Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HKI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENGKETA MEREK DAGANG “GEPREK


BENSU” DENGAN “I AM GEPREK BENSU”

DOSEN PENGAMPU: Dr. Hulman Panjaitan S.H., M.H.


Disusun oleh :
Laura Amanda (2140050214)
Julio Albert Halomoan (2140050213)
Gabriel Timothy (2140050188)

KELAS E
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2022
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................ 4
BAB II .............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................................ 5
1. Penyelesaian Sengketa Hak Merek ...................................................................................................... 5
2. Upaya Perlindungan Hukum Dalam Penyelesaian Sengketa Merek Dagang Bensu ............................. 6
BAB III ............................................................................................................................................................. 9
KESIMPULAN .................................................................................................................................................. 9
BAB IV...........................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merek dagang di Indonesia sudah semakin banyak ragamnya. Kemajuan ilmu


pengetahuan teknologi dan informasi mendukung perkembangan berbagai macam merek
dagang di industri bisnis usaha perdagangan. Antara pemilik merek satu, dengan yang
lainnya akan bersaing untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat selaku konsumen.
Kondisi ini mendorong terjadinya persaingan seperti pemalsuan atau peniruan merek.
Melindungi hak atas merek merupakan bagian dari hak atas kekayaan intelektual (disebut
HKI) merupakan hak kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual
manusia. HKI memang menjadikan karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya
kemampuan intelektual manusia yang harus dilindungi. Indonesia memiliki pengaturan
tentang hak atas merek yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Merek, mengingat juga peranan merek saat ini menjadi sangat penting terutama
dalam hal menjaga persaingan usaha yang sehat dan berdasarkan hal tersebut diperlukan
peraturan yang memadai tentang merek guna memberikan layanan bagi masyarakat. Merek
yang dibuat oleh pelaku usaha digunakan untuk membedakan barang atau jasa yang
diproduksinya selain itu juga sebagai pengenal barang atau jasa yang berhubungan dengan
tujuan dari pembuatannya. Bagi produsen merek berfungsi sebagai jaminan nilai hasil
produksi dari segi kualitas serta kepuasan dari konsumen. Dengan demikian, konsumen
dapat mengetahui baik atau tidaknya kualitas dari suatu merek.
Sengketa HKI sering terjadi dikarenakan ada pihak yang dirugikan dalam suatu
keaadan. Ini terjadi karena adanya pihak yang ingin mengambil keuntungan dengan cara
curang agar menaikkan pendapatan usahanya sendiri. Dengan mengambil HKI orang lain
maupun dari pesaingnya sendiri seperti konsep dan ide suatu bisnis, tentu sangat
merugikan. Disitu pentingnya kepastian hukum mengenai penyelesaian sengketa dibidang
HKI dimana si pemakai HKI tanpa hak dapat digugat berdasarkan perbuatan melanggar
hukum.
Sengketa HKI dalam bidang merek yang cukup menarik perhatian adalah kasus
sengketa antara Geprek Bensu dengan I Am Geprek Bensu. Dua merek bisnis ini memiliki
banyak kemiripan terutama dari segi nama “Bensu” nya, dimana bagi kedua perusahaan ini
nama Bensu sendiri memiliki arti yang berbeda. Ruben Onsu selaku pemilik Geprek Bensu,
dihadapkan dengan kasus perebutan hak paten merek dagang “Bensu” antara dirinya dan
pemilik restoran “I Am Geprek Bensu”. Ruben Onsu Menggugat PT Ayam Geprek Benny
Sudjono yang menggunakan nama “I Am Geprek Bensu”. Gugatan tersebut terkait dengan
Hak Kekayaan Intelektual merek dagang Bensu. Keunikan kasus ini dimana PT Ayam
Geprek Bensu Benny Sudjono didirikan telebih dahulu dari Geprek Bensu, dan Ruben
Onsu selaku pemilik Geprek Bensu pernah terlibat kontrak kerja sebagai duta promosi “I
Am Geprek Bensu”. Usai ditunjuk sebagai duta promosi, Ruben Onsu mendirikan Geprek
Bensu, kemudian mendaftarkan nama Bensu sebagai singkatan namanya Ruben Onsu ke
pihak pengadilan Negeri Jakarta Selatan lalu mengajukan gugatan ke PT Ayam Geprek
Benny Sudjono untuk menghapus nama Bensu dari merek dagang mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dijelaskan dalam latar belakang di atas, dapat ditentukan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagimana penyelesaian sengketa Hak Merek.
2. Bagaimana upaya perlindungan hukum dalam penyelesaian sengketa merek dagang
Bensu.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Penyelesaian Sengketa Hak Merek

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek,


upaya penyelesaian sengketa di bidang merek dapat ditempuh melalui penyelesaian
sengketa secara litigasi yaitu penyelesaian melalui lembaga pengadilan dan secara non
litigasi yaitu penyelesaian sengketa di luar pengadilan seperti melalui alternatif
penyelesaian sengketa ataupun arbitrase menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor
30 Tahun 1999 yaitu cara penyelesaian sengketa perdata diluar peradilan umum yang
didasarkan pada perjanjian tertulis oleh para pihak yang bersengketa.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis, maka penyelesaian sengketa Merek dilaksanakan oleh dua lembaga
peradilan, yaitu Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Niaga. Pengadilan Tata
Usaha Negara berwenang menyelesaikan sengketa penghapusan merek terdaftar atas
prakarsa Menteri, sedangkan Pengadilan Niaga berwenang menyelesaikan sengketa
pendaftaran merek, sengketa penghapusan merek oleh Pihak Ketiga, sengketa pembatalan
merek, dan sengketa pelanggaran merek.
Berdasarkan Pasal 83 ayat (1) UU 20 Tahun 2016, Pemilik Merek terdaftar dapat
mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa
yang sejenis yaitu berupa gugatan ganti rugi atau penghentian semua perbuatan yang
berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. Gugatan tersebut diajukan kepada
Pengadilan Niaga kepada ketua Pengadilan Niaga dalam wilayah hukum tempat tinggal
atau domisili tergugat. Jika salah satu pihak bertempat tinggal di luar Indonesia, gugatan
tersebut diajukan kepada Ketua Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Setelah gugatan diajukan,
Panitera mendaftarkan gugatan pada tanggal gugatan yang bersangkutan diajukan dan
kepada penggugat diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani panitera dengan
tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran gugatan. Panitera menyampaikan gugatan
kepada ketua Pengadilan Niaga dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung
sejak gugatan didaftarkan.
Setelah gugatan disampaikan ke ketua Pengadilan Niaga, ketua Pengadilan Niaga
mempelajari gugatan dan menunjuk majelis hakim untuk menetapkan hari sidang dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal gugatan disampaikan. Juru
sita juga akan melakukan pemanggilan para pihak paling lama 7 (tujuh) hari setelah
gugatan didaftarkan. Selanjutnya, sidang pemeriksaan sampai dengan putusan atas gugatan
diselesaikan paling lama 90 (sernbilan puluh) hari setelah perkara diterima oleh majelis.
Jangka waktu ini dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari atas persetujuan
Ketua Mahkamah Agung. Putusan atas gugatan merek harus diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum dana wajib disampaikan oleh juru sita kepada para pihak paling lama
14 (empat belas) hari setelah putusan diucapkan.

2. Upaya Perlindungan Hukum Dalam Penyelesaian Sengketa Merek Dagang Bensu

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang merek dan indikasi


geografis, Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,
nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)
dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam
kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Merek terbagi menjadi tiga jenis yaitu merek
dagang, merek jasa, dan merek kolektif. Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada
barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang sejenis lainnya.

Sistem pendaftaran merek di Indonesia sendiri memakai sistem pendaftaran


Konstitutif di mana pendaftaran merupakan keharusan agar dapat memperoleh hak atas
merek. Tanpa pendaftaran negara tidak akan memberikan hak atas merek kepada pemilik
merek. Hal ini berarti tanpa mendaftarkan merek seseorang tidak akan diberikan
perlindungan hukum oleh negara apabila mereknya ditiru oleh orang lain. Dalam hal ini
terjadi persamaan dimana persamaan merek yang digunakan oleh Ruben Samuel Onsu
dengan merek yang dimiliki terlebih dahulu oleh PT Benny Sujono yaitu Merek I am
Geprek Bensu dan Ayam Geprek Bensu selain itu keduanya memiliki persamaan bentuk
pada logo yakni berbentuk bulat berwarna putih dan diisi oleh logo ayam. Hal-hal ini dapat
membuat masyarakat sebagai konsumen bingung terhadap merek “I am Geprek Bensu”
dan “Ayam Geprek Bensu”. Oleh karena itu, kedua merek ini dapat dikategorikan sebagi
merek yang memiliki persamaan bentuk.

Melalui Putusan Pengadilan 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN Niaga Jakarta Pusat,


Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan bahwa menolak gugatan Ruben Onsu yang
mana sebagai pemilik Geprek Bensu dan menyatakan bahwa PT Ayam Geprek Benny
Sujono sebagai pemilik yang sah atas Merek I Am Geprek Bensu berdasarkan Pasal 1
angka 5 juncto Pasal 21 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Merek dan Indikasi Geografis sebagai dasar aturan penyelesaian sengketa Hak Kekayaan
Intelektual di bidang Merek. Hakim tidak melihat kata "Bensu" ini sebagai singkatan dari
nama orang terkenal melainkan berdasar pada prinsip first to file dengan nama "Bensu"
yang kali pertama terdaftar oleh merek I Am Geprek Bensu milik PT Ayam Geprek Benny
Sujono 3 Mei 2017. Setelah itu Ruben Onsu mendaftar dengan merek yang sama pada 7
juni 2018, dan sesuai putusan pengadilan dinyatakan bahwa pemilik dan pemakai pertama
yang sah atas merek Bensu adalah PT Benny Sudjono, dan pendaftaran merek atas nama
Ruben Samuel Onsu dinyatakan batal demi hukum. Namun kalah di Pengadilan Niaga,
pihak Ruben Onsu kembali mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) yang
terdaftar dengan nomor register 575 K/Pdt.Sus- HKI/2020. Tetapi pengajuan kasasi
tersebut ditolak pada 20 Mei 2020. Dengan pertimbangan MA bahwa putusan
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam sengketa ini tidak
bertentangan dengan hukum atau UU merek dan indikasi geografis.

Akibat hukumnya, yaitu menghentikan semua perbuatan yang berkaitan dengan


penggunaan merek-merek atas nama Bensu, namun tidak terbatas kepada perbuatan
memproduksi, mengedarkan dan/ atau memperdagangkan usaha bisnis makanan yang
memakai merek-merek tersebut, dan perbuatan lainnya. Tergugat dihukum untuk
membayar kerugian kepada Penggugat Rekonpensi atas keterlambatannya melaksanakan
putusan ini sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap hari
keterlambatannya, terhitung sejak perkara ini memperoleh putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap. sampai seluruh putusan dalam perkara ini dilaksanakan dengan
baik dan penuh. Sebagaimana diatur dalam Pasal 100 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2016 tentang Merek bahwasanya setiap orang yang dengan tanpa hak menggunakan
Merek yang sama pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk
barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan. Selain itu,
sebagaimana diatur dalam Pasal 100 ayat (2) bahwa setiap orang yang dengan tanpa hak
menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek terdaftar
milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan. Perbuatan Ruben Samuel Onsu selaku Penggugat memenuhi unsur-unsur
Pasal tersebut.
BAB III

KESIMPULAN

Penyelesaian sengketa merek dagang merujuk pada UU Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Merek dan Indikasi Geografis. Sengketa merek dapat diselesaikan melalui gugatan di pengadilan
atau penyelesaian sengketa alternatif seperti arbitrase. Proses gugatan sengketa merek merupakan
kewenangan absolut dari pengadilan niaga. Sengketa HKI pada kasus “Geprek Bensu” melawan
“I Am Geprek Bensu” merupakan sengketa HKI di bidang merek. Dalam sengketa tersebut
proses penyelesaian sengketanya berdasarkan UU MIG sebagai dasar hukum pengaturan
merek di Indonesia. Proses penyelesaian sengketa kedua belah pihak diselesaikan dengan secara
litigasi tepatnya di Pengadilan Niaga. Sengketa dalam perkara ini merupakan sengketa perdata
dengan gugatan yang menghendaki penghentian usaha pihak tergugat. Disini Ruben Onsu
menggugat PT Ayam Geprek Bensu untuk pembatalan pendaftaran merek “I Am Geprek Bensu”
yang punya kemiripan dengan “Geprek Bensu’ miliknya. Akhirnya Putusan Pengadilan
Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara nomor 57/Pdt.Sus-
HKI/Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst telah di putus, dan berdasarkan pertimbangan MA setelah
diajukan kasasi bahwa putusan tersebut tidak bertentangan dengan hukum dan UU MIG. Dengan
ini berarti Ruben Onsu tidak bisa menggunakan merek “Geprek Bensu” nya lagi sesuai hasil
putusan pengadilan Jakarta Pusat.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200612083931-92-512496/kronologi-ruben-onsu-
kehilangan-merek-geprek-bensu-di-meja-ma

https://www.jhaper.org/index.php/JHAPER/article/view/30

file:///C:/Users/Windows10/Downloads/18ab488f6c68979bac5de4c185eac28b.pdf

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-20-2016-merek-indikasi-geografis

https://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/221

https://smartlegal.id/hki/merek/2021/12/16/ingin-menyelesaikan-sengketa-merek-pahami-upaya-
penyelesaian-ini/

Anda mungkin juga menyukai