Anda di halaman 1dari 4

Nama :Jhosepin Mabui

Kelas/semester :A/3

Mk :

1. Mengapa keberadaan perusahaan asuransi sangat penting dalam kehidupan masyarakat


Indonesia saat ini?
Karna asuransi sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk memimalisir kerugian dsri
berbagi kejadian yang tidak terduga akan terjadi di masa depan contohnya seperti
kecelakaan, membayar boaya RS dan lain sebagaimanya misalny saya mempunyai
rumah senilai Rp 3 milyar. Rumah itu di gunakan sebagai usaha kos-kosan mahasiswa.
Tentu ada bagian bangunan yang dirancang menjadi beberapa kamar kos. Namun,hanya
memberikan proteksi yang lebih terhadap rumah sedangkan tidak untuk bangunan kos
yang di miliki.Apabila suatu hari terjadi kebakaran di rumah akibat ledakan gas, maka
dapat melakukan klaim asuransi dan memperoleh penggantian kerugian. Namun, ketika
kebakaran tersebut terjadi pada bangunan kos maka akan mengalami kerugian besar
dan perlu menanggung sendiri kerugian barang yang dimiliki oleh mahasiswa
dikarenakan kejadian ini terjadi oleh ledakan gas. Bisa terlihat bahwa manfaat asuransi
bagi masyarakat ini sangatlah penting sebagai jaminan properti hingga investasi yang di
miliki dan harus benar-benar memahami klausul penggantian yang tertera di dalam
buku polis, Tidak hanya asuransi harta benda saja, asuransi kesehatan juga sangat
penting untuk di miliki karena dapat memberikan perlindungan kesehatan jangka
panjang ketika sewaktu-waktu harus dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan atau
penyakit tertentu. Apabila memiliki asuransi kesehatan, tentunya dapat meringankan
beban keuangan ketika suatu membutuhkan asuransi dalam keadaan darurat.
2. Bgmna mekanisme pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian..?
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha asuransi di Indonesia diatur dalam undang-
undang nomor 2 tahun 1992 menentukan bahwa pembinaan dan pengawasan terhadap
usaha perasuransian dilakukan oleh menteri keuangan. Selanjutnya, dalam pasal 11
dinyatakan pula bahwa Pembinaan dan pengawasan perusahaan perasuransian tersebut
meliputi :
a. Kesehatan keuangan
b. Penyelenggaraan usaha, yang meliputi :
1. Syarat-syarat polis asuransi
Asuransi adalah kontrak yang dituangkan dalam bentuk polis.Sebagai suatu kontrak
maka ketentuan-ketentuan yang diatur didalamnya tidak boleh merugikan kepentingan
pemegang polis. Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
 Hari dan tanggal pembuatan perjanjian
 Nama tertanggung
 Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
 Jumlah yang diasuransikan
 Bahaya-bahaya yang ditanggung
 Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung
 Premi asuransi
 Umumnya segala sesuatu yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-
janji khusus yang diadakan antara para pihak.[5]
2. Tingkat premi
Untuk melindungi kepentingan masyarakat luas, penetapan premi harus tidak
memberatkan tertanggung, tidak mengancam kelangsungan usaha tertanggung, dan
tidak bersifat diskriminatif.
3. Penyelesaian klaim
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, peraturan pelaksanaan yang mencakup
masalah penyelesaian klaim akan menetapkan batas waktu maksimum antara saat
adanya kepastian mengenai jumlah klaim yang harus dibayar dengan saat pembayaran
klaim tersebut oleh penanggung.
4. Persyaratan keahlian di bidang perasuransian
Dalam persyaratan keahlian di bidang perasuransian ini diatur dalm PP Nomor 73 dalam
Pasal 26 yang berbunyi :
Pasal 1 Setiap penilai kerugian asuransi dalam menjalankan usahanya harus
mempergunakan keahlian berdasarkan norma profesi yang berlaku.
Pasal 2 Setiap konsultan aktuaria dalam menjalankan kegiatan usahanya harus
mempergunakan keahlian berdasarkan norma profesi yang berlaku.
Pasal 3 Menteri dapat memberikan arahan bagi penilai kerugian asuransi dan
konsultanaktuaria dalam menyusun norma profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan ayat (2).[6]
5. Hal-hal lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan usaha[7]
Pembinaan dan pengawasan seperti tersebut diatas termasuk jenis pengawasan aktif.
Sedangkan pengawasan pasif dapat dilakukan melalui kewajiban-kewajiban perusahaan
asuransi, yang terdiri dari :
1. Setiap perusahaan asuransi wajib menyampaikan neraca perhitungan laba rugi
perusahaan beserta penjelannya kepada menteri
2. Setiap perusahaan asuransi wajib menyampaikan laporan operasional kepada
menteri
3. Setiap perusahaan asuransi wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi
perusahaan dalam surat kabar Indonesia
4. Khusus untuk asuransi jiwa perusahaan asuransi wajib menyampaikan laporan
investasi kepada menteri.
3. Bgmna cara menghindari kejahatan yang terjadi di bidang perasuransian..?
Dalam bidang parasuransian ada berbagai kejahatan yang bisa terjadi misalnya
penipuan dan utuk menghidari kejahatan tersebut yaitu dengan
1. Tahu apa yang benar-benar dibutuhkan
Cara menghindari penipuan asuransi yang pertama adalahharus tahu apa yang di
butuhkan. Biasanya calon pemegang polis akan diberi waktu untuk mempelajari polis
yang akan dibelinya.

2. Membandingkan produk asuransi


Ada banyak perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi yang beragam.
Begitu juga dengan kelebihan dan kekurangannya. bisa membandingkan satu produk
dengan produk lainnya.
3. Tahu rekam jejak perusahaan
Ketahui rekam jejak perusahaan asuransi yang kamu pilih. Karena ada banyak saat ini
perusahaan asuransi yang baik dan terpercaya memiliki rekam jejak yang bagus pula.
4. Ketahui rekanannya
Perusahaan asuransi pasti memiliki banyak rekanan kerja yang bekerjasama dalam
pelayanan kepada pemegang polis. Oleh karena itu, harus tahu apakah rekanan itu
adalah yang terpercaya atau malah memiliki track record yang jelek.Misalnya untuk
rekanan rumah sakit, apakah rumah sakit yang merekomendasikan ini bagus
kualitasnya, pelayanannya, dan juga tempatnya.
5. Jangan menandatangani kertas/formulir kosong
Cara menghindari penipuan asuransi selanjutnya adalah jangan pernah kamu
menandatangani sebuah kertas/formulir kosong. Ini bisa jadi isi formulirnya direkayasa
oleh agen perusahaan asuransi.
6. Jangan membayar dp
Ada banyak agen-agen nakal dari perusahaan asuransi yang meminta uang dp dulu
untuk pembelian polismu. Pastikan bahwa hanya akan membayar jika ktelah memahami
pelayanan, perlindungan dan manfaat apa dari asuransi ini.
4. Dapatkah perusahaan asuransi dituntut secara perdata dan pidana jika merugikan pihak
tertanggung..?
Perusahan asuransi dapat di tuntut secara perdata karna apabila perusahaan Asuransi
tidak memenuhi prestasinya kepada Nasabah asuransi yaitu berupa pemberian ganti
rugi atas terjadinya peristiwa tidak pasti padahal Nasabah Asuransi sudah melaksanakan
prestasinya yaitu berupa pembayaran premi asuransi, maka Nasabah Asuransi dapat
mengajukan gugatan perdata wanprestasi kepada Pengadilan Negeri yang berwenang.
Di dalam UUK dan PKPU sendiri sudah mengatur mengenai akibat kepailitan terhadap
perjanjian timbal balik. Perjanjian asuransi adalah perjanjian timbal balik, oleh
karenanya pengaturan pasal 36 UUK dan PKPU mutatis mutandis untuk perjanjian
asuransi.
5. Bagaimana cara perusahaan asuransi mendapatkan izin operasional..? Apa saja
isi/substansi polis kec asuransi jiwa mnrt Psl 256 KUHD
Menurut ketentuan pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Bentuk badan
hukum penyelenggara Usaha Perasuransian adalah:
o perseroan terbatas
o koperasi atau
o usaha bersama yang telah ada pada saat undang-undang ini diundangkan.
Mengenai usaha bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dinyatakan
sebagai badan hukum berdasarkan undang-undang. Ketentuan lebih lanjut mengenai
badan hukum usaha bersama sebagaimana dimaksud diatur dalam peraturan
pemerintah.Apabila badan hukum yang menjalankan usaha perasuransian itu berbentuk
Perseroan Terbatas maka pendiriannya harus mengkuti ketentuan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Pasal 256
Semua polis, terkecuali polis pertanggungan jiwa, harus menyatakan
1. hari pengadaan pertanggungan itu;
2. nama orang yang mengadakan pertanggungan itu atas beban sendiri atau atas
beban orang lain;
3. uraian yang cukup jelas tentang barang yang dipertanggungkan;
4. jumlah uang yang untuk itu dipertanggungkan;
5. bahaya yang diambil oleh penanggung atas bebannya;
6. waktu mulai dan berakhirnya bahaya yang mungkin terjadi atas beban penanggung;
7. Premi pertanggungan; dan
8. pada umumnya, semua keadaan yang pengetahuannya tentang itu mungkin mutlak
Penting bagi penanggung, dan semua syarat yang diperjanjikan antara para pihak.
9. Polis itu harus ditandatangani oleh setiap Penanggung

Anda mungkin juga menyukai