, pekerjaan Swasta alamat JI. Talaud No. 12
Jakarta Pusat dalam hal ini diwakili oleh: DUDUNG BADRUN., SH Advokat dari
kantor Marthen Parengkuan SH & Associates beralamat di Wisma Bank Mandiri
Lantai 3 Ruang 305 JI. Tanjung Karang No. 3-4A Jakarta Pusat 10230
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal, 07 Oktober 2003 selanjutnya disebut
PENGGUGAT;

Melawan

1. PT. EPIDERMA INDONESIA INDAH, suatu Perseroan berdasarkan


Undang-undang Negara Republik Indonesia, selanjutnya disebut
TERGUGAT I ;
2. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Departemen Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia Cq. Direktorat
Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual Cq. Direktorat Merek,
beralamat di Jalan Daan Mogot Km 24 Tangerang 25119 yang
selanjutnya disebut, TERGUGAT II;
3. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Departemen Kesehatan R.I Cq.
Badan Pengawas Obat dan Makanan beralamat di Jalan Percetakan
Negara Nomor 23 Jakarta Pusat, selanjutnya disebut TERGUGAT III;
 Membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta
Pusat Nomor: 79/HKI/Merek/2003/PN.NIAGA/JKT. PST. tanggal, 17
Oktober 2003 tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara ini;
 Membaca berkas perkara Nomor : 79/Merek/2003/PN.
NIAGA.JKT.PST.
 Membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 79/
Merek/2003/PN. NIAGA/JKT. PST tanggal, 21 Oktober 2003
tentang hari sidang pertama untuk memeriksa perkara in;;
 Mendengar dan membaca surat gugatan Penggugat ;
 Membaca dan memeriksa bukti-bukti yang diajukan dalam
persidangan serta membaca Kesimpulan yang diajukan oleh
Penggugat dan para Tergugat ;
 Membaca berita acara sidang;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA :

Menimbang bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap para


Tergugat melalui surat tertanggal 15 Oktober 2003 terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat pada tanggal, 16 Oktober 2003 Nomor:
79/Merek/2003/PN.Niaga/JKT.PST.
Menimbang, bahwa dalam gugatan yang dimaksud di atas Penggugat
mengemukakan alasan-alasan gugatan sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat adalah Pemilik/Pemegang hak atas merek EPIDERMA
berdasarkan Sertifikat Merek Agno. 0-96.11524 Nomor Pendaftaran
387248 tanggal 8 September 1997 dari TERGUGAT I" untuk jenis barang
dan jasa.

"sediaan-sediaan untuk memutihkan dan mencuci, sediaan-sediaan untuk


membersihkan, mengkilatkan, membuang lemak dan menggosok, sabun-
sabun, wangi-wangian, minyak-minyak sari wangi, kosmetika, minyak-
minyak rambut, bahan-bahan pemelihara gigi, kertas tissue wangi basah,
cat kuku, cat bibir (Iipstik). cat rambut, konditioner, shampoo, deodoran,
hair spray, bedak, celak mala, sipat mata, alas bedak, tears krim, minyak
klonyo (eau de cologne), parfum, lotion untuk kulit" (P-1).
2. Bahwa Penggugat adalah pemegang hak vide P-1 yang dilindungi oleh
Undang-undang sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 3 Undang-
undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, Penggugat adalah
pemegang Hak eksklusif dan satu-satunya yang berhak untuk
menggunakan merek EPIDERMA, tidak pernah memberikan ijin kepada
Tergugat I dan tidak pernah memberikan kewenangan kepada Tergugat II
dan Tergugat III untuk mengijinkan penggunaan merek aquo kepada
Tergugat I.
3. Bahwa berdasarkan fakta di pasar-pasar/dilapangan Niaga Tergugat I
tanpa hak telah menggunakan merek EPIDERMA hak milik Penggugat
vide P-1 barang-barang kelas 3" untuk segala macam kosmetik untuk
perawatan wajah rambut, kulit dan tubuh, sabun, shampoo, pasta gigi,
sedia-sediaan untuk memutihkan dan mencuci, sedia-sediaan
membersihkan, mengkilatkan, membuang lemak dan menggosok, wangil-
wangian, minyak sari, kosmetika, minyak rambut, bahan-bahan
pemeliharaan gigi" (P-2).
4. Bahwa terhadap tindakan Tergugat I yang tanpa hak menggunakan merek
Penggugat tersebut, Penggugat secara patut telah memberikan
peringatan kepada Tergugat I agar menghentikan tindakan melawan
hukum yang mengakibatkan kerugian kepada Penggugat (P-3 dan P-4),
kemudian Tergugat I memberikan tanggapan atas Somasi Penggugat vide
P-3 dan P-4 membenarkannya, bahkan Tergugat II telah mendaftarkan
merek EPIDERMA untuk Tergugat I tanggal12 September 1997 (P-5)
setelah terbit sertifikat atas nama Penggugat yang didaftar pada tanggal 8
September 1997, dan selanjutnya Tergugat III memberikan ijin beredar
merek hak Penggugat yang dipergunakan secara tanpa hak oleh Tergugat
I.
5. Bahwa tindakan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III melanggar hak
subyektif Penggugat, berdasarkan pasal 3 jo pasal 76 Undang-undang
Nomor 15 Tahun 2001 maka para Tergugat secara tanggung renteng
haruslah di hokum membayar kerugian kepada Penggugat senilai Rp.
5.000.000.000.- (lima milyar rupiah) dan memerintahkan kepada Tergugat
I menghentikan semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan
merek tersebut yaitu menghentikan dalam memproduksi dan
menghentikan dalam menjual/mengedarkan merek EPIOERMA dari
seluruh pasaran baik dalam atau luar negeri.
6. Bahwa para tergugat sebagai pihak yang telah melanggar Undang-
undang tentang merek maka menurut hukum haruslah di hukum
membayar biaya perkara dan mentaati melaksanakan Putusan perkara
aquo, keterlambatan melaksanakan Putusan haruslah di hukum
membayar uang dwangsom sebesar Rp. 5.000.000.- (lima juta rupiah) tiap
harinya.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, mohon kepada Ketua
Pengadilan Niaga Jakarta/Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
ini memutuskan dengan keputusan sebagai berikut ;
1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya.
2. Menyatakan Penggugat adalah Pemilik hak merek EPIDERMA
berdasarkan sertifikat merek Agno : 0-96.11524 Nomor Pendaftaran
387248 Kelas barang/Jasa tanggal, 8 September 1997.
3. Menyatakan Tergugat I, II dan III telah melanggar hak eksklusif Penggugat
atas merek EPIDERMA.
4. Menghukum kepada Tergugat I, II dan III secara tanggung renteng
membayar kerugian kepada Penggugat sebesar Rp. 5.000.000.000.- (lima
milyar rupiah).
5. Menghukum kepada Tergugat I menghentikan memproduksi dan
mengedarkan jenis barang dengan merek EPIOERMA dan menarik
seluruh merek EPIOERMA dari pasaran.
6. Menghukum kepada Tergugat I, II dan III membayar biaya perkara.
7. Menghukum kepada Tergugat I membayar uang Dwangsom sebesar Rp.
5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) tiap hari atas keterlambatan
melaksanakan Putusan ini.
Mohon Putusan yang seadil-adilnya (Ex aquo et bono).
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan :
- untuk Penggugat, hadir DUDUNG BADRUN, SH bertindak selaku
kuasa hukum Penggugat berdasarkan surat Kuasa Khusus dari
Penggugat tertanggal 07 Oktober 2003 ;
- Untuk Tergugat I, hadir kuasanya LUDIYANTO, SH. berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tanggal, 29 Oktober 2003;
- Untuk Tergugat II, hadir kuasanya : Rr. Tyasworo SA, SH
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal, 24 Oktober 2003;
- Untuk Tergugat III, hadir kuasanya: BUDI DJANU PURWANTO,
SH. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal, 03 Nopember
2003 ;
Menimbang, bahwa masing-masing dari pihak berperkara menyatakan
tidak berkeberatan terhadap pemberi kuasa tersebut diatas sehingga secara
hukum, kuasa tersebut sah hadir dalam persidangan mewakili pihak pemberi
kuasa ;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memberikan kesempatan kepada
pihak-pihak berperkara untuk menyelesaikan sengketa ini secara damai, namun
belum berhasil, karenanya pemeriksaan terhadap perkara ini dimulai dengan
pembacaan gugatan oleh Penggugat;
Menimbang, bahwa setelah membacakan gugatannya, Penggugat
menyatakan tetap pada gugatannya tanpa mengadakan perbaikan ataupun
perubahan.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut diatas,
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III masing-masing mengajukan
jawaban/tanggapan yang diuraikan olehnya sebagai berikut:
Bahwa, melalui Jawaban/tanggapannya, Tergugat I mengemukakan hal-
hal sebagai berikut :
I. ALAM EKSEPSI.
1. Kompetensi Absolut

Bahwa secara tegas maksud dan tujuan gugatan penggugat aqua adalah
mengenai gugatan perdata ganti kerugian (damages) sebagaimana
ketentuan pasal 1365 KUH Perdata. Hal itu terlihat dengan adanya anasir-
anasir adanya tuntutan provisional, adanya tuntutan uang paksa
(dwangsom), gugatan tanpa didasari putusan pengadilan pidana
mengenai penggunaan merek secara melawan hukum dan menarik pihak
lain selain Tergugat I sebagai pihak (ic. Direktorat Merek dan Badan paM).
Secara Yuridis gugatan sebagaimana anasir-anasir tersebut diatas adalah
merupakan gugatan perbuatan melawan hukum perdata yang mana
mutates mutandis diatur dalam pasal 1365 KUH Perdata tentang
perbuatan Melawan Hukum (Onrechmatigedaad). Sehingga oleh
karenanya gugatan Penggugat sangat keliru apabila diajukan melalui
Pengadilan Niaga Jakarta, mengingat Pengadilan Niaga Jakarta tidak
berwenang memeriksa dan memutus perkara perdata. Adapun yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkara perdata aqua adalah
pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan asas "Actor sequitor
Forum Rei" (ic. domisili Tergugat I di Jakarta Selatan). Dengan demikian
berdasarkan ketentuan pasal 136 HIR, Pengadilan Niaga Jakarta harus
memutus Eksepsi Kompetensi Absolut terlebih dahulu dalam putusan sela
untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (neit
ontvankelij verklaard);

2. Gugatan "OBSCUUR LIBEL"


Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat baik positanya maupun
petitumnya telah tidak lengkap, tidak jelas dan kabur (obscuur libel),
mengingat :
- Pada posita dan petitum Surat gugatan Penggugat secara umum
didasarkan pada ketentuan pasal 3 jo pasal 76 UU No. 15 tahun
2001 mengenai gugatan atas pelanggaran merek. Sedangkan
sebagaimana peraturan tersebut, suatu gugatan pelanggaran
merek haruslah didasarkan oleh adanya bukti permulaan yang
mendukung (prima Facie Case). Dalam perkara aqua jelas
membuktikan bahwasannya Penggugat tidak pernah menggunakan
merek EPIDERMA daftar No. 387.248 sejak tanggal 8 September
1997 hingga saat ini. Hal itu berarti Penggugat tidak pernah dapat
membuktikan kerugian yang ditimbulkan akibat. adanya
pelanggaran merek. Suatu gugatan pelanggaran merek harus
senantiasa berdasarkan pada adanya suatu persaingan dalam
dunia perdagangan, artinya Penggugat dan Tergugat I harus sarna-
sarna melakukan perdagangan dengan menggunakan merek yang
sama;
- Pada posita gugatan point 1 baris ke-2, tertulis... "berdasarkan
Sertifikat Merek Agno. D-96-11524" dalil tersebut jelas tidak benar,
mengingat arti "Agno" agenda nomor "D.96-11524 yang
menunjukan nomor permohonan pendaftaran merek, bukan nom or
sertifikat merek;
- Pada posita gugatan point 2, yang pokoknya menyebutkan
bahwasannya Penggugat adalah pihak yang paling berhak
menggunakan merek EPIDERMA, namun faktanya Penggugat
tidak pernah menggunakan merek EPIDERMA untuk produk
kosmetik selama lebih dari 3 (tiga) tahun berturutturut. Hal tersebut
membuktikan Penggugat bukanlah pihak yang beritikad baik dalam
mendaftarkan mereknya. Menurut ketentuan pasal 61 jo 63 UU No.
15 tahun 2001 tentang Merek, hak merek EPIDERMA Penggugat
aquo patut untuk dihapuskan. Sedangkan Tergugat I menggunakan
merek EPIDERMA untuk produk kosmetik tersebut adalah atas
dasar pemberian hak Distribusi dari principalnya di Singapura serta
atas dasar pemberian hak edar dari Badan paM Republik Indonesia
(Tergugat III).
- Pada posita gugatan point 4 baris ke-6, tertulis "bahkan Tergugat II
telah mendaftarkan merek Epiderma untuk Tergugat I tanggal 12
September 1997" dalil tersebut tentu saja tidak jelas dan ngawur,
karena sebenarnya Tergugat II (ic. Direktorat Merek) tidak pernah
mendaftarkan merek epiderma atas nama Tergugat I pad a tanggal
12 September 1997 ;
- Pada posita gugatan point 4 baris ke-9, tertulis…."dan selanjutnya
Tergugat III memberikan ijin beredar merek hak penggugat yang
dipergunakan secara tanpa hak oleh Tergugat I". Dalil ini juga jelas
kacau dan tidak jelas, karena bagaimana mungkin Tergugat III (ic.
Badan POM) dapat memberikan "ijin beredar merek". Karena
secara yuridis Badan paM tidak memiliki kewenangan untuk
memberikan kebijakan apapun yang berhubungan dengan merek.
Ijin edar akan diberikan oleh Badan POM apabila suatu badan
Hukum telah memiliki produk yang beredar di masyarakat,
kemudian agar layak dipergunakan harus didaftarkan dulu pada
Badan POM Penggugat sendiri sama sekali tidak pernah
mengajukan permohonan kepada Badan POM, karena memang
faktanya Penggugat mendaftarkan Merek Epiderma atas nama
perseorangan serta tidak pernah mengedarkan produknya;
- Pada posita gugatan point 5, pad a dasarnya penggugat
berkeinginan untuk meminta ganti kerugian sebesar Rp.
5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) secara tanggung renteng,
namun ironisnya Penggugat tidak pernah menguraikan perincian
kerugian tersebut, dari mana dasarnya sehingga berjumlah Rp.
5.000.000.000,- (lima milyar rupiah). Lagi pula faktanya Penggugat
tidak pernah menggunakan merek EPIDERMA tersebut dalam
perdagangan, sehingga tidak mung kin akan timbul kerugian.
Selain dari pada itu Penggugat menginginkan pula untuk
menghentikan semua perbuatan Tergugat I yang berkaitan dengan
penggunaan merek EPIDERMA, namun tuntutan
provisional/injunction tersebut tidak ditempatkan secara terpisah
dari materi pokok perkara (vide pasal 180 ayat (1) HIR), sebab
Hakim akan menofak tuntutan provisi yang masuk kedalam materi
pokok perkara sebagaimana kaidah hukum Yurisprudensi MA.RI.
1070 K/Sip/1972 tanggal 7 Mei 1973;
- Berdasarkan kaidah Yurisprudensi MA.RI No. 1149 K/Sip/ 1975
tanggal 17 April 1979 berbunyi "Gugatan Penggugat harus jelas
dan lengkap apabila tidak lengkap maka jelas harus ditolak".

3. Gugatan ERROR En Persona.

Bahwa gugatan penggugat telah salah alamat, karena menarik pihak


Direktorat Merek sebagai Tergugat II dan Badan Pengawas Obat dan
Makanan sebagai Tergugat III. Padahal kedudukan Tergugat II dan
Tergugat III jelas tidak pernah menimbulkan kerugian dalam bentuk
apapun terhadap Penggugat, karena faktanya permohonan pendaftaran
merek EPIDERMA atas nama Penggugat pernah terdaftar pada Direktorat
Merek. Sedangkan pula Badan paM tidak pernah mengenal Penggugat
karena tidak pernah mengajukan pendaftaran ijin edar produknya. Sangat
tidak relevan apabila kedua institusional tersebut ditarik dan didudukan
sebagai Tergugat II dan Tergugat III. Secara Yuridis kedudukan Tergugat II
dan Tergugat III setara dengan Tergugat I Kedudukan Tergugat akan
senantiasa dihukum secara "condemnatoir", artinya secara tanggung
renteng harus bertanggung jawab apabila ada kerugian yang telah
ditimbulkannya. Berdasarkan kaidah Yurisprudensi MARl No. 294
K/Sip/1971 tanggal 7 Juli 1971 yang berbunyi "Gugatan harus diajukan
terhadap pihak-pihak yang secara tegas mempunyai hubungan hukum".
Dengan demikian terbukti secara de facto maupun de yure kedudukan
Penggugat tidak memiliki hubungan hukum secara causaliteit dengan
Tergugat II maupun Tergugat III, karena tidak terdapat peranan yang
merugikan Penggugat.

II. DALAM POKOK PERKARA


A. DALAM KONPENSI ;

1. Bahwa seluruh dalil-dalil yang telah dikemukakan dalam eksepsi


tersebut diatas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari pokok perkara.
2. Bahwa Tergugat I secara tegas membantah dan menolak seluruh
dalil-dalil gugatan Penggugat kecuali apa yang telah benar-benar
diakuinya;
3. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil-dalil Penggugat pada
posita 1, 2, 3 dan 4, mengingat :
- PT. EPIDERMA INDONESIA INDAH milik Tergugat I telah
berdiri sejak tanggal 26 Agustus 1996, dimana telah pula
mendapatkan pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri
Kehakiman dan HAM RI dibawah No.
C2.2.606HT/O1.01/Th.97 tanggal 11 April 1997 yang
menggeluti bidang kosmetika dan Obat dengan merek
EPIDERMA. Hal tersebut menunjukan bahwa Tergugat I
telah lebih dahulu menggunakan kata EPIDERMA dari pada
Penggugat pada tanggal 8 September 1997;
- Penggugat bukanlah sebagai pemilik/pemegang hak atas
merek Epiderma daftar No. 387.248 tanggal 8 September
1997 yang sejati, karena faktanya pemegang hak alas
merek aquo adalah TECH FORD HOLDINGS LIMITED yang
berubah menjadi AXA LIMITED suatu perseroan
berdasarkan Undangundang Negara republik Singapura
dimana telah mendaftarkan merek EPIDERMA diberbagai
negara di dunia yaitu : Singapura (9 September 1996),
Hongkong (14 April 1999), RRC (7 Nopember 1999), Taiwan
(16 Oktober 1997) Brunei Darussalam (19 Juni 2002), dan
Australia (30 Juli 1999). Kemudian prinsipal menunjuk
Tergugat I sebagai Distributor tunggal produk kosmetik
merek Epiderma di Indonesia, sedangkan Penggugat tidak
terpilih. Selanjutnya secara diam-diam Penggugat dengan
itikad tidak baik mendaftarkan merek Epiderma tersebut
kepada Tergugat II dimana jelas-jelas sebagai hasil
jiplakan/peniruan dari merek EPIDERMA milik prinsipal
Tergugat I di Singapura. Keberadaan sertifikat merek
Epiderma daftar No. 387.248 atas nama Penggugat semata-
mata untuk mengacaukan distribusi produk kosmettk "merek
-epiderma oleh Tergugat I di Indonesia. Ironisnya Tergugat
tidak pernah menggunakan merek Epiderma tersebut dalam
perdagangan produk kosmetika di Indonesia selama lebih
dari 3 (tiga) tahun berturut-turut. Hal itu membuktikan
bahwasannya Penggugat hanya sebagai spekulan merek,
karena hak tersebut akan diselewengkan (misbruik van het
recht) untuk memeras dengan cara menuntut ganti rugi
kepada Tergugat I seolah-olah mereknya telah dipakai ;
- Bahwa selaku pemegang hak distribusi produk kosmetik
merek Epiderma di Indonesia, serta sesuai peraturan
menteri Kesehatan R.I No. 140/MenKes/Per/ 111/1991
tanggal 4 Maret 1991 tentang wajib daftar alat Kesehatan,
kosmetik dan perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, maka
dengan segenap itikad baikTergugat I sejak tahun 1997 telah
mendaftarkan pada badan rOM untuk mendapatkan ijin edar
produk kosmetika antara lain:
- No. CL.1006790476tangga119 Mei 1997;
- No. CL. 1006790477 tanggal19 Mei 1997;
- No. CL. 1006790478 tanggal19 Mei 1997 ;
- No. CL. 1006790479 tanggal19 Mei 1997 ;
- No. CL. 1006790480 tanggal19 Mei 1997 ;
- No. CL. 1005000022 tanggal 31 Januari 2000;
- No. CL. 1005000023 tanggal 31 Januari 2000;
- No. CL. 1005000024 tanggal 31 Januari 2000;
- No. CL. 1005000025 tanggal 31 Januari 2000 ;
- No. CL. 1005000178 tanggal 07 Maret 2000 ;
- No. CL. 1005000179 tanggal 07 Maret 2000 ;
- No. CL. 1005000180 tanggal 07 Maret 2000 ;
- No. CL. 1005000181 tanggal 07 Maret 2000 ;
- No. CL. 1005000182 tanggal 07 Maret 2000 ;
- No. CL. 1005000183 tanggal 07 Maret 2000 ;
4. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil-dalil Penggugat pada
point 5 dan 6 oleh karena apabila gugatan Penggugat didasarkan
pada ketentuan pasal 3 jo. pasal 76 Undang-Undang No. 15 Tahun
2001 secara a contrario akan bertentangan dengan fakta-fakta
hukum yang ada dimana merupakan conditio sine quanon yaitu :
Pasal 3 yang berbunyi : Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam daftar
Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri
Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya

Unsur-unsurnya :
- Penggugat harus menggunakan merek EPIDERMA daftar No.
387.248 sejak pengajuan aplikasi pendaftaran merek tanggal
agenda No. 96-11524, akan tetapi faktanya dalam perkara aqua
Penggugat tidak pernah menggunakan merek tersebut dalam
perdagangan kosmetik lebih dari tiga tahun berturut-turut ;
- Atau Penggugat memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya dalam perdagangan produk kosmetik merek
EPIOERMA dengan cara lisensi. Hal inipun tidak pernah dilakukan
oleh Penggugat ;
- Oleh karena Penggugat terbukti tidak pernah menggunakan merek
EPIEDERMA daftar No. 387.248, maka praktis berdasarkan
ketentuan pasal 61 jo 62 jo 63 UU No. 15 Tahun 2001 dapat
dilakukan gugatan penghapusan merek, baik atas prakarsa dari
Direktorat Merek (vide pasal 61), prakarsa pemilik merek (vide
pasal 62) ataupun alas prakarsa pihak ketiga yang berkepentingan
yaitu Tergugat I (vide pasal 63);
- Setelah dilakukan penghapusan merek Epiderma Penggugat
melalui Pengadilan Niaga Jakarta, maka otomatis Tergugat II (ic.
Direktorat Merek) wajib melaksanakan penghapusan merek
Epiderma daftar No. 387.248 alas nama Penggugat dalam daftar
umum Merek, seka!igus menerima dan mendaftar permohonan
pendaftaran merek EPIDERMA dari Tergugat I dibawah Ag. No.
D00.2003.20485.20660 tanggal 6 Agustus 2003 untuk melindungi
barang-barang yang tergolong kelas 3 yaitu : Segala macam
kosmetika untuk perawatan wajah, rambut, kulit dan tubuh, sabun,
shampoo, pasta gigi, sediaan-sediaan untuk memutihkan dan
mencuci, sediaan-sediaan untuk membersihkan, mengkilatkan,
membuang lemak dan menggosok, wangi-wangian, minyak sari,
kosmetika, minyak rambut, bahan-bahan pemeliharaan gigi;
Pasal 76 ayat (1) berbunyi : Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan
terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang
mempunyai persamaan pada pokok- nya atau keseluruhannya untuk barang
atau jasa yang sejenis berupa : a. gugatan ganti rugi, dan/atau b. penghentian
semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut"

Pasal 76 ayat (2) berbunyi : gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan kepada Pengadilan Niaga"

Unsur-unsur Pasal 76 ayat (1) dan (2)


- Merupakan gugatan ganti kerugian alas penggunaan merek
terdaftar ;
- Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan
merek tersebut;
- Diajukan ke Pengadilan Niaga;
5. bahwa akan tetapi gugatan ganti rugi yang diajukan Penggugat
terhadap penggunaan merek terdaftar aquo jelas tidak beralasan
hukum mengingat :
- Penggugat sebagai pemilik merek terdaftar yang beritikad
tidak baik (bad faith);
- Penggugat tidak pernah menggunakan merek EPIDERMA
tersebut dalam perdagangan kosmetik secara terus menerus
sejak mengajukan pendaftaran sampai sekarang ;
- Penggugat tidak pernah mendapatkan ijin edar dari Tergugat
III (Badan rOM) sehubungan dengan enggunaan merek
Epiderma untuk produk kosmetik dalam perdagangan di
seluruh wilayah Indonesia;
- Oleh karena Penggugat terbukti tidak pernah menggunakan
merek Epiderma dalam perdagangan kosmetik di Indonesia,
maka mutatis mutandis tidak pernah ada kerugian yang
diderita oleh Penggugat. Sehingga gugatan ganti kerugian
penggunaan merek tersebut menjadi tidak beralasan hukum
dan patut untuk ditolak;
- Oleh karena Penggugat tidak dapat membuktikan adanya
nilai kerugian yang timbul, maka tuntutan penghentian
semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan
merek tersebut demi hukum patut ditolak pula;
6. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil Penggugat pad a
posita point 6 untuk meminta dwangsom (uang paksa) sebesar Rp.
5.000.000.- perhari karena tidak beralasan hukum.
7. Bahwa berdasarkan kaidah hukum Yurisprudensi MARl No.
492.K/Sip/1970 berbunyi : tuntutan yang tidak jelas atau tidak
sempurna dapat berakibat tidak diterimanya tuntutan tersebut.
"Serta berdasarkan Yurisprudensi MARl No. 550 K/Sip/1979
berbunyi : petitum tentang ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat
diterima, karena tidak diadakan perincian mengenai kerugian yang
dituntut"

B. DALAM REKONPENSI

8. Bahwa seluruh dalil-dalil Eksepsi dan Konpensi merupakan satu


kesatuan yang tidak terpisahkan dengan rekonpensi ini;
9. Bahwa merek EPIDERMA daftar No. 387.248 tanggal 8 September
1997 atas nama Tergugat rekonpensi/ Penggugat Konpensi terbukti
merupakan jiplakan/peniruan dari merek EPIDERMA TECH FORD
HOLDINGS LIMITED cq. AXA LIMITED suatu perseroan
berdasarkan Undang-undang Negara republik Singapura, dimana
merek epiderma untuk produk kosmetik tersebut telah terdaftar
atas nama prinsipal diberbagai Negara terkemuka di dunia yaitu:
Singapura, Hongkong, RRC, Taiwan, Brunei Darussalam dan
Australia;
10. Bahwa PT. EPIDERMA INDONESIA INDAH milik Penggugat
Rekonpensi/Tergugat I Konpensi telah berdiri sejak tanggal 26
Agustus 1996, dimana telah pula mendapatkan pengesahan
berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI dibawah
No. C22.606.HT.01.01. Th.97 tanggal 11 April 1997 yang
menggeluti bidang kosmetika dan Obat dengan merek Epiderma.
Hal tersebut menunjukan bahwa Penggugat Rekonpensi/Tergugat I
Konpensi telah lebih dahulu menggunakan kata Epiderma dari
pada Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi pada tanggal 8
September 1997;
11. Bahwa selain daripada itu Penggugat rekonpensi/Tergugat I
Konpensi definitive merupakan penerima hak distribusi untuk
produk kosmetik merek epiderm a dari TECH FORD HOLDINGS
LIMITED dan AXA LIMITED sebagaimana sural Perjanjian
Distributor (Distribution agreement) yang pernah dibuat, dimana
disebutkan salah satu hak Penggugat Rekonpensi/Tergugat I
adalah melakukan upaya hukum terhadap pihak-pihak yang
merugikan prinsipal secara langsung maupun tidak langsung;
12. Bahwa oleh karena Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi
tidak terpilih sebagai distributor, maka dengan itikad tidak baik
diam-diam mendaftarkan merek Epiderma dengan cara
menjiplak/meniru merek Epiderma Penggugat
Rekonpensi/Tergugat I Konpensi, yang kemudian terdaftar dibawah
daftar No. 387.248 tanggal 8 September 1997 oleh Tergugat untuk
melindungi barang-barang kelas 3 antara lain: "sediaan-sediaan
untuk memutihkan dan mencuci, sediaan-sediaan untuk
membersihkan, mengkilatkan, membuang lemak dan menggosok,
sabun-sabun, wangiwangian, minyak-minyak sari wangi, kosmetik,
minyak-minyak rambut, bahan-bahan pemelihara gigi, kertas tissue
wangi basah, cat kuku, cat bibir (Iipstik) cat rambut, konditioner,
shampoo, deodorant, hair spray, bedak, celak mala, sipat mala,
alas bedak, tears krim, minyak klonyo (eau de cologne) parfum,
lotion untuk kulit"
13. Bahwa walaupun Tergugat rekonpensi/Penggugat Konpensi telah
mendapatkan sertifikat daftar No. 387.248, akan tetapi Tergugat
Rekonpensi/Penggugat Konpensi tidak pernah menggunakan
merek Epiderma tersebut dalam perdagangan kosmetik, serta tidak
pernah mengajukan permohonan ijin edar ke Badan POM. Hal
tersebut menunjukan bahwasannya Tergugat
rekonpensi/Penggugat Konpensi telah beritikad tidak baik dan
hanya akan menggunakan merek Epiderma tersebut untuk
memeras Penggugat Rekonpensi/Tergugat I Konpensi manakala
bisnis kosmetik merek epiderma mengalami kemajuan;
14. Bahwa berdasarkan putusan perkara No. 63/Merek/2003/
PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 28 Oktober 2003 merek Epiderma daftar
No. 387.248 atas nama Tergugat rekonpensi/ Penggugat Konpensi
telah dinyatakan dihapuskan dari Daftar umum Merek, serta
memerintahkan Direktorat Merek mendaftarkan merek Epiderma
atas nama Penggugat rekonpensi/Tergugat I Konpensi dibawah Ag.
No. D.00-2003.20485.20660 tanggal 6 Agustus 2003;
15. Bahwa akibat penjiplakan/peniruan merek Epiderma yang
dilakukan Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi, maka
Penggugat Rekonpensi/Tergugat I Konpensi telah mengalami
kerugian sejak 8 September 1997 hingga saat ini sebesar Rp.
1.700.000.000,- (satu milyard tujuh ratus juta rupiah), yang harus
dibayar Tergugat rekonpensi/ Penggugat Konpensi secara tunai
dan seketika, dengan perincian sebagai berikut ;

A. KERUGIAN MATERIIL :
- Biaya Pengacara dan Pengadilan (selaku Penggugat dalam
perkara penghapusan merek dan selaku Tergugat I dalam
perkara aquo …………………………………Rp250.000.000.-
- Biaya Administrative dan insentif yang berkaitan dengan
pendaftaran merek …………………………..Rp. 50.000.000.-
- Biaya akomodasi dan transportasi sehubungan dengan
perkara tersebut ……………………………...Rp. 50.000.000.-
- Kerugian penggunaan merek Epiderma oleh Tergugat
Rekonpensi selama kurang lebih 6 (enam) tahun,pertahun
Rp. 50.000.000.- X 6 = Rp. 300.000.000.-
- Biaya lain-lain…………………………………Rp .50.000.000.-
Total kerugian materiil Rp.700.000.000.-

B. Kerugian Imateriil.
- Rasa malu pada relasi dengan adanya perkara ini, nama
baik tercemar, menurunnya kepercayaan para kolega, laju
LJsaha terhambat, pikiran tidak tenang dan sebagainya,
telah menimbulkan kerugian sebesar Rp. 1.000.000.000,-
(satu milyard rupiah).
- Jadi total kerugian materiil dan immateriil Rp.
1.700.000.000.- (satu milyar tujuh ratus juta rupiah);
16. Bahwa agar gugatan rekonpensi ini bernilai eksekutorial, kiranya
Majelis Hakim yang terhormat berkenan meletakkan sita jaminan
(Conservatoir Beslag) secara sah dan berharga atas sebidang
tanah dan bangunan rumah milik Tergugat rekonpensi/Penggugat
Konpensi yang beralamat di JI. Talaud No. 12 Jakarta Pusat.
17. Bahwa untuk menghindari kelalaian T ergugat Rekonpensil
Penggugat Konpensi dalam mematuhi isi putusan ini maka sudah
sepatutnya untuk dihukum membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah per hari);

III. PERMOHONAN.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Tergugat I Konpensil
Penggugat rekonpensi mohon agar Pengadilan Niaga Jakarta Pusat berkenan
memutuskan :
I. DALAM EKSEPSI ;
- Mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya ;
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;
II. DALAM POKOK PERKARA.
A. Dalam Konpensi.
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan sebagai hukum bahwa Penggugat sebagai pendaftar
merek Epiderma daftar No. 387.248 adalah sebagai pihak yang
beritikad tidak baik, karena tidak pernah menggunakan merek
tersebut dalam perdagangan produk kosmetik selama lebih dari
tiga tahun berturut-turut;
3. Menyatakan sebagai hukum bahwa merek Epiderma daftar No.
387.248 atas nama Penggugat tidak pernah didaftarkan ke Badan
POM.
4. Menolak permintaan ganti rugi dan permohonan provisional dari
Penggugat ;
B. Dalam rekonpensi :
1. Mengabulkan gugatan rekopensi Penggugat Rokonpensi/Tergugat I
Konpensi untuk sseluruhnya;
2 Menyatakan bahwa Penggugat adalah Badan hhukum Indonesia
yang bernama PT. Epiderma Indonesia Indah yang semenjak
berdiri tahun 1996 telah menggunakan merek Epiderma untuk
produk Kosmetika;
3. Menyatakan bahwa Penggugat adalah pemakai pertama dan
pendaftaran sejak tahun 1997 pada Badan POM berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 140/Menkes/Per/III/1991
untuk ijin edar menggunakan produk kosmetik dengan merek
Epiderma;
5. Menyatakan sebagai hokum bahwa Tergugat
Rekonpensi/Penggugat Konpensi telah terbukti menjiplak/meniru
merek Epiderma milik Penggugat Rekonpensi/Tergugat I Konpensi
Cq. TECHFORD HOLDINGS LIMITED Cq. AXA LIMITED suatu
perseroan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik
Singapura, yang telah terdaftar diberbagai Negara: Singapura,
Hongkong, RRC, Taiwan, Brunai Darussalam, Amerika Serikat dan
Australia;
6. Menghukum Penggugat Rekonpensi/Tergugat I Konpensi untuk
membayar kerugian yang ditimbulkannya sebesar Rp.
1.700.000.000,- (satumiliyard tujuh ratus juta rupiah) yang harus
dibayarkan secara tunai dan sekitika;
7. Menyatakan sah dan berhaga sita jaminan yang diletakan atas
sebidang tanah dan bangunan rumah milik Tergugat
Rekonpensi/Penggugat Konpensi yang diletakkan di Jl. Talaud No.
12 Jakarta Pusat;
8. Menghukum Tergugat rekonpensi/Penggugat Konpensi untuk
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 10.000.000,-
(sepuluh jjuta rupiah) perhari apabila kelak lalai dalam
melaksanakan isi putusan perkara ini;
C. Dalam Konpensi dan Rekonpensi
Menghukum Tergugat Rekonpensi/Penggugat untuk membayar biaya perkara
yang timbul atau apabila Majelis Hakim berpenapat lain. Mohon putusan yang
seadil-adilnya berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa (ex aequo et bono);

Bahwa, melalui Jawaban/tanggapannya, Tergugat II mengemukakan hal-hal


sebagai berikut :

I. Dalam Eksepsi.
Gugatan Salah Alamat.

1. Bahwa gugatan sebagaimana diatur dalam Pasal 76 Undang-


undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek hanya dapat ditujukan
terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan merek
yang mempunyai persamaan padapokoknya/keseluruhannya
dengan merek yang sudah terdaftar dalam Daftar Umum Merek
untuk barang/Jasa yang sejenis.
2. Bahwa berdasarkan point 1 tersebut diatas, Pasal 76 Undang-
undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek mengandung unsur-
unsur sebagaimana berikut :
- penggunaan merek orang lain secara tanpa hak.
- persamaan pad a pokoknya dengan merek yang sudah
terdaftar dalam daftar umum Merek.
- untuk barang/jasa sejenis.
- Tanpa seijin pemilik merek tersebut.
3. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, yang dapat dijadikan pihak
adalah para pihak yang nyata-nyata telah menggunakan merek
orang lain tanpa seijin pemilik merek terdaftar. Selanjutnya apabila
dibandingkan dengan para pihak yang dijadikan pihak oleh
Penggugat, yakni diikutsertakannya Tergugat -II (Direktorat Merek)
adalah tidak tepat, karena Tergugat II tidak pernah melakukan
perbuatan-perbuatan yang mengandung unsur-unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76 Undang-undang No. 15 Tahun 2001;
4. Bahwa apabila dicermati secara seksama, petitum angka 4 dari
Penggugat yang menyatakan bahwa Penggugat mohon kepada
Majelis Hakim untuk menghukum Tergugat I, II dan III secara
tanggung renteng membayar kerugian kepada Penggugat sebesar
Rp. 5.000.000.000,- (lima milyard rupiah) adalah tidak tepat karena
Tergugat II tidak memenuhi unsur-unsur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76 Undang-undang No. 15 Tahun 2001.
5. Bahwa berdasarkan Pasal 73 Undang-undang No. 15 Tahun 2001,
Tergugat II hanya berwenang menjalankan administrasi dan tidak
pernah memproduksi maupun memperdagangkan merek tersebut,
sehingga tidak relevan untuk diikutsertakan menanggung kerugian
Penggugat.
6. Sesuai ketentuan Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang
Merek menggariskan bahwa Tergugat II hanya dapat dihadirkan
dalam perkara yang sifatnya pembatalan (Pasal 68 Undang-
undang No. 15 tahun 2001) dan penghapusan (Pasal 61 Undang-
undang No. 15 Tahun 2001). Sedangkan dalam perkara yang
sifatnya ganti rugi (adanya penggunaan merek tanpa hak) Tergugat
II dapat hadir hanya sebagai saksi ahli, jadi bukan sebagai para
pihak ;

II. Dalam Pokok Perkara.

1. Bahwa segala apa yang telah dikemukakan dalam eksepsi mohon


termasuk pula dalam pokok perkara ;
2. Bahwa Tergugat II menolak seluruh dalil-dalil Penggugat dalam
gugatan kecuali yang kebenarannya telah diakui secara tegas;
3. Bahwa berdasarkan unsur-unsur yang tersebut dalam Pasal 76
Undang-undang No. 15 Tahun 2001, maka Penggugat tidak
mempunyai kewenangan untuk memberikan penilaian. Sesuai
ketentuan Undang-undang No. 15 tahun 2001 yang berwenang
memberikan penilaian adalah Tergugat II, sehingga apa yang
dinyatakan dalam gugatan adalah hanya merupakan opini sepihak
yang belum dapat dibuktikan kebenarannya;
4. Bahwa apabila dikaitkan dengan pasal 76 Undang-undang No. 15
Tahun 2001, maka gugatan Penggugat tidak didasarkan pada
alasan hukum karena tidak menyebutkan ada/tidaknya suatu
perbuatan yang dapat merugikan pihak lain.
5. Bahwa persamaan pada pokoknya harus didasarkan pada Pasal 6
ayat (1) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek yang
menegaskan Permohonan ditolak oleh Direktorat Jendral Hak
Kekayaan Intelektual apabila merek tersebut :
- mempunyai persamaan pada pokoknya/keseluruhannya
dengan merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih
dahulu untuk barang dan/jasa yang sejenis.
- Mempunyai persamaan pada pokoknya/keseluruhannya
dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain yang
sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/jasa yang
sejenis.
Pengertian dari Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No. 15 Tahun
2001 tentang Merek tersebut yaitu "Negara tidak melarang merek
yang sarna sepanjang jenis barang dan/jasanya berbeda"
6. Bahwa ketentuan Pasal 3 Undang-undang No. 15 tahun 2001
tentang Merek ;
"hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
kepada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar Umum Merek
dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek
tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya"
7. Bahwa gugatan Penggugat yang mendasarkan pada pasal 3
tersebut hanyalah menunjukan bukti bahwa Penggugat telah
mempunyai pendaftaran merek pada Tergugat I karenanya
memperoleh perlindungan hukum, akan tetapi tidak dapat dijadikan
dasar untuk mengajukan gugatan kepada pihak lain tanpa disertai
unsur-unsur sebagaimana tercantum dalam pasal 76 Undang-
undang No. 15 Tahun 2001 tersebut.

Berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut diatas, bersama ini Tergugat II


mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat agar berkenan memutus perkara
ini dengan amar putusan menolak gugatan Penggugat seluruhnya.

Bahwa, melalui jawaban/tanggapannya Tergugat III mengemukakan hal-hal


sebagai berikut :
1. Bahwa di dalam Surat Gugatannya, Penggugatjuga menggugat
Pemerintah Republik Indonesia Cq. Departemen Kesehatan R.I Cq.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (sebagai Tergugat III).
2. Bahwa menurut ketentuan Pasal 1 butir (4) Undang-undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sengketa antara orang
atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya
Keputusan Tata Usaha Negara, merupakan "Sengketa Tata Usaha
Negara".
3. Bahwa ketentuan Pasal 50 undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan sebagai berikut :
"Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara di tingkat
pertama"
4. Bahwa butir (1) alinea ketiga didalam "Penjelasan Umum" Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan tata usaha Negara, antara
lain menyatakan sebagai berikut; "Dengan demikian, Peradilan Tata
Usaha Negara merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman
yang ditugasi untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa
dalam bidang Tata Usaha Negara ...dst"
5. Bahwa Pemerintah Republik Indonesia Cq. Departemen Kesehatan R.I
Cq. badan Pengawas Obat dan makanan adalah Badan Tata Usaha
Negara.
6. Bahwa dengan demikian, secara Yuridis, Pemerintah Republik Indonesia
Cq. Departemen Kesehatan R.I Cq. Badan Pengawas Obat dan Makanan
seharusnya digugat di Pengadilan tata Usaha Negara Jakarta bukan di
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Berdasarkan seluruh uraian tersebut di atas, Tergugat III mohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Niaga pad a Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang
memeiiksa perkara ini untuk menjatuhkan putusan sela yang menyatakan bahwa
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat secara absolut tidak
berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara ini sepanjang menyangkut
Tergugat III dan mengeluarkan Tergugat III dalam perkara ini sebagai Tergugat.

DALAM POKOK PERKARA:

1. Bahwa seluruh uraian pada bagian Eksepsi merupakan uraian yang tidak
terpisahkan dengan bagian pokok perkara.
2. Bahwa tidak benar sarna sekali gugatan Penggugat didalam Surat
Gugatan yang menyatakan Tergugat III sebagai pihak yang digugat dalam
perkara ini. Sebagaimana diketahui Penggugat selama ini sampai adanya
gugatan tidak mempunyai hubungan hukum dengan Tergugat III, baik
sejak Tergugat I mengajukan permohonan pendaftaran produk kosmetika
impor untuk memperoleh ijin edar pada tanggal 16 Sesember 1996 dan
sampai saat ini Penggugat tidak pernah mengajukan permohonan untuk
memperoleh ijin edar produk kepada Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Pertimbangan hukum Mahkamah agung dalam Putusan Mahkamah
Agung Nomor: 294 K/Sip/1971 tanggal 7 Juli 1971 antara lain menyatakan
sebagai berikut ;
"Gugatan harus diajukan oleh orang atau pihak yang mempunyai
hubungan hukum dengan pihak Tergugat"
3. Bahwa tidak benar sarna sekali dalil-dalil Penggugat pada butir 2 di dalam
Surat Gugatan yang menyatakan Tergugat III mengijinkan penggunaan
merek Epiderma kepada Tergugat I, karena Tergugat III tidak mempunyai
kewenangan untuk mengijinkan penggunaan merek. Sebagaimana
diketahui Tergugat III mempunyai kewenangan berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 140/Menkes/Per/III/1991 tentang Wajib daftar
Kosmetika, Blat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah tangga jo
Pasal 9 dan Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998
tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan alat Kesehatan jo Pasal 41
Undangundang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dengan
memberikan persetujuan pendaftaran berupa ijin edar produk yang telah
memenuhi kriteria Khasiat, Keamanan, Muutu dan Penandaan.
4. Bahwa tidak bebar sama sekali dalil-dalil Penggugat pada butir 4 didalam
Surat Gugatan yang menyatakan Tergugat III memberikan ijin beredar
merek hak Penggugat yang dipergunakan secara tanpa hak oleh Tergugat
I. Sebagaimana diketahui berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh
Tergugat III berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
140/Menkes/Per/III/1991 tentang wajib Daftar Kosmetika, alat Kesehatan
dan Pebekalan Kesehatan Rumah Tangga jo Pasal 9 dan Pasal 81
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentng Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan jo Pasal 41 Undang-undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Tergugat III memberikan persetujuan
pendaftaran berupa ijin edar produk yang telah memenuhi criteria khasiat,
Keamanan, Mutu dan Penandaan.
5. Bahwa tidak benar sama sekali dalili-dalil Penggugat pada butir 5 dan
butir 6 didalam Surat Gugatannya yabng menyatakan Tergugat III sebagai
“pihak” dalam perkara ini dan tidak benar pula dalil-dalil Penggugat yang
menyatakan Tergugat III telah melanggar hak subyektif Penggugat.
Sebagaimana diketahui Tergugat III adalah Badan Tata Usaha Negara dan
menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, gugatan terhadap Tergugat III harus diajukan di
Pengadilan tata Usaha negara dan bukan di Pengadilan Niaga pada
pengadilan Negeri Jakarta Pusat (pasal 53 ayat 1 jo butir 7 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 19986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara).
Dali9l-dallil Tergugat III selebihnya dapat dibaca pada bagian Eksepsi
diatas.
6. Bahwa tidak benar sama sekali dalil-dalil Penggugat pada butir 5 didalam
Surat gugatanmya yang menyatakan Tergugat III secara tanggung
renteng harus dihukum mem-bayar kerugian kepada Pengguga.
Sebagaimana diketahui ketentuan mengenai “tnggung renteng” atau
“tanggung menanggung” diatur dalam Pasal 1282 KUH perdata yang
menyatakan sebagai berikut :
Tiada perikatan dianggap tanggung menanggung, melainkan jika hal itu
dinyatakan secara tegas aturan ini hanya dikecualikan da/am ha/-hal
dimana suatu perikatan karena kekuatan suatu penetapan Undang-
Undang dianggap tanggungmenanggung"

Dan Tergugat III tidak pernah membuat perjanjian atau menandatangani


perjanjian dengan Penggugat perihal ganti rugi secara tanggung renteng
(vide Pasal1282 ayat 1 KUH Perdata) serta tidak ada peraturan
perundang-undangan yang menetapkan bahwa Badan Pengawas Obat
dan makanan selaku Badan Tata Usaha Negara mempunyai kewajiban
untuk membayar ganti rugi secara tanggung renteng (vide Pasal1282 ayat
2 KUH Perdata).
7. Bahwa petitum butir 3 didalam Surat gugatan Penggugat harus ditolak
karena petitum tersebut tidak didukung oleh posita didalam Surat
Gugatan.
8. Bahwa petitum butir 4 didalam Surat Gugatan Penggugat harus ditolak
dan dikesampingkan karena pembayaran secara tanggung renteng hanya
dimungkinkan jika hal itu "ditentukan oleh undang-undang atau
diperjanjikan".
Pasal 1282 KUH Perdata berbunvi :
"Tiada perikatan dianggap tanggung menanggung melainkan jika hal itu
dinyatakan secara tegas aturan ini hanya dikecualikan da/am ha/-hal
dimana suatu perikatan karena kekuatan suatu Penetapan Undang-
undang dianggap tanggung menanggung"

Berdasarkan seluruh uraian diatas, Tergugat III (Pemerintah R.I Cq. Departemen
Kesehatan R.I Cq. Badan Pengawas Obat dan Makanan) dengan ini mohon
kepada Majelis Hakim Pengadilan Niaga Pad a Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
yang memeriksa perkara ini untuk menolak gugatan pgt seluruhnya, atau
setidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard);
Menimbang, bahwa terhadap jawaban Tergugat I, Tergugat II dan
Tergugat III tersebut diatas, Penggugat mengajukan Replik secara tertulis
dengan surat tertanggal, 04 Desember 2003 dan terhadap Replik tersebut
Tergugat I Tergugat II dan Tergugat III mengajukan Duplik secara tertulis masing-
masing tertanggal, 11 Desember2003.
Menimbang, bahwa Replik dan Duplik tersebut diatas terlampir dalam
berita Acara Sidang yang menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dan
dianggap diuraikan lag; dalam putusan ini.
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat
mengajukan bukti-bukti surat dalam persidangan dengan tanda sebagai berikut :
1. Foto copy Merek Epiderma Agenda Nomor : 0-96-11524 Nomor
Pendaftaran 387248 tanggal 8 September 1997 atas nama: SRILINARTI
SASMITO (bukti P-1).
2. Foto copy Merek Epiderma yang diproduksi oleh PT. EPIDERMA
INDONESIA INDAH (bukti P-2A dan P-2b).
3. Foto copy surat Peringatan/Somasi II dari SRILINARTI SASMITO
tanggal15 Juli 2001 kepada Direksi PT. EPIDERMA INDONESIA INDAH
(P-3).
4. Foto copy Surat PT. EPIDERMA INDONESIA INDAH No. 0801
EII/IMJ/2003 tanggal 1 Agustus 2003 perihal Tanggapan Somasi (bukti P-
4).
5. Foto copy Tanda terima Kasasi atas perkara No. 63/Merek/
2003/PN.Niaga/Jkt.Pst (bukti P-5)
Menimbang, bahwa Pengugat disamping bukti surat juga mengajukan 3
(tiga) orang saksi :
Saksi : HENDRA SAHRIANTO dibawah sumpah di depan persidangan
memberikan keterangan yang pad a pokoknya sebagai berikut :
- bahwa benar Penggugat dapat hak merek Epiderma dan tahun
1998 saksi diajak kongsi dengan penggugat tetapi saksi menolak.
- Bahwa benar merek seperti bukti P-I ini yang pernah saksi lihat.
- Bahwa benar saksi tidak jadi bekerja sarna karena bukan
bidangnya.
- Bahwa benar merek seperti bukti P-2B adalah punya penggugat.
- Bahwa benar penggugat belum memproduksi kosmetik.
Saksi : MEILARITA dibawah sumpah didepan sidang memberikan
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
- bahwa benar saksi mengetahui Penggugat adalah pemilik Merek
epiderma.
- bahwa benar saksi sejak tho 1990 berbisnis dengan penggugat.
- bahwa benar saksi tahu penggugat punya merek karena, merek
tersebut ditunjukkan pada saksi.
- bahwa benar saksi tahu bahwa brosur P-2a adalah milik
Penggugat, sedangkan yang bukti P-2B adalah tidak tahu.
- bahwa benar penggugat belum memproduksi barang karena dollar
naik turun.
- bahwa benar saksi tidak tahu Epiderma yang dipasaran punya
siapa.
Saksi : KURNIA SISDININGRA T didepan persidangan memberikan
keterangan, TANPA DISUMPAH sebagai berikut :
- bahwa benar saksi adalah pegawai penggugat dibagian
Administrasi.
- bahwa benar saksi pernah lihat merek Penggugat P-1.
- bahwa benar saksi pernah dengar orang lain yaitu Bapak Ibrahim
dan Pak Joni menghubungi penggugat menanyakan merek
epiderma mau dijual atau tidak.
- Bahwa benar orang lain menanyakan tersebut hanya lewat telepon
dan saksi punya nomornya.
- Bahwa benar saksi tahu penggugat punya merek epiderma, tetapi
tidak tahu untuk melindungi produk jenis apa.
- Bahwa benar saksi mengetahui penggugat punya beberapa merek
disamping Epiderma juga Specs dan Lili.
- Bahwa benar merek Specs untuk sepatu dan Lili untuk merek
sandal, dua merek ini ada barangnya dan penggugat mempunyai
pabriknya.
- Bahwa benar saksi tidak tahu mengapa merek Epiderma tidak ada
barangnya.

Menimbang, bahwa Tergugat I mengajukan bukti-bukti surat dalam


persidangan dengan tanda sebagai berikut :
1. Foto copy Surat Pengesahan Akta Perusahaan Terbatas PT. EPIDERMA
INDONESIA INDAH No. C2-2606.HT/01/01,Th.97 tanggal 11 April 1997
(bukti TI-1)
2. Foto copy Putusan Pengadilan Niaga No. 63/Merek/2003/PN. Niaga.
JKT.PST. (bukti TI-2)
3. Foto copy Permintaan Pendaftaran Merek Epiderma No. AGENDA D-
97.19566 TANGGAL 20 September 1997 atas nama : PT. EPIDERMA
INDONESIA INDAH (bukti TI-3)
4. Foto copy Permintaan Pendaftran MerekEPIDERMA No. Agenda
D.00.2003.20485.20660 atas nama PT. EPIDERMA ANDONESIA INDAH
(bukti TI-4).
5. Foto copy Pendaftran Kosmetik, pada Dep. Kesehatan RI Nomor : CL.
1005000180 tanggal, 7 Maret 2000 (bukti TI-5A)
6. Foto copy Pendaftran Kosmetik, pada Dep. Kesehatan RI No : CL.
1005000024 tanggal, 31 Januari 2000 (bukti TI-5B)
7. Foto copy Pendaftran Kosmetik, pada Dep. Kesehatan R.I No : CL.
1005000025 tanggal, 31 Januari 2000 (bukti TI-5C)
8. Foto copy Pendaftran Kosmetik, pada Dep. Kesehatan R.I No : CL.
1005000023 tanggal, 31 Januari 2000 (bukti TI-5D)
9. Foto copy Pendaftran Kosmetik, pada Dep. Kesehatan R.I No : CL.
1005000181 tanggal, 7 Maret 2000 (bukti TI-5E)
10. Foto copy Pendaftran Kosmetik, pada Dep. Kesehatan R.I No : CL.
1005000183 tanggal, 7 Maret 2000 (bukti TI-5F)
11. Foto copy Pendaftran Kosmetik, pada Dep. Kesehatan R.I No : CL.
1005000179 tanggal, 13 Maret 2000 (bukti TI-5G)
12. Foto copy Certificate Epiderma No. T.96/09609B tanggal 9 September
1996 dari Singapura (bukti TI- 6A).
13. Foto copy Sertifikat Epiderma No. 1330792 tanggal 7 Nopember 1999 dari
RRC (bukti TI-6B).
14. Foto copy Sertifikat Epiderma No. 27.488 tanggal 19-19-2003 dari Brunei
Darussalam (bukti TI-6C).
15. Foto copy Sertifikat Epiderma No.7 45606 tanggal 30 Juli 1999 (bukti TI-
6D).
16. Foto copy Sertifikat Epiderma No. 779686 tanggal 15 Oktober 1997 (bukti
TI-6E).
17. Foto copy Sertifikat Epiderma No.2. 735.050 tanggal 8 Juli 2003 (bukti TI-
6F).
18. Foto copy Sertifikat Epiderma No. 11986 tanggal14 April 1999 (bukti TI-
6G).
19. Foto copy Distribution Agreement Epiderma tanggal 21 Juli 2000 (bukti TI-
7).
20. Foto copy Keterangan No. PO.01.05.4.41.868 tanggal 21 Agustus 2003
(bukti TI-8).
21. Sample produk Kosmetik epiderma (bukti TI-9).
22. Foto copy faktur-faktur Penjualan Epiderma dari tho 1997 sid tho 1998
(bukti TI-1 0).
23. Foto copy Iklan Epiderma tahun 1996 (bukti TI- 11 A).
24. Foto copy Iklan Epiderma tahun 1997 (bukti TI-11 B).
25. Foto copy Iklan Epiderma tahun 1998 (bukti TJ-11 C).
26. Foto copy Iklan Epiderma tahun 1999 (bukti TI-11 D).
27. Foto copy Iklan Epiderma tahun 2003 (bukti TI-11 E).
28. Foto copy Iklan Epiderma tahun 1999 di Kompas (buktiTI-12A).
29. Foto copy Iklan Epiderma tahun 2000 di Kompas(bukti TI-12B).
30. Foto copy Iklan Epiderma tahun 2003 di Kompas (bukti TI-12C).
31. Foto copy Berita Resmi Merek tanggal 8 September 1997 No. 387248
(bukti TI-13).
32. Foto copy Permenkes No. 140/Menkes/1991 tanggal 4 Maret 1991 (bukti
TI-14).
33. Foto copy Surat Pernyataan tanggal 11 Juli 2003 dari Techford Holding
Ltd. Singapura (bukti TI-15).

Menimbang, bahwa Tergugat III mengajukan bukti surat dalam


persidangan :
1. Foto copy surat No. PO.01.05/41-41-868 tanggal 21 Agustus 2003
Keterangan Merek Epiderma a/no Srilinarti Sasmito (bukti TIII-1).
Menimbang, bahwa Tergugat II menyatakan tidak mengajukan bukti
dafam perkara ini, sedangkan bukti-bukti yang diajukan, Penggugat, Tergugat I
dan Tergugat III sebagaimana telah disebutkan diatas telah bermeterai cukup
dan telah dicocokkan dengan surat-surat aslinya didepan sidang;
Menimbang, bahwa pihak-pihak dalam perkara ini menyatakan tidak
mengajukan bukti-bukti lagi, Penggugat, Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III
mengajukan kesimpulannya masing-masing tertanggal 13 Januari 2004.
Menimbang, bahwa pihak berperkara juga menyatakan tidak bisa
menyelesaikan perkara ini dengan cara damai dan selanjutnya mohon putusan
pengadilan.
Menimbang, bahwa selebihnya untuk segala sesuatu yang terjadi dan
diperoleh dalam persidangan dicatat seluruhnya dalam Berita Acara Sidang dan
dianggap diuraikan dalam dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
putusan ini.

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat sebagaimana


tersebut diatas ;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan gugatan Penggugat tersebut diatas,
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III mengajukan eksepsi ;
Bahwa, selain mengajukan eksepsi, dalam pokok perkara, Tergugat I juga
mengajukan gugatan rekonpensi ;
Menimbang, bahwa khusus tentang eksepsi yang menyangkut
kewenangan mengadili yang bersifat absolut telah dipertimbangkan dan diputus
lebih dulu dalam putusan Nomor : 79/Merek/2003/PN. Niaga.Jkt.Pst. tanggal 15
Desember 2003, putusan mana telah diucapkan dalam persidangan yang
terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal18 Desember 2003;
Menimbang, bahwa putusan dimaksud diatas menjadi bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari putusan ini yang amarnya pada pokoknya menyatakan
bahwa Pengadilan Niaga berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini;
Menimbang, bahwa atas dasar putusan diatas, perkara ini diperiksa dan
diputus oleh Pengadilan Niaga ;
Menimbang, bahwa dalam putusan ini, eksepsi yang belum
dipertimbangkan dalam putusan dimaksud diatas akan dipertimbangkan dan
diputuskan dalam putusan ini bersama-sama dengan pokok perkara baik dalam
Konvensi maupun dalam Rekonvensi;

DALAM EKSEPSI ;
Menimbang, bahwa eksepsi lainnya dari Tergugat I menyebutkan bahwa :
(1) gugatan Penggugat "Obscuur Libel" (2) Gugatan penggugat "error en
Persona"
Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat II pada pokoknya menyebutkan
bahwa Tergugat II tidak dapat dijadikan sebagai pihak Tergugat dalam gugatan
yang diajukan berdasar Pasal 76 Undangundang No. 15 Tahun 2001 tentang
Merek, karena Tergugat II bukan pengguna merek sebagaimana dimaksud oleh
Pasal dimaksud;
Menimbang, bahwa melalui Replik yang diajukan, Penggugat menolak
eksepsi Tergugat I dan Tergugat II tersebut diatas ;
Menimbang, bahwa namun demikian karena materi yang dijadikan
sebagai alasan eksepsi oleh Tergugat I dan Tergugat II tersebut diatas
menyangkut materi pokok perkara yang tidak dapat dipertimbangkan dalam
eksepsi, maka eksepsi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima untuk
seluruhnya, tapi materinya akan dipertimbangkan dalam pokok perkara ;

DALAM POKOK PERKARA ;


DALAM KONVENSI ;

Menimbang, bahwa segala sesuatu yang telah dipertimbangkan dan


diputuskan dalam eksepsi harus dianggap termuat lagi seluruhnya dalam
pertimbangan tentang pokok perkara
Menimbang, bahwa materi pokok gugatan Penggugat dalam perkara ini
adalah mengenai tuntutan ganti rugi dan atau penghentian semua perbuatan
yang mengaitkan dengan merek EPIDERMA.
Bahwa, gugatan tersebut diatas dutujukan terhadap Tergugat I, II, III atas
dasar ketentuan Pasal 3 jo. Pasal 76 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentng
Merek.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut, Tergugat I pada pokoknya
menyatakan, bahwa I kan merek EPIDERMA sejak terdaftar dalam daftar tanggal
8 September 1997, hingga saat ini;
Bahwa, karena Penggugat tidak pernah menggunakan merek-
EPIDERMA dalam perdagangan untuk produk-produknya Penggugat tidak akan
dapat membuktikan kerugian yang dideritanya sebagai akibat penggunaan
merek tersebut oleh Tergugat I ;
Bahwa, selain menyatakan hal diatas, Tergugat I menyatakan bahwa
dalam sural gugatan, Penggugat juga tidak menguraikan atau tidak menyebut
perincian kerugian yang dideritanya tapi langsung menuntut agar Tergugat I, II
dan III membayar secara tanggung renteng ganti kerugian kepada Penggugat
sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyard rupiah) ;
Bahwa, Tergugat I juga menyatakan bahwa berdasar ketentuan pasal61
jo. Pasal62 jo. Pasal63 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek,
merek EPIDERMA daftar Nomor 387.248 alas nama Penggugat harus dihapus
dari Daftar Umum Merek karena sejak saat didaftarkan pada tanggal 8
September 1997 hingga saat ini Epiderma merek tidak pernah digunakan oleh
Penggugat dalam perdagangan barang atau jasa (tidak digunakan oleh
Penggugat secara berturut-turut lebih dari tiga tahun sejak terdaftar dalam Daftar
Umum Merek pada tanggal 8 September 1997);
Bahwa, dalil jawaban Tergugat I menyebutkan, bahwa Tergugat I
menggunakan merek EPIDERMA dalam perdagangan barang adalah berdasar
pemberian hak Distribusi dari prinsipalnya di Singapura serta atas dasar
pemberian hak edar dari Badan POM Republik Indonesia (Tergugat III);
Menimbang, bahwa Penggugat tidak membantah dalil Tergugat I
khususnya yang mengatakan Penggugat tidak pernah menggunakan merek
EPIDERMA miliknya dalam perdagangan barang dan atau jasa miliknya,
sedangkan isi tanggapan Penggugat terhadap dalil Tergugat I yang lainnya pada
pokoknya menyatakan, gugatan Penggugat sudah jelas dan tidak kabur;
Menimbang, bahwa berdasar atas segala sesuatu yang dikemukakan
dalam pertimbangan diatas, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebagai
berikut :
Bahwa, dasar hukum gugatan penggugat dalam perkara ini adalah
ketentuan Pasal 3 jo. Pasal 76 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Merek ;
Bahwa Pasal 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
menyebutkan : Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara
kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam. daftar Umum Merek untuk Jangka
waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan
ijin kepada pihak lain untuk menggunakannya" ;
Bahwa Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Merek menyebutkan : "Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan
terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan merek yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau
jasa yang sejenis berupa ; (a) gugatan ganti rugi dan atau (b) penghentian
semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut" ;
Menimbang, bahwa dalam persidangan Penggugat mengajukan bukti
surat dengan tanda P-1, P-2A, P-2B, P-3, P-4 dan P-5 serta 3 (tiga) orang saksi ;
Menimbang, bahwa surat bukti P-1 yang diajukan sebagai bukti oleh
Penggugat adalah sertifikat EPIDERMA yang terdaftar dibawah Nomor 387.248
sejak tanggal 8 September 1997 atas nama penggugat untuk melindungi barang
dalam kelas 3 yang terdiri dari : sediaan-sediaan untuk memutihkan dan
mencuci, sediaan-sediaan untuk membersihkan, mengkilatkan, membuang
lemak dan menggosok, sabun-sabun, wangi-wangian, minyak-minyak sari wangi,
kosmetika, minyak-minyak rambut, bahan-bahan pemelihara gigi, kertas tissue
wangi basah, cat kuku, cat bibir (Iipstik), cat rambut, konditioner, shampoo,
diodoran, hair spray, bedak, celak mata, sipat mata, alas bedak, tears krim,
minyak klonyo (eau de cologne) parfum, lotion untuk kulit ;
Menimbang, bahwa Tergugat I mendalilkan Penggugat tidak pernah
menggunakan merek EPIDERMA dalam perdagangan barang seperti yang
diuraikan dalam surat bukti P-1 tersebut diatas, sejak merek tersebut terdaftar
dalam Daftar Umum Merek Nomor 387248 tanggal 8 September 1997 hingga
saat ini (Penggugat telah tidak pernah menggunakan merek Epiderma dalam
perdagangan selama tiga tahun berturut-turut) sejak didaftarkan ;
Menimbang, bahwa dalil Tergugat I tersebut diatas tidak dibantah oleh
Penggugat dan berdasar bukti-bukti yang diajukan dalam persidangan baik
berupa bukti surat maupun bukti saksi, Penggugat tidak dapat membuktikan
bahwa dirinya telah (pernah) menggunakan merek EPIDERMA dalam
perdagangan barangbarang seperti tersebut dalam sertifikat merek EPIDERMA
milik Penggugat (surat bukti P-1), dan tidak pula dapat membuktikan bahwa
dirinya memproduksi (pernah memproduksi) barang-barang dimaksud sejak
merek tersebut terdaftar hingga sekarang ;
Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat tidak pernah menggunakan
merek Epiderma dalam perdagangan barang atau jasa (sekalipun merek
tersebut telah terdaftar atas nama Penggugat) maka Majelis berpendapat tidak
ada kerugian yang diderita oleh Penggugat sebagai akibat penggunaan merek
tersebut oleh Tergugat I dalam perdagangan barang-barang, seperti kosmetika ;
Menimbang, bahwa selain itu ternyata pula dalam persidangan Penggugat
tidak membuktikan bahwa dirinya menderita kerugian sebagai akibat
penggunaan merek EPIDERMA oleh Tergugat f perdagangan barang seperti
Kosmetika ;
Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan tersebut diatas harus
dinyatakan bahwa Penggugat tidak menderita kerugian sebagai akibat
penggunaan merek EPIDERMA oleh Tergugat f dalam perdagangan kosmetika ;
Menimbang, bahwa karena tidak menderita kerugian maka secara hukum
Penggugat tidak mempunyai afasan untuk menuntut ganti rugi kepada Tergugat I
;
Menimbang, bahwa selain kepada Tergugat I, dalam perkara ini
Penggugat juga menuntut ganti kerugian kepada Tergugat II dan Tergugat III atas
dasar ketentuan Pasal 3 jo. pasal 76 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Merek ;
Menimbang, bahwa berdasar Pasal76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 tentang Merek, pihak Tergugat adalah pihak lain yang secara tanpa
hak "menggunakan" merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis;
Menimbang, bahwa berdasar bukti-bukti yang diajukan oleh Penggugat,
Penggugat tidak dapat membuktikan bahwa Tergugat II dan Tergugat III adalah
pengguna merek EPIDERMA dalam perdagangan barang atau jasa ;
Menimbang, bahwa karena ternyata hak yang diberikan oleh Undang-
Undanng tidak pernah digunakan oleh Penggugat maka tidak ada lagi hak
eksklusif pada Penggugat yang perlu mendapatkan perlindungan hokum
(Undang-Undang) karena hak dimaksud tidak pernah dipergunakan oleh
Penggugat, bahwa sebaliknya, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Merek memberi peluang kepada Direktorat Jendral atas prakarsa sendiri
melakukan penghapusan pendaftran merek tersebut dari Daftar Umum Merek
atau bedasrkan permohonan dari pemilik merek terdaftar atau pihak ketiga
dalam bentuk gugatan kepada Pengadilan Niaga untuk melakukan penghapusan
pendaftaran merek tersebut (Pasal 61 jo. Pasal 62 jo. Pasal 63)
Menimbang, bahwa oleh karena tidak terbukti sebagai pengguna merek
EPIDERMA maka Majelis berpendapat, gugatan Penggugat terhadap Tergugat II
dan Tergugat III tidak berdasar atas hukum yang berlaku sehingga harus ditolak ;
Menimbang, bahwa dengan mengambil landasan hokum kepada pertimbangan-
pertimbangan tersebut diatas, Majelis berpendapat tuntutan Penggugat dalam
petitum angka 4 dan angka 5 gugatannya harus ditolak karena tidak mempunyai
alasan yang sah menurut hukum ;
Menimbang, bahwa Pengadilan niaga telah menolak tuntutan Penggugat
pada petitum pada angka 3, 4, dan 5, dan berdasar fakta ini, Majelis
berpendapat tuntutan Penggugat dalam petitum pada angka 2 menjadi tidak
relevan lagi, sehingga harus di tolak juga.
Menimbang, bahwa oleh karma tuntutan Penggugat dalam petitum pada
angka 2, 3, 4, 5, telah ditolak maka tuntutan Penggugat dalam petitum pada
angka 7 tidak mempunyai landasan hokum yang sah sehingga harus ditolak,
Menimbang, bahwa berdasar segala sesuatu yang telah dipertimbangkan
diatas telah terbukti gugatan Penggugat telah ditolak seluruhnya, namun
demikian tentang biaya perkara dalam petitum angka 6 akan dipertimbangkan
nanti setelah mempertimbangkan gugatan Rekonpensi ;

DALAM REKONPENSI;

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan pokok Penggugat dalam gugatan


rekonvensifTergugat I dalam Konvensi adalah menuntut ganti rugi baik materiil
dan inmateriil kepada Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konvensi sebesar Rp.
1.700.000.000,- (satu milyar tujuh ratus juta rupiah) dengan perincian
sebagaimana tersebut dalam dalil gugatan rekonvensi ;
Menimbang, bahwa tuntutan ganti rugi tersebut didasarkan pad a alasan
bahwa, pendaftaran merek EPIDERMA daftar Nomor 387248 tanggal8
September 1997 atas nama Tergugat Rekonpensi dilakukan atas dasar itikad
tidak baik dari Tergugat Rekonvensi karena merek tersebut merupakan hasil
peniruan/penjiplakan oleh Tergugat Rekonvensi dari merek EPIDERMA TECH
FORD HOLDING LIMITED qq. AXA LIMITED suatu perseroan berdasarkan
Undang-Undang Negara Republik Singapura, dimana merek EPIDERMA untuk
produk kosmetika terse but telah terdaftar atas nama prinsipal diberbagai Negara
terkemuka di dunia yaitu : Singapura, Hongkong, RRC, Taiwan, Brunei
Darussalam dan Australia.
Bahwa, selain penjiplakan dari perusahaan tersebut diatas,
penjiplakan/peniruan juga dilakukan oleh Tergugat Rekonvensil Penggugat
Konvensi dari nama perusahaan milik Penggugat rekonvensi yakni : PT.
EPIDERMA INDONESIA INDAH yang telah berdiri sejak tanggal 26 Agustus
1996 dan pengesahan berdasar Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI
tanggal 11 April 1997.
Menimbang, bahwa dalil gugatan rekonvensi tersebut diatas. Khususnya
tentang peniruan/penjiplakan nama/merek EPIDERMA oleh Tergugat
Rekonvensi/Penggugat Konvensi tidak dibantah oleh Tergugat Rekonvensi,
karenanya secara hukum dalil Penggugat rekonvensi tersebut diatas harus
dianggap benar ;
Menimbang, bahwa dalam gugatan rekovensi, Penggugat Rekuvensi juga
mengendalikan bahwa terdaftar dalam Daftar Umum Merek Nomor 387248
tanggal 8 September 1997, himgga saat ini Tergugat rekonvensi/Penggugat
konvensi tidak pernah menggunakan merek EPIDERMA dalam perdagangan
barang atau jasa selam 3 (tiga) tahun berturut-turut sejak terdaftar.
Menimbang, bahwa karena didalilkan sendiri oleh Penggugat
Rekovensi/Tergugat I Konvensi dan tidak dibantah kebenaranya oleh tergugat
rekovensi/Penggugat Konvensi maka secara hukum dalil Penggugat
Rekovensi /Tergugat I Konvensi tersebut harus dianggap benar;
Menimbang, bahwa atas dasar fakta hokum yang diperoleh dalam
pertimbangan di atas, kerugian yang didalilkan oleh Penggugat
Rekovensi/Tergugat I Kovensi dalam posita gugatan rekovensi angka 15 huruf A
point 4 tidak mempunyai landasan yang sah menurut hukum sehingga harus
ditolak;
Menimbang, bahwa kerugian-kerugian lainnya yang disebutkan dalam
posita angka 15 gugtan rekovensi menurut Majelis harus ditolak juga karena
tidak mempunyai landasan yang sah menurut hukum, lagi pula kerugian yang
didalilkan pada point 4 gugatan rekovensi pada angka 15 sudah ditolak
berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas;
Menimbang, bahwa kerugian inmateriil yang didalilkan oleh Penggugat
rekovensi/Tergugat I Kovensi pada posita gugatanangka 15 huruf B sebesar Rp.
1.000.000.000,-(satu milyar rupiah) tidak dibuktikan kebenaranya dalam
persidangan karenanya kerugian tersebut secara hukum harus dianggap tidak
pernah ada sehingga harus ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas terbukti
materil dan inmateriil yang didalilkan dalam posita gugatan rekovensi telah
ditolak seluruhnya karenanya, tuntutan Pengugat rekovensi dalam petitum angka
5 menjadi tadak beralasan sehingga harus ditolak;
Menimbang, bahwa karena tuntutan Penggugat Rekonvensi pada angka 5
sudah ditolak maka tuntutan pada angka 6 dan angka 7 tidak mempunyai alasan
hukum yang sah sehingga harus ditolak juga;
Menimbang, bahwa karena Pengadilan Niaga telah menolak tuntutan
Penggugat rekonvensifTergugat I Konvensi dalam petitum angka 5, 6 dan 7
maka tuntutan yang selebihnya tidak relevan untuk dipertimbangkan lagi dalam
putusan ini dan harus ditolak seluruhnya kecuali tentang ongkos perkara yang
akan dipertimbangkan dalam pertimbangan berikut ini ;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, gugatan


Penggugat dalam Konvensi telah ditolak seluruhnya oleh Pengadilan Niaga,
karenanya sangat beralasan menurut hukum untuk membebankan seluruh
ongkos perkara kepada Penggugat KonvensifTergugat Rekonvensi sebagai
pihak yang kalah dalam gugatan Konvensi yang besarnya akan disebutkan nanti
dalam amar putusan ini ;
Mengingat dan memperhatikan ketentuan Pasal 3, Pasal 76 Undang-
Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek dan peraturan-peraturan lain yang
bersangkutan dengan perkara ini :

MENGADILI :

DALAM EKSEPSI :
 Menyatakan Eksepsi Tergugat I, dan Tergugat III tidak dapat diterima
seluruhnya ;
DALAM POKOK PERKARA :
DALAM KONVENSI ;
 Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
DALAM REKONVENSI ;
 Menolak gugatan Penggugat rekonvensi/Tergugat I Konvensi untuk
seluruhnya ;.
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI ;
 Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat rekonvensi untuk membayar
ongkos perkara sebesar Rp. 5.000.000.- (lima juta rupiah)

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari


KAMIS tanggal 15 Januari 2004 oleh: PUTU SUPADMI, SH.sebagai Hakim
Ketua Majelis,ADRIANI NURDIN SH. MH. dan H DWIHARSO BUDI
SANTIATO SH. Masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana
diucapkan dalam siding yang terbuka untuyk umum oleh Hakim Ketua Majelis
tersebut diatas pada hari: KAMIS TANGGAL 15 Januari 2004 dihadiri oleh
Hakim-Hakim Amggota, dibantu oleh PARMIN, SH. Sebagai Panitera
Penganti Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, dihadiri pula oleh Kuasa Hukum
Penggugat, Kuasa Hukum Tergugat I, Kuasa Hukum Tergugat II dan Kuasa
Hukum Tergugat III.

HAKIM-HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA MAJELIS

ttd ttd

ANDRIANI NURDIN, SH. MH PUTU SUPADMI, SH

HAKIM ANGGOTA

ttd

H.DWIARSO B. SANTIARSO, SH

PANITERA PENGGANTI
ttd
PARMIN, SH.

Anda mungkin juga menyukai