DAGANG
Rasida Reva Cahyani
205020300111108
CG
Pengertian Hukum Dagang
• Hukum dagang terdiri dari dua kata yaitu hukum dan dagang.
• Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang
melakukan perdagangan dalam rangka memperoleh keuntungan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam pasal 1 KUHD ditetapkan bahwa Kitab
Undang - Undang Hukum Perdata berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus
dalam Kitab Ini. Dengan merujuk Pasal 1 diatas jelaslah berlaku Asas " Lex
Specialis Derogat Lex Generalis " yang mempunyai arti Peraturan yang khusus
akan mengesampikan peraturan yang umum. KUHD merupakan suatu Lex
Specialis terhadap KUHPerdata yang berposisi sebagai Lex Generalis, karena
sebagai Lex Specialis kalau dalam KUHD terdapat ketentuan mengenai hal yang
sama diatur dalam KUHPerdata maka ketentuan dalam KUHD itulah yang berlaku.
Asas Hukum Dagang
1. Asas kebebasan berkontrak, yaitu setiap orang bebas membuat perjanjian yang memiliki batasan-
batasan antara lain :
• Tidak melanggar ketertiban umum
• Tidak melanggar kesusilaan
• Tidak melanggar undang-undang
2. Asas konsensuil, yaitu suatu perjanjian dianggap lahir dan mengikat sejak timbulnya kata sepakat
diantara kedua belah pihak.
3. Asas pacta sund servanda, yaitu setiap perjanjian itu mengikat yang telah dijelaskan dalam pasal
1338 ayat 2 BW yaitu “ suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali kecuali dengan sepakat kedua belah
pihak, atau karena alasan oleh UU dinyatakan cukup.”
4. Asas itikad baik, yaitu dalam pasal 1338 ayat 3 BW dijelaskan bahwa semua perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik, dan ada sejak kontrak selelsai dilaksanakan, serta undang-undang
tidak memberikan batasan itikad baik.
Kepada Siapa Hukum Dagang Berlaku?
Pada Awalnya KUHDagang ( sebelum 1 Januari 1935 ) berlaku secara objektif dan Subjektif
bagi pedagang.
Pedagang secara objektif diartikan sebagai kegiatan membeli barang dan jual kembali.
Sedangkan Pedagang secara Subjektif yaitu siapa saja yang melakukan tindakan perdagangan
sebagai pekerjaan sehari - hari.
Setelah Tanggal 1 Januari 1935 terjadi perubahan istilah pedagang ( Koopman) menjadi
Perusahaan ( Bedrijfshandeling) yaitu tindakan yang terus - menerus dan untuk mencari
keuntungan. Dengan demikian, hukum dagang ini berlakunya adalah bagi mereka yang
menjalankan usaha yaitu yang disebut pengusaha atau pelaku usaha.
Sumber Hukum Dagang
Subjek Hukum
Dagang
Subjek Hukum Dagang
Subjek hukum merupakan pihak yang memeiliki kewenangan terhadap segala hak dan
kewajiban yang diberikan oleh hukum untuk melakukan perbuatan hukum, baik dalam
pengadilan maupun pergaulan hukum di masyarakat.
Dalam hukum dagang, yang menjadi pihak atau subjek yang melakukan kegiatan
perdagangan disebut sebagai perusahaan yang terdiri dari perseorangan (natuurlijk
persoon) dan badan usaha, baik badan usaha hukum (recht person) maupun bukan
badan hukum.
Badan hukum dapat memiliki kekayaan sendiri, ikut serta dalam lintas hukum
melalui pengurusnya, serta dapat digugat dan menggugat di hadapan pengadilan.
Dapat menadakan hubungan hukum dengan subjek hukum lain baik dengan
sesama badan hukum atau dengan natuurijk persoon
Memiliki harta kekayaan yang terpisah dari Terdaftar sebagai badan hukum sesuai
kekayaan subjek hukum yang lain
hukum yang berlaku
Memiliki tujuan yang tidak bertentangan Mendapat pengakuan dari negara dimana
dengan hukum badan hukum tersebut beraktivitas
BUMN adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak dalam bidang usaha apapun yang sebagian
atau seluruh modalnya merupakan kekayaan negara, kecuali jika ditentukan lain berdasarkan Undang-undang.
Tujuan utamanya adalah membangun ekonomi sosial menuju beberapa bentuk perusahaan pemerintah, baik pusat
maupun daerah.
VENUS
Ciri-ciri utama BUMN adalah :
1. Tujuan utama usahanya adalah melayani kepentingan umum sekaligus mencari keuntungan.
2. Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan Undang-undang.
3. Pada umumnya bergerak pada bidang jasa – jasa vital.
4. Mempunyai nama dan kekayaan serta bebas bergerak untuk mengikat suatu perjanjian, kontrak serta
hubungan – hubungan dengan pihak lainnya.
5. Dapat dituntut dan menuntut, sesuai dengan ayat dan pasal dalam hukum perdata.
6. Seluruh atau sebagian modal milik negara serta dapat memperoleh dana dari pinjaman dalam dan luar
negeri atau dari masyarakat dalam bentuk obligasi.
7. Setiap tahun perusahaan menyusun laporan tahunan yang memuat neraca dan laporan rugi laba untuk
disampaikan kepada yang berkepentingan.
Bentuk Badan Usaha
Koperasi
Koperasi adalah usaha bersama yang memiliki organisasi berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan
untuk menyejahterahkan anggotanya. Dilihat dari lingkunganya koperasi dapat dibagi menjadi :
• Koperasi Sekolah
• Koperasi Pegawai Republik Indonesia VENUS
• KUD
• Koperasi Konsumsi
• Koperasi Simpan Pinjam
• Koperasi Produksi
Koperasi memiliki prinsip keanggotaan bersifat sukarela dan pengelolaan bersifat demokratis.
Bentuk Badan Usaha
Badan Usaha Milik Swasta
Bentuk badan usaha ini adalah badan usaha yang pemiliknya sepenuhnya berada ditangan individu atau swasta.
Yang bertujuan untuk mencari keuntungan sehingga ukuran keberhasilannya juga dari banyaknya keuntungan yang
diperoleh dari hasil usahanya.
Badan Usaha Milik Swasta dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
VENUS
1. Perseorangan
2. Persekutuan Komanditer (CV)
3. Firma
4. Perseroan Terbatas
5. Yayasan
Macam Badan Usaha Milik Swasta
1. 2. Persekutuan
Perseorangan Komanditer (CV)
- Bentuk ini merupakan bentuk yang pertama kal - Persekutuan komanditer adalah suatu bentuk badan
i muncul di bidang bisnis yang paling sederhana, usaha berupa persekutuan yang didirikan oleh dua
dimana dalam hal ini tidak terdapat orang atau lebih dimana sebagian para anggotanya
pembedaan pemilikan antara hal milik pribadi memiliki tanggung jawab yang tak terbatas dan
dengan milik perusahaan. sebagian anggota lainnya memiliki tanggung jawab
yang terbatas.
- Harta benda yang merupakan kekayaan pribadi
sekaligus juga merupakan kekayaan perusahaan - Bentuk ini memiliki dua macam anggota yaitu :
yang setiap saat harus menanggung utang – utang 1. Anggota aktif (Komanditer Aktif) adalah anggota
dari perusahaan itu. yang aktif menjalankan usaha bisnisnya dan
menanggung segala utang – utang perusahaan.
- Contohnya perusahaan – perusahaan kecil, 2. Anggota tidak aktif (Komanditer Diam) adalah
misalnya bengkel kecil, toko pengecer kecil, anggota yang hanya menyertakan modalnya saja.
kerajinan, serta jasa dll.
Macam Badan Usaha Milik Swasta
2. Perseroan
3 Firma.
Terbatas
- Perseroan Terbatas merupakan bentuk yang banyak
- Bentuk ini merupakan perserikatan atau kongsi dipilih, terutama untuk bisnis – bisnis yang besar.
ataupun persatuan dari beberapa pengusaha swasta
menjadi satu kesatuan usaha bersama. - Bentuk ini memberikan kesempatan kepada
masyarakat luas untuk menyertakan modalnya
- Perusahaan ini dimiliki oleh beberapa orang dan kedalam bisnis tersebut dengan cara membeli saham
dipimpin atau dikelola oleh beberapa orang pula. yang dikeluarkan oleh perusahaan itu.
- Tujuan perserikatan ini adalah untuk menjadikan - Dengan membeli saham suatu perusahaan
usahanya menjadi lebih besar dan lebih kuat dalam masyarakat akan menjadi ikut serta memiliki
permodalannya. perusahaan itu atau dengan kata lain mereka menjadi
Pemilik Perusahaan tersebut.
- Akan tetapi tidak jarang dengan bergabungnya dua
orang pengusaha itu justru mengakibatkan perselisihan - Atas pemilikan saham itu maka mereka para
yang kadang – kadang usahanya menjadi tak pemegang saham itu lalu berhak memperoleh
terkontrol dengan baik karena sering terjadi konflik pembagian laba atau Deviden dari perusahaan
antar keduanya. tersebut.
Macam Badan Usaha Milik Swasta
5. Yayasan
Objek Hukum
Dagang
Objek Hukum Dagang
• Objek hukum dagang yaitu segala benda atau hak yang dapat dimiliki oleh subjek hukum yang
dapat menjadi objek perikatan
• Objek hukum dagang harus diperdagangkan atau diusahakan untuk mencari keuntungan.
• Dalam sistematika KUH Perdata mengenai benda diatur di dalam Buku II tentang Benda.
• Pengaturan hukum benda menggunakan sistem tertutup, artinya orang tidak boleh
mengadakan hak-hak kebendaan selain dari yang sudah diatur dalam Undang-undang.
• Hukum benda yang diatur di dalam KUH Perdata itu bersifat pemaksa, artinya harus dipatuhi,
ditaati dan tidak boleh disimpangi dengan mengadakan ketentuan baru mengenai hak-hak
kebendaan.
• Menurut pasal 503 KUH perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen)/ benda berwujud
2. Benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderen)/ benda tidak berwujud
3
Perantara
Dagang
Yang dimaksud dengan perantara adalah mereka yang membeli dan menjual barang-
barang tersebut dan memilikinya, mereka bergerak di bidang perdagangan besar dan
pengecer.
Macam Macam Perantara Dagang
Macam Perantara Dagang Menurut KUHDagang :
Saat ini bursa dagang yang ada di Indonesia adalah Bursa Efek (Bursa Efek Indonesia)
dan Bursa Berjangka Komoditi (Bursa Berjangka Jakarta) yang tunduk pada ketentuan-
ketentuan UU Pasar Modal dan UU Perdagangan Berjangka Komoditi.
Kasir adalah seseorang, yang dengan menerima upah atau provisi tertentu, dipercaya
dengan pekerjaan menyimpan uang dan melakukan pembayaran-pembayaran.
Kasir yang dimaksud sebagai pedagang perantara menurut KUHD adalah bank sebagai
lembaga keuangan.
Ciri-ciri :
• Pengusaha (pasal 76 KUHD)
• VENUS
Bertindak untuk principal dan atas nama sendiri (pasal 76 KUHD)
• Tidak berkewajiban menyebut nama principal (pasal 77 ayat (1) KUHD)
• Boleh atas nama principal, termasuk perjanjian pemberian kuasa biasa
(pasal 79 KUHD)
• Komisioner adalah pihak dalam perjanjian (pasal 77 ayat (2) KUHD)
• Tidak ada syarat pengangkatan resmi dan sumpah
Ekspeditur
Menurut pasal 86 KUHD, ekspeditur adalah barang siapa yang menyuruh menyelenggarakan
pengangkutan barang dagangan, melalui daratan atau perairan
Orang yang disuruh oleh ekspeditur adalah pengangkut. Sedangkan ia sendiri disuruh oleh orang
lain (pemilik barang) untuk mengirimkan barangnya ke tempat lain.
Kewajibannya diatur dalam Pasal 87, 88, dan 89 KUHD, oleh karena seorang ekspeditur menyuruh
menyelenggarakan pengangkutan kepada orang lain, maka ia bertanggung jawab terhadap
perbuatan-perbuatan orang lain itu.
Pengangkutan itu sendiri diartikan sebagai perjanjian timbal balik antara pengangkut
dengan pengirim barang, di mana pengangkut mengikatkan diri untuk
menyelenggarakan pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lain dengan selamat,
sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar ongkos angkutan.
Perjanjian pengangkutan adalah salah satu bentuk dari perjanjian pemberian jasa,
sebagaimana disebut dalam Pasal 1601 KUH Perdata.
1 Perantara Dagang di Luar KUHD
1. Agen
Pada umumnya agen atau perantara itu menghubungkan antara produsen dengan pedagang, pedagang
dengan pedagang dan pedagang dengan konsumen. Agen atau perantara adalah persetujuan seseorang
untuk memberi kuasa kepada orang lain yang menerimanya untuk menyelenggarakan suatu urusan dari
orang yang menyuruhnya. Menurut statusnya perantara itu dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1) Perantara/agen dagang sebagai wakil pengusaha, yang tugas dan fungsinya sebagai bawahan,
mempunyai hubungan kerja tetap dengan pengusaha, ikut bertanggung jawab memajukan perusahaan
dengan menawarkan barang-barang produksi perusahaan di mana ia mempunyai hubungan tetap kepada
pihak konsumen. Biasanya tugas yang dijalankan berdasarkan perjanjian kerja yang disepakati sebelumnya.
Misalnya karyawan, pemegangprokurasi.
2) Perantara/agen dagang yang berdiri sendiri, yaitu perantara/agen yang membuka usahanya bebas
sendiri yang tidak terikat pada satu pengusaha yang menyuruhnya. Misalnya para makelar, ekspeditur dan
komisioner.
Perantara Dagang di Luar KUHD
2. Pialang / Broker
Pialang atau broker adalah individu atau perusahaan yang berperan sebagai perantara jual dan
beli saham di pasar modal atau perdagangan berjangka. Pialang biasanya bekerja pada sebuah
perusahaan yang menjalankan aktivitas jual beli saham dan bekerja sesuai dengan etika bursa.
Perusahaan yang menjalankan aktivitas jual beli saham ini disebut perusahaan pialang yang tergabung
sebagai anggota dalam bursa efek.
3. Pedagang Keliling
adalah pembantu penguasaha yang bekerja keliling di luar toko atau kantor untuk memajukan
perusahaan dengan mempromosikan barang dagangan atau membuat perjanjian antara pengusaha dan
pihak ketiga (calon pelanggan) yang berfungsi untuk mewakili pengusaha memajukan perusahaan
dengan kerja keliling di luar toko atau kantor sehingga memiliki hubungan hukum ketenagakerjaan yang
bersifat subordinatif
TERIMA KASIH