Anda di halaman 1dari 20

BADAN USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM

Bungah Lidyanita Nurjanah1, Keisya Regita Susilowati2, Divya Puspita3 ,

Akhmad Fadli Rakhmat Ilahi4, Syahrul Romadhoni5 , Rafly Putra Tritasyah6 ,

1
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Email : 05020721030@student.uinsby.ac.id

2
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Email : 05010721011@student.uinsby.ac.id

3
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Email : 05010721009@student.uinsby.ac.id

4
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Email : 05020721027@student.uinsby.ac.id

5
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Email : 05030721055@student.uinsby.ac.id

6
Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Email : 05040721075@student.uinsby.ac.id

Abstrak

Artikel makalah ini membahas mengenai badan usaha yang tidak berbadan hukum. Menariknya
adalah artikel makalah ini tidak hanya terfokus pada satu pembahasan badan usaha akan tetapi
juga membahas mengenai peraturan hukum yang mendasari berdirinya suatu badan usaha bukan
badan hukum tersebut. Dalam Kitab Undang Undang Hukum Dagang dikenal badan usaha tidak
berbadan hukum dalam bentuk usaha perorangan, firma dan cv yang dinilai perlu kita kaji Bersama
dalam perkuliahan mata kuliah hukum dagang.

Keywords: Dagang, Kitab Undang Undang Hukum Dagang, Badan Usaha Bukan Badan Hukum

Pendahuluan

Berdasarkan UUD 1945 Bab XIV tentang Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan
Sosial pasal 33 ayat (1) sampai dengan ayat (5) dapat disimpulkan bahwa kegiatan perekonomian
memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan suatu negara. Hal tersebut dapat dilihat dari
pungutan pajak terbesar ada pada kegiatan dunia usaha. Selain dalam hal ekonomi, dunia usaha
juga membawa pengaruh kemajuan atau peningkatan pengetahuan dan teknologi yang dapat
membawa suatu negara kearah pembangunan yang lebih maju dan modern di era global.

Dinamika perdagangan internasonal diera globalisasi yang diwarnai oleh kemajuan


teknologi, tansportasi dan distribusi mengakibatkan pada perkembangan bidang usaha
perdagangan harus diantisipasi agar dapat bersaing dengan pihak asing dipasaran bebas. Demikian
cepat perubahan tersebut, lebih mendasar terhadap persendian bidang usaha, baik bersifat
internasional maupun nasional, sebagai contoh, berubahnya struktur organisasi pemerintah dan
kebijaksanaannya, hal yang sama pada struktur perusahaan swasta menyangkut strategi bisnis yang
secara otomatis mengikuti perkembangan usaha masa kini. Pendaftaran badan usaha di
Departemen Perdagangan merupakan data primer yang diperoleh dari instansi yang berwenang
dan diniliai cukup efisien dalam menangani masalah masalah yang berhubungan dengan
perkembangan bentuk badan usaha yang ada di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui, badan usaha merupakan salah satu penunjang dalam sistem
perekonomian bangsa. Seperti halnya dalam kegiatan industri dan perdagangan yang aktivitasnya
dinilai cukup berpengaruh dalam situasi dan perkembangan ekonomi negara dalam rangka
mensejahterakan rakyat. Banyak hal-hal yang menyakinkan kita bahwa kegiatan dunia usaha
dengan segala aspeknya merupakan hal yang sangat penting untuk dipikirkan dalam rangka
pembangunan negara khususnya pembangunan bidang ekonomi. Cara dan sistem pengaturan
dunia usaha merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari cita-cita dan dasar sistem
pembangunan ekonomi nasional. Maka dari itu, tidaklah heran apabila pemerintah melakukan
usaha terbaiknya dalam mengatur badan usaha baik itu yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengkaji badan usaha yang tidak
berbadan hukum seperti badan usaha tidak berbadan hukum perseorangan maupun firma dan cv
serta landasan hukumnya. Berdasarkan analisis dan evaluasi BPHN pada tahun 2003, badan usaha
tidak berbadan hukum mengalami peningkatan sebanyak 80% dan masyarakat menilai bahwa
pemerintah membutuhkan hukum yang dapat melindunginya, dalam arti hukum yang benar benar
hasil kerja keras pemikiran dari bangsa Indonesia sendiri dan bukan peninggalan colonial belanda
serta hukum yang dapat menyesuaikan kondisi rakyat Indonesia. Atas dasar itulah BPHN
mengeluarkan Naskah Akademik Rancangan Perundang Undangan agar terwujud perundang
undangan yang baik dan implementatif.

Saat ini, Ditjen Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia tengah membahas RUU tentang Usaha Perseorangan dan Badan Usaha Bukan Badan
Hukum. “Masih dibahas secara internal,” dan Draft undang-undang itu sudah dibahas sejak dua
tahun lalu. Sedangkan usaha perseorangan, badan usaha bukan badan hukum, seperti Firma, CV,
sebelumnya sudah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). Di dalam artikel makalah yang kami tulis kami akan
membahas beberapa permasalahan seperti:

1. Definisi badan usaha


2. Dasar hukum badan usaha di Indonesia
3. Badan Usaha yang Tidak Berbadan Hukum Perorangan (UD/UP)
4. Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum
a. Firma
b. Commanditaire Vennootschap (CV)

Adapun artikel makalah ini kami susun berdasarkan sumber sumber yang telah tervalidasi
seperti buku, jurnal, maupun website milik pemerintah.

Pengertian Badan usaha

Dalam menjalankan suatu bisnis, berbagai bentuk badan usaha ditempuh oleh pebisnis
sesuai dengan sifat dan hakikat dari bisnis tersebut. Karenanya, sejak dari ratusan tahun silam telah
terbentuk berbagai bentuk usaha yang maju dan mundur sesuai dengan perkembangan
zaman.Badan usaha adalah suatu kesatuan yuridis ekonomis yang mendirikan usaha untuk
menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus – menerus, didirikan, bekerja, serta
berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.1
Dapat diartikan juga suatu Badan usaha merupakan perusahaan yang didirikan oleh dua
orang atau lebih dengan penyatuan modal untuk mencapai tujuan tertentu.2
Pada pengertian ini sebagian orang menganggap bahwa antara badan usaha dan perusahaan
memiliki pengertian yang sama. Pandangan yang menyamakan badan usaha dan perusahaan dapat
dimaklumi karena badan usaha dan perusahaan merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan
kegiatan. Namun, diantara keduanya terdapat perbedaan. Badan usaha merupakan kesatuan yuridis
ekonomis, sedangkan perusahaan merupakan kesatuan teknis dalam produksi.Sebenarnya,
perusahan adalah bagian dari badan usaha yang tugasnya menghasilkan barang dan jasa.3
Menurut Chidir Ali menjelaskan tentang badan usaha dengan penekanan memiliki unsur-
unsur sebagai berikut :4
1).Badan usaha merupakan perwujudan dan pengejawantahan organisasi perusahaan, yang
memilik komponen bentuk cara kerja, bentuk wadah kerja dan bentuk / besar kecilnya tanggung
jawab pengurus serta para anggot
2).Badan usaha menghasilkan laba yang diperoleh dari hasil pemasaran berupa barang dan
atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
3).Suatu badan usaha yang merupakan perwujudan dari suatu perusahaan yang terorganisir
4).Badan usaha berbentuk abstrak (bahwa pada hakikatnya badan usaha merupakan
organisasi dari suatu perusahaan, yang diketahui umum, dan untuk pembedanya teletak pada
bentuk badan usaha sebagaimana yang tertulis didepan namanya seperti: CV. Fa. PT dan
sebagainya. Sedangkan hal yang terlihat secara konkret dari suatu badan usaha adalah
perusahaannya.
Dalam hukum perusahaan di Indonesia, badan usaha di klasifikasi dalam dua bentuk yaitu
badan usaha bukan badan hukum dan bentuk badan usaha badan hukum. Bentuk badan usaha
bukan badan hukum meliputi : Perusahaan Perorangan, Firma (Fa), Comanditter Vennootschap

1
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002), h. 35.
2
Dijan Widijowati, Hukum Dagang, (Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2012), h. 20.
3
Ibid.
4
Chidir Ali,Badan Hukum, Bandung: Alumni,2005, h. 107-108
atau disebut Persekutuan komanditer (CV), Persekutuan Perdata (Maatschap), bentuk kegiatan
usaha tersebut diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), dan selain itu
terdapat juga badan usaha yang didirikan oleh perorangan perusahaan perseorangan atau pada
umumnya disebut usaha dagang (UD). Sedangkan badan usaha yang berbadan hukum meliputi
Perseroan Terbatas dan Koperasi.5

Dasar Hukum Badan Usaha di Indonesia

Dalam kegiatan perekonomian Indonesia, badan usaha berbentuk badan hukum banyak
digunakan dan dipilih karena karakteristik badan hukum itu sendiri yaitu sebagai subjek hukum
selain orang perorangan (person) yang antara lain mempunyai hak dan kewajiban. Selain itu ada
bentuk badan usaha lain yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan badan usaha
Perseroan Terbatas yaitu Koperasi yang didasarkan pada prinsip kekeluargaan yang juga
merupakan salah satu bentuk badan usaha yang berperan dalam perkembangan perekonomian
Indonesia. 6

Dalam perekonomian Indonesia, sebagian besar unit usaha merupakan unit usaha yang
berbentuk perusahaan kecil yang umumnya tidak berbadan hukum. Usaha kecil sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari dunia usaha yang merupakan kegiatan perekonomian rakyat
mempunyai kedudukan yang strategis. serta potensi dan perannya dalam mewujudkan struktur
perekonomian sehingga mampu menangkap peluang usaha di masa yang akan datang. Perusahaan
yang berbadan hukum adalah perusahaan yang pendirian memerlukan dasar hukum yang kuat,
misalnya dasar pendiriannya diatur dalam Undang-Undang Hukum Dagang, hal ini dilakukan agar
tidak ada penyelewengan karena pendiriannya sudah memiliki dasar hukum yang jelas. 7

Pertanggungjawaban atas perusahaan tersebut jika terjadi sesuatu misalnya pelanggaran


terhadap hak dan kewajiban dapat diketahui siapa yang harus bertanggung jawab, karena jenis
perusahaan yang berbadan hukum biasanya akan berkaitan dengan modal dan juga utang terhadap
pihak ke tiga yang memerlukan perlindungan hukum. Dengan adanya badan hukum, maka

5
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti, 1999, h.2.
6
BPHN, Na RUU Badan Usaha, Diakses Pada 8 Oktober 2020, 33.
https://www.bphn.go.id/data/documents/na_ruu_badan_usaha.pdf
7
Ibid, 3.
kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, baik
pertanggungjawaban atas kegiatan perusahaan, kewajiban dan juga pembagian keuntungan.

Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum terdiri dari :

1. Perseroan Terbatas (“PT”)


Syarat dari PT adalah memiliki ketentuan minimal modal dasar, dalam UU 40/2007
minimum modal dasar PT yaitu Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Minimal 25% dari
modal dasar telah disetorkan ke dalam PT, Pemegang Saham hanya bertanggung jawab
sebatas saham yang dimilikinya, Berdasarkan peraturan perundang-undangan tertentu
diwajibkan agar suatu badan usaha berbentuk PT.
2. Yayasan
Bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota,
Kekayaan Yayasan dipisahkan dengan kekayaan pendiri yayasan.
3. Koperasi
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
berdasar atas asas kekeluargaan, sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada
paksaan untuk menjadi anggota koperasi.

Dasar hukum (UU) antara lain ;

• Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek, Staatsblad 1847 No. 23).
• Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek Van Koophandel Voor Indonesie,
Staatsblad tahun 1847 No. 43).
• Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian jo. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
• Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana telah diubah dengan
UU No. 28 Tahun 2004
• Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
• Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
• UU No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar
Perusahaan
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah
• Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa
• UU No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara

Badan Usaha yang Tidak Berbadan Hukum Perorangan (UD/UP)

Perusahaan perseorangan merupakan bentuk usaha tanpa ada pembedaan pemilikan antara
hak milik pribadi dan milik perusahaan, perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk usaha
yang dinilai oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan
kegiatan perusahaan. Dengan tidak adanya pemisahan pemilikan antara hak milik pribadi
dengan milik perusahaan, maka harta benda pribadi juga merupakan kekayaan perusahaan,
yang setiap saat harus menanggung utang-utang perusahaan.8 Dalam Rancangan Undang-
Undang, pengertian Usaha Perseorangan adalah sebagai berikut:

“Bentuk Usaha yang dimiliki oleh orang perseorangan secara pribadi yang bertindak
sebagai pengusaha, mengurus, mengelola serta mengawasi sendiri usaha miliknya dan tidak
merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan”

Pengaturan mengenai usaha perseorangan dalam RUU hanya akan mencakup Usaha kecil
dan Usaha menengah sebagaimana di maksud dalam UU nomor 20 tahun 2008 tentang usaha
mikro, kecil dan menengah. Hal-hal yang di atur dalam RUU antara lain:

a. Pemilik usaha perseorangan bertanggumg jawab secara pribadi dengan seluruh


kekayaan atas utang usaha perseorangan

8
M.H. Dwi Tatak Subagiyo, S.H., M.Hum. Shanti Wulandari, S.H., M.Kn. Fries Melia Salviana, S.H.,
HUKUM PERUSAHAAN (Surabaya: PT REVKA PETRA MEDIA, 2017).
b. Keharusan membuat catatan keiatan perusahaan tersebut sesuai dengan persyaratan
yang di atur dalam UU Nomor 8 tahun 1999 tentang dokumen perusahaan9

Peraturan perundang-undangan tidak ada peraturan untuk pendirian perusahaan


perorangan, yang di perlukan hanya izin permohonan dari kantor perizinan setempat.

Dan berikut kelebihan dan kekurangan bentuk badan usaha perorangan

1) Kelebihan
a) Pembentukannya mudah dan sederhana
b) Penguasaan atas seluruh keuntungan
c) Kebebasan dalam membuat keputusan
d) Kepuasan pribadi
e) Keunggulan pajak
f) Kemudahan dalam membubarkan usaha
2) Kekurangan
a) Tanggung jawab yang tak terbatas
b) Keterbatasan modal untuk mengembankan usaha
c) Minimnya keterampilam usaha dan manajemen
d) Kesulitan dalam menarik karyawan yang handal
e) Waktu yang tersita
f) Keterbatasan usia

Berikut Langkah langkahnmendirikan badan usaha perseorangan

1. Persiapan

a) Menyiapkan KTP pihak yang akan mendirikan perusahaan perseorangan

b) Menentukan calon nama perusahaan

c) Menentukan tempat kedudukan perusahaan

9
M.H. Ratnawati W. Prasodjo, S.H., “Sosialisasi Rancangan Undang-Undang Tentang Usaha
Perseorangan Dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum,” 2010, 13.
d) Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari persahaan perseoragan tersebut

2. Pendaftaran ke notaris

Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, langkah selanjutnya adaah mendaftar ke


notaris untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian perusahaan perseorangan.

3. Pembubaran

a) Pemilik datang ke notaris yang mebuat akta pendirian UD tersebut minta dibuatkan akta
pembubaran UD

b) Salinan akta ini dibawa ke kantor pajak untuk dilaporkan bahwa sejak saat ini UD tersebut telah
dibubarkan sehingga tidak lagi punya kewajiban pelaporan pajak, setelah itu baru melaporkan ke
dinas perijinan bahwa UD tersebut sekarang sudah tidak aktif lagi.10

Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum

Badan usaha tidak berbadan hukum didirikan berdasarkan perjanjian persekutuan antara dua
orang atau lebih yang mengikatkan diri untuk bekerja sama secara terus menerus dengan
memberikan pemasukan berupa uang, barang, tenaga, keahlian dan pelanggan guna diusahakan
bersama, mempunyai nama dan tempat kedudukan tetap dengan tujuan mencari dan membagi
bersama keuntungan yang diperoleh. Badan usaha bukan badan hukum merupakan badan usaha
yang mencakup Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer. Badan
usaha tidak berbadan hukum didirikan tanpa ada pemisahan yang jelas antara hak pribadi pemilik
dan aset perusahaan. Jadi ketika ada masalah hukum, katakanlah pailit, maka hukum dapat
menjangkau tidak hanya aset perusahaan saja, tapu hingga ke harta pribadi milik perusahaan. Hal
tersebut merupakan kelemahan dari badan usaha tidak berbadan hukum. Namun kelebihannya
tentu saja lebih hemat dalam pengaturannya dan tidak memerlukan banyak pengaturan yang rumit
di sana-sini. Tidak ada persyaratan modal atau pembagian struktural dengan peran yang rumit,
karena ada perseroan terbatas, koperasi dan yayasan sebagai badan hukum.

10
Dwi Tatak Subagiyo, S.H., M.Hum. Shanti Wulandari, S.H., M.Kn. Fries Melia Salviana, S.H.,
HUKUM PERUSAHAAN.
Badan Usaha Bukan Hukum

a. Firma
Dalam Pasal 23 KUHDagang disebutkan kewajiban mendaftarkan firma pada
Pengadilan Negeri, akan tetapi berdasarkan Undang-Undang WDP Pasal 14 ditetapkan
oleh Menteri yang membidangi perdagangan (dalam hal ini Kantor Pendaftaran Perusahaan
di tempat domisili firma).
Dasar hukum firma diatur dalam KUHD Bab kedua Bab ketiga tentang persekutuan
firma dan persekutuan komanditer. Dalam pasal 16 KUHD yang menyatakan “Perseroan
Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha dibawah satu
nama Bersama”. Sederhananya, suatu perseroan dapat dikatakan sebagai Firma apabila
memenuhi persyaratan untuk menjalankan perusahaannya menggunakan nama bersama.11
Kemudian Pasal 18 KUHD menentukan sebagai berikut: “Dalam Persekutuan
Firma setiap sekutu bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya atas
perikatan persekutuan”
Berdasarkan ketentuan Pasal 16 dan Pasal 18 KUHD tersebut, ciri-ciri suatu
Persekutuan Firma adalah: 12
a. Suatu Persekutuan Perdata yang menjalankan usaha dengan nama bersama (firma), dan
b. Setiap sekutu bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya atas
perikatan persekutuan.
Dalam perseroan firma, setiap perseroannya memiliki hak untuk bertindak,
mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat perseroan dengan
pihak ketiga dan sebaliknya.
Pendirian Persekutuan Firma dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta
perjanjian persekutuan yang dituangkan dalam akta notaris dalam bahasa Indonesia.
Persekutuan Firma dapat didirikan untuk jangka waktu terbatas atau tidak terbatas.
Persekutuan Firma mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam akta
tersebut. Persekutuan Firma menggunakan nama yang telah disepakati bersama untuk

11
Putu Devi Yustisia Utami, “Pengaturan Pendaftaran Badan Usaha Bukan Badan
Hukum Melalui Sistem Administrasi Badan Usaha”, Jurnal Komunikasi Hukum, vol. 6 No 1, (Februari
2020), 8.
12
BPHN, Na RUU Badan Usaha, Diakses Pada 8 Oktober 2020,
https://www.bphn.go.id/data/documents/na_ruu_badan_usaha.pdf
menjalankan suatu usaha. Nama Persekutuan Firma harus didahului dan perkataan “firma”
atau “fa” atau pada akhir nama harus dicantumkan perkataan “firma” atau “fa”.
Akta perjanjian Persekutuan Firma harus memuat:
a. nama lengkap, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma;
b. nama persekutuan;
c. tempat kedudukan persekutuan;
d. kegiatan usaha persekutuan;
e. saat dimulai dan berakhirnya; dan
f. pemasukan sekutu.
Pendaftaran firma dilakukan dengan mendaftarkan akta firma tersebut dalam
register di Kepaniteraan Pengadilan Negeri. Kemudian berdasarkan ketentuan pasal 28
KUHD, bahwa para pesero wajib untuk melakukan pengumuman atas akta firma tersebut
di dalam Berita Negara.
Selama pendaftaran dan pengumuman belum berlangsung maka akibat hukumnya
bagi pihak ketiga adalah sebagai berikut :
1. Firma dianggap menjalankan segala macam urusan perniagaan;
2. Didirikan dalam waktu tidak terbatas;
3. Tidak ada sekutu yang dikecualikan untuk bertindak dan menandatangani surat bagi
persekutuan

Adapun jenis jenis firma ,yaitu:

a. Firma Dagang
b. Firma Non-Dagang
1. Hukum
2. Akuntansi
3. Umum
4. Terbatas

Meskipun Persekutuan Firma tidak dianggap sebagai badan hukum, akan tetapi
yurisprudensi dan juga dalam kepustakaan hukum diakui bahwa kekayaan dari Persekutuan Firma
merupakan “kekayaan terpisah” yang kekayaan pribadi masing-masing sekutu. Ini berarti bahwa
para kreditur Persekutuan Firma mempunyai hak mendahului dari kreditur lain untuk menuntut
pelunasan hutang yang dibuat atas nama Persekutuan Firma dari kekayaan/assets Persekutuan
Firma; di lain pihak, para kreditur Persekutuan Firma berkewajiban untuk lebih dahulu menuntut
pelunasan hutang dari kekayaan atau aset Persekutuan Firma sebelum mengambil pelunasan dari
harta pribadi para sekutu.

Setiap sekutu firma bertanggung jawab secara tanggung renteng dengan persekutuan firma
untuk semua perikatan persekutuan firma terhadap pihak ketiga, Setiap sekutu baru yang akan
masuk dalam persekutuan firma harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari seluruh sekutu
yang ada, Sekutu firma yang keluar dari persekutuan firma dan persekutuan firma dilanjutkan
maka sekutu yang keluar tetap bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban persekutuan firma
sebelum sekutu yang bersangkutan keluar.

Persekutuan Firma bubar karena:

1. hal-hal yang diatur dalam perjanjian;


2. musnahnya barang atau diselesaikannya usaha yang menjadi tujuan persekutuan;
3. kesepakatan para sekutu;
4. keluarnya satu sekutu atau lebih, sehingga hanya tinggal satu sekutu;
5. satu sekutu meninggal dunia,ditaruh dibawah pengampunan atau dinyatakan pailit sehingga
hanya tinggal satu sekutu; atau
6. putusan pengadilan yang membubarkan persekutuan firma dan telah mempunyai kekuatan
hukum tetap. Pembubaran Persekutuan Firma harus dibuat dengan akta authentik di hadapan
notaris dan diumumkan dalam surat kabar berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran
nasional.

Persekutuan Firma yang bubar harus dilikuidasi oleh para sekutu firma atau mengangkat
pihak ketiga sebagai likuidator dan likuidator tersebut bertindak sebagai sekutu firma yang
berkuasa penuh. Likuidator dapat meminta kekurangan dari sekutu firma seimbang dengan bagian
dari masing-masing persekutuan firma jika kekayaan persekutuan tidak mencukupi untuk
membayar semua utang persekutuan. Setelah likuidasi dan pembagian selesai dilakukan, dokumen
persekutuan firma yang berhubungan dengan pemberesan harus disimpan oleh sekutu firma atau
yang ditunjuk oleh pengadilan negeri apabila tidak tercapai suara terbanyak. Adapun kreditor yang
tidak diketahui identitasnya menerima surat pemberitahuan pembubaran persekutuan dapat
mengajukan tagihan melalui pengadilan negeri dalam waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak
pembubaran persekutuan diumumkan.

Commanditaire Vennootschap

a) Pengertian

Commanditaire Vennootschap atau Kemitraan Terbatas (CV) dalam bahasa Indonesia) adalah

kemitraan atau kerjasama yang dibentuk oleh seseorang untuk menjalankan bisnis. Orangorang

yang menjalankan perusahaan ini juga pemimpin. CV Bisnis memiliki dua aliansi.Sekutu

aktif dan pasif. Sekutu aktif adalah orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan bisnis.

Mitra aktif ini berhak melakukan apapun yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan.

Termasuk perjanjian dengan pihak ketiga. Pemegang saham aktif sering disebut perusahaan

manajemen atau perseroan terbatas. Kedua, sekutu pasif adalah sekutu yang menanamkan

modal dalam perusahaan berdasarkan kesepakatan tertulis internal kedua belah pihak. Dengan

kata lain, jika perusahaan menderita kerugian, mitra pasif hanya bertanggung jawab atas

modal yang terkandung di dalamnya. Setelah itu, jika perusahaan menghasilkan keuntungan,

mitra pasif hanya menerima modal yang ditransfer, dan mitra pasif juga tidak berhak untuk

campur tangan dalam pengelolaan atau kegiatan bisnis perusahaan.

b) Pengaturan

Pengaturan CV dalam KUHD hanya termuat dalam tiga pasal, yakni Pasal 19, 20, dan 21 KUHD.

Perusahaan saham gabungan juga merupakan bentuk perusahaan khusus, sehingga tepat

untuk memesan perusahaan kemitraan terbatas di tengah anggaran dasar. Ciri khasnya adalah
keberadaan mitra tanggung jawab terbatas, yang tidak ditemukan dalam kemitraan tanggung

jawab terbatas.

Status rekanan terbatas dapat disamakan dengan seseorang yang sepenuhnya kehilangan

manajemen perusahaan dan menginvestasikan modalnya di perusahaan hanya untuk mencari

uang, barang, atau manfaat yang mereka peroleh dari pekerjaan mereka. Berdasarkan Undang-

Undang Perusahaan Saham Gabungan, juga disebut uang log, yang dapat diartikan sebagai

mempercayakan uang untuk bisnis perusahaan, jika perusahaan menjalankan bisnis dan

menghasilkan keuntungan, dan tidak ada bunga yang dibayarkan ke rekening, anggota

perseroan terbatas akan membuat untung. dapatkan. bayar. Dalam arti yang sebenarnya dari

usaha pinjam meminjam uang, dana dan barang yang diterima dari orang lain (debitur)

dikembalikan walaupun debiturnya pailit, tetapi uang dan barang yang diterima dari

persekutuan komanditer tetap ada dalam perseroan walaupun perseroan tersebut pailit. akan

dikembalikan ke Jika perusahaan bangkrut, tidak dapat dituntut, tetapi juga bertanggung jawab.

c) Jenis-jenis

Bentuk hukum perseroan terbatas adalah sebagai berikut sesuai dengan perkembangannya:

Kemitraan Terbatas

Persekutuan Komanditer Murni

Bentuk ini adalah kemitraan tanggung jawab terbatas pertama. Dalam kemitraan ini,

hanya ada satu mitra umum dan sisanya adalah mitra terbatas yang bebas risiko.

Kemitraan Perseroan Terbatas


Persekutuan Komanditer Campuran

Bentuk ini biasanya diambil dari formulir perusahaan ketika perusahaan membutuhkan

tambahan modal. Mitra tetap menjadi mitra pelengkap dan mitra lain atau mitra

tambahan menjadi mitra terbatas yang beresiko

Persekutuan Komanditer bersaham

Bentuk kemitraan terbatas ini menerbitkan saham non-perdagangan, dengan satu atau

lebih saham diambil alih oleh mitra umum atau mitra terbatas. Tujuan penerbitan saham

ini adalah untuk menghindari pembekuan modal. Hal ini karena tidak mudah untuk

menarik modal disetor dalam persekutuan komanditer. Beresiko

d) Tanggung jawab organ

Secara hukum, persekutuan komanditer (CV) bukan merupakan badan hukum karena PT.

Asosiasi dan yayasan seperti Common Law Partnerships (Perusahaan) dan Sistem Kemitraan

Terbatas, Command Terrain Partnerships (CVs) juga tidak diklasifikasikan sebagai badan

hukum (mereka tidak memiliki badan hukum yang terpisah dan dibuat secara terpisah dari

orang-orang dengan siapa mereka berada terkait). . Namun, pandangan bahwa perseroan

terbatas (CV) adalah badan hukum tetapi belum berbadan hukum (non-perfect legal entity) telah

lama ditinggalkan. Yang benar adalah regulasi kita di bidang tanah. Jika persekutuan tetap atau

persekutuan komanditer (CV) memiliki hak pokok, properti tidak akan didaftarkan atas nama

persekutuan, tetapi dalam hal saham yang tidak terbagi, itu akan didaftarkan atas nama pribadi

para sekutu.
Menurut Pasal 20(2) KUHD, Mitra Terbatas juga dilarang bertindak berdasarkan surat kuasa.

Namun, jika anggaran dasar menetapkan, mereka dapat mengawasi manajemen. Namun,

pemantauan ini harus bersifat internal. Hal ini tidak berarti bahwa tindakan pengawasan sekutu

komanditer dapat memberikan kesan bahwa ia juga sebagai pengendali persekutuan. Anggaran

Dasar juga dapat mengatur bahwa pemegang saham yang ingin melakukannya harus terlebih

dahulu mendapatkan izin dari rekanan/wali perseroan terbatas untuk tindakan administratif

tertentu. Oleh karena itu sekutu komanditer dilarang mencampuri urusan perseroan, kecuali

untuk mengawasi dan memberi kuasa atas tindakan perseroan tertentu yang diizinkan

anggaran dasar. Pelanggaran terhadap larangan ini akan dikenakan sanksi kepada Mitra

Terbatas yang bersangkutan sesuai dengan pengertian Pasal 21 KUHD. Artinya, tanggung

jawabnya diperluas ke tanggung jawab yang sama dengan pasangannya - untuk individu secara

keseluruhan. Kode Komersial) Kemitraan.

Sebuah perseroan terbatas memenuhi persyaratan berikut:

1) Nama persekutuan komanditer tidak dapat digunakan pada waktu membentuk

perseroan, kecuali sebagaimana diatur dalam Pasal 30 Kitab Undang-undang Hukum

Dagang.

2) Kemitraan Terbatas tidak diizinkan untuk bertindak dalam Kemitraan Terbatas (CV) atau

menjalankan fungsi manajemen dalam kemitraan.

3) Kemitraan Terbatas tidak akan berpartisipasi dalam kerugian yang melebihi jumlah yang

dimasukkan. Jika kondisi di atas dilanggar, jenis kewajiban terbatas akan berhenti dan
kemitraan tanggung jawab terbatas akan bertanggung jawab secara tanggung renteng

atas semua hutang dan kontrak perusahaan. “Mitra pengelola (mitra umum) menerima

bagi hasil dari jumlah modal disetor, sedangkan mitra diam (mitra) menerima bunga

hanya pada tingkat bunga tetap, terlepas dari kinerja perusahaan.

e) Pendirian

Jenis CV ini tidak diatur secara terpisah oleh KUHD, tetapi digabungkan dengan peraturan Farm

Fellowship. Oleh karena itu, tata cara pendirian persekutuan komanditer pada umumnya tidak

berbeda jauh dengan tata cara persekutuan tetap. Sebagai aturan umum, kemitraan tanggung

jawab terbatas selalu didirikan oleh notaris. Menulis resume sama dengan farm fellowship,

minimal dua orang harus menjadi pendiri perusahaan dan bertindak sebagai pemilik

perusahaan, yang terdiri dari mitra aktif dan pasif. Seperti halnya persekutuan tetap pada

umumnya, pendirian resume harus dilakukan dengan akta asli sebagai akta pendirian dan

dibuat oleh notaris yang berwenang di wilayah Republik Indonesia. Hal pertama yang perlu

Anda lakukan untuk membentuk Perseroan Terbatas (CV) adalah membuat kerangka Anggaran

Dasar perusahaan Anda sebagai referensi untuk pembuatan akta notaris sebagai Anggaran

Dasar oleh Notaris yang Berkuasa.

Persyaratan CV adalah:

a. Ada atau tidaknya kesepakatan (Pasal 15 UU Jaminan Kesehatan Nasional) merupakan


kesepakatan antara pihak-pihak yang ingin mendirikan perusahaan.
b. Didirikan oleh setidaknya dua orang dalam, jika ada satu pendiri ada orang yang bertindak
sebagai investor dan membawa semua kemungkinan
c. (energi dan semangat) untuk memimpin dan memimpin perusahaan.Adanya Akta notaris
yang berbahasa Indonesia.

Didalam akta pendirian yang memuat anggaran antara lain dimuat dalam hal-hal sebagai

berikut :

nama persekutuan dan status hukumnya;

a. Misi dan Tujuan Asosiasi


b. Modal kemitraan
c. Janji Sekutu Reguler dan Sekutu Terbatas
d. Hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing sekutu
e. Awal dan akhir dari kemitraan
f. Pembagian keuntungan dan kerugian kemitraan

Anggaran dasar tersebut kemudian didaftarkan pada panitera pengadilan negeri tempat

persekutuan komanditer tersebut berkantor pusat. Rangkuman Anggaran Dasar Aliansi

selanjutnya akan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Penutup

Badan usaha merupakan perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dengan
penyatuan modal untuk mencapai tujuan tertentu yang merupakan satuan yuridis ekonomis. Dalam
hukum perusahaan di Indonesia, badan usaha di klasifikasi dalam dua bentuk yaitu badan usaha
bukan badan hukum dan bentuk badan usaha badan hukum. Badan usaha bukan badan hukum
meliputi perorangan, firma dan cv, sedangkan badan usaha berbadan hukum meliputi perseroan
terbatas, Yayasan, dan koperasi. Adapun dasar hukum yang mendasari badan usaha tersebut yaitu:
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek, Staatsblad 1847 No. 23), Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek Van Koophandel Voor Indonesie, Staatsblad tahun
1847 No. 43), Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian jo. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian, Undang-Undang No. 16 Tahun
2001 tentang Yayasan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 28 Tahun 2004, Undang-Undang
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 9
Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982
Tentang Wajib Daftar Perusahaan, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, UU No. 19 Tahun 2003
Tentang Badan Usaha Milik Negara.

Perusahaan perseorangan merupakan bentuk usaha tanpa ada pembedaan pemilikan antara hak
milik pribadi dan milik perusahaan, perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk usaha yang
dinilai oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan
perusahaan. Sedangkan pengertian firma berdasarkan ketentuan Pasal 16 dan Pasal 18 KUHD
tersebut, ciri-ciri suatu Persekutuan Firma adalah Suatu Persekutuan Perdata yang menjalankan
usaha dengan nama bersama (firma), dan Setiap sekutu bertanggung jawab secara tanggung
renteng untuk seluruhnya atas perikatan persekutuan. Adapun cv atau Commanditaire
Vennootschap atau Kemitraan Terbatas (CV) dalam bahasa Indonesia) adalah kemitraan atau
kerjasama yang dibentuk oleh seseorang untuk menjalankan bisnis.

Daftar Pustaka

Abdulkadir Muhammad. (1999). Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: PT.


Citra Aditya Bhakti.

Chidir Ali. (2005). Badan Hukum. Bandung: Alumni.

Dijan Widijowati, 2012,Hukum Dagang, Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Muni Fuady,2002,Pengantar Hukum Bisnis,Bandung: PT. Citra Adita Bakti


BPHN. (n.d.). Naskah Akademik RUU Badan Usaha. Retrieved from
https://www.bphn.go.id/data/documents/na_ruu_badan_usaha.pdf

Dwi Tatak Subagiyo, S.H., M.Hum. Shanti Wulandari, S.H., M.Kn. Fries Melia Salviana, S.H.,
M.H. HUKUM PERUSAHAAN. Surabaya: PT REVKA PETRA MEDIA, 2017.

Utami, P. D. (Februari 2020). Pengaturan Badan Usaha Bukan Badan Hukum Melalui Sistem
Administrasi Badan Usaha. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan
Ganesha, 6(1), 8.

Ratnawati W. Prasodjo, S.H., M.H. “Sosialisasi Rancangan Undang-Undang Tentang Usaha


Perseorangan Dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum,” 2010, 13.

Anda mungkin juga menyukai