Hukum asuransi adalah aturan tertulis yang mengikat peserta dan perusahaan
asuransi untuk menaati perjanjian yang sudah disepakati. Perjanjian tersebut
biasanya terdiri dari hak peserta mendapatkan perlindungan dan sebagai gantinya
peserta membayar premi kepada perusahaan asuransi.
Singkat kata, hukum asuransi mengatur apa saja hak dan kewajiban peserta
asuransi maupun perusahaan asuransi, baik itu asuransi jiwa atau asuransi umum.
Peserta bisa mendapatkan haknya jika memenuhi semua kewajiban yang sudah
ditetapkan perusahaan asuransi. Salah satu contohnya adalah pembayaran premi.
Begitu pula dengan perusahaan asuransi, mereka memiliki hak dan kewajiban
untuk memberikan proteksi atau perlindungan kepada peserta asuransi yang
menjadi nasabahnya. Perusahaan wajib memberikan penggantian kerugian jika
peserta sudah memenuhi syarat dan kewajiban yang ditetapkan. Biasanya tertuang
jelas di dalam polis asuransi.
Hukum asuransi inilah yang akan memberikan payung hukum bagi kedua belah
pihak jika sewaktu-waktu terjadi sengketa. Sehingga semua persoalan yang
ditimbulkan bisa diselesaikan secara hukum berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Berdasarkan syarat sah jual beli dalam Islam itulah ada sebagian yang berpendapat
bahwa asuransi adalah haram karena akad dan barang yang diperjualbelikan tidak
jelas (gharar), mengandung paksaan karena peserta membayar premi, dan manfaat
asuransi dianggap mengandung unsur spekulasi (qimar) dan penetapan bunga
(riba) dalam investasi asuransi.
Perusahaan asuransi syariah hanya berfungsi sebagai pengelola dari iuran dana
para peserta. Konteks dalam asuransi syariah adalah penghimpunan dana bukan
jual beli seperti dalam asuransi konvensional. Inilah perbedaan paling mendasar
antara asuransi syariah dan asuransi konvensional yang perlu kamu pahami.
Tujuannya pun sudah jelas bahwa dana tersebut digunakan untuk membantu
sesama peserta yang membutuhkan. Sehingga iuran dana yang sudah disetorkan
dianggap sebagai hibah atau hadiah. Di dalam ajaran agama Islam, hadiah yang
sudah diberikan kepada orang lain pantang untuk diambil kembali.
Jika kita ringkas beberapa kesimpulan yang bisa diambil tentang hukum asuransi
syariah adalah sebagai berikut ini:
Jadi, kamu kini tidak perlu ragu lagi tentang kedudukan asuransi di mata hukum
baik dari segi perspektif negara maupun agama. Sehingga, kamu pun tidak perlu
ragu untuk memiliki asuransi. Namun, ingat, selalu pahami setiap perjanjian
tertulis yang ada pada polis asuransi saat akan membelinya.
#asuransi