Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI

OLEH:
KOMANG GUSNA ANDRE HERMAWAN
1915644062

POLITEKNIK NEGERI BALI


JURUSAN AKUNTANSI
D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi
yang berjudul “Sejarah Perkembangan Akuntansi” dengan baik dan lancar.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan di
masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi saya selaku penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, serta bisa menjadi tambahan referensi
pada penyusunan makalah di masa yang akan datang di bidang akuntansi.

Jimbaran, 2 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Dunia ............................................................... 3
B. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia ......................................................... 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
A. Simpulan .................................................................................................................. 14
B. Saran ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut
pemakaian jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya.
Ditinjau dari sudut pemakainya, Akuntansi dapat didefinisikan sebagai
suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu entitas,
sedangkan ditinjau dari sudut kegiatannya, Akuntansi dapat didefinisikan sebagai
suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan
data keuangan suatu entitas.
Akuntansi berdampak luas pada ekonomi dan sistem sosial suatu Negara,
karena banyak orang membuat keputusan berdasarkan data yang tercantum dalam
laporan akuntansi. Para pengambil keputusan bukan hanya pimpinan perusahaan,
tetapi juga pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Keputusan tersebut seringkali
berdampak luas dan menyangkut banyak orang. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja dengan ribuan
karyawannya setelah mempelajari laporan dan proyeksi akuntansi yang dibuat
akuntan perusahaan tersebut. Banyak program pemerintah juga disusun
berdasarkan informasi akuntansi.
Mengetahui betapa pentingnya akuntansi di dalam kehidupan ini, alangkah
baiknya kita juga mengetahui sejarah perkembangannya. Banyak hal yang kita
peroleh jika kita mempelajari sejarah. Paling tidak kita bisa memahami apa yang
terjadi di masa lalu serta bagaimana proses perkembangan itu sampai seperti saat
ini. Selain itu, sejarah memungkinkan kita untuk dapat menjadi lebih baik lagi dan
dapat memahami masa kini serta meramalkan atau mengendalikan masa depan kita.
Sejarah akuntansi juga dapat sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan
apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntansi dan evolusinya sebagai salah
satu ilmu sosial.

1
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai
perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga
ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi
maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang
cukup berarti yang dapat mendorong ilmu tersebut berkembang dan bertahan
hingga sekarang.
Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
membuat sebuah makalah dengan judul “Sejarah Perkembangan Akuntansi”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, penulis menemui beberapa
permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi di Dunia?
2. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi di Dunia
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia

D. Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan makalah ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mahasiswa di bidang akuntansi terutama mengenai sejarah perkembangan
akuntansi, serta dapat menjadi acuan bagi diri sendiri serta generasi yang
akan datang.
2. Bagi Dosen
Penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
memberikan penilaian bagi mahasiswa serta dapat menambah literatur,
referensi dalam menyajikan materi perkuliahan dasar-dasar akuntansi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Dunia


Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan waktu
dari lahirnya sistem pencatatan berpasangan yang yang telah menghasilkan
berbagai skenario. Kebanyakan skenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu
bentuk pelaksanaan pencatatan disebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3.000
tahun sebelum masehi. Termasuk didalamnya adalah kebudayaan Chaldean-
Babilonia, Asiria dan Sumeria, yang menemukan pemerintahan teroganisasi
pertama di dunia, termasuk juga beberapa bahasa tulisan tertua dan catatan usaha
tertua yang masih dapat diselamatkan; kebudayaan Mesir, dimana para juru tulisnya
menjadi “titik pusat dimana keseluruhan mesin perbendaharaan dn bagian-bagian
lain berputar”; kebudayaan Cina dimana akuntansi pemeritahannya memainkan
peranan yang vital dan rumit pada masa dinasti Chao (1122-256 SM); kebudayaan
Yunani dimana Zenon, seorang menejer dari wilayah Appolonius yang luas,
memperkenalkan ditahun 256 SM sebuah sistem akuntansi pertanggungjawaban
yang terperinci; dan kebudayaan romawi dengan hukum yang mengharuskan para
pembayar pajak membuat pelaporan mengenai posisis keuangan mereka, dan
dimana hak-hak sipil bergantung kepada jumlah harta benda yang dilaporkan oleh
para penduduknya.
Kehadiran dari bentuk-bentuk pembukuan di dunia kuno tersebut dapat
dikaitkan kepada beberapa faktor, termasuk penemuan tulisan, diperkenalkannya
angka-angka arab dan sistem desimal, penyebaran pengetahuan mengenai aljabar,
adanya sarana penulisan yang tidak mahal, meningkatnya tingkat melek huruf, dan
adanya suatu standar alat pertukaran. Bahkan A. C. Littleton membuat daftar tujuan
prasyarat bagi munculnya pembukuan yang sistematis:
1. Seni Penulisan (The Art of Writing)
Karena pembukuan pada intinya adalah sebuah catatan;
2. Aritmetika (Arithmetic)

3
Karena aspek mekanis dari pembukuan mengandung adanya serangkaian
perhitungan sederhana;
3. Milik Pribadi (Private Property)
Karena pembukuan hanya berkepentingan dengan pencatatan fakta-fakta
mengenai harta benda dan hak miliknya;
4. Uang (Money)
Yaitu transaksi yang belum selesai, karena tidak akan ada dorongan untuk
membuat catatan apa pun jika seluruh pertukaran dilakukan ditempat saat itu
juga;
5. Perdagangan (Commerce)
Karena sebuah penjualan lokal saja tidak akan menciptakan cukup cukup
tekanan (volume bisnis) untuk merangsang manusia mengkoordinasi berbagai
pemikiran dalam suatu sistem;
6. Tekanan (Volume Bisnis)
Untuk merangsang manusia mengoordinasikan berbagai pemikiran ke dalam
suatu sistem
7. Modal (Capital)
Karena tanpa modal perdagangan tidak akan berarti dan pemberian kredit
menjadi suatu yang tidak mungkin bisa dibayangkan.
Masing-masing kebudayaan kuno yang disebutkan diatas telah mencakup
persyaratan tersebut. Sekaligus menjelaskan mengapa telah terdapat semacam
pembukuan didalamnya.
Jika kita ingin melacak ilmu yang penting ini (akuntansi) kembali ke asal-
usulnya, kita secara alamiah akan menganggap pertemuan pertamanya akan berasal
dari para pedagang yang pertama; dan tidak ada seorang pun yang layak mengklaim
hal tersebut pada masa itu selain orang-orang Arab. Orang-orang Mesir, yang
selama beberapa masa menunjukkan kejayaannya di dunia perdagangan,
memperoleh pemikiran melakukan perdagangan tersebut melalui interaksinya
dengan bangsa tersebut; dan sebagai konsekuensinya, dari merekalah orang-orang
Mesir harus melakukan suatu bentuk pertama dari akuntansi, yang menurut cara
perdagangan yang umum, dikomunikasikan ke seluruh kota-kota di Timur Tengah.
Ketika kekaisaran di Barat diserbu oleh bangsa Barbar, dan seluruh negeri yang ada

4
di bawahnya, mengambil kesempatan untuk mengumumkan kemerdekaan mereka,
perdagangan tumbuh dengan cepat setelah kemerdekaan terjadi, dan segera pula
Italia, yang sebelumnya menjadi ruang sidang dunia, menjadi pangkalan
perdagangan, di mana sisa-sisa keruntuhan dari kekaisaran Timur di dekat Turki,
yang kejeniusan atau ketahanannya tidak pernah dimasuki oleh seni perdagangan,
memberikan konstribusi yang besar. Bisnis perdagangan, yang untuk setiap kota-
kota perdagangan di Eropa dihubungkan oleh orang-orang Lombardia, ikut pula
memperkenalkan metode mereka dalam pencatatan rekening, melalui penggunaan
pencatatan berpasangan, yang kini dikenal dengan sebutan pembukuan Italia.
Pembukuan Italia ini berkembang, seiring dengan perkembangan
perdagangan dari republik Italia dan penggunaan metode pembukuan pencatatan
berpasangan di abad ke-14. Buku pencatatan berpasangan yang pertama kali
dikenal adalah pembukuan Massari dari Genoa, yang bertanggal sejak tahun 1340.
Pencapaian terbesar dari para pedagang Italia, kira-kira berkisar antara
tahun 1250 dan 1400, adalah penggabungan dari berbagai elemen yang heterogen
ini ke dalam sebuah sistem pengklasifikasian yang terintegrasi yang disebut sebagai
rekening/perkiraan/akun (accounts) dan dikembangkan dengan berdasarkan pada
prinsip dari pencatatan ganda untuk seluruh transaksi. Namun kita hendaknya tidak
berasumsi bahwa mencatat pembukuan yang berimbang adalah menjadi sasaran
yang utama dari akuntansi abad pertengahan. Bahkan sebaliknya; setidaknya di
Italia, para pedagangnya di tahun 1400 telah mulai menggunakan akuntansi sebagai
salah satu alat pengendalian manajemen. Pastinya, mereka tidak semaju seperti kita
sekarang dan mereka bahkan sama sekali tidak menyadari akan potensi-potensi
yang dimiliki oleh pembukuan pencatatan berpasangan. Namun bagaimanapun,
mereka telah membuat suat awal dengan mengembangkan kerangka-kerangka
dasar dari akuntansi biaya dengan memperkenalkan pencandangan dan jenis-jenis
penyesuaian lainnya, seperti akrual dan hal-hal yang ditangguhkan, dan dengan
memberikan perhatian kepada audit atas neraca. Hanya dalam analisis laporan
keuangan,para pedagang pada masa itu dapat membuat sedikit kemajuan.
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan
kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga
seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli

5
Matematika berkebangsaan Italia dan merupakan seorang pastur dari ordo
Fransiskus, Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul
“Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan
berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua
aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang
berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang
berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double
entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry
sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa
penemu sistem tata buku berpasangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan
oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949
di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni
et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama
“menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping
sistem adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku
Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89
tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka
pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal
pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur
belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (±
570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999)
“Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem
pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-
saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
Akuntansi sejak itu terus berkembang sejalan dengan perkembangan
ekonomi dan semakin timbulnya pemisahan antara pemilik perusahaan dengan
manajemen. Timbulnya Revolusi Industri pada tahun 1776 juga menimbulkan efek
positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang

6
perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi
dan status perusahaan. Dalam undang-undang itu diatur tentang kemungkinan
perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar uang, dan dapat
bertindak sebagaimana halnya perorangan, perusahaan dapat di bentuk oleh
kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama-sama dalam satu badan. Keadaan
inilah yang menimbulkan perlunya laporan, baik sebagai informasi maupun sebagai
pertanggungjawaban. Perkembangan ekonomi di Inggris ini juga menular ke USA
termasuk juga mengenai bentuk perusahaannya.
Beberapa masalah yang menimbulkan diperlukannya akuntansi adalah
perkembangan ilmu yang berjalan sedemikian cepat, kegiatan ekonomi pun
berkembang demikian cepat dan menimbulkan berbagai teknik dan penerapan
sistem akuntansi di antara perusahaan-perusahaan sehingga masalah perbandingan
dan kebenaran (kewajaran) laporan keuangan menjadi permasalahan. Keadaan ini
menimbulkan prasangka negative bahwa manajemen dapat menyusun laporan
keuangan sesuai dengan kehendak dan kepentingannya. Sehingga dia dapat
memanipulasi laporan keuangan dan akibatnya laporan keuangan dianggap kurang
bernilai sampai puncaknya tahun 1930 pada masa depresi berat di USA. Akhirnya
USA membentuk SEC (Security Exchange Commission) sebagai salah satu
lembaga yang banyak mendorong tercapainya suatu prinsip akuntansi yang baku.
Dari lembaga ini dan dari lembaga lainnya muncullah konsep, teori, dan
perumusan-perumusan yang sistematis tentang teori akuntansi.
Dari sejak awal ilmu akuntansi tentu terus berkembang baik akuntansi ang
dimaksudkan untuk kepentingan internal, pribadi atau manajeman sampai pada
akuntansi keuangan untuk kepentingan publik. Pemicu perkembangan pesat ilmu
akuntansi ini dapat dianggap disebabkan karena munculnya gelombang scientific
management dan bertambah meluasnya kepentingan dan keterlibatan berbagai
pihak dalam manajemen perusahaan.
Perusahaan yang dimiliki oleh pribadi dan tidak banyak berhubungan
dengan pihak luar tentu tidak begitu memerluakn standar yang umum untuk
pencatatan atau penyusunan laporan keuangan. Namun, setelah dunia bisnis
berkembang baik karena size-nya yang semakin besar dan semakin memerlukan
pengelolaan yang bersifat ilmiah juga memerlukan keterlibatan berbagai pihak

7
dalam kehidupan perusahaan baik pegawai (labor force, uniao), banker, partner,
pajak LSM atau pemerinath (stakeholder)
Belum banyak kajian yang membahas perkembangan ini, namun dalam
artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi
sebagai berikut:
1. Tahun 1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single
entry maupun double entry.
2. Tahun 1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama
digunakan dalam perusahaan.
3. Tahun 1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
4. Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan
yang dianggap lebih penting.
5. Tahun 1900: di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan
melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
6. Tahun 1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk
perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
b. Laporan keuangan mulai diseragamkan;
c. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalkannya “punch card record”.
7. Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam
perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.
a. Pada periode ini akuntansi sudah menggunakan komputer untuk
pengolahan data.
b. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
c. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
d. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntan.
e. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk
kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
f. Muncul jasa-jasa manajemen seperti sistem perencanaan dan pengawasan.

8
g. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
8. Tahun 1975: mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi
bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
a. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses
manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangannya;
b. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-
model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan,
dan analisis cost benefit;
c. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
d. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai
dikenal; dan
e. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

B. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia


Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan
akuntansi di Negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, Negara luarlah
yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia. Kendatipun tidak bisa disangkal
bahwa masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem
pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada zaman keemasan Sriwijaya,
Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem akuntansi tersendiri.
Sayangnya, sejauh ini penelitian mengenal hal ini masih belum dilakukan. Namun,
Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab
yang melakukan transaksi bisnis di kepelauan Nusantara.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda
sekitar tahun 1642. Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia
dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan
Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta. Pada era ini Belanda
mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping)
sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik

9
Belanda yang merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan-
memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia.
Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih abad ke-
16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk
perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenidge Oost
Indische Campagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602. Akhir abad ke-18
VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember
1799. Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan
rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi
dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu.
Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas
mutasi transaksi keuangan.
Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan bahwa
menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di
Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya sebuah instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun
1642 yang mengharuskan dilakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan uang,
pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran
(eksploitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan
Surabaya.
Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih oleh
Kerajaan Belanda, zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada
waktu itu, catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit,
yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia.
Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin (amphioen)
yang merupakan usaha monopoli di Belanda.
Pada abad ke-19 banyak perusahaan Belanda didirikan atau masuk ke
Indonesia dengan membuka cabang atau perwakilan. Untuk mengangkut hasil
produksi perkebunan dan tambang, dibuka jalan kereta apidari daerah asal menuju
ke pelabuhan. Kereta api yang pertama diadakan pada tahun 1870 yang
menghubungkan antara daerah pedalaman Jawa Tengah dengan Semarang,
menyusul dari pedalaman Jawa Barat ke pelabuhan Tanjung Priok, dari pedalaman

10
Jawa Timur ke pelabuhan Tanjung Perak dan dari pedalaman Sumatera Selatan ke
Palembang. Di samping jalan kereta api juga dibangun dan/atau ditingkatkan ke
jalan darat untuk melancarkan arus produksi perkebunan dan pertambangan ke
kota-kota pelabuhan.
Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem Venesia-Italia, dan
tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan
sistem pencatatan karena kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik
dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda.
Hadibroto (1992) mengikhtisarkan sistem pembukuan asal etnis sebagai berikut.
1. Sistem pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu
a. Sistem Hokkian (Amoy);
b. Sistem Kanton;
c. Sistem Hokka;
d. Sistem Tio Tjoe atau Sistem Swatow;
e. Sistem Gaya Baru.
2. Sistem pembukuan India atau sistem Bombay
3. Sistem pembukuan Arab atau Hadramaut
Pada masa penjajahan Jepang 1942-1945, banyak orang Belanda yang
ditangkap dan dimasukkan kedalam sel-sel oleh tentara Jepang. Hal ini
menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada jawatan-jawatan negara termasuk
Kementrian Keuangan. Untuk mengatasi hal tersebut, diadakan latihan pegawai dan
kursus-kursus pembukuan pola Belanda.
Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak
mengalami perubahan yang berarti. Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan
menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia.
Setelah kemerdekaan pemerintah RI mempunyai kesempatan mengirimkan
putra-putrinya belajar akuntansi ke luar negeri. Sedangkan pendidikan akuntansi di
dalam negeri mulai dirintis pada tahun 1952 oleh Universitas Indonesia yang
mem-buka jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonominya. Pada tahun 1954 keluarlah
UU No. 34 yang mengatur pemberian gelar Akuntan. Suatu organisasi profesi yang
menghimpun para akuntan di Indonesia yang berdiri pada 23 Desember 1957 dan
diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Organisasi ini mendirikan seksi

11
Akuntan Publik tahun 1978 dan seksi Akuntan Pendidik tahun 1986. UU
Penanaman Modal Asing dikeluarkan tahun 1967 dan disusul UU Penanam-an
Modal Dalam Negeri tahun 1968, merupakan pendorong berkembangnya profesi
akuntansi. Tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru, baik yang didirikan dalam
rangka ke dua undang-undang tersebut maupun yang bukan, sebagai akibat makin
baiknya iklim investasi di Indonesia, telah meningkatkan kebutuhan akan tenaga
akuntansi. Sementara itu, di sektor Pemerintah, bertambahnya proyek-proyek
pembangunan yang harus dikelola, baik melalui dana APBN maupun non APBN di
satu pihak, dan makin disadarinya sistem pertanggungjawaban yang auditable dan
accountable, di pihak lain, telah mendorong lajunya perkembangan profesi
akuntansi. Pemerintah sangat berperan dalam mendorong perkembangan profesi
ini. Diantaranya dengan membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi
dalam tahun 1985.
Selain itu, pada masa kemerdekaan sempat terjadi dualisme sistem
akuntansi di Indonesia. Sistem akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah
sistem akuntansi Belanda yang lebih dikenal sebagai sistem tata buku. Setelah pada
tahun 1950-an perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan modal asing pun mulai
masuk. Modal asing yang masuk ini umumnya berasal dari perusahaan Amerika.
Sebagaimana awalnya sudah barang tentu perusahaan Amerika juga membawa
sistem akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan miliknya di Indonesia.
Pada saat yang sama, perusahaan yang ada masih tetap menigkuti sistem akuntansi
Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah dualisme sistem akuntansi di
Indonesia.
Pada tahun 1980 atas bantuan pinjaman dari World Bank, pemerintah
Indonesia melakukan upaya harmonisasi sistem akuntansi sehingga diupayakan
untuk menghapus dualisme tersebut. Upaya yang dilakukan antara lain mendirikan
Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) di empat universitas yaitu UI, UGM,
UNPAD, dan USU. PPA ini disamping memberikan beasiswa kepada dosen-dosen
perguruan tinggi juga melakukan penataran akuntansi kepada seluruh guru-guru
Tata Buku di SMEA maupun di SMA seluruh Indonesia. Dengan selesainya proyek
itu, maka di SMEA, SMA dan diikuti kemudian oleh lembaga-lembaga kursus,

12
sistem akuntansi Amerika-lah yang diajarkan sehingga berakhirlah dualisme sistem
akuntansi di Indonesia.

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Sejarah perkembangan akuntansi di dunia sudah dimulai sejak sekitar 3.000
tahun sebelum masehi yang pada masa itu diperkirakan sudah ada suatu bentuk
pelaksanaan pencatatan disebagian besar kebudayaan, termasuk didalamnya
adalah kebudayaan Chaldean-Babilonia, Asiria dan Sumeria, kemudian
semakin berkembang setelah diterbitkannya buku tentang double entry
bookkeeping system oleh Luca Pacioli pada tahun 1949.
2. Sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia dimulai saat akuntansi
diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas berkaitan dengan praktik
akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik
pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di
Jakarta.

B. Saran
Penulis mengharapkan kepada semua pihak, terutama pihak yang terkait
langsung dengan akuntansi agar dapat memahami apa yang terjadi di masa lalu serta
bagaimana proses perkembangan akuntansi itu sampai seperti saat ini dan dapat
menjadi lebih baik lagi dengan mempelajari sejarah akuntansi tersebut. Lebih dari
itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan
mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman yang semakin maju ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Ahmed Riahi – Belkaoui. 2006. Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat.
Harap, Sofyan Syafri. 2012. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Zulhilmi. 2009. Sejarah Perkembangan Akuntansi. From
https://accountance.wordpress.com/about/makalah-
sejarah_perkembangan_akuntansi/, 19 Januari 2015
Ernirahmawati. 2014. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Indonesia dan
Internasional. From
https://ernirahmawati.wordpress.com/2014/04/26/sejarah-dan-
perkembangan-akuntansi-indonesia-dan-internasional/, 19 Januari 2015

15

Anda mungkin juga menyukai