Forum 2
Forum 3
Kurang maksimalnya asuransi dari pemerintah, sperti BPJS, Askes, Jamsostek dan lain-lain
menyebabkan menjamurnya Perusahaan Asuransi, harga memang tidak bisa membohongi pelayanan
dan kepuasan tersendiri (satisfied), sehingga tidak sedikit masyarakat lebih memilih perusahaan asuransi
demi mendapatkan pelayan dan kepuasan tersendiri (satisfied) yang didapat. Tapi permasalahannya
tidak sedikit member (tertanggung) perusahaan asuransi mengalami kendala ketika ingin mencairkan
uang premi yang sudah dibayarkannya, diantaraya birokrasi yang berbelit, waktu yang lama, dan
persyaratan yang rumit, hal ini pula yang membuat masyarakat yang tadinya berminat menjadi member
malah sebaliknya.
Berdasarkan kasus di atas, bagaimana peran hokum asuransi dalam menyelesaikan sengketa member
(tertanggung) perusahaan asuransi, jelaskan secara jelas dan masuk akal?
Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance, dan secara aspek hukum telah dituangkan dalam
Kitab Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246, “Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang taktentu.”
Selain dalam KUHD pasal 246, juga dalam Undang – undang asuransi No. 2 tahun 1992 pasal 1
disebutkan Äsuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian,kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu peristiwa pembayaran yang
didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Contoh lain dalam asuransi jiwa, ketika seseorang membeli asuransi kematian (term insuransce)
dengan jangka waktu perjanjian 5 (lima) tahun dengan uang pertanggungan 100 juta rupiah, maka dia
harus membayar premi yang telah ditentukan oleh perusahaan asuransi (misal 500 ribu rupiah) per
tahun, artinya bila tertanggung meninggal dunia dalam masa perjanjian diatas, maka ahli waris atau
orang yang ditunjuk akan memperoleh uang dari perusahaan asuransi sebesar 100 juta, namun bila
peserta hidup sampai akhir masa perjanjian maka dia tidak akan memperoleh apapun.
Banyak masyarakat yang kurang memahai arti dari asuransi. Jasa yang diberikan oleh perusahaan
asuransi adalah berupa proteksi akibat berbagai risiko yang mungkin terjadi. Akan tetapi sekarang ini
dengan semakin berkembangnya produk asuransi serta kerja sama perusahaan asuransi dengan
perusahaan di sektor lain seperti perbankan dan sekuritas, maka pengertian asuransi menjadi lebih luas
bukan hanya sebagai sarana proteksi, tetapi juga sebagai tempat berinvestasi.
Forum 4
Kita memiliki UU Hak Kekayaan Intelektual, dengan sanksi yang berbeda tergantung jenis pelanggaran,
mulai sanksi administrasi hingga pidana penjara, tapi yang menjadi masalah besar adalah maraknya
praktek plagiarism dimana-mana seolah-olah halal melakukan plagiarism.
Bagaimana Anda memandang kasus di atas, dan apa solusinya?
kasus plagiarism terhadap karya intelektual orang lain harus lah ditindak tegas dengan penegakan
hukuman bagi yang melanggar UU HAKI dan Setiap hak yang digolongkan ke dalam HAKI harus
mendapat kekuatan hukum atas karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HAKI.
Solusinya adalah kasus plagiarism HAKI dengan mempatenkan karya intelektual kepada hukum yang
berlaku agar tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab karna banyak sekali
karya intelektual dari si pembuat karya yang belum dipatenkan karyannya. Dari Pemerintah sendiri juga
harus turut serta ikut memberantas kasus plagiarism HAKI ini agar kedepanya karya intelektual yang
dihasilkan tidak dapat ditiru oleh orang lain dan berhati-hati dalam Perlindungan HAKI.
Forum 5
Perusahaan besar dengan modal yang kuat dapat melakukan apa saja, sehingga praktek monopoli
sering terjadi di Wilayah NKRI ini, hal ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi rakyat tidak
merata hanya dinikmati oleh “kelompok” tertentu, masyarakat kecil dengan modal pas-pasan
semakin tenggelam, sementara pemodal besar semakin menjulang dan perkasa, sekalipun satu
dua ditemukan mengalami masalah financial.
Berdasarkan fakta di atas, Silakan diskusi tentang solusi terbaik membasmi praktek monopoli
yang terjadi di wilayah NKRI ini?
Menurut saya, Menurut Pasal 1 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat definisi Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran
barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku
usaha.
Sedangkan yang dimaksud dengan Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu
atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan
atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan
kepentingan umum.
Untuk mencegah adanya praktik monopoli dan persaingan tidak sehat dikalangan pelaku usaha, maka
UU No. 5 Tahun 1999 menyebutkan bahwa pemerintah membentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) yang betugas menilai apakah suatu perjanjian atau kegiatan usaha bertentangan dengan UU No.
6 Tahun 1999. KPPU merupakan suatu lembaga independen yang terlepas dari pengaruh dan
kekuasaan Pemerintah serta pihak lain dan bertanggung jawab kepada Presiden (pasal 30 UU No. 5
Tahun 1999).
Forum 6
Bagaimana dengan perusahaan yang tanpa SIUP tetapi berkeliaran dan beroperasi serta tidak
teridentifikasi oleh KPPU dan dinas Perdagangan setempat sebagai lembaga yang diberi mandate
untuk melakukan pengawasan, jelaskan?
Dalam dunia bisnis, perizinan jelas memegang peranan yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan
perizinan dan pertumbuhan dunia usaha bisa dikatakan merupakan dua sisi mata uang yang saling
berkaitan.Dunia usaha takkan berkembang tanpa adanya izin yang jelas menurut hukum, dan izin
berfungsi karena dunia usaha membutuhkannya.
Masalah perizinan dan pemberian kemudahan dalam berusaha harus mampu menciptakan iklim usaha
yang bergairah. Dengan adanya Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang tercantum dalam UU No.3
Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
Undang-undang No 5 Tahun 1999 menjelaskan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pengawas
Persaingan Usaha adalah sebagai berikut:
Tugas
1. melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;
2. melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur
dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
3. melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur
dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
4. mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 36;
5. memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
Wewenang
1. menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
2. melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
3. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang
ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya;
4. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
5. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-
undang ini;