Anda di halaman 1dari 5

BAB 1 PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI

Dahulu, banyak negara menggunakan standar akuntansi mereka sendiri atau mengikuti standar yang
ditetapkan oleh negara yang lebih besar, seperti Eropa atau Amerika Serikat. Namun, situasi tersebut berubah
dengan cepat. Sekitar lebih dari 149 Yurisdiksi (mirip dengan negara) telah mengadopsi International Financial
Reporting Standard (IFRS) sebagai standar akuntansi mereka. Diperkirakan 300 dari 500 perusahaan
menggunakan IFRS.

Pasar Global semakin terjalin. Barang-barang dari suatu negara tidak hanya dipakai oleh negara itu saja,
tetapi juga negara- negara lain. Variasi dan volume barang yang diekspor dan diimpor menunjukkan eksistensi
A. Global Market perdagangan Internasional. Beberapa perusahaan global teratas dalam bidang penjualan yaitu Walmart, State
Grid, China National Petroleum, Sinopec Group, dan Royal Dutch Shell.
Selain itu, karena kemajuan teknologi dan persyaratan peraturan yang tidak terlalu memberatkan, investor
dapat terlibat dalam lalu lintas batas negara. Banyak investor yang memilih berinvestasi di pasar Internasional.
Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah investor memegang sekuritas perusahaan asing. Adapun sejumlah
besar perusahaan asing yang ditemukan di bursa nasional yaitu NYSE (U.S.), Nasdaq (U.S), Japan Exchange
Group, London Stock Exchange Group, Euronext, Deutsche Börse (Germany), SIX Swiss Exchange, Korea
Exchange, Nasdaq Nordic Exchanges, Australian Securities Exchange, Johannesburg Stock Exchange,
Taiwan Stock Exchange Corp., BM&F Bovespa (Brazil), BME Spanish Exchanges, dan Singapore Exchange.

Akuntansi adalah proses yang berpuncak pada penyusunan laporan keuangan perusahaan yang digunakan
Laporan Keuangan dan oleh pihak internal dan eksternalinternal dan eksternal perusahaan. Pengguna laporan keuangan tersebut
Pelaporan Keuangan termasuk investor, kreditor, manajer, pekerja, dan lembaga pemerintah.
Akuntansi manajerial adalah proses mengidentifikasi, mengukur, menganalisis, dan mengkomunikasikan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengendalikan, dan
mengevaluasi operasi perusahaan
Laporan keuangan adalah alat utama yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan tentang
informasi keuangannya terutama pada pihak eksternal. Laporan keuangan yang sering diberikan yaitu :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi (Laporan pendapatan Komprehensif)
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Selain laporan keuangan, beberapa informasi keuangan lebih baik atau hanya dapat disediakan dengan cara
pelaporan keuangan. Contohnya termasuk surat presiden atau jadwal tambahan dalam laporan tahunan
perusahaan, propektus, laporan yang diajukan ke instansi pemerintah, rilis berita, manajemen prakiraan, dan
pernyataan dampak sosial atau lingkungan. Perusahaan mungkin perlu memberikan informasi tersebut karena
pernyataan otoritatif, regulasi, atau adat. Selain itu, mereka menyediakannya karena manajemen mungkin
ingin mengungkapkannya secara sukarela.

Akuntansi dan Sumber daya di dunia ini terbatas. Akibatnya masyarakat menggunakannya dengan efektif. Efisiensi
Alokasi Sumber Daya menggunakan sumber daya sering menentukan apakah bisnis tumbuh subur.
Akuntan harus mengukur kinerja secara akurat dan adil secara tepat waktu sehingga manajer dan perusahaan
yang tepat mampu menarik investasi
Proses Alokasi Sumber Daya:
1. Informasi keuangan yang disediakan perusahaan untuk membantu pengguna dengan alokasi sumber
daya tentang perusahaan
2. Investor dan kreditur menggunakan laporan keuangan untuk membuat keputusan alokasi sumber
dayanya
3. Proses penentuan bagaimana dan dengan biaya berapa uang dialokasikan diantara pihak yang bersaing.
Proses alokasi sumber daya yang efektif sangat penting untuk ekonomi yang sehat.

Standar Kualitas Laporan Keuangan yang relevan dan dengan representasi yang tepat dapat digunakan investor sebagai
Tinggi pertimbangan saat pengambilan keputusan
Laporan keuangan yang relevan dan andal dapat dihasilkan dengan :
1. Satu set standar akuntansi yang diterbitkan oleh badan penetap standar
2. Konsisten dalam penerapan interpretasi
3. Pengungkapan umum
4. Standar audit umum dan praktek berkualitas tinggi
5. Pendekatan umum untuk meninjau peraturan dan penegakannya
6. Pendidikan dan pelatihan peserta pasar
7. Sistem pengiriman umum
8. Pendekatan umum untuk tata kelola perusahaan dan kerangka hukum di seluruh dunia.

B. Tujuan Pelaporan PSAK no 1. paragraf ke 7 (Revisi 2009) menyatakan bahwa "Laporan Keuangan adalah suatu penyajian
Keuangan terstruktur dari posisi keuangan dankinerja keuangan suatu entitas."
Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor
yang berguna untuk menyajikan potensi ekuitas investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya dalam
membuat keputusan sesuai kapasitas penyedia sumber daya.
1. Laporan Keuangan untuk tujuan umum
- Menyediakan informasi laporan keuangan untuk berbagai pengguna
- Memberikan informasi yang paling berguna, setidaknya untuk memilih biaya terkecil.
2. Ekuitas Investor dan Kreditur
- Tujuan Pelaporan Keuangan mengidentifikasi investor dan kreditur sebagai pengguna utama
laporan keuangan untuk tujuan umum
3. Perspektif Entitas
- Perusahaan dipandang terpisah dan berbeda dari pemiliknya. (present shareholders)
4. Manfaat keputusan
- Pelaporan keuangan membantu investor menilai jumlah, waktu dan arus kas masuk dari deviden atau
bunga atas investasinya.
- Investor tertarik menilai suatu perusahaan karena kemampuan menghasilkan net-cash flows dan
kemampuan manajemen untuk melindungi dan meningkatkan investasi penyedia modal

C. Standar Setting Organisasi penetap standar utama yaitu International Accounting Standard Board (IASB) yang berada di
London, UK. IASB ini menerbitkan IFRS yang saat ini digunakan oleh lebih dari 149 negara. Adapun
Organization organisasi yang memiliki peran dalam penyusunan standar akuntansi ini yaitu:
1. IOSCO International Organization of Securities Commisions
IOSCO adalah perkumpulan lembaga pengatur pasar modal negara-negara di seluruh dunia. Organisasi ini
tidak menetapkan standar akuntansi, tetapi organisasi ini didedikasikan untuk memastikan bahwa pasar global
dapat beroperasi secara efektif dan efisien.
Fungsi IOSCO yaitu:
1. Mempromosikan standar regulasi yang tinggi untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien, dan sehat
2. Bertukar informasi mengenai pengalaman masing-masing untuk mempromosikan perkembangan pasar
domestik
3. Menyatukan upaya untuk menetapkan standar dan pengawasan yang efektif terhadap transaksi
internasional sekuritas.
4. Memberikan bantuan untuk mempromosikan integritas pasar dengan penerapan standar yang ketat dan
penegakan hukum yang efektif terhadap pelanggaran.
IOSCO mendukung perkembangan dan penggunaan IFRS sebagai standar akuntansi internasional serta
merekomendasikan negara-negara anggota IOSCO untuk menggunakan IFRS.
2. IASB International Accounting Standards Boards
Struktur pengaturan standar secara internasional terdiri dari empat organisasi yaitu:
1. IFRS Foundation memberikan pengawasan, menunjuk anggota, meninjau efektivitas, dan membantu
dalam upaya penggalangan dana kepada IASB, IFRS Advisory Council, dan IFRS Interpretations Comitee
2. IASB mengembangkan satu set standar akuntansi berkualitas tinggi untuk kaporan keuangan tujuan
umum, yang dapat dipahami dan diterapkan secara internasional.
3. IFRS Advisory Council memberikan konsultasi kepada IASB tentang kebijakan utama dan masalah teknis.
4. IFRS Interpretations Comittee membantu IASB melalui identifikasi, diskusi, dan penyelesaian masalah
pelaporan keuangan dalam kerangka kerja IFRS.
Dibentuk Dewan Pengawas (monitoring board) untuk membangun hubungan antara penetap standar dan
otoritas publik seperti IOSCO.
IASB mengeluarkan :
1. International Financial Reporting Standards
Standar akuntansi yang dikeluarkan IASB yaitu IFRS. IASB telah menerbitkan 17 standar hingga saat
ini.
2. Conceptual Framework for Financial Reporting
Untuk menetapkan tujuan dan konsep fundamental yang digunakan Dewan dalam mengembangkan
standar pelaporan keuangan di masa depan.
3. International Financial Reporting Standards Interpretations
Diterbitkan oleh IFRS interpretations comittee yang mencakup identifikasi baru masalah pelaporan
keuangan yang tidak dibahas secara khusus dalam IFRS dan masalah dimana interpretasi yang tidak
memuaskan atau bertentangan telah atau akan berkembang.
Dikarenakan IASB merupakan organisasi privat, maka tidak ada regulasi yang mewajibkan penggunaan IFRS.
Hierarki IFRS Namun, entitas yang menggunakan IFRS harus mengikuti seluruh standar dan hirarki.
Hirarki IFRS digunakan untuk menentukan persyaratan pengakuan, penilaian, dan pengungkapan apa yang
seharusnya.
Perusahaan pertama melihat ke:
1. International Financial Reporting Standards, International Accounting Standards (IAS), dan IFRS
Interpretations
2. Conceptual Framework for Financial Reporting
3. Pernyataan organisasi penetap standar lain yang menggunakan kerangka konseptual serupa (US-GAAP)

D. Tantangan dalam 1. IFRS dalam Kelompok yang memiliki kepentingan akan menyuarakan regulasi sesuai dengan kepentingan kelompoknya.
Pelaporan Keuangan Lingkungan Politik Sehingga muncul tekanan pada IASB atas kepentingan politik atas kelompok tertentu.
2. Kesenjangan Kesenjangan ekspektasi antara apa yang dipikirkan oleh masyarakat terhadap akuntan denganapa yang
Ekspektasi harus dilakukan akuntan.
3. Masalah Pelaporan
Keuangan yang
Signifikan Adanya kekurangan dalam pelaporan keuangan, seperti tidak adanya:
- Pengukuran nonkeuangan
- Informasi berorientasi pada masa depan
- Informasi aset tidak berwujud
- Ketepatan waktu, tidak menunjukkan informasi keuanganpada waktu sebenarnya
4. Etika dalam
Lingkungan Perusahaan yang berkonsentrasi pada "maximizing the bottom line" dan menekankan hasil jangka pendek
Akuntansi Keuangan menempatkan akuntan pada lingkungan yang penuh tekanan dan konflik.
Dalam mengambil keputusan, akuntan tidak bisa hanya mengikuti IFRS, tetapi juga diperlukan pertimbangan
etis.
5. Konvergensi Untuk mengeliminasi perbedaan yang ada di IFRS, dibutuhkan konvergensi satu set standar akuntansi
Internasional internasional yang disesuaikan dengan perbedaan wilayah suatu negara.

E. Standar Akuntansi yang


Berlaku di Indonesia Terdiri dari empat standar, yang sering disebut sebagai 4 Pilar Standar Akuntansi, yaitu:
1) SAK Standar Akuntansi Keuangan
- Memiliki akuntabilitas publik
- SAK terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK)
- Mengadopsi IFRS dengan penambahan dan pengurangan
- Ciri utama IFRS :
1. Principles Based = mengatur hal-hal yang pokok, kebijakan dan prosedur diserahkan pada pengguna
2. Nilai wajar = nilai terkini untuk meningkatkan relevansi dalam pengambilan keputusan.
3. Pengungkapan = mengharuskan lebih banyak pengungkapan dalam laporan keuangan agar pengguna
dapat mempertimbangkan informasi yang relevan.
2) SAK-ETAP Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
- Tidak memiliki akuntabilitas publik
- Tidak ada laporan laba rugi komprehensif
- Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya
menggunakan harga perolehan
- Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan
3) SAS Standar Akuntansi Syariah
- Ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah, baik lembaga syariah maupun non-syariah
- Mengikuti model SAK umum tetapi berbasis syariah yang mengacu pada fatwa MUI
- Terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian laporan
keuangan, dan standar khusus transaksi syariah.
4) SAP Standar Akuntansi Pemerintahan
- Diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)
- Instansi pemerintahan pusat dan daerah
- SAP berbasis akrual diterapkan dalam PP No. 71 tahun 2010 tetapi instansi pemerintah masih
diperkenankan menggunakan PP No. 4 tahun 2005 yaitu SAP berbasis kas menuju akrual sampai tahun
anggaran
5) SAK EMKM Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah
- Pada 24 Oktober 2016, diperkenalkan pilar baru oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK IAI)
- Berlaku sejak 1 Januari 2019
- Tujuannya yaitu untuk membantu pelaku UMKM di Indonesia dalam menyusun laporan keuangannya
dengan tepat tanpa kerumitan dalam standar akuntansi yang ada saat ini.
PSAK

- Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia memakai standar akuntansi Belanda yang pencatatannya
sederhana. Hal ini dikarenakan Indonesia belum memiliki undang- undang resmi tentang standar
2) Sejarah Penerbitan PSAK akuntansi keurangan.
- Bukti autentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia sudah ada menjelang pertengahan abad
ke-17. Hal ini ditunjukkan pada tahun 1642, Gubernur Jenderal VOC menginstruksikan agar dilakukan
pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman, dan jumlah uang untuk pengeluaran.
- Zaman penjajahan Belanda tahun 1800-1942, catatan pembukuannya sudah menekankan
mekanisme debit dan kredit.
- Pada abad ke 19, banyak perusahaan Belanda yang didirikan di Indonesia. Catatan pembukuannya
merupakan modifikasi dari Venesia-Italia
- Pasar modal aktif yang diadakan di Indonesia pada tahun 1973 merupakan permulaan penerbitan
standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pada tahun ini, terbentuk Panitia Penghimpunan Bahan-
Bahan dan Struktur GAAP dan GAAS.
- Pada tahun1974,dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang bertugas menyusun dan
mengembangkan standar keuangan dan merupakan masa awal IAI menerapkan sistem akuntansi
keuangan di Indonesia. Indonesia merujuk pada US-GAAP dan dituangkan dalam buku "Prinsip
Akuntansi Indonesia"
- Pada tahun 1984, komite PAI membuat revisi standar akuntansi dengan cara yang lebih mendasar
dibanding tahun 1973 dan mengkodifikasikan ke dalam buku "Prinsip Akuntansi Indonesia 1984"
- Pada tahun 1994, IAI melakukan harmonisasi Standar Akuntansi Internasional (IAS) di dalam proses
pengembangan standar akuntansi Indonesia dan melakukan revisi total pada PAI 1984. Kebijakan
menggunakan IAS menunjukkan adanya perubahan kiblat dari US-GAAP ke IFRS. Serta pada tahun ini
juga diterbitkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sebagai standar akuntansi Indonesia yang baku.
- Pada tahun 2006, dalam Kongres IAI X di Jakarta, ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan
diselesaikan pada tahun 2008
- Sampai akhir tahun 2008, jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33
standar.
- Setelah 1 Januari 2012,pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS diterapkan
untuk penyusunan laporan keuangan entitas.
- Pada tahun 2018, DSAK IAI telah memutuskan mengeluarkan SAK Internasional yang merupakan
terjemahan dari IFRS kata per kata untuk perusahaan dual listing di luar negeri.
- Sampai tahun 2019, terdapat 4 pilar SAK di Indonesia yaitu SAK berbasis IFRS, SAK ETAP, SAK
Syariah, dan SAK EMKM.

3) Pilar SAK 1) SAK (Standar Akuntansi Keuangan) - IFRS


- SAK diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) dan Dewan Standar
Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI)
- SAK terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK)
- SAK digunakan untuk badan bisnis yang memiliki akuntabilitas publik yaitu badan yang terdaftar atau
yang masih dalam proses pendaftaran di pas modal.
- Penggunaan IFRS ditentukan karena Indonesia merupakan anggota IFAC (International Federation of
Accountants) yang menjadikan IFRS standar akuntansi mereka.

2) SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)
- SAK ETAP digunakan oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik. dalam menyusun laporan
keuangan untuk tujuan umum.
- Tidak ada laporan laba rugi komprehensif
- Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya
menggunakan harga perolehan
- Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan

3) SAS (Standar Akuntansi Syariah)


- Ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah, baik lembaga syariah maupun non-syariah
- Mengikuti model SAK umum tetapi berbasis syariah yang mengacu pada fatwa MUI (Majelis Ulama
Indonesia)
- Terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian laporan
keuangan, dan standar khusus transaksi syariah.

4) SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)


- Diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)
- SAP diterapkan untuk instansi pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemeritah Pusat
(LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
- DIbuat untuk menjamin transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas keuangan negara.
- SAP berbasis akrual diterapkan dalam PP No. 71 tahun 2010 tetapi instansi pemerintah masih
diperkenankan menggunakan PP No. 4 tahun 2005 yaitu SAP berbasis kas menuju akrual sampai
tahun anggaran

5) SAK EMKM (Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah)


- Pada 24 Oktober 2016, diperkenalkan pilar baru oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
- Berlaku sejak 1 Januari 2019
- Tujuannya yaitu untuk membantu pelaku UMKM di Indonesia dalam menyusun laporan keuangannya
dengan tepat tanpa kerumitan dalam standar akuntansi yang ada saat ini.

4) Proses Penetapan PSAK


dan Siapa yang Menetapkan 1. Proses Penetapan Standar Akuntansi
Proses dilakukan secara transparansi dan akuntanbel (due process procedure), yang memiliki
komponen:
- Dewan standar yang kompeten
- Proses pengembangan standar yang teliti dan sistematis
- Bekerjasama dengan investor, regulator, pelaku bisnis utama, profesi akuntan global disetiap
tahapan prosesnya.
- Berusaha untuk melakukan kolaborasi dengan komunitas dewan penyusun standar.

Langkah-langkah dalam menetapkan standar IFRS yaitu:


- IASB melakukan penelitian awal terhadap masalah dalam pelaporan keuangan
- isu dan solusi yang telah diidentifikasi digambarkan dalam discussion paper
- Discussion paper tersebut dipublikasikan untuk mendapat feedback dari publik (public hearing)
- IASB akan mengevaluasi feedback tersebut dan menerbitkan exposure draft untuk menggambarkan
standar akuntansi yang akan ditetapkan
- Exposure draft yang diterbitkan digunakan untuk memperoleh feedback dari individu atau organisasi
diseluruh dunia
- IASB akan mengevaluasi respon dari publik dan melakukan konsultasi dengan IFRS Advisory
Council
- Mengubah exposure draft jika diperlukan dan menetapkan standar akuntansi.

Prosedur due process penyusunan dan pencabutan SAK di Indonesia yaitu:


- Identifikasi masalah
- Konsultasi isu dengan Dewan Konsultatif SAK (DK SAK) jika diperlukan
- Melakukan riset
- Pembahasan materi SAK / SAS
- Pengesahan dan publikasi exposure draft
- Pelaksanaan public hearing
- Pelaksanaan limited hearing jika diperlukan
- Pembahasan masukan publik
- Pengesahan SAK / SAS

2) Siapa yang menetapkan?


PSAK ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
dan Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI)

Anda mungkin juga menyukai