AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Aspek Teori Kontijensi Dalam Akuntansi Keperilakuan
DOSEN PEMBIMBING :
KELOMPOK 1 :
NURHIKMAH 1310321080
ANDI RIDA SYAHRAIDA RAMADANI 1710321119
CITTRAH TANDIRERUNG 1710321120
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2018
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah yang berjudul “ASPEK TEORI KONTIJENSI
DALAM AKUNTANSI KEPRILAKUAN” dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kelompok 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………... 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….. 4
C. Tujuan……………………………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Kontijensi........................…………………………………………………… 6
B. Hakikat Teori Kontijensi......................…………………………………………... 7
C. Variabel Teori Kontijensi................................…………………………………… 9
D. Hubungan Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan....………….…..... 12
E. Implikasi Riset.............................................................................................…….. 13
A. Kesimpulan………………………………………………………………………… 16
B. Saran……………………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 17
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan
melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan
individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga
mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi.
Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak
tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa
selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah
adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam pengendalian kegiatan organisasi
adalah dengan merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan memberi otoritas
dan pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan kelompok
pegawai. Tetapi biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer hanya terfokus pada
bagiannya saja dan berakibat pada pengabaian terhadap tugas-tugas yang memerlukan
koordinasi dengan bagian lain yang ada di struktur organisasi.
Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah
diformalisasikan dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi diperlukan dalam
merancang sistem pengendalian. Hal ini disebakan karena struktur itu sendiri yang
merupakan mekanisme awal dari akuntansi manajemen. Teori kontijensi akuntansi
manajemen ini menunjukkan suatu upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang
paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada pada suatu organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Teori Kontijensi ?
2. Bagaimana hubungan dari teori kontijensi terhadap akuntansi keprilakuan ?
3. Bagaimana implikasi riset dari teori kontijensi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori kontijensi
PEMBAHASAN
A. TEORI KONTIJENSI
Menurut Etzzioni (1985) dalam buku yang berjudul “Modern Organization”
menyatakan bahwa teori kontijensi disebut juga teori kepentingan, teori lingkungan atau
teori situasi. Teori Kotinjensi berlandaskan pada suatu pemikiran bahwa pengelolaan
organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu
memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi
harus dianalisis sendiri. Menurut Stoner et al., (1996:47) pendekatan kontigensi atau
pendekatan situasional merupakan suatu “pandangan bahwa teknik manajemen yang
paling baik memberikan kontribusi untuk pencapaian sasaran organisasi mungkin
bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda.
Teori kontinjensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi
manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk
berbagai macam tujuan dan untuk menghadapi persaingan. Pendekatan kontinjensi untuk
akuntansi manajemen didasari oleh anggapan bahwa tidak ada sistem akuntansi yang
tepat secara universal yang dapat digunakan oleh semua organisasi dalam berbagai
keadaan. Sistem akuntansi yang tepat tergantung pada keadaan khusus dimana organisasi
tersebut berada. Oleh karenanya teori kontinjensi harus mengidentifikasikan aspek khusus
dari sistem akuntansi perusahaan dimana keadaan dapat didefinisikan dengan pasti dan
sistem dapat dicobakan dengan tepat.Teori kontijensi akuntansi ini menunjukkan suatu
upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat
keadaan yang ada pada suatu organisasi. Beberapa variabel yang perlu dipertimbangkan
adalah :
1. Lingkungan.
Satu hal yang mendasar dari sistem pengendalian manajemen ini adalah
adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
2. Teknologi
Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan juga oleh
biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
3. Ukuran Organisasi
C. IMPLIKASI RISET
1. Akuntansi sebagai Bagian dari Sistem Pengendalian
Studi efektivitas sistem informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan
studi dari berbagai mekanisme pengendalian yang digunakan oleh organisasi untuk
memengaruhi perilaku anggota mereka dan hubungan mereka dengan lingkungan
eksternal. Sulit untuk memisahkan efek dari SIA dari pengendalian lainnya.
Semuanya bertindak sebagai suatu paket dan harus ditaksir bersama-sama. Fakta ini
memperluas lingkup tentang penyelidikan dan pengindikasian cakupan aktivitas
kendali dalam daftar penyusunan pengendalian. Sistem imbalan adalah suatu
penghilang terkemuka. Selain itu jenis pengendalian berbeda dapat digunakan untuk
mencapai tujuan yang berbeda. Mekanisme pengendalian untuk berbagai tujuan akan
menjadi sulit, jika tidak mungkin, untuk mengisolasi efekdari alat pengendalian
spesifik. Mungkin, riset awal dari strategi untuk mengidentifikasi kombinasi
pengendalian terutama sekali ditujukan untuk keadaan tertentu.
Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi
manajemen adalah penting. Klarifikasi konseptual lebih berada pada pemanfaatan
kerangkasistem kontrol. Walaupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat
secara langsung deberlakukan bagi organisasi,terdapat empat karakteristik proses
yang penting bagi pengendalian organisasi efektif yaitu :
a. Spesifikasi suatu sasaran.
b. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran.
2. Efektivitas Organisatoris
Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas organisasi dan
perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari
kerangka kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi
sifat alami sistem akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek
dalam bentuk pengendalian berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka
mengasosiasikan sistem akuntansi dan kontinjensi tertentu harus dibuat pedoman
mengenai dampak sistem akuntansi dalam membantu pencapaian organisasi.
3. Metodologi Riset
Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat
berhubungan, dimana SIA merupakan satu kesatuan,membenuk satu pengendalian
organisasi yang teratur.banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi
desain SIA untuk menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah
realistis untuk metode analisis statistik yang tidak menguraikan pola teladan interaksi
secara kompleks. Peneliti harus mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam
pengembangan hipotesis seperti hubungan organisasi. Selain itu hubungan sebab
akibat menjadi jauh lebih penting dibandingkan dengan asosiasi,dimana interaksi
variabel diamati dari waktu ke waktu, sehingga menjadi lebih dihargai dibandingkan
studi lintas bagian. Studi longitudinal juga mampu menjelaskan proses dengan mana
sistem akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai jawaban atas tekanan organisasi.
Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan
menyimpulkan bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan
multivariasi dalam pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas
organisasi adalah suatu tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam
memusatkan perhatian pada riset terhadap sumber daya yang langka guna
mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang berfungsi dalam organisasi, seoerti
rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.
4. Analisa tingkat 1
5. Analisa tingkat 2
Menguji efek hubungan suatu mekanisme pengendalian dan faktor kontinjensi
dalam variabel hasil. Dalam suatu studi yang khas, keberadaan faktor kontinjensi dan
mekanisme pengendalian dihipotesakan untuk menghasilkan suatu peningkatan suatu
efektifitas (atau ketidakefektifan ). Simon (1987) menyatakan perbedaan sistem
pengendalian yang diuji antara unit bisnis yang memanfaatkan strategi penyelidik atau
pendukung tersebut. Beberapa hipotesa atas studi ini menguji korelasi antara strategi
unit bisnis (SBU) dan mekanisme pengendalian.
6. Analisa tingkat 3
Efek hubungan dari faktor kontinjensi dan berbagai mekanisme pengendalian atas
suatu variabel hasil ditujukan (Drazin Dan Van tidak Ven, 1985). Analisa jenis ini
berasumsi bahwa mungkin ada komplementer atau hubungan penggantian antara
variabel pengendalian yang mungkin termasuk dalam berbagai mekanisme
pengendalian dalam analisa tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan. Satu hal yang mendasar dari sistem pengendalian manajemen adalah
adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
Teknologi. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan juga
oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
Ukuran organisasi. ukuran organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi baik
struktur maupun kesatuan pengendalian dalam organisasi.
Strategi. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh yang besar
terhadap sistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian
B. Saran
Begitu pula dapat kita katakan bahwa pemikiran kontingensi merupakan suatu perluasan
praktis dari pendekatan sistematik. Dengan mengasumsi bahwa pemikiran sistematik
merupakan suatu kekuatan sistesis yang mempersatukan dalam pemikiran keprilakuan,
pendekatan kontingensi menjanjikan suatu pengarahan ke arah praktikal.
Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay. 2009. Manajemen Control System 12th
edition, Penerjemah Drs. F.X. Kurniawan Tjakrawala, Jilid 1. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Fisher, G Joseph. 1998. Contingency Theory, Management Control System and Firm
Outcomes: Past Results and Future Directions, Behavioural Research in Accunting Vol. 10.