Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“HUKUM ASURANSI”
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Hukum Bisnis

Dosen Pengampu : Bani Idris

Disusun oleh :

Muhammad ‘Isa Gautama (19401760)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN AN-NUR

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kepada seluruh umat manusia, sehingga kami tetap imam dan islam,
serta komitmen insan yang haus akan ilmu pengetahuan.

Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
membawa kita dari zaman yang gelap menuju zaman yang terang benderang yakni dengan
agama islam.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyempurnaan makalah ini. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun makalah ini berisi mengenai
Hukum Asuransi.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masoh jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat penyusun harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan pengembangan makalah
ini.

Bantul, 23 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1. Pengertian Asuransi.....................................................................................2
2.2. Pengaturan Asuransi....................................................................................3
2.3. Perusahaan Asuransi...................................................................................5
2.4 Kegiatan Usaha Asuransi..............................................................................9
2.5 Perjanjian Asuransi....................................................................................10
2.6 Polis Asuransi............................................................................................13
BAB 3
PEUTUP...........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Srcara umum usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan
perlindungan pada tertanggung apabila terjadi resiko di masa mendatang. Apabila
risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar
nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini
sangat dibutuhkan dalam d u n i a b i s n i s y a n g p e n u h d e n g a n r i s i k o . S e c a r a
r a s i o n a l , p a r a p e l a k u b i s n i s a k a n mempertimbangkan untuk mengurangi risiko
yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluargaatau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yangakan dihadapi apabila ada
salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program
asuransi baik bagimasyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan
berbagai program syariahyang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak
perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah memgenai :

1. Apa pengertian asuransi?


2. Apa dimaksud dengan pengaturan dalam asuransi?
3. Apa saja perusahaan asuransi itu?
4. Apa saja kegiatan dalam usaha asuransi
5. Apa saja primsip perjanjian didalam asuransi itu?
6. Apa yang dimaksud dengan polis asuransi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pegertian asuransi.
2. Untuk mengetahui maksud pengaturan asuransi.
3. Untuk mengetahui macam perusahaan asuransi.
4. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dalam asuransi.
5. Untuk mengetahui prinsip perjanjian dalam asuransi.
6. Untuk mengetahui meksud polis asuransi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua belah pihak, di mana pihak
satu berkewajiban membayar iuran/kontribusi/premi. Pihak yang lainnya memiliki kewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran/kontribusi/premi apabila terjadi
sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang
sudah dibuat. Berdasarkan pengertian asuransi tersebut, terdapat banyak hal yang dapat
diasuransikan. Mulai dari benda dan jasa, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, jiwa,
serta kepentingan-kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, atau berkurang
nilainya.

Pengertian asuransi menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha


perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.

Menurut pengertian asuransi ini, pihak yang menyalurkan premi disebut sebagai
tertanggung, sementara pihak yang menerima premi disebut penanggung. Menurut pengertian
asuransi, premi adalah biaya yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung untuk resiko
yang ditanggung. Perjanjian kedua pihak ini, masih menurut pengertian asuransi, disebut
kebijakan. Kebijakan dalam pengertian asuransi dipahami sebagai sebuah kontrak legal yang
menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi.

Menurut pasal 246 KUHD, pengertian asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana
seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.

2
2.2. Pengaturan Asuransi
Asuransi mempunyai keterkaitan dengan hukum perdata dalam setiap ciri-ciri yang
bersangkutan. Dengan adanya Undang Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, maka asuransi sebagai sebuah unit kegiatan usaha atau bisnis juga dapat
diatur.

A. Pengaturan Asuransi dalam K.U.H. Perdata

Hukum asuransi pada dasarnya berisikan ketentuan berkaitan dengan hak dan kewajiban
para pihak sebagai akibat dari perjanjian pengalihan dan penerimaan risiko oleh para pihak.
Hukum asuransi pada pokoknya merupakan objek hukum perdata. Dalam hal ini maka selain
yang diatur secara khusus dalam KUHD, sebagai sebuah perjanjian, maka ketentuan untuk
asuransi diatur dalam KUH Perdata.

² Syarat Sahnya Sebuah Perjanjian

Terkait mengenai syarat sahnya perjanjian, hal ini diatur dalam Pasal 1320 KUH
Perdata. Dalam Pasal 1320 dinyatakan ada empat buah syarat sah perjanjian, yakni.

Ø Sepakat mereka yang mengikatkan diri


Ø Kecakapan untuk membuat perikatan
Ø Suatu hal tertentu
Ø Untuk sebab yang halal
² Dasar Hukum Perjanjian Asuransi

Perjanjian asuransi diatur dalam Pasal 1774 KUHPerdata yang menyatakan: “Suatu
perjanjian untung untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung
ruginya, baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada
suatu kejadian yang belum tentu. Demikian adalah perjanjian pertanggungan, bunga
cagak hidup;perjudian dan pertaruhan.”

Terkait dengan bunyi pasal di atas, asuransi digolongkan sebagai perjanjian untung
untungan seperti perjudian. Karakteristik perjanjian untung untungan adalah
berdasarkan kemungkinan yang sangat bersifat spekulatif dengan tujuan utama hanya
kepentingan keuangan, padahal perjanjian asuransi pada dasarnya mempunyai tujuan
yang lebih pasti, yaitu memperalihkan risiko yang sudah ada yang berkaitan pada
kemanfaatan ekonomi tertentu sehingga tetap di posisi yang sama.

3
B. Pengaturan Asuransi dalam KUH Dagang

Hal ini telah tertulis didalam Undang Undang Hukum Dagang Pasal 246.

a. Pengolahan dan jenis jenis Asuransi

Dalam Pasal 247 KUH Dagang, asuransi dapat termasuk pada

Ø Bahaya kebakaran
Ø Bahaya bahaya yang mengancam hasil hasil pertanian yang belum panen
Ø Jiwa seseorang atau lebih
Ø Bahaya laut dan perbudakan
Ø Bahaya yang mengancam pengangkutan di daratan, sungai sungai dan
perairan darat.

Dari berbagai macam asuransi yang disebutkan dalam hukum Dagang, dapat dilakukan
penggolongan besar sebagai berikut;

Ø Asuransi kerugian atau asuransi umum yang terdiri dari asuransi kebakaran
dan asuransi pertanian.
Ø Asuransi jiwa
Ø Asuransi pengangkutan laut, darat, sungai

Berdasarkan jenis jenis asuransi yang ada di KUH Dagang, asuransi lebih
menitikberatkan kepada asuransi kerugian saja. Padahal telah terdapat jenis produk asuransi
yang memerlukan pengaturan, seperti asuransi kesehatan, asuransi kendaraan bermotor,
hingga asuransi penerbangan yang belum diatur dalam KUH Dagang.

C. Pengaturan Asuransi Dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian

Kebutuhan akan asuransi yang makin berkembang dari zaman ke zaman memerlukan
aturan yang makin dapat mencakup kebutuhan pengaturan asuransi secara keseluruhan.
Undang Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian menjadi titik perkembangan
pengaturan terkait dengan perasuransian yang semakin hari semakin dibutuhkan.

Undang Undang Nomor 2 Tahun 1992 memberi pengertian asuransi atau pertanggungan.
Sebagai sebuah bisnis, pengaturan asuransi dalam undang undang ini masih mengacu terkait
bahwa asuransi merupakan suatu perjanjian, tidak dapat dipungkiri merupakan
penyempurnaan definisi yang ada di dalam KUH Dagang.

4
2.3. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi di indonesia Indonesia kini lebih kreatif dalam mengemas
produknya, sehingga bisa menjangkau semua kalangan bahkan oleh para pengemudi ojek
online sekalipun.

Sebagai contoh, ada perusahaan yang menawarkan asuransi demam berdarah yang
selalu marak setiap memasuki musim hujan dengan premi yang sangat murah, hanya Rp50
ribu per tahun. Artinya, asuransi bukan lagi sesuatu hal yang eksklusif dan hanya
dikhususkan pada kalangan tertentu saja, melainkan bisa dimiliki dan dijangkau oleh semua
kalangan dengan pendapatan atau penghasilan di bawah UMR sekalipun. Berikut in 10 di
antaranya yang sudah terdaftar di OJK dan bisa menjadi acuan bagi seseorang yang ingin
mencari asuransi terbaik dengan premi yang sangat terjangkau.

1. Perusahaan Asuransi Allianz


Allianz Indonesia adalah salah satu perusahaan terkemuka internasional yang memiliki
cabang di Indonesia dengan fokus usaha dalam layanan asuransi serta manajemen aset.
Allianz memiliki 76 juta nasabah di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Allianz mulai hadir
di Indonesia sejak tahun 1981, namun baru resmi berdiri pada tahun 1989 dengan pelayanan
asuransi umum.
Puncaknya pada tahun 2006, Allianz membentuk PT Asuransi Allianz Life Indonesia
yang memberikan layanan asuransi jiwa, kesehatan, dan dana pensiun. Jaringan Allianz di
Indonesia termasuk yang paling banyak, dengan cakupan hingga 44 kota dan 88 titik
pelayanan di Indonesia. Di Indonesia sendiri, jumlah nasabah Allianz sudah mencapai 1,8
juta pada tahun 2010.

2. Perusahaan Asuransi Prudential


Perusahaan yang didirikan pada tahun 1995 ini merupakan bagian dari jaringan
perusahaan ternama di Inggris. PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) hingga
saat ini sudah memiliki nasabah sekitar 2,3 juta pada tahun 2017.
Selain memiliki produk asuransi unit link, asuransi Prudential juga memiliki produk
asuransi syariah yang diluncurkan sejak tahun 2007. Perusahaan ini sudah berpengalaman
selama hampir 168 tahun di bidang asuransi. Di Indonesia sendiri jumlah dana yang dikelola
dari nasabah mencapai Rp 70 triliun lebih.

3. Perusahaan Asuransi AIA Financial


AIA Financial (AIA) adalah salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Pastinya,
perusahaan ini sudah resmi terdaftar dalam OJK. Produk asuransi yang ditawarkan AIA

5
termasuk cukup lengkap meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
hingga dana pensiun.

4. Perusahaan Asuransi AXA Mandiri

AXA Mandiri merupakan perusahaan patungan dengan PT. Bank Mandiri. Sehingga dari
namanya saja sudah tersemat kata Mandiri di belakangnya. AXA Mandiri Financial Services
masuk dalam bagian perusahaan yang diperhitungkan di Indonesia. Perusahaan ini sudah
berdiri sejak tahun 2003 dan merupakan bagian dari AXA Group yang memiliki jumlah
nasabah mencapai 104 juta di 64 negara yang berbeda.

5. Perusahaan Asuransi Indolife

Asuransi Indolife dikenal sejak tahun 1991 dengan inti produk asuransi jiwa dan dana
pensiun. Berada dalam naungan Salim Group di ibukota, Indolife dikenal berkomitmen untuk
memberikan layanan terbaik bagi nasabahnya.

6. Perusahaan Asuransi Sequis

PT Asuransi Jiwa Sequis Life merupakan salah satu perusahaan terpercaya di


Indonesia yang telah terdaftar dalam OJK. Perusahaan yang didirikan 34 tahun yang lalu ini
memiliki jumlah polis lebih dari 440 ribu dengan jaringan hingga 29 kota di Indonesia.
Berbagai macam produknya seperti asuransi kesehatan, jiwa, dan asuransi untuk karyawan.
Selain itu, mereka juga memiliki unit usaha untuk memasarkan reksa dana melalui PT. Sequis
Aset Manajemen.

7. Perusahaan Asuransi BNI Life

BNI Life Insurance (BNI Life) adalah perusahaan milik PT. Bank negara Indonesia
dengan saham 60 persen dan Sumitomo Life Insurance Company dari Jepang dengan
kepemilikan saham hingga 39,9 persen. BNI Life termasuk salah satu asuransi top di
Indonesia. Terbukti pada masa sulit di tahun 2015, BNI Life tetap bisa masuk dalam 5 jajaran
perusahaan asuransi jiwa dengan new business premium.

8. Perusahaan Asuransi Reliance Indonesia

Asuransi Reliance Indonesia yang didirikan pada tahun 2002 sudah langsung
mengeluarkan produk asuransi kendaraan bermotor serta berbagai macam produk asuransi
umum lainnya. Hingga saat ini, PT. Asuransi Reliance Indonesia sudah memiliki lebih dari
500 ribu nasabah dengan 4 kantor cabang dan 8 kantor perwakilan di seluruh Indonesia.

9. Perusahaan Asuransi Sinar Mas

6
Asuransi Sinar Mas termasuk salah satu perusahaan terkemuka yang memberikan proteksi
asuransi kerugian kepada para nasabahnya. Hingga tahun 2014 saja, ASM sudah memiliki 33
kantor cabang dan 71 kantor cabang pemasaran di seluruh Indonesia. Bukan hanya
menawarkan produk asuransi kesehatan saja, ASM juga unggul dalam asuransi properti,
pengangkutan, hingga proteksi kredit UKM. Pada tahun 2014, Indonesia Insurance Consumer
Choice Awards memilih ASM sebagai The Best General Insurance Company in 2014.

10. Perusahaan Asuransi FWD

Perusahaan ini memiliki jaringan di Hong Kong, Macau, Singapura, Thailand, Vietnam,
dan Jepang. FWD didirikan pada tahun 2013 dengan nama perusahaan PT FWD Life
Indonesia (FWD Life). Perusahaan ini sudah merambah dalam pemasaran online dengan
premi yang sangat terjangkau, perusahaan ini berada di bawah naungan FWD Group. Mereka
menyasar kalangan yang sudah melek digital dengan memanfaatkan teknologi terkini.

Berikut ini jenis-jenis perusahaan asuransi di Indonesia :

1. Perusahaan Asuransi Jiwa

Dalam pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan asuransi jiwa adalah
perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup
atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Perusahaan asuransi jiwa bekerja
dengan cara mengumpulkan dana dari masyarakat yang kemudian diinvestasikan, guna
membayar kewajiban kepada pemegang polis kelak.

Cara pengumpulan dananya adalah dengan penawaran produk perlindungan yang


diberikan terkait kondisi hidup atau meninggal. Selanjutnya, perusahaan asuransi jiwa
memberikan jasa penanggulangan risiko kepada pemegang polis atau tertanggung, pihak lain
yang berhak bila kondisinya yang tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup yang sesuai
dengan perjanjian polis.

2. Perusahaan Asuransi Umum

Perusahaan asuransi umum adalah perusahaan yang memberikan pertanggungan risiko


karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.

Dalam pengertian sederhananya, perusahaan asuransi melindungi risiko harta benda, aset
dan kegiatan seseorang yang dalam perjalanan hidupnya berpeluang mengalami risiko
kehilangan atau kecelakaan. Contoh asuransi umum meliputi asuransi kendaraan bermotor,
asuransi properti, asuransi kecelakaan, asuransi perjalanan, asuransi kredit, asuransi
pengangkutan, asuransi rekayasa, asuransi kebakaran, asuransi mikro, asuransi hewan
peliharaan.

7
3. Perusahaan Asuransi Wajib

Perusahaan asuransi wajib adalah perusahaan asuransi yang pengelolaannya di bawah


tanggung jawab negara dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berdasarkan data
OJK perusahaan yang merupakan jenis perusahaan asuransi wajib ada tiga, yakni PT Asabri
(Persero), PT Taspen (Persero), PT Jasa Raharja (Persero).

Ketiga perusahaan tersebut memiliki lini usaha berbeda-beda. Misalnya, PT Asabri adalah
BUMN yang bergerak di asuransi sosial untuk pembayaran pensiun TNI, Polisi dan PNS
Kementerian Pertahanan. Lalu ada juga PT Taspen (Persero) adalah asuransi tabungan hari
tua dan dana pensiun untuk PNS. Terakhir, PT Jasa Raharja adalah perusahaan yang bergerak
di asuransi sosial khusus asuransi kecelakaan. Ketiga asuransi wajib tersebut adalah BUMN
atau milik pemerintah lewat Kementerian BUMN.

4. Perusahaan Asuransi Sosial

Pemerintah menjamin setiap warga negaranya dapat mengakses fasilitas kesehatan. Lewat
amanat Undang-Undang tentang sistem jaminan sosial, setiap warga negara Indonesia
dijamin kebutuhan hidupnya secara kesehatan dan keselamatan kerja.

Karena itu, pemerintah membentuk Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial atau BPJS
sebagai perusahaan asuransi sosial yang memastikan warganya mendapat perlindungan
tersebut. Perusahaan asuransi sosial tersebut adalah BPJS Kesehatan yang sebelumnya adalah
PT Asuransi Kesehatan (Persero) dan BPJS Ketenagakerjaan yang sebelumnya PT
Jamsostek.

Kedua BPJS ini memberikan program jaminan sosial, seperti jaminan kesehatan,
kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, dan jaminan kematian. Besaran iuran yang dibayarkan
peserta dihitung oleh pemerintah. Kepesertaan untuk program ini bersifat wajib bagi para
pekerja dan iurannya langsung dipotong dari upah pemberi kerja.

5. Perusahaan Reasuransi

Perusahaan reasuransi adalah perusahaan asuransi yang memberi pertanggungan terhadap


risiko yang dihadapi perusahaan asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan reasuransi
lainnya.

Perusahaan reasuransi membantu perusahaan asuransi dalam sejumlah hal, seperti:

Ø Memperbesar kapasitas penerimaan risiko-risiko tertentu oleh perusahaan asuransi.


Ø Meminimalkan penyebaran risiko yang ditanggung.
Ø Mendukung stabilisasi keuntungan perusahaan.
Ø Meminimalkan cadangan teknis yang dibutuhkan.
Ø Mengembangkan kegiatan perusahaan serta peningkatan asas profesionalisme dan
daya saing perusahaan.

8
Saat ini di Indonesia ada enam perusahaan reasuransi yang beroperasi. Keenam
perusahaan asuransi ini terdaftar dan diawasi oleh OJK, yaitu:

Ø PT Maskapai Reasuransi Indonesia, Tbk.


Ø PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero)
Ø PT Reasuransi International Indonesia
Ø PT Reasuransi Maipark Indonesia

2.4 Kegiatan Usaha Asuransi


Usaha perasuransian merupakan kegiatan usaha yang bergerak di bidang:

a. Jasa pertanggungan atau pengelolaan risiko.


b. Pertanggungan ulang risiko.
c. Pemasaran dan distribusi produk asuransi atau produk asuransi syariah.
d. Konsultasi dan keperantaraan asuransi, asuransi syariah, reasuransi, atau reasuransi
syariah, atau
e. Penilai kerugian asuransi atau asuransi syariah..

Usaha perasuransian dilaksanakan oleh:

1. Perusahaan Asuransi:
a. Perusahaan Asuransi Umum, adalah perusahaan yang memberikan jasa
pertanggungan risiko yang memberikan penggantian karena kerugian, kerusakan,
biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.
b. Perusahaan Asuransi Jiwa, adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis,
tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia
atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung, atau
pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
c. Perusahaan Reasuransi, adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi
Kerugian, Perusahaan Asuransi Jiwa, Perusahaan Penjaminan, atau Perusahaan
Reasuransi lainnya.

2. Penunjang Usaha Asuransi:

a. Perusahaan Pialang Asuransi, adalah perusahaan yang memberikan jasa


keperantaraan dalam penutupan asuransi atau asuransi syariah dan penanganan
penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung.

9
b. Perusahaan Pialang Reasuransi, adalah perusahaan yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti
rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi,
perusahaan penjaminan, perusahaan reasuransi.
c. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, adalah perusahaan yang memberikan jasa
penilaian terhadap klaim dan/atau jasa konsultasi atas obyek asuransi yang
dipertanggungkan.

2.5 Perjanjian Asuransi


Pemasaran dan distribusi produk asuransi atau produk asuransi syariah. Pertama
asuransi atau pertanggungan dilihat dan ditelaah dari sisi dan kedudukannya sebagai suatu
lembaga atau institusi, ternyata lembaga tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang
sebenarnya masuk dalam sisi kedua dari asuransi atau pertanggungan itu sendiri. Kedua
asuransi atau pertanggungan dapat dilihat sebagai suatu kegiatan, sedangkan kegiatan yang
dimaksud dalam hal ini adalah sebagai suatu perjanjian yang tidak lain adalah perjanjian
asuransi. Perjanjian-perjanjian asuransi tersebut, dilakukan oleh lembaga dengan banyak
pihak dengan frekuensi relatif tinggi dalam jangka waktu yang juga relatif panjang sesuai
dengan batas usia lembaga itu sendiri.

Perjanjian asuransi dalam pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi
Perjanjian asuransi adalah perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tak tentu.

Dari perjanjian asuransi diatas dapat disimpulkan bahwa unsure-unsur yang terdapat
dalam perjanjian asuransi adalah :

a. Pihak-pihak

b. Status pihak-pihak

c. Objek asuransi

d. Peristiwa Asuransi

e. Hubungan Asuransi

Dalam KUH Perdata, perjanjian asuransi diklasifikasikan sebagai salah satu dari yang
termasuk perjanjian untung-untungan sebagaimana yang tercantum pada Pasal 1774. Pasal
pertama KUH Dagang yang mengatur perjanjian asuransi dimulai dalam pasal 246 yaitu yang
memberikan batasan perjanjian asuransi.

10
Jadi meskipun perjanjian asuransi atau perjanjian pertanggungan secara umum oleh
KUH Perdata disebutkan sebagai salah satu bentuk perjanjian untung-untungan, sebenarnya
merupakan satu penerapan yang sama sekali tidak tepat. Peristiwa yang belum pasti terjadi itu
merupakan syarat baik dalam perjanjian untung-untungan maupun dalam perjanjian asuransi
atau pertanggungan. Perjanjian itu diadakan dengan maksud untuk memperoleh suatu
kepastian atas kembalinya keadaan atau ekonomi sesuai dengan semula sebelum terjadi
peristiwa. Batasan perjanjian asuransi secara formal terdapat dalam pasal 246 Kitab Undang-
undang Hukum Dagang.

Perjanjian Asuransi bukanlah perjanjian yang termasuk kedalam persetujuan untung-


untungan, alasanya adalah karena :

a. Pengalihan resiko diimbangi dengan premi yang dibayarkan , sehingga premi ini
sebagai pengganti dari kerugian yang timbul.
b. Kepentingan syarat mutlak
c. Kalaupun ada gugatan yang diajukan baik dari pihak penanggung maupun
tertanggung, diselesaikan melalui pengadilan.
d. Adanya suatu akibat hokum dari perjanjian tersebut.

Sebagai perjanjian, maka ketentuan syarat-syarat sah suatu perjanjian dalam KUH
Perdata berlaku juga pada perjanjian asuransi. Karena perjanjian asuransi merupakan
perjanjian khusus, maka di samping ketentuan syarat-syarat sah suatu perjanjian, berlaku juga
syarat-syarat khusus yang diatur dalam KUHD. Syarat-syarat sah perjanjian diatur dalam
pasal 1320 KUHPerdata..

a. Kesepakatan (consensus)

Tertanggung dan penanggung sepakat mengadakan perjanjian asuransi. Kesepakatan


tersebut pada pokoknya meliputi:

Ø Benda yang menjadi objek asuransi


Ø Pengalihan risiko dan pembayaran premi.
Ø Evenemen dan ganti kerugian
Ø Syarat-syarat khusus asuransi
Ø Dibuat secara tertulis yang disebut polis.

Pengadaan perjanjian antara tertanggung dan penanggung dapat dilakukan secara


langsung atau secara tidak langsung. Dilakukan secara langsung artinya kedua belah
pihak mengadakan perjanjian asuransi tanpa melalui perantara. Dilakukan secara tidak
langsung artimya kedua belah pihak mengadakan perjanjian asuransi melalui jasa
perantara.

b. Kewenangan (authority)

11
Kedua pihak tertanggung dan penanggung wenang melakukan perbuatan hukum
yang diakui oleh undang-undang. Kewenangan berbuat tersebut ada yang bersifat
subjektif dan ada yang bersifat objektif. Kewenangan subjektif artinya kedua pihak
sudah dewasa, sehat ingatan, tidak berada di bawah perwakilan (trusteeship), dan
pemegang kuasa yang sah. Kewenangan objektif artinya tertanggung mempunyai
hubungan sah dengan benda objek asuransi karena benda tersebut adalah kekayaan
milknya sendiri.

c. Objek Tertentu (fixed object)

Objek tertentu dalam Perjanjian Asuransi adalah objek yang diasuransikan, dapat
berupa harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan dapat pula
berupa jiwa atau raga manusia. Objek tertentu berupa harta kekayaan dan kepentingan
yang melekat pada harta kekayaan terdapat pada Perjanjian Asuransi kerugian
sedangkan objek tertentu berupa jiwa atau raga manusia terdapat pada Perjanjian
Asuransi jiwa.

d. Kausa yang Halal (legal cause)

Kausa yang halal maksudnya adalah isi perjanjian asuransi itu tidak dilarang
undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan
dengan kesusilaan.

Hal-hal yang menyebabkan perjanjian asuransi berakhir

Ø Karena Terjadi Evenemen. Dalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang


menjadi beban penanggung adalah meninggalnya tertanggung.
Ø Karena Jangka Waktu Berakhir. Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang
menjadi beban penanggung itu terjadi bahkan sampai berakhirnya jangka waktu
asuransi.
Ø Karena Asuransi Gugur. Dalam ketentuan Pasal 306 KUHD: “Apabila orang yang
diasuransikan jiwanya pada saat diadakan asuransi ternyata sudah meninggal, maka
asuransinya gugur, meskipun tertanggung tidak mengetahui kematian tersebut, kecuali
jika diperjanjikan lain”, Kata-kata bagian akhir pasal ini “kecuali jika diperjanjiknn
lain” memberi peluang kepada pihak-pihak untuk memperjanjikan menyimpang dari
ketentuan pasal ini, misalnya asuransi yang diadakan untuk tetap dinyalakan sah
asalkan tertanggung betul-betul tidak mengetahui telah meninggalnya itu.
Ø Karena Asuransi Dibatalkan. Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan
sebelum jangka waktu berakhir.

12
2.6 Polis Asuransi
A. Fungsi Polis

Sesuai Ketentuan pasal 225 Kitab Undang-Undang hukum Dagang (KHUD) perjanjian
asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut “Polis” yang memuat
kesepakatan, syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak
dan kewajiban para pihak (tertanggung dan penanggung)dalam mencapai tujuan asuransi.
Dengan demikian, polis merupakan alat bukti tertulis tentang telah terjadinya sebuah
perjanjian asurani antara penanggung dan tertanggung.

Diberi fungsinya sebagai alat bukti tertulis, maka para pihak (khusus tertanggung)
wajib meperhatikan kejelasan isi polis, baik yang tidak menanggung kata-kata atau kalimat
yang memungkinkan perbedaan antar interprestasi sehingga menimbulkan perselisihan.

B. Isi Polis

Berdasarkan pasal 255 KUHD , polis merupakan akta tertulis mengenai pertanggungan
jiwa. Isi polis menyatakan :

a. Hari ditutupnya pertanggungan


b. Nama orang yang menutup pertanggungan atas tanggungan sendiri atau tanggungan
orang lain
c. Suatu uraian yang cukup jelas mengenai barang yang dipertanggungkan
d. Jumlah uang untuk diadakan pertanggungan
e. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh penanggung
f. Kapan bahaya mulai berlaku untuk penanggung dan saat berakhirnya
Suatu polis harus ditandatangani oleh pihak penanggung dan tertanggung.

13
BAB 3
PEUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua belah pihak, di mana pihak
satu berkewajiban membayar iuran/kontribusi/premi. Pihak yang lainnya memiliki kewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran/kontribusi/premi apabila terjadi
sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang
sudah dibuat.

Degan adanya Undang Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransi,
asuransi daoat diatur dalam Pengaturan Asuransi dalam K.U.H. Perdata, dan Pengaturan
Asuransi dalam KUH Dagan yang telah tertulis didalam Undang Undang Hukum Dagang
Pasal 246.

Perusahaan asuransi di indonesia Indonesia kini lebih kreatif dalam mengemas


produknya, sehingga bisa menjangkau semua kalangan bahkan oleh para pengemudi ojek
online sekalipun. Sebagai contoh, ada perusahaan yang menawarkan asuransi demam
berdarah yang selalu marak setiap memasuki musim hujan dengan premi yang sangat murah,
hanya Rp50 ribu per tahun.

Usaha perasuransian merupakan kegiatan usaha yang bergerak di bidang Jasa pertanggungan
atau pengelolaan risiko, pertanggungan ulang risiko, Pemasaran dan distribusi produk
asuransi atau produk asuransi syariah, dll.

Perjanjian asuransi dalam pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi
Perjanjian asuransi adalah perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tak tentu.

14
Berdasarkan pasal 255 KUHD , polis merupakan akta tertulis mengenai pertanggungan
jiwa. Isi polis menyatakan; hari ditutupnya pertanggungan, nama orang yang menutup
pertanggungan atas tanggungan sendiri atau tanggungan orang lain, suatu uraian yang cukup
jelas mengenai barang yang dipertanggungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH. “Hukum Asuransi di Indonesia”. Penerbit : PT


Intermasa. 1986.
H. Mashudi, SH. MH. dan Moch. Chidir Ali, SH. “Hukum Asuransi”. Penerbit : CV. Mandar
Maju. 1995.
Prof. Abdulkadir Muhammad, SH. “Hukum Asuransi Indonesia”. Penerbit : PT Citra Aditya
Bakti. Bandung. 1999.
Undang-Undang Perasuransian UU RI Nomor 40 Tahun 2014. Penerbit : Sinar Grafika.
Jakarta. 2015.

15

Anda mungkin juga menyukai