Anda di halaman 1dari 5

1.

a. Berdasarkan hukum perjanjian, perjanjian dapat dibuat secara lisan


sehingga perjanjian antara penjual dan pembeli sapi tersebut dapat
dianggap sah dan mengikat. Perjanjian tersebut merupakan Perjanjian
Obligatoir dimana perjanjian menimbulkan hak dan kewajiban antara
para pihak, lebih tepatnya perjanjian timbal balik dalam bentuk jual
beli. Kemudian, berdasarkan asas pacta sunt servanda, para pihak
harus menaati perjanjian yang telah mereka buat seperti halnya
menaati undang-undang, yakni apabila ada pihak yang melanggar
perjanjian tersebut maka pihak tersebut akan dikenai sanksi hukum.
Nama lain dari asas ini adalah asas kepastian hukum. Dengan adanya
kepastian hukum, maka para pihak yang telah menjanjikan sesuatu
akan memperoleh jaminan yaitu apa yang telah diperjanjian itu akan
dijamin pelaksanaannya. Dalam kasus ini, penjual sapi memperoleh
jaminan bahwa pembeli akan melunasi sisa pembayaran sapi satu
minggu setelah membayar uang muka. Namun sayangnya hingga saat
ini pihak pembeli belum melunasi kekurangannya. Maka dari itu,
penjual sapi sangat berhak untuk membawa kasus ini ke meja hukum
karena pembeli sapi tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian
mereka.
b. Unsur perjanjian yang muncul pada kasus tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Adanya dua pihak atau lebih, yakni penjual dan pembeli.
2) Adanya kata sepakat di antara para pihak, yakni kesepakatan lisan.
3) Adanya akibat hukum yang ditimbulkan berupa hak dan kewajiban
atau melakukan suatu perbuatan, yakni penjual berhak membawa
hal ini ke ranah hukum karena pembeli tidak memenuhi
kewajibannya.

2.
a. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999, selain gugatan
di pengadilan, sengketa merek dapat diselesaikan dengan cara lain
yakni Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
1) Arbitrase
Arbitrase adalah penyelesaian perkara dengan
menggunakan arbiter atau wasit. Lembaga ini diatur dalam Bab III
dan seterusnya Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999. Para pihak
yang bersengketa untuk dapat menyelesaikan sengketa ke lembaga
arbitrase wajib berdasarkan perjanjian. Mereka dengan sengaja
membuat perjanjian untuk menyelesaikan sengketa ke arbitrase.
Selain dapat memilih arbiter sendiri, mereka juga dapat memilih
tempat penyelenggaraan persidangan arbitrase.
2) Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)
Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para
pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
b. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Merek dan Indikasi Geografis, maka penyelesaian sengketa Merek
dilaksanakan oleh dua lembaga peradilan, yaitu Pengadilan Tata Usaha
Negara dan Pengadilan Niaga. Kompetensi Pengadilan Niaga adalah
semua sengketa yang telah ditentukan UU Nomor 20 Tahun 2016
untuk diselesaikan oleh Pengadilan Niaga dan sengketa keperdataan
yang terkait dengan Merek, sedangkan kompetensi Pengadilan Tata
Usaha Negara adalah sengketa Penghapusan Merek atas prakarsa
Menteri dan semua Keputusan dan/atau Tindakan Menteri yang
berkaitan dengan Merek yang tidak ditentukan UU Nomor 20 Tahun
2016 untuk diselesaikan Pengadilan Niaga. Kemudian berdasarkan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 ayat 1, setiap orang yang
dengan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada
keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain diancam
dipidana dengan dengan pidana penjara maksimal 5 (lima) tahun
dan/atau denda maksimal Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Selain itu, pihak yang melanggar atau tergugat harus menghentikan
seluruh perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut.

3.
a. Berdasarkan kasus tersebut, jenis kejahatan pasar modal yang terjadi
adalah penipuan. Penipuan dapat diartikan sebagai tindakan
mengelabui pihak lain dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
individu atau kelompok dan merugikan pihak lain. Pada kasus Tyco
International, penipuan yang terjadi adalah CEO, Dennis Kozlowski
bersama dengan CFO Mark Swartz dan CLO Mark Belnick melakukan
penjualan saham Tyco tanpa izin. Mereka menerima US$ 170 juta
dalam bentuk pinjaman rendah-hingga-tanpa bunga, tanpa persetujuan
pemegang saham. Dalam hal ini, mereka menipu para pemegang
saham dengan melakukan penjualan saham tanpa izin dan uangnya
digunakan untuk kebutuhan pribadi, disamarkan dengan bonus atau
benefit posisi.
b. Berikut adalah cara-cara yang dilakukan Tyco untuk bangkit dan
mengembalikan kepercayaan investor, dilansir dari Boastrom (2011).
Untuk memulihkan kepercayaan investor, tim manajemen baru Tyco
mengatur ulang perusahaan dan memulihkan sebagian dana yang
diduga diambil oleh Kozlowski. Pada pertemuan tahunannya,
pemegang saham memilih dewan direksi yang baru, memilih untuk
membuat perjanjian pesangon eksekutif di masa depan yang tunduk
pada persetujuan pemegang saham, dan memilih untuk mewajibkan
ketua dewan menjadi “orang yang independen” daripada “CEO Tyco”.
Perusahaan juga mempekerjakan Eric Pillmore sebagai Vice President
of Corporate Governance. Eric Pillmore bertekad untuk mengubah
budaya etika Tyco. Di bawah kepemimpinannya, Tyco menerapkan
program etika korporat dan mengganti 90 persen staf kantor pusat.
Perusahaan juga membuat Panduan Tyco untuk Perilaku Etis. Panduan
ini terdiri dari 32 halaman dan tersedia dalam berbagai bahasa untuk
karyawan global. Tujuan panduan ini adalah untuk membiasakan
karyawan dengan ekspektasi perusahaan dan membantu mereka
membuat keputusan yang etis.

4.
a. Kebutuhan akan masker dimanfaatkan beberapa kompetitor yang
kurang bertanggung jawab yang kemudian menimbun masker N95
sehingga masker N95 menjadi langka dan harga masker N95 menjadi
meningkat secara signifikan dari 20 ribuan hingga jutaan. Hal ini
merupakan tindakan kecurangandari kompetitor yang kurang
bertanggung jawab. Persaingan tidak sehat dapat digugat melalui
ketentuan hukum dalam pasal 1365 KUH Perdata (BW) dijelaskan
bahwa pelaku usaha yang merugikan orang lain dan terbukti
melanggar hukum maka wajib bertanggungjawab atas kerugian
tersebut. Pengaturan tentang tindakan penimbunan masker N95 selama
wabah dimuat dalam Pasal 29 Undang-Undang No. 7 Tahun 2014
tentang Perdagangan dan Pasal 4 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 47
hingga 49, maka pelaku usaha yang terbukti melakukan tindakan
penimbunan masker N95 selama wabah diancam dengan sanksi
administratif ataupun hukuman pidana (Jasmine & Westra, 2021).
b. Dilansir dari voi, usaha preventif yang dilakukan oleh pemerintah
dalam upaya mengatasi tindakan penimbunan masker N95 yang
dilakukan oleh pelaku usaha selama pandemi Covid-19 salah satunya
adalah menugaskan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk
memantau segala aktivitas jual-beli masker ataupun pembuatannya.
Sembari menunggu adanya indikasi penimbunan masker, Polri akan
fokus memberikan imbauan kepada para penjual masker konvensional
agar tidak melakukan tindakan yang melanggar pidana. Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa upaya preventif yang dilakukan oleh
pemerintah adalah mengimbau para pelaku usaha agar tetap bersaing
secara sehat dan tidak melakukan penimbunan masker. Selain itu,
pemerintah juga meminta kepada produsen masker di Indonesia untuk
memperbanyak produksi masker N95 agar supply dan demand di
pasaran tetap seimbang.

Referensi:
Boastrom, Rob. (2011). Tyco International: Leadership Crisis. Center for Ethical
Organizational Cultures Auburn University.
Jasmine, Amira & Westra, I Ketut. (2021). Penimbunan Produk Masker Jenis N95
Ditinjau Dari Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Jurnal Kertha Desa,
Vol. 9 No. 3, hlm. 76-90.
Pramono, Nindyo. (2020). Hukum Bisnis. Tangerang: Universitas Terbuka.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
Voi. (2020). “Langkah Cegah Penimbunan Masker di Tengah Wabah COVID-
19”. https://voi.id/berita/3285/langkah-cegah-penimbunan-masker-di-
tengah-wabah-covid-19. Diakses pada 29 Desember 2022 pukul 10.45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai