“HUKUM ASURANSI”
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Disusun oleh :
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kepada seluruh umat manusia, sehingga kami tetap imam dan islam,
serta komitmen insan yang haus akan ilmu pengetahuan.
Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
membawa kita dari zaman yang gelap menuju zaman yang terang benderang yakni dengan
agama islam.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyempurnaan makalah ini. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun makalah ini berisi mengenai
Hukum Asuransi.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masoh jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat penyusun harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan pengembangan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1. Pengertian Asuransi.....................................................................................2
2.2. Pengaturan Asuransi....................................................................................3
2.3. Perusahaan Asuransi...................................................................................5
2.4 Kegiatan Usaha Asuransi..............................................................................9
2.5 Perjanjian Asuransi....................................................................................10
2.6 Polis Asuransi............................................................................................13
BAB 3
PEUTUP...........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Srcara umum usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan
perlindungan pada tertanggung apabila terjadi resiko di masa mendatang. Apabila
risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar
nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini
sangat dibutuhkan dalam d u n i a b i s n i s y a n g p e n u h d e n g a n r i s i k o . S e c a r a
r a s i o n a l , p a r a p e l a k u b i s n i s a k a n mempertimbangkan untuk mengurangi risiko
yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluargaatau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yangakan dihadapi apabila ada
salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program
asuransi baik bagimasyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan
berbagai program syariahyang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak
perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua belah pihak, di mana pihak
satu berkewajiban membayar iuran/kontribusi/premi. Pihak yang lainnya memiliki kewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran/kontribusi/premi apabila terjadi
sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang
sudah dibuat. Berdasarkan pengertian asuransi tersebut, terdapat banyak hal yang dapat
diasuransikan. Mulai dari benda dan jasa, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, jiwa,
serta kepentingan-kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, atau berkurang
nilainya.
Menurut pengertian asuransi ini, pihak yang menyalurkan premi disebut sebagai
tertanggung, sementara pihak yang menerima premi disebut penanggung. Menurut pengertian
asuransi, premi adalah biaya yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung untuk resiko
yang ditanggung. Perjanjian kedua pihak ini, masih menurut pengertian asuransi, disebut
kebijakan. Kebijakan dalam pengertian asuransi dipahami sebagai sebuah kontrak legal yang
menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi.
Menurut pasal 246 KUHD, pengertian asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana
seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.
2
2.2. Pengaturan Asuransi
Asuransi mempunyai keterkaitan dengan hukum perdata dalam setiap ciri-ciri yang
bersangkutan. Dengan adanya Undang Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, maka asuransi sebagai sebuah unit kegiatan usaha atau bisnis juga dapat
diatur.
Hukum asuransi pada dasarnya berisikan ketentuan berkaitan dengan hak dan kewajiban
para pihak sebagai akibat dari perjanjian pengalihan dan penerimaan risiko oleh para pihak.
Hukum asuransi pada pokoknya merupakan objek hukum perdata. Dalam hal ini maka selain
yang diatur secara khusus dalam KUHD, sebagai sebuah perjanjian, maka ketentuan untuk
asuransi diatur dalam KUH Perdata.
Terkait mengenai syarat sahnya perjanjian, hal ini diatur dalam Pasal 1320 KUH
Perdata. Dalam Pasal 1320 dinyatakan ada empat buah syarat sah perjanjian, yakni.
Perjanjian asuransi diatur dalam Pasal 1774 KUHPerdata yang menyatakan: “Suatu
perjanjian untung untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung
ruginya, baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada
suatu kejadian yang belum tentu. Demikian adalah perjanjian pertanggungan, bunga
cagak hidup;perjudian dan pertaruhan.”
Terkait dengan bunyi pasal di atas, asuransi digolongkan sebagai perjanjian untung
untungan seperti perjudian. Karakteristik perjanjian untung untungan adalah
berdasarkan kemungkinan yang sangat bersifat spekulatif dengan tujuan utama hanya
kepentingan keuangan, padahal perjanjian asuransi pada dasarnya mempunyai tujuan
yang lebih pasti, yaitu memperalihkan risiko yang sudah ada yang berkaitan pada
kemanfaatan ekonomi tertentu sehingga tetap di posisi yang sama.
3
B. Pengaturan Asuransi dalam KUH Dagang
Hal ini telah tertulis didalam Undang Undang Hukum Dagang Pasal 246.
Ø Bahaya kebakaran
Ø Bahaya bahaya yang mengancam hasil hasil pertanian yang belum panen
Ø Jiwa seseorang atau lebih
Ø Bahaya laut dan perbudakan
Ø Bahaya yang mengancam pengangkutan di daratan, sungai sungai dan
perairan darat.
Dari berbagai macam asuransi yang disebutkan dalam hukum Dagang, dapat dilakukan
penggolongan besar sebagai berikut;
Ø Asuransi kerugian atau asuransi umum yang terdiri dari asuransi kebakaran
dan asuransi pertanian.
Ø Asuransi jiwa
Ø Asuransi pengangkutan laut, darat, sungai
Berdasarkan jenis jenis asuransi yang ada di KUH Dagang, asuransi lebih
menitikberatkan kepada asuransi kerugian saja. Padahal telah terdapat jenis produk asuransi
yang memerlukan pengaturan, seperti asuransi kesehatan, asuransi kendaraan bermotor,
hingga asuransi penerbangan yang belum diatur dalam KUH Dagang.
C. Pengaturan Asuransi Dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian
Kebutuhan akan asuransi yang makin berkembang dari zaman ke zaman memerlukan
aturan yang makin dapat mencakup kebutuhan pengaturan asuransi secara keseluruhan.
Undang Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian menjadi titik perkembangan
pengaturan terkait dengan perasuransian yang semakin hari semakin dibutuhkan.
Undang Undang Nomor 2 Tahun 1992 memberi pengertian asuransi atau pertanggungan.
Sebagai sebuah bisnis, pengaturan asuransi dalam undang undang ini masih mengacu terkait
bahwa asuransi merupakan suatu perjanjian, tidak dapat dipungkiri merupakan
penyempurnaan definisi yang ada di dalam KUH Dagang.
4
2.3. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi di indonesia Indonesia kini lebih kreatif dalam mengemas
produknya, sehingga bisa menjangkau semua kalangan bahkan oleh para pengemudi ojek
online sekalipun.
Sebagai contoh, ada perusahaan yang menawarkan asuransi demam berdarah yang
selalu marak setiap memasuki musim hujan dengan premi yang sangat murah, hanya Rp50
ribu per tahun. Artinya, asuransi bukan lagi sesuatu hal yang eksklusif dan hanya
dikhususkan pada kalangan tertentu saja, melainkan bisa dimiliki dan dijangkau oleh semua
kalangan dengan pendapatan atau penghasilan di bawah UMR sekalipun. Berikut in 10 di
antaranya yang sudah terdaftar di OJK dan bisa menjadi acuan bagi seseorang yang ingin
mencari asuransi terbaik dengan premi yang sangat terjangkau.
5
termasuk cukup lengkap meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
hingga dana pensiun.
AXA Mandiri merupakan perusahaan patungan dengan PT. Bank Mandiri. Sehingga dari
namanya saja sudah tersemat kata Mandiri di belakangnya. AXA Mandiri Financial Services
masuk dalam bagian perusahaan yang diperhitungkan di Indonesia. Perusahaan ini sudah
berdiri sejak tahun 2003 dan merupakan bagian dari AXA Group yang memiliki jumlah
nasabah mencapai 104 juta di 64 negara yang berbeda.
Asuransi Indolife dikenal sejak tahun 1991 dengan inti produk asuransi jiwa dan dana
pensiun. Berada dalam naungan Salim Group di ibukota, Indolife dikenal berkomitmen untuk
memberikan layanan terbaik bagi nasabahnya.
BNI Life Insurance (BNI Life) adalah perusahaan milik PT. Bank negara Indonesia
dengan saham 60 persen dan Sumitomo Life Insurance Company dari Jepang dengan
kepemilikan saham hingga 39,9 persen. BNI Life termasuk salah satu asuransi top di
Indonesia. Terbukti pada masa sulit di tahun 2015, BNI Life tetap bisa masuk dalam 5 jajaran
perusahaan asuransi jiwa dengan new business premium.
Asuransi Reliance Indonesia yang didirikan pada tahun 2002 sudah langsung
mengeluarkan produk asuransi kendaraan bermotor serta berbagai macam produk asuransi
umum lainnya. Hingga saat ini, PT. Asuransi Reliance Indonesia sudah memiliki lebih dari
500 ribu nasabah dengan 4 kantor cabang dan 8 kantor perwakilan di seluruh Indonesia.
6
Asuransi Sinar Mas termasuk salah satu perusahaan terkemuka yang memberikan proteksi
asuransi kerugian kepada para nasabahnya. Hingga tahun 2014 saja, ASM sudah memiliki 33
kantor cabang dan 71 kantor cabang pemasaran di seluruh Indonesia. Bukan hanya
menawarkan produk asuransi kesehatan saja, ASM juga unggul dalam asuransi properti,
pengangkutan, hingga proteksi kredit UKM. Pada tahun 2014, Indonesia Insurance Consumer
Choice Awards memilih ASM sebagai The Best General Insurance Company in 2014.
Perusahaan ini memiliki jaringan di Hong Kong, Macau, Singapura, Thailand, Vietnam,
dan Jepang. FWD didirikan pada tahun 2013 dengan nama perusahaan PT FWD Life
Indonesia (FWD Life). Perusahaan ini sudah merambah dalam pemasaran online dengan
premi yang sangat terjangkau, perusahaan ini berada di bawah naungan FWD Group. Mereka
menyasar kalangan yang sudah melek digital dengan memanfaatkan teknologi terkini.
Dalam pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan asuransi jiwa adalah
perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup
atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Perusahaan asuransi jiwa bekerja
dengan cara mengumpulkan dana dari masyarakat yang kemudian diinvestasikan, guna
membayar kewajiban kepada pemegang polis kelak.
Dalam pengertian sederhananya, perusahaan asuransi melindungi risiko harta benda, aset
dan kegiatan seseorang yang dalam perjalanan hidupnya berpeluang mengalami risiko
kehilangan atau kecelakaan. Contoh asuransi umum meliputi asuransi kendaraan bermotor,
asuransi properti, asuransi kecelakaan, asuransi perjalanan, asuransi kredit, asuransi
pengangkutan, asuransi rekayasa, asuransi kebakaran, asuransi mikro, asuransi hewan
peliharaan.
7
3. Perusahaan Asuransi Wajib
Ketiga perusahaan tersebut memiliki lini usaha berbeda-beda. Misalnya, PT Asabri adalah
BUMN yang bergerak di asuransi sosial untuk pembayaran pensiun TNI, Polisi dan PNS
Kementerian Pertahanan. Lalu ada juga PT Taspen (Persero) adalah asuransi tabungan hari
tua dan dana pensiun untuk PNS. Terakhir, PT Jasa Raharja adalah perusahaan yang bergerak
di asuransi sosial khusus asuransi kecelakaan. Ketiga asuransi wajib tersebut adalah BUMN
atau milik pemerintah lewat Kementerian BUMN.
Pemerintah menjamin setiap warga negaranya dapat mengakses fasilitas kesehatan. Lewat
amanat Undang-Undang tentang sistem jaminan sosial, setiap warga negara Indonesia
dijamin kebutuhan hidupnya secara kesehatan dan keselamatan kerja.
Karena itu, pemerintah membentuk Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial atau BPJS
sebagai perusahaan asuransi sosial yang memastikan warganya mendapat perlindungan
tersebut. Perusahaan asuransi sosial tersebut adalah BPJS Kesehatan yang sebelumnya adalah
PT Asuransi Kesehatan (Persero) dan BPJS Ketenagakerjaan yang sebelumnya PT
Jamsostek.
Kedua BPJS ini memberikan program jaminan sosial, seperti jaminan kesehatan,
kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, dan jaminan kematian. Besaran iuran yang dibayarkan
peserta dihitung oleh pemerintah. Kepesertaan untuk program ini bersifat wajib bagi para
pekerja dan iurannya langsung dipotong dari upah pemberi kerja.
5. Perusahaan Reasuransi
8
Saat ini di Indonesia ada enam perusahaan reasuransi yang beroperasi. Keenam
perusahaan asuransi ini terdaftar dan diawasi oleh OJK, yaitu:
1. Perusahaan Asuransi:
a. Perusahaan Asuransi Umum, adalah perusahaan yang memberikan jasa
pertanggungan risiko yang memberikan penggantian karena kerugian, kerusakan,
biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.
b. Perusahaan Asuransi Jiwa, adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis,
tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia
atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung, atau
pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
c. Perusahaan Reasuransi, adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi
Kerugian, Perusahaan Asuransi Jiwa, Perusahaan Penjaminan, atau Perusahaan
Reasuransi lainnya.
9
b. Perusahaan Pialang Reasuransi, adalah perusahaan yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti
rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi,
perusahaan penjaminan, perusahaan reasuransi.
c. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, adalah perusahaan yang memberikan jasa
penilaian terhadap klaim dan/atau jasa konsultasi atas obyek asuransi yang
dipertanggungkan.
Perjanjian asuransi dalam pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi
Perjanjian asuransi adalah perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tak tentu.
Dari perjanjian asuransi diatas dapat disimpulkan bahwa unsure-unsur yang terdapat
dalam perjanjian asuransi adalah :
a. Pihak-pihak
b. Status pihak-pihak
c. Objek asuransi
d. Peristiwa Asuransi
e. Hubungan Asuransi
Dalam KUH Perdata, perjanjian asuransi diklasifikasikan sebagai salah satu dari yang
termasuk perjanjian untung-untungan sebagaimana yang tercantum pada Pasal 1774. Pasal
pertama KUH Dagang yang mengatur perjanjian asuransi dimulai dalam pasal 246 yaitu yang
memberikan batasan perjanjian asuransi.
10
Jadi meskipun perjanjian asuransi atau perjanjian pertanggungan secara umum oleh
KUH Perdata disebutkan sebagai salah satu bentuk perjanjian untung-untungan, sebenarnya
merupakan satu penerapan yang sama sekali tidak tepat. Peristiwa yang belum pasti terjadi itu
merupakan syarat baik dalam perjanjian untung-untungan maupun dalam perjanjian asuransi
atau pertanggungan. Perjanjian itu diadakan dengan maksud untuk memperoleh suatu
kepastian atas kembalinya keadaan atau ekonomi sesuai dengan semula sebelum terjadi
peristiwa. Batasan perjanjian asuransi secara formal terdapat dalam pasal 246 Kitab Undang-
undang Hukum Dagang.
a. Pengalihan resiko diimbangi dengan premi yang dibayarkan , sehingga premi ini
sebagai pengganti dari kerugian yang timbul.
b. Kepentingan syarat mutlak
c. Kalaupun ada gugatan yang diajukan baik dari pihak penanggung maupun
tertanggung, diselesaikan melalui pengadilan.
d. Adanya suatu akibat hokum dari perjanjian tersebut.
Sebagai perjanjian, maka ketentuan syarat-syarat sah suatu perjanjian dalam KUH
Perdata berlaku juga pada perjanjian asuransi. Karena perjanjian asuransi merupakan
perjanjian khusus, maka di samping ketentuan syarat-syarat sah suatu perjanjian, berlaku juga
syarat-syarat khusus yang diatur dalam KUHD. Syarat-syarat sah perjanjian diatur dalam
pasal 1320 KUHPerdata..
a. Kesepakatan (consensus)
b. Kewenangan (authority)
11
Kedua pihak tertanggung dan penanggung wenang melakukan perbuatan hukum
yang diakui oleh undang-undang. Kewenangan berbuat tersebut ada yang bersifat
subjektif dan ada yang bersifat objektif. Kewenangan subjektif artinya kedua pihak
sudah dewasa, sehat ingatan, tidak berada di bawah perwakilan (trusteeship), dan
pemegang kuasa yang sah. Kewenangan objektif artinya tertanggung mempunyai
hubungan sah dengan benda objek asuransi karena benda tersebut adalah kekayaan
milknya sendiri.
Objek tertentu dalam Perjanjian Asuransi adalah objek yang diasuransikan, dapat
berupa harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan dapat pula
berupa jiwa atau raga manusia. Objek tertentu berupa harta kekayaan dan kepentingan
yang melekat pada harta kekayaan terdapat pada Perjanjian Asuransi kerugian
sedangkan objek tertentu berupa jiwa atau raga manusia terdapat pada Perjanjian
Asuransi jiwa.
Kausa yang halal maksudnya adalah isi perjanjian asuransi itu tidak dilarang
undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan
dengan kesusilaan.
12
2.6 Polis Asuransi
A. Fungsi Polis
Sesuai Ketentuan pasal 225 Kitab Undang-Undang hukum Dagang (KHUD) perjanjian
asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut “Polis” yang memuat
kesepakatan, syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak
dan kewajiban para pihak (tertanggung dan penanggung)dalam mencapai tujuan asuransi.
Dengan demikian, polis merupakan alat bukti tertulis tentang telah terjadinya sebuah
perjanjian asurani antara penanggung dan tertanggung.
Diberi fungsinya sebagai alat bukti tertulis, maka para pihak (khusus tertanggung)
wajib meperhatikan kejelasan isi polis, baik yang tidak menanggung kata-kata atau kalimat
yang memungkinkan perbedaan antar interprestasi sehingga menimbulkan perselisihan.
B. Isi Polis
Berdasarkan pasal 255 KUHD , polis merupakan akta tertulis mengenai pertanggungan
jiwa. Isi polis menyatakan :
13
BAB 3
PEUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua belah pihak, di mana pihak
satu berkewajiban membayar iuran/kontribusi/premi. Pihak yang lainnya memiliki kewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran/kontribusi/premi apabila terjadi
sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang
sudah dibuat.
Degan adanya Undang Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransi,
asuransi daoat diatur dalam Pengaturan Asuransi dalam K.U.H. Perdata, dan Pengaturan
Asuransi dalam KUH Dagan yang telah tertulis didalam Undang Undang Hukum Dagang
Pasal 246.
Usaha perasuransian merupakan kegiatan usaha yang bergerak di bidang Jasa pertanggungan
atau pengelolaan risiko, pertanggungan ulang risiko, Pemasaran dan distribusi produk
asuransi atau produk asuransi syariah, dll.
Perjanjian asuransi dalam pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi
Perjanjian asuransi adalah perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tak tentu.
14
Berdasarkan pasal 255 KUHD , polis merupakan akta tertulis mengenai pertanggungan
jiwa. Isi polis menyatakan; hari ditutupnya pertanggungan, nama orang yang menutup
pertanggungan atas tanggungan sendiri atau tanggungan orang lain, suatu uraian yang cukup
jelas mengenai barang yang dipertanggungkan.
DAFTAR PUSTAKA
15