Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUNTANSI KEPRILAKUAN
Aspek Teori Kontijensi Dalam Akuntansi Keperilakuan

DOSEN PEMBIMBING :

GHALIYAH NIMASSITA TRISEPTYA, SE., MSi

KELOMPOK 1 :

 NURHIKMAH 1310321080
 ANDI RIDA SYAHRAIDA RAMADANI 1710321119
 CITTRAH TANDIRERUNG 1710321120

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU – ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS FAJAR

MAKASSAR

2018

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 1


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah yang berjudul “ASPEK TEORI KONTIJENSI
DALAM AKUNTANSI KEPRILAKUAN” dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 02 Desember 2018

Kelompok 1

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………... 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….. 4
C. Tujuan……………………………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Kontijensi........................…………………………………………………… 6
B. Hakikat Teori Kontijensi......................…………………………………………... 7
C. Variabel Teori Kontijensi................................…………………………………… 9
D. Hubungan Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan....………….…..... 12
E. Implikasi Riset.............................................................................................…….. 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………… 16
B. Saran……………………………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 17

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan
melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan
individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga
mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi.
Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak
tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa
selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah
adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam pengendalian kegiatan organisasi
adalah dengan merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan memberi otoritas
dan pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan kelompok
pegawai. Tetapi biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer hanya terfokus pada
bagiannya saja dan berakibat pada pengabaian terhadap tugas-tugas yang memerlukan
koordinasi dengan bagian lain yang ada di struktur organisasi.
Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah
diformalisasikan dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi diperlukan dalam
merancang sistem pengendalian. Hal ini disebakan karena struktur itu sendiri yang
merupakan mekanisme awal dari akuntansi manajemen. Teori kontijensi akuntansi
manajemen ini menunjukkan suatu upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang
paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada pada suatu organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Teori Kontijensi ?
2. Bagaimana hubungan dari teori kontijensi terhadap akuntansi keprilakuan ?
3. Bagaimana implikasi riset dari teori kontijensi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori kontijensi

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 4


2. Untuk mengetahui hubungan antara teori kontijensi dengan akuntansi keprilakuan
3. Untuk mengetahui implikasi riset dari teori kontijensi

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 5


BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI KONTIJENSI
Menurut Etzzioni (1985) dalam buku yang berjudul “Modern Organization”
menyatakan bahwa teori kontijensi disebut juga teori kepentingan, teori lingkungan atau
teori situasi. Teori Kotinjensi berlandaskan pada suatu pemikiran bahwa pengelolaan
organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu
memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi
harus dianalisis sendiri. Menurut Stoner et al., (1996:47) pendekatan kontigensi atau
pendekatan situasional merupakan suatu “pandangan bahwa teknik manajemen yang
paling baik memberikan kontribusi untuk pencapaian sasaran organisasi mungkin
bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda.
Teori kontinjensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi
manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk
berbagai macam tujuan dan untuk menghadapi persaingan. Pendekatan kontinjensi untuk
akuntansi manajemen didasari oleh anggapan bahwa tidak ada sistem akuntansi yang
tepat secara universal yang dapat digunakan oleh semua organisasi dalam berbagai
keadaan. Sistem akuntansi yang tepat tergantung pada keadaan khusus dimana organisasi
tersebut berada. Oleh karenanya teori kontinjensi harus mengidentifikasikan aspek khusus
dari sistem akuntansi perusahaan dimana keadaan dapat didefinisikan dengan pasti dan
sistem dapat dicobakan dengan tepat.Teori kontijensi akuntansi ini menunjukkan suatu
upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat
keadaan yang ada pada suatu organisasi. Beberapa variabel yang perlu dipertimbangkan
adalah :
1. Lingkungan.
Satu hal yang mendasar dari sistem pengendalian manajemen ini adalah
adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
2. Teknologi
Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan juga oleh
biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
3. Ukuran Organisasi

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 6


Ukuran organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi baik struktur
maupun kesatuan pengendalian dalam organisasi.
4. Strategi
Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh yang besar
terhadapsistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemennya.

Teori kontinjensi membantah bahwa desain dan penggunaan sistem pengendalian


adalah kontinjensi, terhadap konteks pengaturan yang organisasi dimana pengendalian di
operasikan. Suatu titik temu antara sistem pemgendalian dan variabel kontinjensi
kontekstual dihipotesakan untuk meningkatkan kinerja organisasi (individu). Teori
kontinjensi muncul sebagai jawaban atas pendekatan yang universalistics yang
membantah bahwa desain pengendalian yang optimal dapat diterapkan dalam perusahaan
secara keseluruhan. Pendekatan pengendalian yang universalistics adalah perluasan teori
manajemen ilmiah yang alami. Prinsip manajemen ilmiah menyiratkan satu cara terbaik
untuk mendesain proses operasional dalam rangka memaksimalkan efisiensi.
Perkembangan prinsip operasional ini ke sistem pengendalian manajemen menyiratkan
bahwa harus ada satu sistem pengendalian terbaik yang memaksimalkan efektivitas
manajemen.

Hakikat Teori Kontijensi


Hakikat teori kontijensi adalah tidak ada satu cara terbaik yang bisa digunakan dalam
semua keadaan (situasi) lingkungan. Masuknya pengaruh variabel lingkungan dalam
analisis organisasi diawali dengan kemunculan pendekatan sistem (system approach)
dalam analisis organisasi dimana kemunculan pendekatan ini sebenarnya karena inspirasi
dari ilmu biologi.
Pendekatan sistem dibangun berdasarkan anggapan bahwa organisasi pada
hakekatnya mirip dengan organisme (makhluk hidup) yang terbuka terhadap pengaruh
lingkungan sekitarnya. Menurut pendekatan ini organisasi adalah sebuah open system
besar yang di dalamnya terdiri dari beberapa sub-sistem yang saling terkait. Organisme di
dalam sistem semacam itu akan mengambil dan sekaligus memberikan sesuatu dari dan
kepada lingkungannya. Dengan pola simbiose take and give itulah organisasi
mempertahankan hidupnya.
Sama halnya dengan makhluk hidup, menurut Teori Kontijensi tujuan akhir sebuah
organisasi dalam beroperasi adalah agar bisa bertahan (survive) dan bisa tumbuh (growth)

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 7


atau disebut juga keberlangsungan (viability). Ada dua hal yang dilakukan organisasi
untuk menjalankan penyesuaian hidup terhadap lingkungannya. Pertama, manajemen
menata konfigurasi berbagai sub-sistem di dalam organisasi agar kegiatan organisasi
menjadi efisien. Kedua, bentuk-bentuk spesies organisasi memiliki efektivitas yang
berbeda-beda dalam menghadapi perubahan dalam lingkungan luar. Dengan kata lain
mekanisme sistem pengendalian bisa sangat bervariasi sesuai dengan variasi lingkungan
yang dihadapi. Dalam rangka mencari cara yang efektif, organisasi seharusnya
menghubungkan permintaan lingkungan eksternal dengan fungsi-fungsi internalnya.
Seorang manajer harus bisa mengatur harmonisasi fungsi-fungsi organisasinya dengan
kebutuhan manusia.
Teori kontijensi memberi penekanan pada perlunya memfokuskan pada perubahan.
Tidak ada satu aturan atau hukum yang memberi solusi terbaik untuk setiap waktu,
tempat, semua orang atau semua situasi. Ada beberapa anggapan dasar dalam teori
tersebut, yaitu antara lain:
a. Manajemen pada dasarnya bersifat situasional. Konsekuensinya teknik-teknik
manajemen sangat bergantung pada situasi yang dihadapi. Jika teknik yang
digunakan sesuai dengan permintaan lingkungan, maka teknik tersebut dikatakan
efektif dan berhasil. Dengan kata lain diversitas dan kompleksitas situasi eksternal
yang dihadapi organisasi harus di pecahkan dengan teknik yang sesuai.
b. Manajemen harus mengadopsi pendekatan dan strategi sesuai dengan permintaan
setiap situasi yang dihadapi. Kebijakan dan praktik manajemen yang secara
spontan dapat merespon setiap perubahan lingkungan bisa dikatakan efektif.
Untuk mencapai keefektifan ini organisasi harus mendesain struktur
organisasinya, gaya kepemimpinannya, dan sistem pengendalian yang berorientasi
terhadap situasi yang dihadapi.
c. Ketika keefektifan dan kesuksesan manajemen dihubungkan secara langsung
dengan kemampuannya menghadapi lingkungan dan setiap perubahan dapat
diatasi, maka harus ditingkatkan keterampilan mendiagnosa yang proaktif untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan yang komprehensif.
d. Manajer yang sukses harus menerima bahwa tidak ada satu cara terbaik dalam
mengelola suatu organisasi. Mereka harus mempertimbangkan prinsip-prinsip dan
teknik-teknik manajemen yang dapat diaplikasikan untuk semua waktu dan semua
kebutuhan. Tidak ada solusi yang dapat diaplikasikan secara universal.

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 8


VariabelKontinjensi
Mengembangkan suatu model kontingensi memerlukan suatu basis yang membagi
setting kompetitif ke dalam kelas terpisah, dan ada pekerjaan kecil untuk mengindetifikasi
variabel kontingensi yang relevan. Suatu variabel kontingensi terkait dengan level
(dimana binis yang berbeda pada variabel itu juga memperlihatkan perbedaan utama
bagaimana atribut pengendalian atau tindakan berhubungan dengan kinerja.
Dalam menentukan strategi, Hofer (1975) memperkenalkan 54 faktor kontingensi
mungkin, dimana masing-masing faktor yang diasumsikan hanya mempunyai dua
kemungkinan nilai. Ia menyatakan bahwa hal ini mengakibatkan 18 milyar pengaturan
yang mungkin dibuat. Sebagai jawaban atas masalah ini, ia berspekulasi bahwa beberapa
variabel kontingensi mendominasi variabel kontingensi yang lain. Yang disayangkan
hanya sedikit bukti yang menunjukkan adanya dominasi antar variabel kontingensi, dan
riset pengendalian akuntansi hanya menguji suatu subset kecil dari 54 variabel kontingesi
Hofer (1975). Kebanyakan variabel kontingensi tercakup dalam studi empiris
pengendalian yang telah terpilih dalam suatu basis khusus.Beberapa variable yang
dikemukakan dalam teori kontingensi adalah sebagai berikut :
1. Kategori variabel yang berhubungan dengan ketidakpastian. Sumber
ketidakpastian yang utama meliputi tugas dan ketidakpastian lingkungan
eksternal. Ketidakpastian tugas adalah suatu fungsi dari tindakan seorang manajer
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan (Hirst, 1981). Ketidakpastian tugas
serupa dengan pengetahuan proses perubahan bentuk yang digambarkan oleh
Ouchi (1977). Sebagai tambahan, variabel makro dari ketidakpastian lingkungan
mempunyai banyak segi yang mendasari. Sebagai contoh, hubungan dengan
pelanggan, para penyalur, pasar, pekerjaan dan para petugas pemerintah semua
mempunyai dampak terhadap ketidakpastian lingkungan.
2. Kategori variabel kontingensi, berhubungan dengan interdependensi dan tehnologi
perusahaan. Hal ini meliputi definisi tehnologi yang dikembangkan oleh
Woodward (1965) dan Perrow (1967) membagi teknologi ke dalam batch kecil,
batch besar, memproses tehnologi dan kategori produksi massal. Menurut Perrow
(1967) definisi teknologi didasarkan pada banyaknya pengecualian dalam
memproses produk atau jasa memproses dan sifat alami dari proses ketika
pengecualian ditemukan. Sebagai tambahan, Thomson (1967) membantah bahwa
salah satu komponen kunci tehnologi perusahaan adalah saling ketergantungan
antara subunit perusahaan tersebut.

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 9


3. Kategori variable industri, perusahaan dan variabel unit bisnis seperti ukuran,
diversifikasi dan struktur. Studi industri sudah menguji pengendalian pada
pabrikasi, jasa keuangan serta riset dan pengembangan perusahaan. Diversifikasi
mengacu pada tingkat keanekaragaman dalam suatu lini produk dan atau struktur
perusahaan. Struktrur perusahaan telah dikotomikan antara multi-divisional (M-
Form) dan fungsional (U-Form) Perusahaan (Hoskisson et Al, 1990). Seperti
dicatat oleh Hofer (1975), ada banyak orang variabel potensial dalam perusahan,
industri dan Unit Bisnis Strategis (SBU) kategori.
4. Kategori variabel kontingensi yang keempat meliputi strategi persaingan dan misi.
Kebanyakan riset strategi kontingensi telah memusat pada klarifikasi yang telah
diusulkan oleh Porter’s (1980), Miles dan Snow (1978) dan daur hidup produk
klarifikasi Porter’s (1980) adalah biaya rendah, pembedaan dan fokus startegi
persaingan. Miles dan Snow (1978) mengklarifikasikan unit bisnis kedalam
pembela/pelindung, penyelidik dan kategori penganalisis. Kebanyakan riset
pengendalian kontingensi terpusat pada perbedaan antara penyelidik dan
pembela/pelindung (Simon, 1987). Klarifikasi Daur hidup produk terdiri dari
membangun, (memegang/menjaga), memanen dan kategori strategi divest.
5. Kategori lain yang telah diuji literatur pengendalian adalah faktor observability.
Variabel ini mula-mula diusulkan oleh Thomson (1970) dan kemudian oleh Ouchi
(1977) dan yang lain (Rockness and Shields, 1984). Seperti dicatat oleh ahli teori
organisasi dan agen, dalam evaluasi kinerja, suatu isyarat dari seorang pekerja
atau unit bisnis diukur, dievaluasi dan dikompensasi. Isyarat mengukur dapat dari
tindakan karyawan dan dari hasil tindakan. Peneliti terdahulu menyiratkan
perilaku mengendalikan, yang belakangan menyiratkan pengendalian keluaran.
Observabillitas (tentang perilaku atau hasil) menyiratkan pengendalian itu dapat
ditempatkan hanya pada variabel yang kelihatan oleh penilai tersebut.
Adapun variabel yang merupakan komponen dari kontijensi itu sendiri ialah dapat
dibagi sebagai berikut :
a. Variabel Sosial
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif
tentang akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada
umumnya, studi ini lebih banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan
perbedaan dalam praktik pelaporan keuangan tertentu diantara berbagai negara
atau atas sistem akuntansi nasional. Dalam kedua kasus tersebut, hasil yang

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 10


umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan yang menghubungkan perbedaan
atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun ekonomi. Teori dalam
praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial
tertentu. Variabel-variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama
terdapat di semua perusahaan dalam suatu negara yang merupakan hal pokok yang
bervariasi pada setiap negara.
b. Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan
ketidakpastian. Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang
terdiri atas: a) dimensi stabil-dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen.
Hal ini sesuai dengan struktur organisasi dan aplikasinya adalam akuntansi
manajemen. Dimensi stabil dan dinamis ditandai dengan tingkat keputusan faktor
perubahan lingkungan internaldan eksternal yang pada dasarnya sama dari waktu
ke waktu dalam proses yang berkesinambungan. Adapun dimensi homogen-
heterogen daoat digambarkan dalam hubungannya dengan tingkat keputusan di
mana faktor lingkungan sebagai alternatif dari yang terkecil sampai dengan yang
terbesar. Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan perusahaan dapat dibedakan
dalam suatu rangkaian ketidakpastian dari yang dapat diramalkan sampai yang
tidak dapat diramalkan.Hal yang diperlukan dalam suatu riset adalah
pertimbangan yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tertentu
memengaruhi struktur organisasi dan desain sistem akuntansi manajemen.
c. Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori
kontinjensi terutama mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut
organisasi. Hal ini dapat menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat
dipisahkan dalam mendefinisikan atau menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan
ini tidak bertujuan untuk memberikan suatu penyelesaian suatu masalah. Atribut
organisasi tetap merupakan konsep yang berkaitan dengan penyediaan dan
pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran organisasi, teknologi
dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada didalamnya,
seperti jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai aset bersih atau
modal yang digunakan, dan lain sebagainya yang pada umumnya saling
berhubungan. Teknologi telah menjadi konsep penting. Terdapat tiga skala

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 11


penggunaan teknologi dalam meningkatkan kompleks teknis yaitu unit dan
kelompok kecil, kelompok besar dan massa, dan proses produksi.
d. Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapart digambarkan sebagai individu yang menggunakan data
yang terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau
sedang dalam pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus
dipertimbangkan oleh para pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk
informasi dan kemampuan proses yang ditimbulkan oleh perbedaan dalam model
keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat yang diturunkannya.
Pada kenyataannya , dalam literatur mengenai pengolahan informasi manusia
dalam rangka pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap individu
mempunyai model keputusan yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan
mempunyai enam dimensi berikut: a) analisis keputusan berbeda dengan
pengambilan keputusan intuitif, perbedaan dalam horizon waktu, c) bentuk
pengulangan yang mengacu banyak faktor dalam pertimbangan pengambilan
keputusan, d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang berubah-ubah,
e) proaktif vs reaktif, dan f) kemampuan strategis dalam hubungannya dengan
pertimbangan di antara keputusan yang sesuai dengan tujuan dan strategi
perusahaan.

B. HUBUNGAN TEORI KONTIJENSI TERHADAP AKUNTANSI KEPRILAKUAN


Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal
(universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley
(1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul
pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu
pendekatan kontinjensi (contingency approach).
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan
mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan
penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel
kontinjensi yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor
eksternal lainnya.

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 12


2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti
proses produksi, produk masal, dan lainnya.
3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri,
rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau
keunikan.
5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,
sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya
Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi
ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara
struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.

C. IMPLIKASI RISET
1. Akuntansi sebagai Bagian dari Sistem Pengendalian
Studi efektivitas sistem informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan
studi dari berbagai mekanisme pengendalian yang digunakan oleh organisasi untuk
memengaruhi perilaku anggota mereka dan hubungan mereka dengan lingkungan
eksternal. Sulit untuk memisahkan efek dari SIA dari pengendalian lainnya.
Semuanya bertindak sebagai suatu paket dan harus ditaksir bersama-sama. Fakta ini
memperluas lingkup tentang penyelidikan dan pengindikasian cakupan aktivitas
kendali dalam daftar penyusunan pengendalian. Sistem imbalan adalah suatu
penghilang terkemuka. Selain itu jenis pengendalian berbeda dapat digunakan untuk
mencapai tujuan yang berbeda. Mekanisme pengendalian untuk berbagai tujuan akan
menjadi sulit, jika tidak mungkin, untuk mengisolasi efekdari alat pengendalian
spesifik. Mungkin, riset awal dari strategi untuk mengidentifikasi kombinasi
pengendalian terutama sekali ditujukan untuk keadaan tertentu.
Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi
manajemen adalah penting. Klarifikasi konseptual lebih berada pada pemanfaatan
kerangkasistem kontrol. Walaupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat
secara langsung deberlakukan bagi organisasi,terdapat empat karakteristik proses
yang penting bagi pengendalian organisasi efektif yaitu :
a. Spesifikasi suatu sasaran.
b. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran.

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 13


c. Model yang bersifat prediktif terhadap kemungkinan tindakan hasil
pengendalian.
d. Kemampuan dan motivasi untuk bertindak.

2. Efektivitas Organisatoris
Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas organisasi dan
perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari
kerangka kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi
sifat alami sistem akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek
dalam bentuk pengendalian berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka
mengasosiasikan sistem akuntansi dan kontinjensi tertentu harus dibuat pedoman
mengenai dampak sistem akuntansi dalam membantu pencapaian organisasi.

3. Metodologi Riset
Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat
berhubungan, dimana SIA merupakan satu kesatuan,membenuk satu pengendalian
organisasi yang teratur.banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi
desain SIA untuk menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah
realistis untuk metode analisis statistik yang tidak menguraikan pola teladan interaksi
secara kompleks. Peneliti harus mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam
pengembangan hipotesis seperti hubungan organisasi. Selain itu hubungan sebab
akibat menjadi jauh lebih penting dibandingkan dengan asosiasi,dimana interaksi
variabel diamati dari waktu ke waktu, sehingga menjadi lebih dihargai dibandingkan
studi lintas bagian. Studi longitudinal juga mampu menjelaskan proses dengan mana
sistem akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai jawaban atas tekanan organisasi.
Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan
menyimpulkan bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan
multivariasi dalam pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas
organisasi adalah suatu tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam
memusatkan perhatian pada riset terhadap sumber daya yang langka guna
mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang berfungsi dalam organisasi, seoerti
rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.

4. Analisa tingkat 1

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 14


Satu faktor kontinjensi dihubungkan dengan satu mekanisme pengendalian.
Hipotesa yang khas meramalkan bahwa keberadaan suatu faktor kontinjensi akan
mengakibatkan suatu peningkatan kemungkinan bahwa perusahaan suatu mekanisme
pengendalian tertentu. Tidak ada usaha yang dibuat untuk mengakses apakah korelasi
antara faktor kontinjensi dan mekanisme pengendalian mempunyai efek pada hasil
perusahaan (walaupun kebanyakan dokumen berasumsi bahwa korelasi tersebut
mendorong kearah kinerja lebih tinggi) atau jika mekanisme pengendalian
dihubungkan dengan mekanisme pengendalain yang lain.

5. Analisa tingkat 2
Menguji efek hubungan suatu mekanisme pengendalian dan faktor kontinjensi
dalam variabel hasil. Dalam suatu studi yang khas, keberadaan faktor kontinjensi dan
mekanisme pengendalian dihipotesakan untuk menghasilkan suatu peningkatan suatu
efektifitas (atau ketidakefektifan ). Simon (1987) menyatakan perbedaan sistem
pengendalian yang diuji antara unit bisnis yang memanfaatkan strategi penyelidik atau
pendukung tersebut. Beberapa hipotesa atas studi ini menguji korelasi antara strategi
unit bisnis (SBU) dan mekanisme pengendalian.

6. Analisa tingkat 3
Efek hubungan dari faktor kontinjensi dan berbagai mekanisme pengendalian atas
suatu variabel hasil ditujukan (Drazin Dan Van tidak Ven, 1985). Analisa jenis ini
berasumsi bahwa mungkin ada komplementer atau hubungan penggantian antara
variabel pengendalian yang mungkin termasuk dalam berbagai mekanisme
pengendalian dalam analisa tersebut.

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 15


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian


organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan
bagaimana prosedur operasi pengendalian organisasi tersebut. Sistem Akuntansi Sektor
publik merupakan suatu pendekatan kontinjensi dari faktor kondisional yang digunakan
dalam penelitian sebagai variabel yang memoderasi suatu hubungan. Sesuai dengan
pendekatan kontinjensi Otley (1980), pendekatan kontinjensi akuntansi manajemen
didasarkan premis bahwa tidak ada sistem akuntansi secara universal selalu tepat digunakan
seluruh organisasi, namun sistem akuntansi manajemen hanya sesuai (fit) untuk suatu konteks
atau kondisi tertentu saja.

Teori kontinjensi akuntansi keprilakuan menunjukkan suatu upaya dalam penentuan


sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada pada
suatu organisasi. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah :

 Lingkungan. Satu hal yang mendasar dari sistem pengendalian manajemen adalah
adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
 Teknologi. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan juga
oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
 Ukuran organisasi. ukuran organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi baik
struktur maupun kesatuan pengendalian dalam organisasi.
 Strategi. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh yang besar
terhadap sistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian

B. Saran

Walaupun belum dikembangkan secara sempurna, pendekatan kontingensi merupakan


suatu tambahan yang amat bermanfaat bagi pemikiran manajemen karena ditekankan oleh
hal-hal yang bersifat situasional. Manusia, organisasi, dan problem bersifat terlampau
kompleks untuk membenarkan pemikiran yang hanya dititikberatkan pada prinsip-prinsip
universal.

Begitu pula dapat kita katakan bahwa pemikiran kontingensi merupakan suatu perluasan
praktis dari pendekatan sistematik. Dengan mengasumsi bahwa pemikiran sistematik
merupakan suatu kekuatan sistesis yang mempersatukan dalam pemikiran keprilakuan,
pendekatan kontingensi menjanjikan suatu pengarahan ke arah praktikal.

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 16


DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay. 2009. Manajemen Control System 12th
edition, Penerjemah Drs. F.X. Kurniawan Tjakrawala, Jilid 1. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.

Arief, Suadi. 1999. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Fisher, G Joseph. 1998. Contingency Theory, Management Control System and Firm
Outcomes: Past Results and Future Directions, Behavioural Research in Accunting Vol. 10.

Otley, David. 1980. The Contingency Theory of Management Accounting:


Achievement and Prognosis, Accounting and Organization Society 5.

Aspek Teori Kontijensi Terhadap Akuntansi Keprilakuan Page 17

Anda mungkin juga menyukai