Anda di halaman 1dari 13

HUKUM ASURANSI DI INDONESIA

OLEH :

KRISTINA FLORA SINAGA (7183143023)


NANDA AGUSTRIANA(7183343002)
RAHEL HUTAHAEAN (7183343001)
RODIAH PRATIWI (7183343007)
Pengertian Hukum Asuransi

Hukum asuransi adalah kumpulan peraturan yang tertulis


maupun tidak tertulis, yang ditujukan untuk mengikat
kedua belah pihak yang melakukan perjanjian asuransi
antara penanggung dan tertanggung.

Pengertian hukum asuransi ini sesuai Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)


Pasal 246, yaitu : “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan
mana seorang Penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan
menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena antara
penanggung dan tertanggung yang mengikatkan diri untuk mengganti kerugian
yang disepakati pada waktu penutupan perjanjian bila terjadi kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa tidak tentu.
Lanjutan..

Ada tiga poin utama yang perlu dipahami terkait hukum dalam
perasuransian, yaitu:
1. Terdapat dasar hukum yang mengatur usaha perasuransian bagi
perusahaan penyedianya. Dasar hukum ini juga terbagi menjadi
dasar hukum asuransi secara umum dan syariah.
2. Hukum asuransi juga mengatur pelaku di industri asuransi, salah
satunya adalah landasan hukum bagi agen asuransi.
3. Landasan hukum juga tersedia untuk perjanjian yang berlaku
dalam perasuransian.
Dasar Hukum Asuransi Di Indonesia

1. UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian


Undang-undang ini adalah dasar hukum utama yang meregulasi industri
perasuransian dan segala kegiatan di dalamnya. Dalam UU ini disebutkan bahwa
asuransi adalah bentuk usaha menanggulangi risiko yang dihadapi masyarakat.
undang-undang ini memuat sebanyak 13 bab termasuk penutup
2. KUHP Pasal 1320 dan Pasal 1774
Kedua pasal hukum asuransi dalam KUHP ini menerangkan bahwa asuransi
mengandung perjanjian antara dua belah pihak. Perjanjian tersebut termasuk
ke dalam ruang lingkup pidana, sehingga apa saja yang terkait di dalamnya bisa
dibawa ke ranah hukum pidana.
3. KUHD Bab 9 Pasal 246
Menjelaskan tentang jenis pertanggungan asuransi, batas maksimal pertanggungan,
proses klaim yang berlaku, penyebab batalnya proses pertanggungan, hingga
bagaimana pertanggungan dinyatakan secara tertulis dalam dokumen polis.
Lanjutan..

4. PP Nomor 73 Tahun 1992


Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 membahas ketentuan yang
mengatur tentang penyelenggaraan usaha perasuransian. Peraturan pemerintah
terbentuk atas dasar tujuan asuransi yang secara prinsip mampu mendorong
tumbuhnya pembangunan nasional Indonesia.
5. PP Nomor 63 Tahun 1999
Tujuan yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 pada
dasarnya memiliki kesamaan dengan peraturan sebelumnya yaitu tentang
penyelenggaraan usaha perasuransian.
6. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian (UU
Asuransi Baru)
UU asuransi ini tertuang lengkap dalam dokumen Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dengan dasar hukum Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jenis-Jenis Asuransi di Indonesia

Menurut Danarti (2011 , p. 42) jenis - jenis asuransi dapat dibagi menjadi
beberapa macam yaitu:

A. Dari segi sifatnya

1. Asuransi sosial atau asuransi wajib dimana keikutsertaannya adalah paksaan


bagi warga Negara. Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang
diselenggarakan pemerintah berdasarkan undang – undang.
2. Asuransi sukarela, dalam asuransi ini tidak ada paksaan bagi siapa pun untuk
menjadi anggota. Jadi setiap orang bebas memilih untuk menjadi anggota
atau tidak
Lanjutan..
B) Dari segi objek dan bidang usahanya:

1. Asuransi Orang. Asuransi orang meliputi beberapa macam diantaranya sebagai


berikut:
3.Asuransi Dana Pensiun.
1. Asuransi Jiwa.
Asuransi Dana Pensiun adalah
Contohnya adalah asuransi kecelakaan salah satu bentuk investasi
diri, asuransi jiwa berjangka, asuransi untuk menjamin hari tua.
jiwa seumur hidup.

2.Asuransi Kesehatan.

Contohnya : Manulife, Allianz,


Prudential
Lanjutan..

2) Asuransi Umum atau Kerugian. Seperti Asuransi Kebakaran (Fire Insurance),


Asuransi Paket Rumah Tangga (Home Insurance) , Asuransi Paket Toko (Shophouse
Insurance) , Asuransi Property All Risks, Asuransi Gempa Bumi (Eartquake Insurance),
Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance)
3) Asuransi Aneka (Miscellaneous) seperti : Asuransi Pencurian (Burgery), Asuransi
Uang (Money Insurance) , Asuransi Kecelakaan (Personal Accident), Asuransi Keluarga
(Family Personal Accident), dan Asuransi Perjalanan (Travel Insurance)
4) Asuransi Jaminan (Bonding/ Guarante) seperti : Jaminan Tender (Bid Bond), Jaminan
Uang Muka (Advance Payment Bond), Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond),
Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond).
Unsur-Unsur Dalam Asuransi

Empat unsur yang terkandung dalam asuransi, yaitu:


1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada
pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsurangsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang
(santunan) kepada pihak tertanggung. Sekaligus atau secara berangsur-angsur
apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tentu (tidak diketahui sebelumnya)
4. Kepentingan (interest) mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang
tak tertentu.
Tujuan Hukum Asuransi

1. Pengalihan Risiko

2. Ganti Rugi

3. Pembayar Santunan

4. Asuransi untuk Kesejahteraan Anggotanya


Study Kasus
PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Skandal Jiwasraya menjadi pemberitaan yang begitu ramai di media massa. Jiwasraya pertama kali mengumumkan gagal bayar pada Oktober
2018. Dalam pengumuman itu, Jiwasraya tak mampu lunasi klaim polis nasabah sebesar Rp 802 miliar. Kemudian angka gagal bayar produk JS
Saving Plan pun terus bertambah. Manajemen baru Jiwasraya pun menegaskan tidak akan sanggup membayar polis JS Saving Plan milik
nasabah senilai Rp 12,4 triliun yang jatuh tempo Oktober-Desember 2019. Namun perseroan akan berupaya mengusahakan pengembalian
dana polis tersebut ke nasabah, di tahun 2020. Dalam dokumen Periode Penyehatan Jiwasraya, yang diperoleh CNBC Indonesia, disebutkan
periode penyehatan Jiwasraya terbagi dalam lima periode, yakni Periode I 2006-2008, Periode II 2009-2010, Periode III 2011-2012, Periode IV
2013-2017, dan Periode V 2018-sekarang.
Pada Periode I, terungkap defisit pertama kali terjadi per 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 3,29 triliun.
"Isu utama perusahaan adalah adanya defisit yang disebabkan jumlah aset perusahaan yang jauh lebih rendah dari kewajibannya. Pada 2006,
diketahui defisit perusahaan menembus Rp 3,29 triliun," tulis dokumen tersebut.Adapun defisit Jiwasraya ini semakin membengkak setiap
tahun. Pada 2008, defisit secara internal dihitung mencapai Rp 5,7 triliun, ini di bawah angka yang diberikan aktuaris independen yang
memperkirakan defisit pada 2008 mencapai Rp 8-10 triliun. Kasus Jiwasraya pun saat ini mengarah pada dugaan korupsi dan tengah
disidangkan.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga merilis perhitungan kerugian negara (PKN) akibat kasus mega skandal Jiwasraya.Hasilnya, jumlah PKN
yang dihitung BPK mencapai Rp 16,81 triliun. Jumlah itu terdiri dari investasi saham sebesar Rp 4,65 triliun dan kerugian negara akibat
investasi reksa dana Rp 12,16 triliun. Jumlahnya beda tipis dengan proyeksi awal Kejaksaan Agung (Kejagung) Rp 17 triliun.
Kesimpulan
Banyak masyarakat yang kurang memahai arti dari asuransi.Jasa yang diberikan oleh
perusahaan asuransi adalah berupa proteksi akibat berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Akantetapi sekarang ini dengan semakin berkembangnya produk asuransi serta kerja sama
perusahaanasuransi dengan perusahaan di sektor lain seperti perbankan dan sekuritas,
maka pengertianasuransi menjadi lebih luas bukan hanya sebagai sarana proteksi, tetapi
juga sebagai tempat berinvestasi.
Perusahaan asuransi adalah jenis perusahaan yang menjalankan usaha asuransi.
Usahaasuransi adalah usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat
melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota
masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu
peristiwa yang tidak pastiatau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.

Anda mungkin juga menyukai