1. Mengapa keberadaan perusahaan asuransi sangat penting dalam kehidupan masyarakat
Indonesia saat ini? Karna asuransi sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk memimalisir kerugian dsri berbagi kejadian yang tidak terduga akan terjadi di masa depan contohnya seperti kecelakaan, membayar boaya RS dan lain sebagaimanya misalny saya mempunyai rumah senilai Rp 3 milyar. Rumah itu di gunakan sebagai usaha kos-kosan mahasiswa. Tentu ada bagian bangunan yang dirancang menjadi beberapa kamar kos. Namun,hanya memberikan proteksi yang lebih terhadap rumah sedangkan tidak untuk bangunan kos yang di miliki.Apabila suatu hari terjadi kebakaran di rumah akibat ledakan gas, maka dapat melakukan klaim asuransi dan memperoleh penggantian kerugian. Namun, ketika kebakaran tersebut terjadi pada bangunan kos maka akan mengalami kerugian besar dan perlu menanggung sendiri kerugian barang yang dimiliki oleh mahasiswa dikarenakan kejadian ini terjadi oleh ledakan gas. Bisa terlihat bahwa manfaat asuransi bagi masyarakat ini sangatlah penting sebagai jaminan properti hingga investasi yang di miliki dan harus benar-benar memahami klausul penggantian yang tertera di dalam buku polis, Tidak hanya asuransi harta benda saja, asuransi kesehatan juga sangat penting untuk di miliki karena dapat memberikan perlindungan kesehatan jangka panjang ketika sewaktu-waktu harus dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan atau penyakit tertentu. Apabila memiliki asuransi kesehatan, tentunya dapat meringankan beban keuangan ketika suatu membutuhkan asuransi dalam keadaan darurat. 2. Bgmna mekanisme pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian..? Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha asuransi di Indonesia diatur dalam undang- undang nomor 2 tahun 1992 menentukan bahwa pembinaan dan pengawasan terhadap usaha perasuransian dilakukan oleh menteri keuangan. Selanjutnya, dalam pasal 11 dinyatakan pula bahwa Pembinaan dan pengawasan perusahaan perasuransian tersebut meliputi : a. Kesehatan keuangan b. Penyelenggaraan usaha, yang meliputi : 1. Syarat-syarat polis asuransi Asuransi adalah kontrak yang dituangkan dalam bentuk polis.Sebagai suatu kontrak maka ketentuan-ketentuan yang diatur didalamnya tidak boleh merugikan kepentingan pemegang polis. Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Hari dan tanggal pembuatan perjanjian Nama tertanggung Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan Jumlah yang diasuransikan Bahaya-bahaya yang ditanggung Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung Premi asuransi Umumnya segala sesuatu yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji- janji khusus yang diadakan antara para pihak.[5] 2. Tingkat premi Untuk melindungi kepentingan masyarakat luas, penetapan premi harus tidak memberatkan tertanggung, tidak mengancam kelangsungan usaha tertanggung, dan tidak bersifat diskriminatif. 3. Penyelesaian klaim Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, peraturan pelaksanaan yang mencakup masalah penyelesaian klaim akan menetapkan batas waktu maksimum antara saat adanya kepastian mengenai jumlah klaim yang harus dibayar dengan saat pembayaran klaim tersebut oleh penanggung. 4. Persyaratan keahlian di bidang perasuransian Dalam persyaratan keahlian di bidang perasuransian ini diatur dalm PP Nomor 73 dalam Pasal 26 yang berbunyi : Pasal 1 Setiap penilai kerugian asuransi dalam menjalankan usahanya harus mempergunakan keahlian berdasarkan norma profesi yang berlaku. Pasal 2 Setiap konsultan aktuaria dalam menjalankan kegiatan usahanya harus mempergunakan keahlian berdasarkan norma profesi yang berlaku. Pasal 3 Menteri dapat memberikan arahan bagi penilai kerugian asuransi dan konsultanaktuaria dalam menyusun norma profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2).[6] 5. Hal-hal lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan usaha[7] Pembinaan dan pengawasan seperti tersebut diatas termasuk jenis pengawasan aktif. Sedangkan pengawasan pasif dapat dilakukan melalui kewajiban-kewajiban perusahaan asuransi, yang terdiri dari : 1. Setiap perusahaan asuransi wajib menyampaikan neraca perhitungan laba rugi perusahaan beserta penjelannya kepada menteri 2. Setiap perusahaan asuransi wajib menyampaikan laporan operasional kepada menteri 3. Setiap perusahaan asuransi wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi perusahaan dalam surat kabar Indonesia 4. Khusus untuk asuransi jiwa perusahaan asuransi wajib menyampaikan laporan investasi kepada menteri. 3. Bgmna cara menghindari kejahatan yang terjadi di bidang perasuransian..? Dalam bidang parasuransian ada berbagai kejahatan yang bisa terjadi misalnya penipuan dan utuk menghidari kejahatan tersebut yaitu dengan 1. Tahu apa yang benar-benar dibutuhkan Cara menghindari penipuan asuransi yang pertama adalahharus tahu apa yang di butuhkan. Biasanya calon pemegang polis akan diberi waktu untuk mempelajari polis yang akan dibelinya.
2. Membandingkan produk asuransi
Ada banyak perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi yang beragam. Begitu juga dengan kelebihan dan kekurangannya. bisa membandingkan satu produk dengan produk lainnya. 3. Tahu rekam jejak perusahaan Ketahui rekam jejak perusahaan asuransi yang kamu pilih. Karena ada banyak saat ini perusahaan asuransi yang baik dan terpercaya memiliki rekam jejak yang bagus pula. 4. Ketahui rekanannya Perusahaan asuransi pasti memiliki banyak rekanan kerja yang bekerjasama dalam pelayanan kepada pemegang polis. Oleh karena itu, harus tahu apakah rekanan itu adalah yang terpercaya atau malah memiliki track record yang jelek.Misalnya untuk rekanan rumah sakit, apakah rumah sakit yang merekomendasikan ini bagus kualitasnya, pelayanannya, dan juga tempatnya. 5. Jangan menandatangani kertas/formulir kosong Cara menghindari penipuan asuransi selanjutnya adalah jangan pernah kamu menandatangani sebuah kertas/formulir kosong. Ini bisa jadi isi formulirnya direkayasa oleh agen perusahaan asuransi. 6. Jangan membayar dp Ada banyak agen-agen nakal dari perusahaan asuransi yang meminta uang dp dulu untuk pembelian polismu. Pastikan bahwa hanya akan membayar jika ktelah memahami pelayanan, perlindungan dan manfaat apa dari asuransi ini. 4. Dapatkah perusahaan asuransi dituntut secara perdata dan pidana jika merugikan pihak tertanggung..? Perusahan asuransi dapat di tuntut secara perdata karna apabila perusahaan Asuransi tidak memenuhi prestasinya kepada Nasabah asuransi yaitu berupa pemberian ganti rugi atas terjadinya peristiwa tidak pasti padahal Nasabah Asuransi sudah melaksanakan prestasinya yaitu berupa pembayaran premi asuransi, maka Nasabah Asuransi dapat mengajukan gugatan perdata wanprestasi kepada Pengadilan Negeri yang berwenang. Di dalam UUK dan PKPU sendiri sudah mengatur mengenai akibat kepailitan terhadap perjanjian timbal balik. Perjanjian asuransi adalah perjanjian timbal balik, oleh karenanya pengaturan pasal 36 UUK dan PKPU mutatis mutandis untuk perjanjian asuransi. 5. Bagaimana cara perusahaan asuransi mendapatkan izin operasional..? Apa saja isi/substansi polis kec asuransi jiwa mnrt Psl 256 KUHD Menurut ketentuan pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Bentuk badan hukum penyelenggara Usaha Perasuransian adalah: o perseroan terbatas o koperasi atau o usaha bersama yang telah ada pada saat undang-undang ini diundangkan. Mengenai usaha bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dinyatakan sebagai badan hukum berdasarkan undang-undang. Ketentuan lebih lanjut mengenai badan hukum usaha bersama sebagaimana dimaksud diatur dalam peraturan pemerintah.Apabila badan hukum yang menjalankan usaha perasuransian itu berbentuk Perseroan Terbatas maka pendiriannya harus mengkuti ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Pasal 256 Semua polis, terkecuali polis pertanggungan jiwa, harus menyatakan 1. hari pengadaan pertanggungan itu; 2. nama orang yang mengadakan pertanggungan itu atas beban sendiri atau atas beban orang lain; 3. uraian yang cukup jelas tentang barang yang dipertanggungkan; 4. jumlah uang yang untuk itu dipertanggungkan; 5. bahaya yang diambil oleh penanggung atas bebannya; 6. waktu mulai dan berakhirnya bahaya yang mungkin terjadi atas beban penanggung; 7. Premi pertanggungan; dan 8. pada umumnya, semua keadaan yang pengetahuannya tentang itu mungkin mutlak Penting bagi penanggung, dan semua syarat yang diperjanjikan antara para pihak. 9. Polis itu harus ditandatangani oleh setiap Penanggung