OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kelimpahan berkat dan
kuasa-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Critical Book Review ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam proses pembelajaran Manajemen Bisnis Ritel.
Harapan Kami semoga kiranya critical book riview ini dapat bermanfaat bagi pembaca
untuk mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku ini. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam critical book riview ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan critical
book riview yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................................ 4
B. Tujuan........................................................................................................................ 4
C. Identitas Buku............................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 6
A. Riview Buku.............................................................................................................. 6
B. Kelebihan buku.......................................................................................................... 45
C. Kelemahan buku........................................................................................................ 46
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 48
B. Saran.......................................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 49
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Critical book report atau kritik buku sangatlah penting dilakukan oleh mahasiswa karena
dapat menambah wawasan mahasiswa, menambah pengetahuan mahasiwa mengenai buku
yang baik dan kurang baik untuk digunakan dan dijadikan referensi. Ada 2 buku yang akan
dikritisi ialah buku pembelajaran tentang Manajemen Bisnis Ritel. Oleh karena pentingnya
Manajemen Bisnis Ritel, saat ini maka perlu adanya pengetahuan yang lebih dalam
mengenai pembelajaran tersebut. Melalui pengkritikan buku ini akan membantu untuk
memahami lebih dalam apa itu Manajemen Bisnis Ritel.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tuntutan tugas matakuliah Manajemen Bisnis Ritel
2. Untuk mengetahui pengertian Bisnis Ritel lebih luas lagi
3. Untuk mengetahui apa-apa saja yang terkandung atau dibahas dalam Bisnis Ritel
C. Identitas Buku
Identitas 1
Identitas 2
Judul Buku : Pengelolaan Bisnis Ritel
Pengarang : Rudi Nurcahyo,S.kom
Identitas 3
Judul Buku : Retailing
Pengarang : Mohammad Fakhruddin Mudzakkir dan Arin Anjar Puspitosari
Suharsono
Penerbit :-
Kota Terbit : Malang
Tahun Terbit : 2015
Jenis Buku : E-book
ISBN :-
BAB II
PEMBAHASAN BUKU
Pemasaran media online pada dasarnya adalah kegiatan komunikasi pemasaran dengan
menggunakan media Internet. Pada awalnya menggunakan halaman-halaman berformat HTML
yang bisa diakses oleh pengguna Internet. Itulah awal dari website yang kemudian menjadi
‘rumah kedua’ bagi perusahaan-perusahaan yang sudah eksis untuk menampilkan jati dirinya.
Pada perkembangannya pemasaran online tidak hanya menggunakan media website, namun juga
email dan aplikasi-aplikasi lain yang berjalan di atas protocol Internet.
Selama bertahun-tahun kita telah merasakan perubahan yang paling dinamis dan revolusional
dalam dunia pemasaran yaitu periklanan dan promosi. Perubahan-perubahan tersebut didorong
oleh perkembangan yang terjadi dalam hal teknologi yang telah mengarahkan dunia pemasaran
kepada pertumbuhan komunikasi melalui media interaktif khususnya internet. Internet telah
merubah cara perusahaan dalam mendesain dan mengimplementasikan keseluruhan strategi
bisnis dan pemasaran mereka. Internet juga mempengaruhi program komunikasi pemasaran
mereka.Jutaan perusahaan baik perusahaan multinasional sampai bisnis lokal telah
mengembangkan website untuk mempromosikan produk dan jasa mereka dengan cara
menyediakan informasi untuk menciptakan interaksi dengan calon konsumen. Fasilitas interaktif
yang ditawarkan internet adalah salah satu keuntungan yang utama. Berbeda dengan media
tradisional dimana sangat menonjolkan bentuk komunikasi searah, media digital seperti internet
memngkinkan bentuk komunikasi dua arah.
Internet sebagai bagian dari program integrated marketing communication dapat menjadi alat
yang berguna dalam hal branding. Sangat disayangkan banyak perusahaan belum menemukan
bagaimana menjadi brand yang sukses melalui internet. Virus dari social networking membuat
pengguna internet atraktif dan pemasar berniat untuk menyebarkan informasi dari mulut ke
mulut. Terdapat banyak alasan mengapa internet menjadi alat pemasaran yang ideal. Internet bisa
menjangkau jutaan orang tetapi juga masih bisa digunakan untuk mengejartarget pasara yang
terdiri dari sekelompok individu tertentu. 24 jam dalam 7 hari sangat
menarik dan tidak terdapat batasan geografis. Menurut Internet Marketing for Dummies, internet
adalah sarana yang ideal sekaligus yang terburuk untuk memasang iklan.
Bagusnya adalah iklan online sangat mudah untuk melacak jumlah orang yang telah
mengunjungi iklan yang dipasang. Segi buruknya adalah tidak bisa memastikan bahwa iklan
tersebut langsung menghasilkan penjualan. Pemasaran media online mulai populer sejalan
dengan makin populernya penggunaan internet. Sebelum adanya pemasaran media online,
kegiatan pemasaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Akibatnya para perusahaan kecil
atau yang baru bertumbuh tidak mampu melakukan aktivitas pemasaran secara optimal (Berman,
B., & Evans, J.R., 2009).Kriteria Bisnis Online
Berikut adalah beberapa langkah yang membuat bisnis online ribuan orang tumbuh pesat dengan
melakukan beberapa cara ini:
1. Menemukan kebutuhan dan mengisinya
2. Memanfaatkan copywriting untuk penjualan
3. Membangun situs website yang memberikan kesan dan mendesainnya dengan
baik
4. Menggunakan search engine untuk mengarahkan traffic ke situs Anda
5. Membangun reputasi ahli untuk kepentingan bisnis online Anda
6. Menindaklanjuti customer dan subscribers dengan email
7. Meningkatkan penjualan dengan cara back-end sales dan upselling
Langkah-langkah di atas merupakan cara bisnis online yang dapat membuat Anda sukses dalam
meraih keuntungan yang lebih banyak. Penjelasannya secara rinci dalam setiap langkah-langkah
di atas sebagai berikut:
1. Menemukan Kebutuhan dan Mengisinya Untuk meningkatkan peluang keberhasilan,
mulailah dengan pasar terlebih dahulu. Triknya adalah dengan menemukan sekelompok orang
yang mencari solusi untuk memecahkan masalah.Untuk itu, internet menjadi solusi dalam
melakukan riset pasar semacam ini. Berikut adalah beberapa hal yang dapat membantu Anda
melakukan riset pasar:
a. Kunjungi forum online untuk melihat pertanyaan-pertanyaan untuk melihat sebuah
masalah dan bagaimana mereka memecahkannya.
b. Melakukan survei penelitian kata kunci untuk menemukan keyword yang banyak
dicari orang, namun dengan persaingan yang rendah.
c. Periksa pesaing potensial dengan mengunjungi situs web lain atau pesaing, dan
identifikasi bagaimana cara yang mereka lakukan untuk mengisi permintaan. Dengan
mempelajari hal tersebut, maka dapat menemukan produk yang tepat, dengan target pasar yang
sudah ada.
Pay-Per-Click merupakan cara termudah untuk mendapatkan traffic ke situs baru. Hal ini
memiliki dua keuntungan yang membuat traffic pada situs website
meningkat. Pertama, iklan PPC muncul pada halaman website. Kedua, iklan PPC memungkinkan
untuk menguji kata kunci yang berbeda. Hal ini dikarenakan, grup iklan PPC memiliki 10-20
kata kunci yang relevan dan saling terkait. Dengan kedua hal tersebut, maka tidak hanya akan
meningkatkan traffic ke situs web, melainkan juga akan meningkatkan konversi penjualan
produk. Dengan cara tersebut, selanjutnya dapat mendistribusikan kata kunci pada seluruh situs
website. Sehingga, dengan cara tersebut, dapat membantu menaikkan peringkat websitedalam
search engine.
5. Membangun Reputasi Ahli untuk Kepentingan Bisnis
Kebanyakan, orang menggunakan internet adalah dengan tujuan mencari informasi. Maka dari
itu, jika ingin bisnis online dikenal oleh banyak orang, maka perlu menyediakan sebuah wadah
online yang dapat mengedukasi banyak orang.
Dengan demikian, perlu membuat sebuah website yang berisi seputar informasiinformasi gratis.
Rahasianya adalah dengan menyertakan link produk toko onlineke dalam konten edukasi
tersebut (soft selling). Dengan melakukan hal ini, maka akan meningkatkan jumlah traffic dan
membuat peringkat situs web naik dalam mesin pencarian. Berikut adalah poin-poin pentingnya:
a. Memberikan konten secara gratis. Misalnya, seperti membuat artikel, video, info grafik, dan
hal-hal lainnya yang bertujuan untuk edukasi. Selanjutnya, sebar luaskan konten tersebut melalui
direktori artikel online atau media sosial
b. Buatkan menu ‘kirim ke teman’ atau ‘bagikan’ untuk menyebar luaskan konten pada website
edukasi.
c. Jadi selayaknya seorang ahli yang aktif dalam forum-forum industri online dan situs jejaring
sosial. Karena, dalam forum tersebut pasti ada target pasar yang sangat potensial.
6. Menggunakan Email untuk Alat Pemasaran, Mengubah Pengunjung Jadi Pembeli
Ketika ingin membuat sebuah opt-list. Maka, telah membangun aset paling berharga untuk bisnis
online. Ini merupakan cara bisnis online yang dapat ditempuh untuk memaksimalkan penjualan
produk. Dengan mengisi form pada opt-list, berarti pengunjung telah memberikan izin untuk
mengirimkan mereka email.
7. Meningkatkan Penghasilan Melalui Back-end sales dan UpsellingSalah satu cara bisnis
online yang paling penting adalah dengan menerapkan beberapa strategi pemasaran. Misalnya,
dengan menggunakan teknik Back-end sales dan Upselling. Teknik ini digunakan, karena 36%
orang-orang yang pernah melakukan transaksi pembelian produk, besar kemungkinan konsumen
akan melakukan pembelian kembali jika memang pelayanan toko online yang bagus. Back-end
sales adalah produk yang ditawarkan setelah pembelian pertama. Penawaran ini bisa saja
seminggu atau sebulan setelah pembelian. Biasanya,penawaran ini dilakukan melalui email, sms
atau telepon. Sedangkan Upselling adalah menawarkan produk tambahan kepada pembeli,
sebelum pembeli melakukan pembayaran. Hal ini bisa ditemui ketika berada di mini market, saat
akan membayar belanjaan di kasir. Untuk mendukung teknik ini, ada beberapa cara yang harus
diperhatikan agar customer kembali lagi membeli produk yaitu:
a. Menawarkan produk yang dapat melengkapi belanjaan.
b. Memberikan kupon elektronik dapat membuat konsumen tertarik dan belanja kembali.
pembayaran dari penyelenggaraan program PPC (Pay Per Klik). saat ini cukup banyak
jumlahnya yang menawarkan periklanan melalui media online seperti Web Site dan juga Blog
atau media online lainnya. Jenis – jenis tampilan iklan yang beredar di internet saat ini adalah
iklan Baris, Iklan Baner atau mini Baner tampilannya-pun ada yang horizontal dan juga vertikal.
Ada dua jenis iklan PPC ini yaitu mengarah pada tampilan iklan dalam halaman hasil pencarian
mesing pencari (search engine) dan tampilan di dalam Web, Blog sebagai Baner. atau iklan baris.
Penyelenggara program PPC saat ini yang paling populer atau yang baik adalah google adsense.
Pengertian Google Adsense adalah Program kerjasama periklanan melalui media internet yang
diselenggarakan oleh Google melalui program ini pemilik situs, blog yang telah mendaftar dan
sudah disetujui keanggotaannya maka sutus tersebut untuk diperbolehkan memasang unit iklan
yang di tentukan oleh google di halaman web, blog-nya. Pembagian keuntungan akan di berikan
oleh google pada website, blog tersebut untuk setiap iklan yang di klik oleh pengunjung situs.
Sitem ini yang disebut sebagai PPC
(Pay Per Klik) atau google akan membayar apabila iklan google yang terpasan pada web blog
anda di klik oleh pengunjung.Salah satu program PPC yang juga tak kalah bagusnya dengan
google adsense adalah AdBrite kelebihan program ini dibandingkan dengan google adsense
merupakan program impresi. Jadi penghasilang anda wesite blog anda tidak ditentukan oleh
Banyaknya iklan yang di klik oleh pengunjung website, blog anda, melainkan ditentukan oleh
berapa kali iklan tersebut dilihat oleh pengunjung website atau blog anda.Impresinya Google
Adsense berdasarkan beberapa page atau halam dilihat sedangkan pada AdBrite berdasarkan
beberapa kali sebuah iklan dilihat oleh pengunjung. Contoh :
apabilah dalam sebuah halaman ada tiga iklan dalam format yang berbeda atau tiga ad zone
maka impresinya yang akan dihasilkan ada sebanyak tiga kali lipat dari page. atau halaman yang
sama yang hanya menampilkan 1ad zone, dan tentu saja penghasilan anda
berarti “terkait dengan SEO”. Misalnya “We are SEO consultants.”, “I am the SEO Manager.”,
atau “It is a SEO book.”
CONTOH SEO
Misalnya Anda memiliki sebuah situs web haji dan umroh yang bernama Alsha Tour. Di situs
tersebut ada paket-paket haji, umroh, dan tour muslim untuk tahun 2017 yang Anda pasarkan.
Maka dengan melakukan SEO atau optimisasi mesin pencari yang baik dan benar, ketika ada
yang mencari umroh untuk tahun 2017 atau paket tour muslim yang tersedia di tahun 2017
(dengan bantuan mesin pencari web misalnya di Google), situs web Anda akan berada di
halaman pertama daftar hasil pencarian mesin pencari. Semakin baik peringkat di halaman
pertama itu, semakin baik.
Misalnya “We are SEO consultants.”, “I am the SEO Manager.”, atau “It is a SEO book.”eBay
didirikan pada tahun 1995 oleh Pierre Omidayar, dengan visi menciptakan suatu kode website
yang berfungsi untuk kegiatan lelang bagi setiap orang. Dengan hal tersebut Pierre berusaha
untuk memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk memasuki pasar global. Pada
awalnya eBay berkembang menjadi tempat lelang bagi para kolektor untuk saling bertukar dan
memasarkan koleksinya. Namun,seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi
membuat setiap pelaku individu dan unit usaha kecil menyadari bahwa eBay merupakan sarana
yang paling efektif dan efisien dalam memasarkan produknya. Hal tersebut menjadi katalisator
bagi industri besar untuk memasarkan sediaan yang sangat banyak melalui media ini. Dewasa ini
setiap orang dapat membeli dan menjual barang apapun secara virtual melalui eBay, dan entitas
ini menjelma menjadi pasar online terbesar didunia. eBay sukses dalam menerapkan revolusi
starategi penetapan harga yang sesuai dengan model bisnis entitas. Dimana eBay memberikan
kesempatan pada pembeli untuk menentukan berapa harga yang akan mereka bayar dan
memberikan kesempatan pada penjual untuk memberikan kisaran harga yang ditawarkan.
Starategi ini terbukti mampu menarik kedua komponen pemasaran tersebut dan keduanya merasa
saling diuntungkan. Dengan kuantitas jenis produk yang dipasarkan, eBay menjadi salah satu
referensi dalam penetapan harga pasar suatu barang. Selain dengan strategi lelang, eBay
menawarkan strategi fixed price dengan opsi “buy it now” yang mempermudah bagi kalangan
konsumen yang tidak senang untuk menunggu mekanisme lelang dan dapat membayar pada
harga yang diinginkan oleh penjual. Selain hal tersebut eBay menyadarai bahwa “kepercayaan”
merupakan hal yang melandasi berjalannya model bisnis ini, sehingga eBay berusaha untuk
semakin meningkatkan kepercayaan antara penjual dan pembeli. Dimana founder dari eBay
percaya bahwa setiap manusia memiliki bawaan niat yang baik untuk berinteraksi antar sesama.
eBay berusaha meningkatkan kepercayaan dengan menerbitkan ranking reputasi dari pembeli
dan penjual berdasar atas feedback yang diberikan. Dengan kondisi perekonomian yang makin
kompetitif, eBay pun berusaha untuk meningkatkan strategi guna meningkatkan daya saing dan
nilai yang ingin diberikan pada konsumennya.Keuntungan
a) Siapapun dapat berdagang di eBay, di manapun, kapan saja.
b) Mulailah segera menjual setelah proses pendaftaran yang mudah.
c) Tidak ada biaya keanggotaan di muka atau yang tersembunyi.
Kita semua memiliki visi untuk masa depan, dan kebanyakan dari kita akan berpendapat
bahwa upaya kita sehari-hari semua dalam pelayanan pengejaran jangka panjang yang penuh
gairah. Namun kenyataannya, bagaimana kita menghabiskan energi kita sangat dipengaruhi oleh
sistem penghargaan jangka pendek yang menembus hidup kita. Bagi kebanyakan dari kita,
gagasan yang kita ambil, pengetahuan yang kita pilih untuk dikuasai, dan tugas yang kita
selesaikan sangat dipengaruhi oleh tuntutan orang-orang di sekitar kita-dan juga kehausan kita
akan kepuasan yang cepat.
C. Penghargaan Sebagai Motivasi
Ketika majalah Portofolio Conde Nast diterbitkan nya ’Wall Street Is Dead”masalah pada
akhir 2008, editor foto menghadapi tantangan besar: sampulnya. Setiap koran dan majalah
mainstream di seluruh dunia membicarakan tentang tanking dan penipuan dan kecerobohan yang
merajalela di Wall Street.
E. Kepemimpinan Diri
Yang paling penting yang bisa Anda kelola adalah Anda. ”Kepemimpinan diri” bukanlah
konsep yang kebanyakan pikirkan tentang semua itu. Namun, kemampuan kepemimpinan
berhubungan dengan bagaimana kita mengarahkan diri kita pada bagaimana kita memimpin
orang lain. Beberapa penghalang terbesar yang kita hadapi sepanjang jalan untuk mendorong
gagasan kita membuahkan hasil di dalam diri kita.
Ritel merupakan mitra dari pedagang besar/agen/ distributor yang memiliki jalur
distribusi masing-masing barang dagangan. Pada gambar diatas masing-masing pihak memiliki
tugas yang terpisah. Perusahaan atau pabrikan mempunyai tugas untuk mendesain, membuat
merk, menetapkan harga, mempromosikan dan menjual, dan tidak menjual langsung kepada
konsumen. Pedagang besar biasanya melakukan fungsi pembelian, stocking, promosi, penjualan,
pengiriman, dan pembayaran kepada produsen, tidak menjual langsung kepada konsumen.
Sementara itu, ritel menjalankan fungsi pembelian, stocking, promosi, penjualan, pengiriman dan
pembayaran kepada agen atau distributor, tetapi tidak memproduksi barang dan tidak melakukan
penjualan kepada peritel lain. Dalam 20 tahun terakhir telah banyak bermunculan format ritel
baru yang menawarkan berbagai keuntungan yang menjadikan konsumen untuk membeli barang
pada ritel tersebut. Penjualan ritel tidak hanya berorientasi pada produk produk namun juga
kenyamanan, hiburan, kemudahan bertransaksi dan lain sebagainya. Sehingga muncul konsep
ritel tradisional dan ritel modern, dimana masing-masing diawali dari paradigma yang berbeda
sehingga pendekatan dalam melakukan pengelolaan berbeda-beda. Adapun ciri-ciri pengelolaan
ritel tradisional adalah sebagai berikut: a. Kurang memilih lokasi Dalam bisnis ritel, lokasi
merupakan hal yang sangat penting, bila keputusan pilihan lokasi telah ditetapkan, maka akan
diikuti oleh konsekuensi investasi maupun strategi yang kompleks. Paradigma pengelolaan ritel
tradisional sering kali dihadapkan pada pilihan yang sulit untuk memutuskan lokasi ritel karena
terkendala permodalan. Pengelola ritel tradisional biasanya memutuskan untuk memilih lokasi
yang saat itu telah dimiliki atau kebetulan telah tersedia, misalnya lokasi rumah yang dimiliki
yang digunakan sekaligus sebagai tempat usaha ritelnya, sehingga lokasi ritel kurang strategis.
Ritel merupakan mitra dari pedagang besar/agen/ distributor yang memiliki jalur distribusi
masing-masing barang dagangan. Pada gambar diatas masing-masing pihak memiliki tugas yang
terpisah. Perusahaan atau pabrikan mempunyai tugas untuk mendesain, membuat merk,
menetapkan harga, mempromosikan dan menjual, dan tidak menjual langsung kepada konsumen.
Pedagang besar biasanya melakukan fungsi pembelian, stocking, promosi, penjualan,
pengiriman, dan pembayaran kepada produsen, tidak menjual langsung kepada konsumen.
Sementara itu, ritel menjalankan fungsi pembelian, stocking, promosi, penjualan, pengiriman dan
pembayaran kepada agen atau distributor, tetapi tidak memproduksi barang dan tidak melakukan
penjualan kepada peritel lain. Dalam 20 tahun terakhir telah banyak bermunculan format ritel
baru yang menawarkan berbagai keuntungan yang menjadikan konsumen untuk membeli barang
pada ritel tersebut. Penjualan ritel tidak hanya berorientasi pada produk produk namun juga
kenyamanan, hiburan, kemudahan bertransaksi dan lain sebagainya. Sehingga muncul konsep
ritel tradisional dan ritel modern, dimana masing-masing diawali dari paradigma yang berbeda
sehingga pendekatan dalam melakukan pengelolaan berbeda-beda. Adapun ciri-ciri pengelolaan
ritel tradisional adalah sebagai berikut:
a. Kurang memilih lokasi Dalam bisnis ritel, lokasi merupakan hal yang sangat penting, bila
keputusan pilihan lokasi telah ditetapkan, maka akan diikuti oleh konsekuensi investasi maupun
strategi yang kompleks. Paradigma pengelolaan ritel tradisional sering kali dihadapkan pada
pilihan yang sulit untuk memutuskan lokasi ritel karena terkendala permodalan. Pengelola ritel
tradisional biasanya memutuskan untuk memilih lokasi yang saat itu telah dimiliki atau
kebetulan telah tersedia, misalnya lokasi rumah yang dimiliki yang digunakan sekaligus sebagai
tempat usaha ritelnya, sehingga lokasi ritel kurang strategis.
c. Jenis barang dagangan yang tidak terarah Keragaman barang dagangan yang sesuai dengan
kebutuhan, jenis/klasifikasi barang maupun variasi merk untuk setiap kategori barang dagangan
sering kali diabaikan oleh peritel. Pembelian barang untuk persediaan seringkali memperhatikan
diskon yang diberikan oleh agen daripada kebutuhan pelanggannya sehingga barang yang dijual
tidak terarah dan tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen.
d. Tidak ada seleksi merk Seleksi merk terhadap barang yang dibeli cenderung tidak
mendasarkan pada preferensi keinginan konsumen namun ketersediaan barang oleh pemasok.
e. Kurang memperhatikan pemasok Ritel tradisional cenderung untuk memilih pemasok yang
dapat memberikan termin pembayaran paling lama, sehingga mengebaikan kualitas barang yang
dibeli dari pemasok.
a. Memecah Memecah (breaking bulk) di sini berarti memecah beberapa ukuran produk menjadi
lebih kecil, yang akhirnya menguntungkan produsen dan konsumen.
b. Menyediakan berbagai barang dan jasa Konsumen akhir mempunyai kebutuhan yang
berbeda-beda sehingga ketersediaan barang dagangan dalam berbagai jenis, merk, ukuran dapat
disediakan oleh peritel.
C. Perusahaan Penyimpan Persediaan Ritel juga dapat berposisi sebagai perusahaan yang
menyimpan stok atau persediaan (holding inventory) dengan ukuran lebih kecil.
d. Penghasil Jasa Dengan adanya ritel, maka konsumen akan mendapat kemudahan dalam
mengonsumsi produk-produk yangdihasilkan produsen. Selain itu, ritel juga dapat mengantar
produk hingga dekat ke tempat konsumen. Ritel menyediakan jasa (providing service) yang
membuatnya mudah bagi konsumen dalam membeli dan menggunakan produk.
(2). Format yang direncanakan oleh ritel untuk digunakan, dalam memenuhi kebutuhan
target pasar, dan
(3). Dasar perencanaan ritel untuk memperoleh keunggulan bersaing yang dapat
dipertahankan.
a. Target pasar merupakan segmen atau kelompok pelanggan yang direncanakan untuk
dilayani. Target pasar ini harus diindentifikais dengan jelas sehingga kebutuhan dan keinginan
target pasar dapat disesuaikan dengan sumberdaya yang harus disiapkan oleh peritel secara lebih
efektif dan efisien dari pada pesaingnya.
b. Format ritel penentuan strategi terkait dengan ciri barang dagangan dan jasa yang
ditawarkan, kebijakan penentuan harga, pemasangan iklan dan program promosi, maupun
pendekatan pada desain toko dan lokasi khusus.
c. Pengembangan keunggulan bersaing untuk mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi
dalam jangka panjang.
1. Bauran Pemasaran Ritel
Bauran pemasaran harus diawali oleh identifikasi pasar sasaran sehingga penentuan strategi
bauran pemasaran ritel sesuai dengan pasar sasaran. Bauran ritel (retail mix) adalah strategi
pemasaran yang mengacu pada beberapa variabel, di mana peritel dapat mengombinasikan
variabel-variabel tersebut menjadi jalan alternatif dalam upaya menarik konsumen. Variabel
tersebut pada umumnya meliputi faktor-faktor seperti variasi barang dagangan dan jasa yang
ditawarkan, harga, iklan, promosi dan tata ruang, desain toko, lokasi toko, dan pengelolaan
barang dagangan. Para peritel menggabungkan unsur-unsur bauran ritel untuk menciptakan suatu
metode dalam upaya menarik pasar sasaran. Kombinasi dari bauran ritel mempengaruhi persepsi
para
konsumen mengenai citra toko, sehingga konsumen mempunyai kesan untuk membedakan
antar toko. Untuk itu manajer perlu untuk memetakan penilaian konsumen terhadap tokonya
dibandingkan pesaing. 1.1. Strategi Bauran Pemasaran ritel 1.1.1. Produk Produk adalah
keseluruhan dari penawaran yang dilakukan secara normal oleh perusahaan kepada konsumen
dalam memberikan pelayanan. Konsumen akan memberikan kesan yang baik terhadap toko
apabila toko tersebut dapat menyediakan barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh suatu toko atau department store dalam
memilih produk yang dijualnya yaitu variety, width or breath, depth, consistency, dan balance. a.
Variety Kelengkapan produk yang dijual dapat memengaruhi pertimbangan konsumen dalam
memilih suatu toko atau department store. b. Width or Breath Tersedianya produk-produk
pelengkap dari produk utama yang ditawarkan. Contohnya pada toko roti, selain menyediakan
roti juga menyediakan berbagai macam minuman. c. Depth Merupakan macam dan jenis
karakteristik dari suatu produk, misalnya baju yang dijual di department store tidak hanya dari
satu merek saja tetapi juga tersedia merek- merek lainnya. d. Consistency Produk yang sudah
sesuai dengan keinginan konsumen harus tetap dijaga keberadaannya dengan cara menjaga
kelengkapan, kualitas, dan harga dari produk yang dijual. e. Balance Berkaitan erat dengan usaha
untuk menyesuaikan jenis dan macam-macam produk yang dijual dengan pasar sasarannya.
1.1.2. Harga Harga terkait dengan nilai dasar dari persepsi konsumen berdasarkan dari
keseluruhan unsur bauran ritel dalam menciptakan suatu gambaran dan pengalaman bertransaksi.
Tingkat harga pada suatu toko dapat memengaruhi cara berpikir konsumen terhadap unsur-unsur
lain
dari bauran ritel. Contohnya tingkat harga sering kali dianggap dapat mencerminkan kualitas
dari barang akan memengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya untuk berbelanja di
sebuah department store. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan harga adalah
pasar sasaran, persaingan, biaya produk yang akan dijual, karakteristik barang dagangan, dan
pertimbanganpertimbangan hukum. Dalam menetapkan harga, terdapat tiga macam strategi
harga yang pada umumnya digunakan sebagai dasar oleh para peritel yaitu:
a. Penetapan harga di bawah harga pasar Penetapan harga di bawah harga pasar (pricing
below the market) umumnya dilakukan oleh peritel yang mempunyai biaya operasional yang
lebih rendah dan volume yang lebih tinggi.
b. Penetapan harga sesuai dengan harga pasar Penetapan harga sesuai dengan harga pasar
(pricing at the market) umumnya dilakukan oleh peritel untuk memperlebar pasarnya dengan
menawarkan kepada konsumen mengenai kualitas produk yang baik, harga yang cukup, dan
pelayanan yang baik.
c. Penetapan harga di atas harga pasar Penetapan harga di atas harga pasar (pricing above the
market) biasanya dijalankan oleh toko yang sudah mempunyai reputasi yang baik atau sudah
terkenal. Konsumen akan tetap membeli meskipun harganya di atas harga pasar dan ini
merupakan keuntungan bagi penjual.
Promosi
Promosi merupakan alat komunikasi untuk menghubungkan keinginan pihak peritel dengan
konsumen untuk memberitahu, membujuk, dan mengingatkan konsumen agar mau membeli
produk yang dijual dari keuntungan dan manfaat yang diperolehnya. Para peritel harus dapat
mendukung dan memperkuat posisi badan usahanya di pasar. Ada tiga macam alat promosi yang
sering digunakan oleh peritel, yaitu:
a. Iklan Segala bentuk presentasi nonpersonal dan promosi dari barang-barang serta
pelayanan oleh sebuah sponsor tertentu yang dapat dilakukan melalui berbagai media seperti
televisi, radio, majalah, surat kabar, katalog, dan media lainnya.
b. Penjulan langsung Merupakan bentuk presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu
atau beberapa orang calon pembeli dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan pembelian. c.
Promosi penjualan Merupakan aktivitas yang dapat merangsang konsumen untuk membeli yang
meliputi pemajangan, pameran, pertunjukan, dan demonstrasi. Bentuk promosi penjualan, antara
lain dengan pemberian sampel dan kupon hadiah.
1.1.4. Pelayanan
Pelayanan merupakan suatu keinginan konsumen untuk dilayani, dan pelayanan tersebut
tentunya berhubungan dengan penjualan produk yang akan dibeli konsumen, misalnya
pemberian fasilitas alternatif pembayaran, pemasangan perlengkapan, merubah model untuk
pakaian dan sebagainya. Pelayanan didefinisikan sebagai aktivitas, manfaat, kepuasan dari
sesuatu yang ditawarkan dalam penjualan. Para pengusaha harus dapat menyesuaikan jenis
layanan yang ditawarkan dengan unsur-unsur lainnya dalam bauran ritel. Contohnya, toko yang
menetapkan harga jual di atas harga pasar harus memberikan pelayanan yang benar-benar sesuai
dengan harga yang dibayar oleh konsumen. Adapun jenis-jenis pelayanan dalam bauran ritel
antara lain:
a. Waktu pelayanan toko
b. Pengiriman barang,
c. Penanganan terhadap keluhan dari konsumen,
d. Penerimaan pesanan melalui telepon dan pos, e. Penyediaan fasilitas parkir
.Strategi-strategi Pertumbuhan
Empat tipe kesempatan-kesempatan pertumbuhan yang diusahakan oleh ritel yaitu penembusan
pasar, perluasan pasar, perkembangan format ritel, dan diversifikasi serta penyatuan vertikal 2
.1.1. Penembusan Pasar
Kesempatan penembusan pasar (market penetration) meliputi usaha-usaha langsung terhadap
konsumen yang telah ada dengan menggunakan format ritel sekarang. Ritel dapat mencapai
strategi pertumbuhan ini dengan menarik konsumen pada target pasar sekarang yang tidak
berbelanja di tokonya untuk mengunjungi toko tersebut lebih sering atau untuk membeli lebih
banyak barang saat tiap kunjungan.
MATERI BAB III ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DALAM BISNIS RITEL
Standar kompetensi
Mahasiswa memahami efektifitas organisasi bisnis ritel melalui pengembangan struktur
organisasi Mahasiswa dapat memahami bagaimana memotivasi karyawan bisnis ritel
Kompetensi dasar
Mahasiswa dapat memahami jenis struktur organisasi disertai dengan contoh-contohnya, dan
menentukan struktur organisasi yang tepat sesuai dengan strategi dan ukuran perusahaan
Mahasiswa dapat memahami memotivasi karyawan melalui kebijakan, insentif, membangun
komitmen dan budaya organisasi Manajemen sumberdaya manusia dalam bisnis ritel memegang
peranan penting terutama dalam merekrut dan mengembangkan SDM pada bidang-bidang
perusahaan sehingga masing-masing ritel mempunyai keahlian sumberdaya manusia sendiri-
sendiri. Pengelolaan sumberdaya manusia di perusahaan ritel berperan strategis meningkatkan
posisi bersaing perusahaan dengan perusahaan pesaing. Beberapa pertimbangan pengelolaan
manajemen sumberdaya manusia di bisnis ritel sebagai berikut : a. Perhitungan biaya tenaga
kerja termasuk sebagai salah satu komponen dalam biaya total ritel. Oleh karena itu, mengelola
karyawan yang efektif dapat menghasilkan keuntungan dalam penghematan biaya total ritel. b.
Pengalaman yang dimiliki kebanyakan pelanggan terhadap ritel bisa ditentukan dari aktivitas
karyawan yang menyeleksi barang dagangan, menyediakan informasi dan bantuan, dan
keterampilan dalam memajang stok barang dagangan di rak pajang. Oleh karena itu, karyawan
menjadi fungsi utama dalam membedakan apa yang ditawarkan ritel terhadap apa yang
ditawarkan oleh ritel pesaing. c. Kinerja operasional ritel dipengaruhi oleh pengelolaan SDM
sehingga menghasilkan skill karyawan yang spesifik dan tidak dapat ditiru oleh pesaing, untuk
itu diperlukan standar operasional prosedur bagi karyawan ritel. Namun demikian tetap
diperlukan karyawan yang mempunyai komitmen untuk bekerja sesuai standar yang telah
ditetapkan karena sulit bagi manajer untuk terus-menerus memantau kegiatan karyawan dalam
melayani pelanggan dengan standar karyawan.
Struktur organisasi ritel berbeda menurut tipe dari ritel dan ukuran perusahaan. Contoh, sebuah
ritel mempunyai struktur organisasi yang berbeda dengan ritel umumnya. Struktur organisasi
ritel dibedakan menurut jenis ritel dan ukuran perusahaan, antara lain: 2.1.Organisasi ritel
tunggal (organisasi ritel dengan single store). Pemilik merupakan manajer organisasi secara
keseluruhan. Ketika penjualan tumbuh, pemilik mempekerjakan karyawan dengan spesialisasi
yang terbatas. Ketika penjualan meningkat, spesialisasi dalam manajemen bisa terjadi ketika
pemilik mempekerjakan beberapa karyawan tambahan. 2.2.Organisasi regional departement
store Organisasi regional berarti toko ritel banyak toko diberbagai wilayah yang berarti para
manajer harus mengawasi unit/toko yang secara geografis saling berjauhan. Sebagian besar
manajer dan para karyawan ditempatkan di lokasi ritel melalui daerah geografis. Manajer barang
dagangan, pemasaran, keuangan, dan manajer sumber daya manusia dan para pekerja bekerja
pada kantor pusat. i. Divisi barang dagangan, bertanggung jawab atas perolehan barang
dagangan yang dijual di ritel dan memastikan mutu, tren, jenis, dan penetapan harga barang
dagangan sesuai dengan strategi perusahaan. ii. Divisi pembelian (buyer), bertanggung jawab
atas pengadaan barang dagangan, menentukan harga dan mengatur persediaan untuk kategori
barang dagangan khusus. iii. Manajer kelompok, bertanggung jawab untuk menyiapkan produk
yang dipandang sebagai produk pengganti bagi konsumen. iv. Divisi ritel, bertanggung jawab
atas aktivitas kelompok yang dikerjakan di ritel.
Setelah peritel merumuskan struktur dan bentuk organisasi serta rencana bentuk
pengembangan karyawan maka perusahaan ritel mengidentifikasi keputusan-keputusan
operasional usaha. Keputusan operasional usaha harus dapat memuaskan setiap pihak, yaitu
pelanggan, karyawan, manajemen maupun pemilik modal. Setiap keputusan yang diambil harus
berdampak pada penjualan yang sekaligus terhadap keuntungan yang didapatkan. Perhitungan
model keuntungan strategis perusahaan ritel dapat ditentukan sebagai berikut melalui
pemahaman terhadap bagaimana perusahaan ritel memperoleh keuntungan dan bagaimana
perusahaan ritel dapat menentukan alur perputaran keuangannya. Salah satu tujuan keuangan
yang penting adalah untuk mencapai imbal hasil atas asset (return on asset – ROA) yang tinggi.
Contohnya, sebuahperusahaan ritel global menginvestasikan Rp. 174 miliar dalam membangun
tokonya dan membelibarang-barang dagangan yang disiapkan untuk dijual. Di akhir tahun,
perusahaan ritel tersebut meraup keuntungan sebesar Rp. 33 miliar, yang berarti
menyumbangkan hasil sebesar 19 % dibandingkan dengan investasinya (Rp. 33 miliar : Rp. 174
miliar). Rumus perhitungan ROA adalah sebagai berikut:Rasio Imbal Hasil Atas Aset (ROA) =
Total aset Laba bersihROA dapat dibagi menjadi dua, yaitu alur laba (profit path) yang diukur
oleh margin laba bersih dan alur perputaran laba yang dikukur oleh perputaran asset. Margin laba
bersih adalah seberapa besar keuntungan (setelah pajak) yang didapat perusahaan dibagi
penjualan bersihnya. Sedangkan perputaran aset (asset turnover) dapat juga digunakan untuk
mengukur produktivitas aset yang diinvestasikan dalam perusahaan, biasanya dihitung dengan
membagi laba bersih dengan total aset. Salah satu cara untuk menjelaskan keberhasilan keuangan
dalam lingkup bisnis ritel adalah dengan memberi para pemilik modal perusahaan hasil atau
pengembalian yang baik atas investasi mereka. Meskipun ritel mengejar tujuan keuangan yang
sama, ritel dapat
menggunakan strategi yang berbeda dalam mencapai keuntungan tersebut. Pada bab ini
dijelaskan proses bagaimana seharusnya perusahaan ritel dalam menerapkan perhitungan
terhadap kinerja keuangan melalui alur keuntungan dan alur perputaran pada masing account
yang seharusnya ada pada setiap perusahaan ritel.
1. Alur Keuntungan Konsep keuntungan perusahaan retail sama halnya konsep keuntungan pada
jenis perusahaan lainnya yang berasal dari laporan laba dan rugi sebuah perusahaan ritel.
Beberapa komponen utama dalam laporan laba rugi perusahaan ritel adalah sebagai berikut.
1.1.Penjualan Bersih Penjualan bersih (net sales) merupakan jumlah total penjualan (rupiah)
yang diterima oleh ritel setelah dikurangi semua pembayaran kembali pada konsumen untuk
barang-barang yang dikembalikan Penjualan bersih = Jumlah penjualan kotor – Retur konsumen
Pengembalian konsumen merupakan nilai barang-barang yang dikembalikan konsumen karena
barang-barangnya rusak, tidak sesuai, dan sebagainya.
1.2.Margin laba kotor
Margin laba kotor (Gross profit margin) disebut juga keuntungan kotor, adalah ukuran penting
dalam bisnis ritel. Margin keuntungan kotor = Penjualan bersih – Harga pokok penjualan
Keuntungan kotor juga diperoleh dari persentase penjualan bersih sehingga ritel dapat
membandingkan pengelolaan dari berbagai tipe barang (antar kelompok barang dagangan) dan
pengelolaan mereka dibandingkan dengan pengelolaan ritel-ritel lain.
1. Lokasi Area Perdagangan Pemilihan lokasi ritel adalah sebuah keputusan yang sangat
strategis. Sekali lokasi dipilih, pemilik ritel harus menanggung semua konsekuensi dari pilihan
tersebut. Dalam membuat keputusan mengenai pemilihan lokasi, seharusnya pemilik ritel
memikirkan dalam tiga tingkatan, yaitu daerah, area perdagangan, dan tempat yang lebih
spesifik. a. Daerah merujuk pada suatu negara, bagian dari suatu negara, kota tertentu, atau
metropolitan statistical area (MSA). b. Area perdagangan adalah area geografis yang berdekatan
yang memiliki mayoritas pelanggan dan penjualan sebuah toko, mungkin bagian dari sebuah
kota, atau dapat meluas di luar batas-batas kota tersebut, tergantung pada tipe-tipe toko, dan
intensitas dari para pelanggan potensial disekitarnya. c. Tempat yang lebih spesifik dan khusus.
Dalam membuat keputusan-keputusan lokasi toko, para pemilik ritel seharusnya menguji tiga
tingkatan tersebut secara serempak dan terintegrasi. Dalam menguji ketiga keputusan lokasi
secara berurutan, maka akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana: a. Mengamati faktor yang
mempengaruhi daya tarik suatu area perdagangan tertentu; b. Menguji apa yang dicari pemilik
ritel dalam memilih tempat, seperti target penjualan yang harus dicapai, sehingga dapat
dilakukan pengujian dengan menggunakan beberapa metode peramalan.
Untuk memilih lokasi dapat digunakan beragam data mengenai lokasi-lokasi potensial.
Dibutuhkan data-data mengenai kepadatan penduduk, pendapatan rumah tangga, tingkat
pendidikan, ukuran rumah tangga dengan anak-anak, gaya hidup dan lain-lain. Hal ini
dikarenakan lokasi ritel tidak terlepas dari area yang menjadi pusat kegiatan di masyarakat.
Berikut gambar tentang pembagian area perdagangan. Diharapkan toko dapat menjadi pusat yang
dekat dengan pelanggan.
relevan pula dalam menentukan lokasi ritel yang tergantung pada sasaran atau target pasar yang
dikejar oleh ritel. Contohnya banyak mahasiswa memiliki pendapatan yang rendah. Namun,
mereka mungkin saja berasal dari keluarga kaya dan mereka merupakan konsumen yang relatif
terdidik dan potensial untuk menciptakan permintaan pada suatu lokasi ritel tertentu. 2.3.Iklim
bisnis Tren atau kecenderungan pekerjaan konsumen pada pasar sasaran ritel merupakan hal
penting untuk diamati karena pekerjaan tertentu identik dengan penghasilan yang tinggi dan
biasanya berarti pula mempunyai daya beli yang lebih tinggi. Hal ini juga berguna untuk
menentukan area mana yang tumbuh dengan cepat. Analisis lokasi ritel harus menentukan
bagaimana pertumbuhan seperti itu akan berlanjut dan bagaimana hal tersebut akan
memengaruhi permintaan atas barang dagangan mereka.
pemenuhan persediaan barang dagangan yang mempunyai sifat cepat habis dan (2) memenuhi
kebutuhan pelanggan terhadap pilihan barang dagangan sesuai dengan "apa" yang pelanggan
inginkan, serta "di mana" mereka menginginkannya. Retailing Page 41 Untuk memenuhi
kebutuhan spesifik dari suatu pelanggan dengan segmen yang cukup luas, ritel terpaksa
menyiapkan lebih banyak unit barang (stock keeping unit/SKU) atau barang dagangan yang lebih
bervariasi. b. Meningkatkan Return On Invesment Suatu ukuran kinerja ritel adalah kemampuan
untuk menghasilkan suatu target pengembalian atas investasi (return on investment/ROI). ROI
dapat dirumuskan sebagai berikut: ROI = Margin laba bersih x Asset turnover
Kepemilikan Sistem EDI
Sistem EDI kepemilikan (proprietary EDI sistem) adalah sistem pertukaran data yang
dikembangkan terutama oleh ritel besar untuk kepentingan menukarkan data dengan vendor
mereka. Intranet tersedia pada Internet yang merupakan sistem komunikasi yang aman yang
berlangsung di dalam perusahaan. Ekstranet adalah suatu jaringan kolaboratif yang
menggunakan teknologi Internet untuk menghubungkan bisnis atau perusahaan dengan para
pemasok, pelanggan, atau bisnis yang lain dengan demikian merupakan sistem komunikasi yang
berlangsung ke luar perusahaan. Ekstranet digunakan secara khusus dan memiliki tingkat
keamanan yang sangat baik, oleh karena ekstranet dapat diakses hanya oleh pihak tertentu yang
telah mendapatkan izin untuk mengakses informasi atau data perusahaan tersebut.
Arus Logistik Barang Logistik adalah bagian dari keseluruhan proses jaringan suplai
barang yang direncanakan. diimplementasikan, dan dikendalikan secara efisien dan efektif dalam
bisnis ritel. Termasuk aktivitas penyimpanan barang-barang dagangan, jasa, dan informasi yang
terkait dari titik asal hingga titik konsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan.
Jaringan suplai tersebut akan menggambarkan arus-arus barang dagangan yang berbeda dengan
rincian sebagai berikut: a. Aliran barang dagangan dari penjual ke pusat distribusi. b. Setelah itu,
barang dagangan meninggalkan pusat distribusi untuk dikirimkan ke toko. c. Sebagai alternatif,
barang dagangan dapat juga meninggalkan vendor secara langsung ke toko tanpa melewati pusat
distribusi.
Kesetiaan pelanggan adalah tujuan dari CRM, kesetiaan pelanggan pada pedagang berarti
bahwa pelanggan mempunyai komitmen akan berbelanja barang-barang kebutuhan serta
memakai layanan dari ritel dan akan mengabaikan aktivitas pesaing yang mencoba untuk
menarik pelanggan. Alasan mereka untuk datang kembali melebihi dari kenyamanan toko ritel
ataupun adanya harga yang lebih murah ataupun merek tertentu yang tersedia di ritel. Program
yang mendorong pembelian berulang dari pelanggan dengan cara menawarkan potongan khusus
dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing. Empat pendekatan untuk membangun kesetiaan
pelanggan dan meningkatkan pelanggan menjadi lebih baik yaitu sebagai berikut. a.
Mengeluarkan program langganan berbelanja. b. Menawarkan pelayanan pelanggan yang spesial.
c. Menuruti selera pelanggan akan jasa yang disediakan. d. Mengembangkan perasaan melalui
komunikasi.
1. Proses—CRM CRM adalah suatu proses interakif yang mengubah data-data pelanggan ke
dalam kesetiaan pelanggan melalui beberapa kegiatan: (1) mengumpulkan data pelanggan, (2)
menganalisis data pelanggan tersebut dan mengidentifikasi target pelanggan, (3)
mengembangkan program CRM, dan (4) menerapkan program CRM
Mengumpulkan Data Pelanggan Tahap pertama dari proses CRM adalah menciptakan gudang
data atau data dasar pelanggan. Gudang data ini dikenal sebagai suatu gudang data pelanggan,
mengandung datadata yang dikumpulkan perusahaan tentang pelanggannya dan menjadi dasar
kegiatan CRM selanjutnya. Mengandung informasi-informasi sebagai berikut: a. Transaksi:
sejarah lengkap tentang pembelian yang dilakukan pelanggan. b. Kontak pelanggan-rekaman dari
interaksi yang dilakukan pelanggan dengan pedagang. c. Pilihan pelanggan-informasi tentang
apa yang disukai oleh pelanggan. d. Informasi deskriptif data-data demografi dan psikografi yang
menggambarkan tentang pelanggan. e. Tanggapan dari kegiatan pasar-analisis tentang transaksi
dan data hubungan menyediakan informasi tentang tanggapan pelanggan.
Informasi tentang Identitas Pendekatan yang dibuat oleh toko untuk mengatasi masalah ini
adalah: a. Menanyakan informasi identitas. Beberapa ritel mempunyai tim penjualan yang
menanyakan tentang informasi identitas pelanggan mereka. Informasi ini kemudian digunakan
untuk gudang data transaksi untuk pelanggan tersebut. b. Menawarkan kartu belanja langganan.
Secara nyata sangat tidak mungkin membiarkan proses pembelian tanpa mengelompokkan unit
barang dagangan ke dalam kategori-kategori barang dagangan. Secara umum, kategori barang
dagangan merupakan keanekaragaman unit yang dilihat pelanggan sebagai pengganti yang
masuk akal bagi masing-masing anggota kategori. Ritel dan vendornya mungkin akan berbeda
dalam mengidentifikasikan jenis kategori barang dagangan, hal ini dilakukan sesuai dengan
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, karena itu pemasok mungkin mengelompokkan
shampo dan kondisioner dalam kategori barang dagangan yang berbeda jika konsumen berbeda
dalam perilaku pembeliannya. Beberapa ritel seperti department store mungkin mendefinisikan
kategori barang dagangannya berdasarkan merek.
Sistem pembelian bahan pokok adalah sistem yang digunakan untuk barang dagangan
yang memiliki siklus pesanan—penerimaan—pesanan, di mana siklus seperti ini relatif dapat
diramalkan. Sistem ini terdiri dari beberapa modul yang menunjukkan bagaimana cara
pemesanan dan kapan pemesannya. Sistem ini membantu pembeli dengan dua fungsinya, antara
lain:
1. Memonitor dan mengukur permintaan rata-rata untuk barang-barang tertentu pada tingkat
SKU. 2. Meramalkan permintaan SKU di masa depan dengan mempertimbangkan variasi
musiman dan meli hat perkembangan dan perubahan tren atau kecenderungan yang terjadi pada
saat itu. Untuk memonitor dan mengukur permintaan rata-rata barang-barang digunakan laporan
persediaan.
Laporan manajemen persediaan terdiri atas: a. Daftar stok dasar Daftar stok dasar menjelaskan
tiap SKU dan merangkum bagaimana posisinya dalam gudang. Daftar ini terdiri dari nomor stok
dan deskripsi barang, berapa banyak barang yang tersedia dan yang dipesan, dan penjualan
selama 12 dan 4 minggu terakhir. b. Perputaran persediaan Pergantian persediaan (inventory turn
over) yang direncanakan dibuat berdasarkan tujuan finansial keseluruhan dan digunakan untuk
mengendalikan sistem manajemen. c. Ketersediaan produk Ketersediaan produk (product
availability) menjadi hal yang sangat penting bagi peritel. Untuk menentukan berapa banyak
produk yang harus tersedia memerlukan keputusan manajerial yang rumit. d. Stok cadangan Stok
cadangan (back up stock) adalah stok yang digunakan untuk berjaga-jaga jika terjadi kehabisan
stok yang dikarenakan permintaan melebihi jumlah yang diperkirakan atau ketika sebuah barang
tertunda kedatangannya. e. Peramalan Salah satu teknik untuk meramalkan penjualan adalah
dengan smoothing exponential (penghalusan eksponensial), di mana penjualan di periode waktu
yang lalu diberi bobot untuk meramalkan penjualan di periode mendatang. Rumus berikut ini
digunakan untuk meramalkan penjualan: Ramalan baru = Ramalan lama + α (permintaan aktual
– ramalan lama) f. Titik Pemesanan Merupakan jumlah minimum barang yang harus tersedia g.
Jumlah yang dipesan Merupakan selisih antara jumlah barang yang tersedia dengan titik pemesanan
Merek Lisensi
Merek lisensi adalah merek di mana ritel ataupun pihak yang membeli dan menandatangani
surat kontrak dengan sebuah pemilik merek yang terkenal untuk mengembangkan, memproduksi
dan menjual merek tersebut. Pemegang lisensi dapat berupa: 1. Pihak yang memilik kontrak
dengan pabrik untuk memproduksi produk lisensi tersebut. 2. Pihak ketiga yang memegang
kontrak untuk memiliki barang bermerek tersebut dan kemudian dapat menjualnya.
Strategi Penetapan Harga Pemilihan strategi harga yang tepat merupakan hal penting bagi
konsumen, jika konsumen merasa harga sesuai maka akan mendatangi harga toko di kemudian
hari. Pada intinya terdapat dua strategi harga yang digunakan dalam ritel modern yang terdiri
dari penetapan harga tinggi atau rendah dan penetapan harga rendah setiap hari.
1.Penetapan Harga Tinggi atau Rendah Terdapat beberapa pengertian mengenai strategi HLP
menurut Utami (2006:201) dipahami sebagai penetapan harga diskon temporer untuk unit barang
dagangan tertentu, strategi ini biasanya diberlak ukan selama beberapa periode dan kemudian
diikuti oleh minggu-minggu dengan harga normal. Sering pula peritel menggunakan istilah harga
promosi, mengingat kebijakan ini dilakukan dengan menggunakan harga special yang biasanya
berasal dari potongan harga dari pabrik atau kesepakatan khusus. Beberapa ahli juga
berpandangan bahwa HLP strategi adalah strategi menjual sebagian besar barang mereka dengan
harga normal pasaran dan menjaga dalam batasan yang masuk akal, tetapi secara konstan
memberikan promosi khusus pada barang-barang tertentu. Peritel yang menggunakan strategi
pemberian harga seperti ini berasal dari opini bahwa para pelanggan mereka tidak akan
mendatangi pesaing mereka yang menggunakan penetapan harga rendah (everyday low pricing
—EDLP) karena perbedaan harga yang sedikit, tetapi mereka lebih tertarik dan akan selalu
menantikan promosi berkelanjutan yang diumumkan dari waktu ke waktu.
Penetapan Harga Rendah Tiap Hari Terdapat beberapa pengertian tentang EDLP (Everyday Low
Pricing), bahwa menawarkan harga rendah yang atraktif berlaku konstan pada periode yang lebih
lama. Harga itu lebih rendah dibandingkan harga normal tetapi tidak serendah ketika harga
diskon. Strategi penetapan harga seperti ini memungkinkan konsumen selalu memikirkan bahwa
harga barang yang dijual selalu murah. Konsep EDLP membuat penurunan harga menjadi suatu
obsesi, di mana berdasarkan teori bahwa orang akan kembali ke tempat di mana mereka
mendapatkan harga yang terbaik. Hal ini memerlukan perhatian setiap saat (menit per menit)
kepada kompetitor yang agresif. Strateginya adalah tidak semua barang dijual murah, yang dijual
murah hanya barangbarang tertentu di mana kita bisa mendapatkan harga murah dari pemasok.
Dengan demikian strategi EDLP merupakan strategi yang menekankan kontinuitas harga-harga
ritel pada suatu tingkat antara harga tercetak yang maksimum dan harga ongkos produk. Istilah
‘harga rendah tiap hari' sendiri adalah sebuah nama yang salah, karena rendah tidak selalu berarti
termurah. Strategi ini digunakan oleh para peritel sehingga harga yang diberikan lebih rendah
dari para pesaing. EDLP secara umum tidak selalu yang termurah di pasaran dan terletak di
antara harga yang ditawarkan oleh warehouse clubs dan harga normal peritel. Dikarenakan
harga-harga bertahan dengan konstan dalam jangka waktu yang lama sehingga istilah untuk
EDLP lebih cocok diganti dengan 'stable prices' (harga stabil setiap hari).
Citra Toko Citra toko diharapkan dapat berhubungan dengan aktivitas belanja pada
sebuah toko tertentu. Citra toko ditentukan atribut yang melekat pada suatu toko melalui persepsi
konsumen terhadap toko yang tidak hanya bersifat penjumlahan dari beberapa persepsi atribut
namun interaksi antara atribut-atribut tersebut. Atribut-atribut yang relevan termasuk tingkat
kemodernan, keahlian berdagang, keatraktifan di luar dan pengiklanan. Dengan demikian
pencitraan toko bukanlah penjumlahan dari objektif individual yang berhubungan dengan toko
belaka. Lebih dari itu pencitraan toko adalah gabungan dari dimensi-dimensi yang dirasakan
konsumen dari sebuah toko. Pencitraan toko adalah gambaran keseluruhan yang lebih dari
sekedar penjumlahan per bagian, di mana masing-masing bagian berinteraksi satu sama lain
dalam pikiran konsumen. Dengan demikian pencitraan toko terbentuk dari fungsi multiatribut
yang saling berhubungan satu sama lain dengan bobot masing-masing. 1.1.Faktor-faktor yang
Berpengaruh Terhadap Pencitraan Toko Seperti dijelaskan diatas, bahwa faktor-faktor pencitraan
toko merupakan gabungan dari dimensi-dimensi yang dirasakan konsumen dari sebuah toko.
Sehinga dimensi-dimensi tersebut dinilai berdasarkan persepsi konsumen tentang suatu toko.
Adapun faktor-faktor yang membangun pencitraan toko dapat dilihat pada table dibawah ini
Tujuan Perancangan Toko Bila sedang merancang atau merancang kembali toko, para manajer
memenuhi 4 (empat) tujuan: a. Rancangan harus sesuai dengan kesan dan strategi Para manager
ritel harus menentukan pelanggan target dan kemudian merancang toko yang melengkapi
kebutuhan pelanggan. Contohnya warehouse store club memiliki atap tinggi dengan kisi-kisi
logam dan lantai beton. b. Rancangan harus memengaruhi perilaku konsumen secara positif
Untuk memenuhi tujuan kedua dalam mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli, para
peritel terfokus pada masalah rancangan perencanaan ruangan. Toko pangan diatur untuk
memudahkan pelanggan mencari bahan makanan yang diperlukan. c. Rancangan harus
mempertimbangkan biaya-biaya dan nilai Beberapa toko pangan menempatkan produk mereka
dekat pintu masuk toko karena memiliki kesempatan lebih besar untuk dibeli daripada kategori-
kategori barang lain dan menciptakan suasana yang nyaman.
Kualitas Layanan Konsep kualitas bersifat relative yaitu tergantung dari perspektif yang
digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga orientasi
kualitas yang seharusnya konsisten satu dengan yang lain: (1) persepsi konsumen, (2) produk, (3)
proses. Pada produk berwujud ketiga orientasi ini hampir selalu dapat dibedakan dengan jelas,
tetapi tidak demikian halnya dengan jasa. Konsistensi kualitas suatu jasa untuk ketiga orientasi
tersebut dapat menyumbang pada keberhasilan suatu perusahaan ditinjau dari kepuasan
pelanggan, kepuasan karyawan dan profitabilitas organisasi
mengharapkan keuntungan atas modal dan kewirausahaan, (2) pelanggan dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan (3) karyawan yang berkepentingan dengan kepuasan kerja baik secara
moneter maupun kualitatif. Pada jangka panjang, siklus ini seharusnya pertama-tama berangkat
dari kepuasan pelanggan atau berangkat dari orientasi pada pelanggan.
Pengertian Bisnis Materi Pembelajaran Pengertian bisnis bersifat sangat umum untuk
diartikan secara definisi. Pada kenyataannya, bisnis bukan sesuatu yang asing di telinga Anda
dan masyarakat pada umumnya. Setiap harinya terdapat jutaan orang melakukan kegiatan apa
yang dinamakan bisnis. Banyak di antara mereka yang berhasil mengembangkan usahanya dan
terus mengalami pertumbuhan setiap harinya. Sebagian lagi mengalami kegagalan hingga
menderita kerugian terutama materil dengan jumlah yang tidak sedikit. Pengertian Bisnis adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun organisasi yang melibatkan aktivitas
produksi, penjualan, pembelian, maupun pertukaran barang/jasa, dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan atau laba. Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “business”
yang artinya kesibukan. Dalam konteks sederhana, yang dimaksud dengan kesibukan adalah
melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan yang memberikan keuntungan pada seseorang.
Penggunaan kata “bisnis” dapat dibedakan menjadi tiga, tergantung skupnya. Kata bisnis dapat
merujuk pada: 1) Badan Usaha, yaitu kesatuan yuridis, teknis, dan ekonomis untuk mencari
keuntungan. 2) Sektor Pasar Tertentu, misalnya pasar modal. 3) Seluruh aktivitas pada
komunitas produsen barang dan jasa. B. Pengertian Bisnis Ritel Apa yang dimaksud dengan
retail? Arti Retail adalah suatu kegiatan pemasaran produk, baik barang maupun jasa, yang
dilakukan secara eceran atau satuan langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan rumah
tangga atau pribadi, bukan untuk dijual kembali. Penjual retail disebut juga dengan penjual
eceran/ritel, di mana jumlah produk yang dijual adalah satuan. Jika suatu institusi pabrikan
menjual sesuatu dalam partai besar kepada pebisnis lain maka hal tersebut tidak termasuk
penjualan retail. Pada praktiknya, pengusaha retail membeli produk (barang maupun jasa) dalam
jumlah banyak dari produsen untuk dijual kembali kepada konsumen akhir dalam satuan yang
lebih kecil. Bisnis ritel atau disebut pula dengan bisnis eceran mengalami perkembangan yang
cukup pesat di Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya bermunculan
peritel baru yang bahkan dapat sampai masuk ke pelosok daerah. Hal ini disebabkan oleh
tuntutan zaman yang memengaruhi berbagai sektor, terutama sektor ekonomi dan pendidikan.
Semakin tinggi pendidikan dan pendapatan seseorang, semakin tinggi pula akan kesadaran
mengenai kualitas barang, pelayanan yang serba praktis, cepat, hemat waktu, dan harga yang
ekomonis. Hal ini pun menyebabkan terjadinya banyak pergeseran pola berbelanja konsumen
dari cara tradisional ke modern, karena pasar modern memberikan lebih banyak kelebihan
dibandingkan dengan pasar tradisional di antaranya dalam hal kebersihan, atmosfer, dan cara
pembayaran secara komputerisasi, pembayaran dengan memakai kartu kredit. Selain itu, yang
cukup membuat konsumen lebih tertarik adalah program promosi yang ditawarkan, biasanya
berupa promosi turun harga barang tertentu,
bertentangan dari pihak yang punya kepentingan dalam organisasi. c. Manajemen dibutuhkan
untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi. d. Sebuah organisasi yang sedang
berkembang membutuhkan manajemen dalam beberapa hal; mencakup manajemen strategi,
manajemen sumber daya manusia, produksi, pemasaran, dan manajemen lainnya. 2. Pengertian
Ritel Berikut ini adalah definisi dari ritel menurut Berman dan Evans (2001:3) “retail consists of
the business activities involved in selling goods and services to consumers for their personal,
family, or household use” yang bisa diartikan bahwa ritel merupakan kegiatan bisnis yang
terlibat dalam penjualan barang maupun jasa kepada konsumen untuk kebutuhan pribadi,
kebutuhan keluarga, atau kebutuhan rumah tangga. Sedangkan menurut kamus, ritel adalah
penjualan barang atau jasa kepada khalayak (Manser, 1995). Jadi bisnis ritel adalah kegiatan
penjualan barang dan jasa antara pedagang dan konsumen di mana di dalamnya terdapat
akttivitas-aktivitas yang saling mendukung dan memengaruhi. 3. Pengertian Manajemen Ritel
Setelah mengetahui definisi dari manajemen dan retail maka bisa disimpulkan bahwa manajemen
retail adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perdagangan retail,
yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh
dalam bisnis retail adalah place, price, product, dan promotion yang dikenal sebagai 4P.
MATERI BAB III Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan Bisnis Ritel
beracun (ILO, 2003 dalam Suardi, 2005). Sumber (https://www.klopmart.com) K3 adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari mengenai kesehatan dan keselamatan dalam bekerja yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya kedua hal tersebut. Dalam suatu perusahaan pastinya akan
ada yang namanya K3 untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja suatu perusahaan.
Menurut ASSE (America Society of Safety and Engineering) kegiatan K3 diadakan untuk
mencegah adanya kecelakaan dalam pekerjaan baik dalam keselamatan maupun kesehatan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun
pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya
program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan
dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan. Perlindungan tenaga kerja
dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh
karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga
kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan
meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan
membesarkan usahanya.
Pengertian Sistem Informasi Retail Dalam bisnis ritel atau disebut juga eceran dilakukan
pencatatan dalam arus barang untuk memberikan informasi secara terperinci mengenai keluar
masuknya barang dalam inventory. Dengan dilakukan pencatatan maka dapat mengendalikan
dan mengawasi barang yang masuk maupun barang yang keluar secara akurat dan tepat.
Penggunaan sistem informasi yang tepat dapat membantu mempersiapkan informasi yang akurat.
Dengan perkembangan bisnis yang semakin ketat, untuk dapat bersaing secara kompetitif maka
perusahaan retail perlu mempertimbangkan penggunaan sistem informasi. Sistem informasi ritel
adalah sistem yang berbasis pada pemanfaatan teknologi dalam menunjang kegiatan perusahaan.
Sistem Informasi Ritel (SIM Ritel) adalah suatu sistem informasi yang dikembangkan dengan
menggunakan pendekatan yang berbasis pada pemanfaatan teknologi terpadu peralatan sistem
mekanisasi pengolah data sebagai penyedia informasi untuk menunjang semua aspek kegiatan
yang berhubungan dengan operasional, manajemen, analisis maupun dalam hal pembuatan
keputusan. Secara umum struktur SIM Ritel tidak berbeda dengan sistem informasi manajemen
lainnya, meliputi: 1. Tingkatan informasi untuk proses transaksi, dalam hal ini fungsinya adalah
sebagai inquiry response. Tingkatan ini biasanya menjadi tanggung jawab dari staf atau clerk. 2.
Tingkatan informasi untuk perencanaan operasional, pengendalian dan pengambilan keputusan.
Informasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional setiap harinya dibutuhkan oleh Lower
Management yang berada pada tingkatan ini untuk pengambilan keputusan. 3. Tingkatan
informasi untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan. Pada tingkatan ini Middle
Management membutuhkan informasi yang datangnya dari tingkat perencanaan operasional
maupun informasi dari luar lingkungan perusahaan seperti informasi tentang pesaing. Informasi
tersebut nantinya akan menjadi dasar pembuatan rencana taktis perusahaan contohnya
pembuatan anggaran maupun pengambilan keputusan seperti penentuan jenis dan harga barang.
4. Tingkatan informasi untuk perencanaan strategi, kebijakan, dan pengambilan keputusan.
Tujuan dan arah perusahaan ditentukan oleh Top Management. Karena itu informasi yang
berkaitan dengan kinerja perusahaan dan keadaan lingkungan luar perusahaan perlu dimiliki oleh
tingkat ini demi kemajuan perusahaan.
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen akhir dari suatu produk yang
dipasarkan dapat dikelompokkan ke dalam empat variabel segmentasi utama, yaitu: (a)
Geografis, (b) Demografis, (c) Psikografis, dan (d) Perilaku. Konsumen adalah makhluk sosial
yang hidup bersama dengan orang lain dan berinteraksi dengan sesamanya, saling memengaruhi
dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai yang dianggap
penting, yang merupakan bagian dari kebudayaan. Pada dasarnya budaya-budaya yang hidup di
Indonesia dibangun oleh tiga dasar yang dominan yakni, nilai religius, nilai solidaritas, dan nilai
estetika (Timotius Nusan, 2003). Selain tiga hal tersebut, setiap masyarakat juga memiliki
rumusan adat-istiadat yang isinya disusun berdasarkan hasil interaksi dan interpretasi masyarakat
setempat sehingga memiliki traits yang spesifik maka adat istiadat tersebut sering disebut sebagai
suatu kearifan lokal (Tjahyono, 1999). Demikian pula halnya dengan masyarakat Sunda, yang
dalam kehidupan bermasyarakat juga menampilkan nilai-nilai dalam wujud kaidah-kaidah
sosialnya. Masyarakat Sunda mempunyai keyakinan relatif atas apa yang baik dan buruk, yang
benar dan salah, yang seharusnya dan yang tidak seharusnya ada dalam perilaku sosialnya. Nilai-
nilai yang dipedomani orang Sunda tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan nilai-nilai lain
dari pandangan hidup, contohnya seperti “Ajeg dina agama jeung dari agama” atau taat dan
patuh terhadap agama dan berperilaku baik dalam hidup bermasyarakat sesuai tuntunan agama.
Adapun agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Sunda yakni Islam. Oleh karena itu
secara umum, karakter orang Sunda dilandasi oleh nilai-nilai agama Islam, yang mengacu
kepada ”citra sebagai insan ahlaqul karimah” yakni keseimbangan antara agama, sosial dan
ekonomi (Abdullah, 2006). Dalam skala budaya yang lebih luas, masyarakat Sunda bersifat
egaliter dan terbuka terhadap hal-hal baru, dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan tetap memegang teguh nilai moral seperti cageur, bageur, bener, pinter.Cageur artinya
sehat, bukan hanya sehat jasmani, tetapi juga lebih berdimensi moral. Bageur, artinya baik dalam
tingkah laku dan tutur kata. Bener artinya benar dalam bertindak yang sesuai dengan kaidah-
kaidah moral dan norma masyarakat. Pinter artinya pintar dalam menentukan sikap, bijak dalam
mengambil keputusan. Dengan memahami nilai dasar tersebut, diharapkan masyarakat Sunda
telah mengintegrasikan agama Islam dengan nilai dan kaidah sosial ke dalam adatistiadat
mereka, sebagai dasar pandangan hidup. Adanya perubahan gaya hidup masyarakat Sunda yang
lebih konsumtif terhadap produkproduk baru dan pergeseran pola konsumsi makanan dari
tradisional ke modern, didorong oleh munculnya keanekaragaman produk yang tersedia di pasar.
Selain itu, kebutuhan akan produk-produk yang sehat dan halal menjadi pilihan utama hampir
seluruh masyarakat pada saat ini. Adapun pengertian produk halal menurut Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Jawa Barat adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan
syariat Islam. Kehalalan produk menjadi suatu hal yang penting untuk eksistensi produk itu
sendiri, demi menjaga kenyamanan para konsumennya.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kelebihan Buku Utama
1. Sistematika penulisan buku ini sudah cukup bagus. Karena setiap judul-judul yang
dibahas disusun dan dibuat pemisah-pemisah antara judul, sub judul dan isi materi,
sehingga pembaca bisa dengan mudah mengetahui isi-isi materi yang terdapat dalam
buku tersebut.
2. Isi materi dalam buku ini sudah cukup lengkap, karena pembahasannya disertai dengan
pendapat para ahli dan penulis membuat contoh-contoh pembahasan mengenai materi
Manajemen Strategi sehingga dapat membantu para mahasiswa dalam proses
pembelajaran dan dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai Manajemen
Strategi.
3. Sistematika penyusunan bukunya sudah cukup baik, dari segi peletakan tanda koma,
dan titik. Sehingga pembaca bisa dengan mudah untuk mengetahui apa saja
pembahasan yang terdapat dalam buku tersebut.
4. Buku ini telah Terakreditasi ISBN dan dilindungi Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 Tentang Hak Cipta. Sehingga dengan ini pembaca tida perlu takut lagi akan
kelengkapan dan keakuratan materi yang dibahas dalam buku ini.
1. Cover buku cukup menarik, tidak terlalu mencolok dan bergambar namun judul buku
tetap terlihat jelas.
2. Pada bagian belakang cover buku sudah di jelaskan inti dari isi buku, sehingga
pembaca yang ingin membeli atau meminjam buku tidak perlu membuka buku.
3. Bentuk buku cukup kecil dan ringan, sehingga mudah di bawa kemana saja.
4. Buku di cetak dengan kualitas kertas yang bagus, putih bersih dan tinta tulisan hitam
pekat, sehingga memudahkan untuk di baca dan jelas.
5. Pada kata pengantar terdapat harapan dari penulis yang sangat membangun dan
memotivasi.
6. Terdapat daftar isi yang sangat jelas dan lengkap sehingga memudahkan pembaca
yang ingin mencari point yang di tuju.
7. Terdapat Glosarium yang dapat memudahkan pembaca untuk memahami singkatan-
singakatan dan kata yang kurang jelas.
8. Terdapat bagan, tabel dan gambar untuk membantu pembaca lebih memahami isi dari
buku.
9. Terdapat biografi tentang penulis yang cukup menarik.
1. cover buku menarik dan warna biru membuat menarik di pandang mata, dan
tulisannya terkesan rapi dan mudah untuk dipahami.
2. Terdapat kata-kata yang mengandung majas hiperbola sehingga penjelasan
materi sulit dipahami oleh pembaca
3. Bahasa dan diksi yang digunakan cukup bagus.dan mudah di mengerti.
1. Materi pendukung dalam buku ini diambil dari data lima tahun terakhir seharusnya bisa
diambil dari bahan-bahan pendukung yang masih terbaru. Agar data-data yang
diperoleh bisa lebih lengkap dan luas lagi.
2. Dalam buku ini seharusnya penulis membuat Latihan Soal di setiap akhir Babnya
sehingga dengan adanya latihan soal tersebut akan membuat mahasiswa
mengerjakannya sehingga akan menambah wawasan yang lebih luas lagi.
3. Dalam buku ini sebelum materi-materi pembahasan dalam setiap Babnya dijelaskan
penulis tidak menjelaskan Kompetensi dasar, Indikator-indikator pencapaian dan
Tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Alangkah baiknya jika penulis terlebih dahulu
menjelaskan ketiga komponen tersebut. Agar pembaca merasa mudah mencerna materi-
materi yang dijelaskan dalam setiap Babnya.
4. Penulis tidak membuat ringkasan atau kesimpulan dari setiap materi diakhir babnya,
seharusnya penulis membuat ringkasan materi dari setiap bab tersebut. Agar pembaca
mudah untuk mengetahui inti dari pembahasan materi tersebut.
1. Tulisan pada tabel dan bagan yang terlalu kecil sehingga sulit di baca.
2. Banyaknya tulisan yang salah dalam pengetikan sehingga dapat menimbulkan
pemahaman yang berbeda.
3. Gambar tidak bewarna sehingga tidak cukup menarik.
4. Pada lampiran ada beberapa bagian yang kurang atau tidak tercantum, seperti logo.
4. kelemahan nya hamper sama yaitu, Materi tidak dilengkapi dengan kegiatan
evaluasi atau tidak tertera latihan-latihan, dalam bentuk pilihan berganda atau
studi kasus yang harus dicari solusinya oleh mahasiswa/pembaca. Sehingga
Pembaca tidak dapat mengetahui ukuran tingkat kepahaman mereka terhadap
materi tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka kami menarik kesimpulan bahwasanya setiap
karya tulis tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang terpenting
adalah pembaca bisa menjadi bijak untuk terus menambah referensi bacaan terhadap materi
kajian yang difokuskan. Sehingga pembaca tidak hanya mendapatkan informasi/pengetahuan
hanya dari satu buku saja, karena satu buku belum tentu menyajikan materi kajian yang
kompleks dan lengkap. Untuk itu membaca banyak sumber buku dan referensi media lain tentu
akan baik agar pembaca dapat menguasai materi kajian dengan maksimal.
B. Saran
Saran yang bisa kami berikan ialah semoga setiap perusahaan mampu menggunakan atau
mengelola manajemen strategi ini dengan baik, karena dalam sebuah usaha seorang pemimpinlah
yang memegang kendali akan setiap usahanya. Semoga karya ilmiah ini dapat berguna bagi para
pembaca, karya ilmiah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun, guna kebaikan karya ilmiah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Berry, Leonard L, 1995. Retail Business Are Service Business. Journal of Retailing, Vol. 62.
Musim Semi. Hlm.3-6
Hasril, dkk. “Manajemen Ritel”, Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Kaltara Tanjung
Selor.
Diat, Lantip Prasojo. 2018. Manajemen Strategi. Yogyakarta: UUY Press.