Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

BAB I Pendahuluan

Latar Belakang 3

Rumusan masalah 4

Tujuan penulisan 4

BAB II Pembahasan

Pengertian Hukum Bisnis 5

Tujuan Hukum Bisnis dalam Perusahaan 6

Ruang Lingkup Hukum Bisnis dalam Perusahaan 7

Orang-Orang Perantara dalam Perusahaan 7

Peranan Penting Hukum Bisnis dalam perusahaan 8

BAB III Penutup

Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12

1
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu, banyak anugrah yang Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha
Esa berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Ida Shang Hyang
Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala berkat dan anugrah-Nyalah yang tiada
terkira besarnya, sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Pancasila ini dengan judul ”PENTINGNYA HUKUM BISNIS DALAM PERUSAHAAN”.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak dosen yang
mengajar di kelas yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar.Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami sebagai penulis berharap agar proposal prakarya ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Denpasar, 15 Juni 2019

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke berbagai
bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar penopang
dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan. Dalam melakukan
bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat berperan
mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib, aman sehingga tidak ada
pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis tersebut.

Setiap terjadinya proses transaksi jual-beli baik itu berupa barang, jasa atau yang lainnya
itu sudah termasuk dalam kategori bisnis, baik itu dalam skala kecil ataupun besar. Dan
setiap aktivitas bisnis ada rambu-rambu/ aturannya yang dinamakan “Hukum Bisnis”.  Istilah
Hukum Bisnis merupakan sesuatu yang masih baru di Indonesia. Kata ’Bisnis’ diambil dari
Bahasa Inggris yaitu business, yang artinya urusan, usaha atau melakukan kegiatan yang
bermanfaat yang mendatangkan keuntungan dan berguna. Kegiatan yang demikian di
Indonesia dikenal dengan istilah dagang, sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang Stbl 1938 No.276. Hukum Bisnis atau Business Law (dalam bahasa Inggris)
merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis, yang isinya mengatur hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian-perjanjian
maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktik bisnis.

Sebenarnya Hukum Bisnis dapat berdampak positif bukan hanya bagi para pengusaha
saja namun bagi kehidupan orang banyak. Disamping itu dengan adanya Hukum Bisnis
semua aspek yang saling berhubungan antara pelaku usaha, konsumen dan masyarakat dapat
dilindungi hak-hak dan kewajibannya. Beberapa manfaat dengan adanya hukum bisnis,
diantaranya; terwujudnya pola fikir yang positif sehingga terbinanya sikap adil, wajar, sehat
dan dinamis yang telah dijamin kepastian hukumnya, tidak menyebabkan kerugian bagi
masyarakat atau orang banyak, karena para pelaku bisnis sudah mengetahui batasan-batasan
dari bisnis yang dijalankan, dengan mempelajari Hukum Bisnis, para pelaku bisnis sudah

3
mampu untuk mengawasi proses dan perkembangan bisnis sendiri berdasarkan peraturan
yang berlaku. Mempelajari Hukum Bisnis sebelum memulai berbisnis memang patut
diperlukan. Sehingga tujuan dari bisnis yang anda jalankan akan berjalan dengan lancar dan
baik.Salah satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai sumber informasi yang berguna bagi
praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis agar
terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang adil, wajar, sehat, dinamis, dan
bermanfaat yang dijamin oleh kepastian hukum. Walaupun hampir semua kegiatan bisnis
berkaitan dengan masalah perjanjian dan perikatan yang hanya melibatkan para pihak yang
terlibat, akan tetapi pasca reformasi di Indonesia saat ini, dengan semangat
untuk memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha/bisnis maka telah dikeluarkan
beragam peraturan perundang-undangan di bidang bisnis, antara lain UU Perseroan Terbatas,
UU Penanaman Modal, UU Anti Monopoli dan persaingan Usaha, UU Perlindungan
Konsumen, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum bisnis ?
2. Apa tujuan hukum bisnis dalam perusahaan?
3. Apa saja ruang lingkup hokum bisnis dalam perusahaan?
4. Siapa saja orang-orang perantara dalam perusahaan?
5. Apa peranan hukum bisnis dalam perusahaan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum bisnis
2. Untuk mengetahuin tujuan hukum bisnis dalam perusahaan
3. Untuk mengetahui ruang lingkup hukum bisnis dalam perusahaan
4. Untuk mengetahui orang-orang perantara dalam perusahaan
5. Untuk mengetahui peranan hukum bisnis dalam perusahaan

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Bisnis
Jika kita melihat dari judul di atas, tidak lain memiliki dua arti pengertian yakni hukum
dan bisnis. Setelah itu baru dapat digabungkan pengertian antara hukum dan bisnis
sehingga dapat di peroleh penjelasan mengenai Hukum Bisnis. Hukum, menurut para ahli
hukum :
1. Meyers mengartikan Hukum "Sebagai semua aturan yang mengandung
pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam
masyarakat yang menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melakukan
tugasnya”.
2. Utrecht Mengartikan Hukum "Merupakan himpunan peraturan (perintah dan
larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan oleh karena itu harus di
taati oleh masyarakat".
3. SM. Amin, SH, Hukum adalah “Kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari
norma dan sanksi-sanksi”.
4. J.C.T. Simorangkir, SH & Woerjono Sastroparnoto, Hukum adalah “Peraturan-
peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib,
pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya
tindakan yaitu hukuman tertentu”.
5. Mochtar Kusumaatmadja Mengartikan Hukum "Tidak hanya di artikan sebagai
suatu peraturan atau norma, melainkan hukum di maknai dengan keseluruhan
kaidah dan asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat termasuk
lembaga dan proses yang menjadi-kan kaidah serta asas berfungsi, kaidah atau
norma merupakan peraturan yang mengikat serta memiliki sanksi apabila tidak di
patuhi; asas merupakan hal-hal mendasar atau prinsip yang melatarbelakangi
lahirnya suatu norma : tidak hanya dalam bentuknya yang tertulis hukum juga
memiliki bentuk lain yakni hukum tidak tertulis, contohnya kebiasaan. Kebiasaan
- kebiasaan yang terus menerus dilakukan dan diteruskan secara turun termurun

5
akan menjadi suatu adat. Hukum dan kebiasaan merupakan dua dari empat kaidah
sosial yang ada dalam masyarakat, masih ada kaidah sosial lainnya seperti agama
dan kesusilaan sebagai suatu Hukum”

Sedangkan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus,
bertindak keluar, di bidang perekonomian serta bertujuan untuk mencari keuntungan.
Keuntungan merupakan target utama dari suatu kegiatan bisnis. Kamus besar Indonesia,
menyebutkan “Bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan”.
Sehingga bisnis itu secara umum berarti suatu kegiatan dagang, industri, keuangan.
Semua kegiatan itu dihubungkan dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa dan
urusan-urusan keuangan yang bertalian dengan kegiatan-kegiatan ini oleh karena itu,
suatu perusahaan dalam salah satu cabang kegiatan atau suatu pengangkutan atau urusan
yang dihubungkan dengan kegiatan bisnis itu. Atau Bisnis adalah semua aktivitas yang
melibatkan penyediaan barang dan jasa yang diperlukan dan diinginkan oleh orang lain,
tujuannya untuk mendapatkan keuntungan.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Hukum Bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum
(termasuk enforcement-nya) yang mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau
kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau
pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneunr dalam
risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari entrepreneur tersebut) adalah
untuk mendapatkan keuntungan. (Munir Fuady, 2005 : Hukum Bisnis kerap kali juga
disebut dengan Hukum Dagang.

B. Tujuan Hukum Bisnis dalam Perusahaan


Hukum yang diberlakukan memiliki tujuan yang dikenal dengan tujuan hukum.
Tujuan hukum bersifat universal, tapi menurut L.J. Van Apeldroorn, tujuan hukum yaitu
mengatur pergaulan hidup secara damai. Selain memiliki tujuan, hukum juga memiliki
fungsi. Fungsi hukum mengacu pada tujuan hukum. beberapa fungsi hukum di antaranya
hukum sebagai sarana penyelesaian pertikaian, pencapaian keadilan lahir batin dan
sebagai sarana pembaharuan masyarakat. Berkaitan dengan sarana pembaharuan

6
masyarakat, hukum harus mampu merubah perilaku dari masyarakat itu sendiri, dari
masyarakat yang tidak teratur menjadi masyarakat yang teratur. 

Dari pengertian tujuan hukum tersebut maka tujuan hukum bisnis pun dalam suatu
perusahaan mengacu pada tujuan hukum. Tujuan dari hukum bisnis adalah adanya
keadilan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi pelaku bisnis dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya.

C. Ruang Lingkup Hukum Bisnis dalam Perusahaan


Hukum Bisnis selalu ada saat pertama kali pelaku bisnis melakukan kegiatan
usaha yang dimulai dengan kesepakatan tertulis yang tertuang dalam suatu bentuk
perjanjian berbentuk tertulis yang lazim dinamakan kontrak. Agar kontrak yang dibuat
kedua belah pihak menjadi sah, maka harus dilihat dalam KUHPerdata, yaitu Buku III
KUHPerdata tentang perikatan. Setelah kontrak di buat dan di setujui maka tidak jarang
pelaku bisnis membuat sebuah wadah demi melancarkan maksud dan tujuan dalam
kontrak tersebut, antara lain pembentukan wadah tersebut meliputi perusahaan
perseorangan, persekutuan perdata, firma, persekutuan comanditer (CV), perseroan
terbatas (PT), serta koperasi.
Kegiatan usaha juga tidak hanya meliputi pembuatan wadah saja, tidak jarang
perbuatan bisnis juga meliputi hak kekayaan intelektual seperti merek, paten, desain
industri, dan rahasia dagang. Dalam menjalankan bisnis tidak jarang pelaku bisnis juga
mengajukan kredit kepada bank. Pelaku bisnis dapat mengajukan kredit ke Bank dan
biasanya Bank akan menyalurkan kredit apabila salah satunya pembisnis dan
perusahaannya memiliki rekening koran yang baik dan memiliki konsumen yang baik
pula.

D. Orang-Orang Perantara dalam Perusahaan


Kedudukan orang-orang perantara dalam dunia perusahaan dan perdagangan
mempunyai peranan penting dalam melancarkan dan mengembangkan perdagangan
ataupun perusahaan.
Macam-macamnya :
1. Agen Dagang

7
 Melakukan pekerjaan perantaran mewakili pihak pengusaha antara lain
membuat persetujuan- persetujuan tertentu dengan pihak ketiga;
 Tidak dalam ikatan perburuhan;
 Dapat mempunyai perusahaan sendiri untuk pekerjaannya itu;
 Untuk jerih payahnya ia menerima provisi (imbalan);
 Dapat merupakan agen tunggal jika satu- satunya sebagai agen
mengenal sesuatu jenis barang;
 Hanya bertanggung jawab sampai jumlah provisinya (janji del
credere);
 Perjanjian untuk jangka waktu tertentu atau tanpa batas;
 Kematian sebagai penyebab berakhirnya perjanjia.

2. Makelar
Pasal 62 KUHD : makelar adalah pedagang perantara yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan terlebih dahulu harus mengangkat sumpah di
Pengadilan Negeri sebelum diperbolehkan melakukan pekerjaannya.
Mengadakan perjanjian atas nama dan perintah orang lain. Untuk
pekerjaannya ia menerima provisi (imbalan).

3. Komisioner
 Pasal 76 KUHD : Komisioner adalah orang yang pekerjaannya terdiri
atas pembuatan perjanjian-perjanjian atas nama, atas perintah dan
tanggungan orang lain dengan mendapat upah yang disebut komisi.
 Pasal 78 KUHD : Komisioner telah menutup perjanjian, berhak
menuntut pihak ketiga. Pemberi kuasa (komitmen) tidak berhak
menuntut pihak ketiga dan sebaliknya.
E. Peranan Penting Hukum Bisnis Dalam Perusahaan
Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke
berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu
pilar penopang dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan.

8
Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena
hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib,
aman sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis
tersebut. Contoh hukum bisnis adalah undang-undang perlindungan konsumen (UU No. 8
tahun 1999). Dalam undang-undang perlindungan konsumen dalam pasal disebut diatur
tentang kewajiban pengusaha mencantumkan label halal dan kadaluarsa pada setiap
produk yang ia keluarkan. Dengan kewajiban tersebut konsumen terlindungi
kesehatannya karena ada jaminan perlindungan jika produk sudah tidak layak pakai
(kadaluarsa). Begitu juga dengan konsumen umat Islam, dengan adanya lebel halal akan
terjamin dari mengkonsumsi produk haram. 
Contoh-contoh hukum yang mengatur dibidang bisnis, hukum perusahaan (PT,
CV, Firma), kepailitan, pasar modal, penanaman modal PMA/PMDN, kepailitan,
likuidasi, merger, akuisisi, perkreditan, pembiayaan, jaminan hutang, surat berharga,
hukum ketenagakerjaan/perburuhan, hak kekayaan intelektual, hukum perjanjian (jual
beli/transaksi dagang), hukum perbankan, hukum pengangkutan, hukum investasi, hukum
teknologi, perlindungan konsumen, hukum anti monopoli, keagenan, distribusi, asuransi,
perpajakan, penyelesaian sengketa bisnis, perdagangan internasional/WTO (World Trade
Organization), kewajiban pembukuan, dll.
Dengan demikian jelas aturan-aturan hukum tesebut diatas sangat dibutuhkan
dalam dunia bisnis. Aturan-aturan hukum itu dibutuhkan karena :
 Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan/perjanjian bisnis itu
membutuhkan sesuatu yang lebih daripada sekadar janji serta itikad baik saja.
 Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat
digunakan seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya,
tidak memenuhi janjinya.
Disinilah peran hukum bisnis tersebut. Untuk itu pemahaman hukum bisnis
dewasa ini dirasakan semakin penting, baik oleh pelaku bisnis dan kalangan pembelajar
hukum, praktisi hukum maupun pemerintah, sebagai pembuat regulasi kebijakan yang
berkaitan dengan dunia usaha. Hal ini tidak terlepas dari semakin intens dan dinamisnya
aktifitas bisnis dalam berbagai sektor serta mengglobalnya sistem perekonomian.

9
Menurut Ismail Saleh dalam bukunya “HUKUM DAN EKONOMI” 1990, :
”Memang benar ekonomi merupakan tulang punggung kesejehateraan masyarakat dan
memang benar bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tiang-tiang penopang
kemajuan suatu bangsa namun tidak dapat disangkal bahwa hukum merupakan pranata
yang pada akhirnya menentukan bagaimana kesejehateraan yang dicapai tersebut dapat
dinikmati secara merata, bagaimana keadilan sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan
masyarakat dan bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa
kebahagiaan rakyat banyak”.
Berdasarkan kutipan diatas sangatlah terlihat bahwa hukum sangat penting dalam
dunia ekonomi/bisnis sebagai alat pengatur bisnis tersebut. Kemajuan suatu
ekonomi/bisnis tidak akan berarti kalau kemajuan tidak berdampak pada kesejahteraan
dan keadilan yang dinikmati secara merata oleh rakyat. Negara harus menjamin semua
itu. Agar tidak ada terjadi pengusaha kuat menindas pengusaha lemah, yang kaya
semakin kaya yang miskin semakin miskin, sehingga tidak ada keseimbangan dalam
tatanan kehidupan masyarakat. Disinilah peran hukum membatasi hal tersebut. Maka
dibuat perangkat hukum yang mengatur dibidang bisnis tersebut (hukum bisnis).
Dengan telah dibuatnya hukum bisnis tersebut (peraturan perundang-undangan)
imbasnya adalah hukum bisnis tersebut harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis
sehingga bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak mempraktikkan
bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas (monopoli dan persaingan usaha tidak sehat).
Jika semua aspek-aspek yang ada dalam hukum bisnis ini dijalankan dengan benar dan
sesuai aturan yang ada, tentunya akan tercipta iklim yang sejuk dalam bisnis (tidak ada
pihak yang dirugikan).
Bagaimanapun juga adanya pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta
kompleks ini pasti akan melahirkan berbagai bentuk kerjasama bisnis. Kerjasama bisnis
yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang sedang
dijalankan. Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu saja melahirkan masalah serta
tantangan baru, oleh karena itu hukum harus siap untuk dapat mengantisipasi dan
mengsejajarkan posisi setiap perkembangan bisnis yang muncul. Dengan cara
pengembangan-pengembangan ilmu hukum juga.

10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang
mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan
yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan
uang dari para entrepreneunr dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari
entrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan keuntungan.
Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke
berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar
penopang dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan. Diharapkan
ke depan baik pelaku usaha, konsumen, pesaing, dan penegak hukum mengerti betul tentang
hukum bisnis agar dalam mempergunakan hak dan kewajibannya tidak menyimpang. Tidak
dapat dipungkiri bahwa pelaku usaha adalah salah satu pihak yang berperan penting dalam
kegiatan bisnis sehingga sangat penting mengetahui dan atau mempelajari hukum bisnis.

12
Daftar Pustaka
Dirjosisworo Soejono, Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal, di Indonesia, Mandar
Maju, Bandung, 1999. 
Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, Binacipta,
Bandung. 
Sonny A. Keraf, Etika Bisnis : Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta, Kanisius, 1998, 

13

Anda mungkin juga menyukai