SKRIPSI
Oleh,
IDAM WAHYUDI
3402160003
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Tim Penguji Ujian Sidang Sarjana Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Galuh Ciamis, dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
Oleh,
IDAM WAHYUDI
3402160003
Tim Penguji :
1. …………………
2. …………………
3. …………………
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh,
IDAM WAHYUDI
3402160003
Tanggal
Skirpsi ini benar – benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme
atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dan yang berlaku dalam tradisi
keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menerima Tindakan/sanksi yang diajukan kepada
saya apabila ditemukan adanya pelanggaran atas etika akademik dalam karya ini
atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
IDAM WAHYUDI
NIM 3402160003
ABSTRAK
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
Efisiensi Produksi (Suatu Studi Pada PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar)”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Manajemen
skripsi ini bukanlah hal yang mudah, banyak rintangan dan hambatan. Hanya
dengan ketekunan dan kerja keraslah yang menjadi penggerak penulis dalam
menyelesaikan segala proses tersebut. Juga karena adanya dukungan dari berbagai
Langkah penulis.
besarnya kepada Bapak Dr. H. Enas, S.E., M.M selaku pembimbing 1 yang telah
serta Bapak H. Iwan Setiawan, S.E. M.M selaku pembimbing II yang juga telah
Kemudian kedua orang tua tercinta yang merupakan inspirasi dan motivator bagi
penulis yang tidak pernah memberikan perhatian, cinta kasih , dorongan, iringan
doa yang tulus disetiap shalat dan sujudnya. Selanjutnya penulis mengucapkan
i
1. Bapak Dr. H. Yat Rospia Brata, M.Si selaku Rektor Universitas Galuh
2. Ibu Dr. Nurdiana Mulyantini, S.E, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Galuh
3. Ibu Elin Herlina, S.Pd, M.M selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Galuh
4. Ibu Eva Faridah,, S.E, M.M selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
Universitas Galuh
5. Bapak Mohamad Apip, S.E, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas
6. Bapak Dr. Nana Darna, S.E, M.M selaku Ketua Program Studi Manajemen
7. Bapak Faizal Haris Eko Prabowo, S.E, M.M selaku Sekretaris Program
8. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh Staf Karyawan Fakultas Ekonomi
ii
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang sudah
membantu penulis baik secara langsung dan tidak langsung. Terima kasih
skripsi ini. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis untuk
penulis mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan. Akhir kata semoga
Idam Wahyudi
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PEGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
iv
2.1.4 Penelitian Terdahulu..................................................................37
4.2 Pembahasan.........................................................................................65
5.1 Simpulan..............................................................................................77
5.2 Saran....................................................................................................79
v
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................80
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Bimbingan
Lampiran 6 Dokumentasi
ix
BAB I
PENDAHULUAN
mencatatkan pertumbuhan pada triwulan I tahun 2018 sebesar 4,50 persen, lebih
tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya di angka 4,28 persen.
Sektor manufaktur pada kuartal pertama tahun ini masih memberikan kontribusi
Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) total nilai ekspor kayu olahan
Indonesia tahun 2019 sebesar US$ 11,64 miliar, turun 4% dari nilai ekspor tahun
2018 sebesar US$ 12,13 miliar. Produksi kayu hutan alam tahun 2018 mencapai 7
juta meter kubik, sedangkan tahun 2019 hanya tercapai 5,8 juta meter kubik atau
turun 16,30 %. Penurunan produksi hutan alam ini terutama karena berkurangnya
permintaan pasokan dari industri pengolahan kayu, terutama industri panel dan
untuk berkembang. Tingginya biaya produksi akibat kenaikan harga kayu bulat,
Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Upah Minimum
1
2
Kemudian persoalan lainnya adalah mesin produksi yang kebanyakan sudah tua
sehingga tidak efisien untuk digunakan. Ditambah lagi, industri kayu lapis harus
menambah lebih dari 50 persen ekstra modal kerja akibat harus menanggung
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas kayu bulat yang proses restitusinya sulit dan
melakukan usaha efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang
dimiliki tanpa mengurangi level dan kualitas produksi. Sumber daya tersebut
memperhatikan efektivitas dan efisiensi biaya. Hal ini guna menghindari kerugian
di waktu yang akan datang. Dalam proses produksi tentunya perusahaan juga
mengalami beberapa kendala, dan hal ini dapat berakibat pada efektivitas produksi
yang tidak tercapai. Kompleksnya aktivitas produksi dalam kegiatan usaha untuk
memenuhi kebutuhan atau permintaan pasar dan proses produksi yang rumit
menyebabkan suatu system yang tepat dan sesuai harus segera di terapkan. Agar
3
dapat menghasilkan produksi yang efektif dengan biaya yang efisien , maka
muncullah yang konsep Just In Time. Just in Time adalah pendekatan pemecahan
sediaan.
Tini G dan Desi E (2013 : 224) menyatakan bahwa prinsip dasar Just In
Time adalah bahwa perusahaan tidak memiliki persediaan (safety stock). Dengan
Dalam model ini pemasok menjadi mitra sejati yang loyal dan profesional karena
setiap saat bahan baku diperlukan untuk proses produksi, pada saat itu pula bahan
baku harus sudah ada di tempat proses produksi. Just in time merupakan salah
diterapkan di Jepang dalam tahun 70-an dan baru diterapkan oleh perusahaan-
Jepang, sehingga sistem ini seringkali disebut Sistem Toyota. Sistem Produksi
sumber daya manusia, dan praktik kerja standar, khususnya disesuaikan dengan
permintaan dari operasi berikutnya. Sutan Sarda, et. al. (2019 : 49) menyatakan
jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan pada tempat yang tepat. Produksi tidak
akan terjadi sebelum ada tanda dari proses selanjutnya yang menunjukkan
permintaan produksi suku cadang dan bahan tiba pada saat yang ditentukan untuk
Dalam Just In Time produksi ditentukan oleh permintaan. Oleh karena itu,
Just In Time tidak mungkin diterapkan dalam perusahaan yang permintaan atas
Lestari sangat dipengaruhi oleh bahan baku. Jika bahan baku yang digunakan
berkualitas baik, maka tingkat masalah yang muncul pada proses produksi itu
rendah, tetapi jika bahan baku yang digunakan berkualitas buruk, maka tingkat
masalah yang muncul pada proses produksi itu tinggi, tingkat masalah yang tinggi
atas dasar job order, otomatis waktu penyelesaian harus sesuai dengan waktu
Lestari juga harus menghitung kapan produk selesai, kapan produk dikirim, kapan
produk harus diterima oleh konsumen. Karena jika semua tidak tersusun dengan
baik tidak ada perencanaan yang matang PT Albasi Priangan Lestari akan
dikenakan demmurrage.
5
kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini karena sektor produksi merupakan
produk. Sebagai penghasil produk, sektor produksi merupakan cost center yang
yang digunakan untuk proses produksi sering kali berkualitas jelek, hal ini
disebabkan karena bahan baku yang masuk ke PT Albasi Priangan Lestari berasal
Seringkali kayu yang akan digunakan bahan baku tersebut pecah, terkena
pinhole dan bonggol. Hal ini akan menyulitkan dalam proses produksi.Just In
Time dan kualitas terkait dengan dua cara. Pertama, Just In Time memotong biaya
ulang, investasi bagi persediaan, dan biaya kerusakan terkubur dalam persediaan.
antrean dan waktu maju, ia menjaga bukti-bukti kesalahann tetap segar dan
lebih sedikit unit buruk dihasilkan dan umpan baik dengan segera diberikan.
Namun, bidang fungsional yang telah menerapkan Just In Time adalah pembelian
dan produksi, karena sistem pembelian dan produksi merupakan titik awal
6
yang bergerak dalam industri pengolahan kayu. Berikut merupakan hasil produksi
Tabel 1.1
Barecore
Blockboard Polywood
Bulan Out
Input M3 R/N %
Pcs M3 Pcs M3 Pcs M3
Nov-18 12,673,763 157,783 6,025,183 47,5 % 44,570 2,059,552 28,049 1,269,492
Desember 2018 11,559,875 149,335 5,722,085 49,5% 43,938 1,989,402 47,095 1,081,888
Januari 2019 12,616,474 157,215 5,985,404 47,4% 59,768 1,544,732 25,134 1,233,539
Februari 2019 11,097,920 134,032 5,142,368 46,3% 48,464 1,963,856 26,759 1,003,580
Maret 2019 11,358,138 136,482 5,264,971 46,4% 55,431 2,759,535 42,957 1,171,978
Apr-19 10,660,745 123,573 4,767,905 44,7% 52,651 2,588,118 40,098 1,138,752
Mei 2019 12,999,080 146,595 5,647,299 43,4% 54,764 2,442,334 49,254 1,678,132
Juni 2019 10,088,181 146,495 561,899 5,6% 37,181 1,776,989 25,880 801,000
Juli 2019 14,995,747 171,813 6,605,710 44,1% 73,721 3,728,540 55,277 2,000,760
Agustus 2019 15,123,708 169,179 6,466,333 42,8% 63,569 3,031,352 35,314 1,553,348
Sep-19 13,727,508 166,963 6,440,670 46,9% 58,183 2,856,887 43,006 1,657,408
Oktober 2019 16,222,429 185,332 7,146,314 44,1% 58,449 3,029,454 25,088 1,066,755
JUMLAH 153,123,568 1,844,797 65,776,141 43,0% 650,689 29,770,751 443,911 15,656,632
Sumber : Bagian Personalia PT Albasi Priangan Lestari
Pada kolom input merupakan jumlah bahan baku yang masuk ke produksi
barecore, kemudian keterangan pcs pada tabel tersebut menunjukan lembar kayu,
jadi pada bulan November 2018 masuk 12.673.763 m3 bahan baku ke produksi
barecore dan dari bahan baku tersebut menjadi 157.783 lembar kayu atau
Rendemen adalah besaran volume produksi yang dapat dihasilkan dari input
bahan baku yang diberikan dalam setiap proses produksi. Rendemen dari bahan
baku yang masuk pada bulan november 2018 sebesar 47,5%. Untuk Blockboard
menggunakan 44.570 lembar kayu, ini didapat dari produksi barecore. Untuk
dari Barecore, sisa lembar kayu pada unit Barecore setelah dikurangi Blockboard
menjadi barang jadi, maka Just In Time sangat penting untuk diterapkan dalam
komponen – komponen pabrik dalam jumlah yang besar, karena produsen dapat
memenuhi kebutuhan mereka secara tepat waktu, tepat jumlah dan tepat harga,
sebagai berikut :
2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam penerapan just in time PT Albasi
Priangan Lestari ?
Priangan Lestari
mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya
organisasi lainnya”.
10
Luther Gulick dalam (Lilis Sulastri 2012 : 11) ‘Manajemen menjadi suatu
11
11
Stoner J.A, R.E Freeman dan D.R Gilbert Jr dalam (Dian Wijaynto 2012 :
1) :
proses yang teratur dan terukur. Proses berarti cara sistematik yang sudah
fungsi manajemen dari sejumlah pakar. Secara umum, di antara istilah fungsi-
mungkin.
lapangan kerja.
bawahan.
organisasi.
10. Reporting; melaporkan apa saja yang terjadi dalam aktivitas organisasi.
1. Planning
sekarang ini.
akan datang.
2. Organizing
3. Actuating
4. Controllling
apakah program dan hasil yang ada sudah sesuai dengan perencanaan.
Tahapan singkatnya;
15
b. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan.
Menurut Henry Mintzberg dalam H.A Rusdiana dan Moch. Irfan (2014 :
A. Peran interpersonal.
tingkatan manajemen.
B. Peran informational
Peran dari manajer sebagai pusat saraf (nerve center) organisasi untuk
C. Peran decisional.
16
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai diperlukan sebuah sarana, yakni
sebuah sarana manajemen yang terdiri dari men, money, material, machine,
1. Men.
2. Money
Yaitu faktor pendanaa atau keuangan. Tanpa ada keuangan yang memadai
mestinya.
3. Materials
barang jadi. Dengan adanya barang mentah maka dapat dijadikan suatu
4. Machine
Yakni mesin pengolah atau teknologi yang dipakai dalam mengolah bahan
5. Method
6. Market
dikuasai, maka kualitas dan harga barang haruslah sesuai dengan selera
Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kombinasi dari
keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap tetapi dalam proporsi
diandalkan.
prestasi kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa
3. Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan
masalah produksi.’
Jay Heizer dan Barry Render dalam H.A Rusdiana (2014 : 18)
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
output’.
“Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.”
organisasi jasa untuk yang menghasilkan barang tak berwujud atau jasa.
1. Organisasi Manufaktur
2. Organisasi Jasa
service.
jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen, dan kegiatan ini menjadi
fungsi utama perusahaan. Melalui konsep manajemen operasi, segala sumber daya
nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang akhir, barang setengah
jadi atau jasa. Konsep manajemen operasi merupakan kegiatan yang kompleks,
berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan operasi, tetapi juga mencakup kegiatan
diinginkan, dengan proses produksi yang efisien dan efektif serta dengan
mendatang.
Bagi perusahaan jenis apa pun, baik yang bergerak dalam manufaktur
laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (going concern) perusahaan
tersebut, produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta
operasi.
2. Konsep IPO
proses pasti memiliki input dan output. Input dapat berupa material, bahan
baku, komponen, bahan bakar, uang, tenaga kerja, jam orang, waktu atau
sumber daya lainnya. Output merupakan hasil dari proses yang dicirikan
dengan adanya nilai yang bertambah dari input yang diterima. Proses
dikatakan baik jika mampu memberi nilai tambah pada input yang
diterima.
3. Indikator Proses
berikut:
dampak proses bagi lingkungan. Proses yang lebih aman harus terus
proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Efisiensi merupakan
mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu
Ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen
lain.
kinerja optimum.
24
tentang :
1. Perencanaan Output,
3. Perencanaan Kapasitas,
7. Manajemen Persediaan.
8. Manajemen Proyek.
9. Skeduling.
manufaktur dan jasa, karena ada beberapa negara yang perekonomiannya belum
Utara, dan Eropa Barat, terjadi keterbatasan produksi yang mengakibatkan adanya
dalam perekonomian karena tidak mampu pula untuk berproduksi secara efisien.
organisasi.
Berdasarkan dari kondisi dari keputusan yang diambil, ada empat macam
1. Peristiwa pasti.
Gambar 2.1
Skema Pengambilan Keputusan.
Just In Time menurut Tini G dan Desi E (2013 : 224) adalah “Usaha-usaha
Menurut Tirta Deitiana ( 2011 : 223 ) dalam Aznedra dan Indah Sfitri
( 2018 : 122) :
Sistem tepat waktu (Just In Time) adalah sistem manajemen pabrikasi dan
persediaan komprehensif dimana bahan baku dan berbagai suku cadang
dibeli dan diproduksi pada saat diproduksi dan pada waktu akan digunakan
dalam setiap tahap proses produksi atau pabrikasi.
‘Just In Time adalah persediaan dengan nilai nol atau mendekati nol,
Dari beberapa definisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Just In
elemen – elemen Just In Time. Hal ini terjadi karena pembasmian pemborosan
aspek yang berbeda-beda. Karena Just In Time merupakan salah satu konsep PPC
28
yang integral, maka setiap aspek tersebut harus diperhatikan sehingga timbul
1. Pengurangan waktu setup ( low cost setup time or reduced setup times ).
facilities).
defective material ).
environment ).
6. Hubungan yang harmonis dengan pemasok ( close ties with few reliable
supplier ).
the process).
improvement ).
9. Ukuran lot kecil dengan lead time yang lebih singkat ( small lot sizes with
11. Berproses secara sistem tarik ( pull-type movement of work throught the
system ).
13. Efisiensi tinggi dari operator (workers are cross-trained to allow higher
tetapi bukan item serupa dalam lini produksi yang sama. Sebagai contoh adalah
suatu pabrikan mobil yang menghasilkan dua tipe kendaraan, yaitu tiga – empat
pada lini produksi yang sama. Sejak lini produksi dirancang dengan waktu setup
dari pada memproduksi keseluruhan tipe kendaraan. Hal ini merupakan bagian
Dua tujuan utama dari sistem tersebut untuk menjaga keseimbangan lini
berbeda.
b. Model CONWIP.
yang konstan didalam proses. Ini merupakan pendekatan terhadap sistem tarik
yang diperkenalkan oleh Spearman dkk. Sistem kerja Kanban yang terbaik adalah
dengan aliran yang seragam, sangat stabil untuk mengembangkan sistem yang
memiliki keuntungan dari sistem Tarik tetapi juga bisa digunakan dalam
sendiri. Kartu diletakan pada kontainer pada awal produksi, selama proses, sampai
pegawainya.
kembali.
2. Jika permintaan tiba – tiba naik melebihi dari rata – rata perencanaan,
1. Kuantitas
kuantitas yang tepat, dan pemasok didorong untuk mengurangi ukuran lot
produksi mereka.
2. Kualitas
hubungan yang erat antara pembeli dan pemasok melalui tim kerja sama
3. Pemasok
mereka.
4. Pengiriman
jangka panjang.
33
5. Ongkos
6. Kualitas
Karakteristik just in time kualitas terdiri dari deteksi kecacatan lebih cepat,
kecacatan lebih cepat, karena set-up dari pemasok lebih sering dengan
ukuran lot produksi lebih kecil, kebutuhan untuk inspeksi lebih sedikit,
7. Desain
8. Efisiensi administratif
tertentu dan identifikasi pesanan yang diterima lebih mudah dan tepat,
9. Produktivitas
yang tepat.
improvement). Dibawah filosofi just in time, segala sesuatu baik material, mesin
dan peralatan, sumber daya manusia, modal, informasi, manajerial, proses, dan
lain-lain yang tidak memberikan nilai tambah pada produk disebut pemborosan
(waste). Nilai tambah produk, merupakan kata kunci dalam Just In Time. Nilai
tambah produk diperoleh hanya melalui aktivitas aktual yang dilakukan langsung
produk tidak menambah nilai pada produk itu, tetapi merupakan biaya, dan biaya
pemborosan (waste).
Pada dasarnya sistem produksi just in time mempunyai enam tujuan dasar
sebagai berikut:
manufakturing.
dan pelanggan.
adalah ‘tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara
adalah :
36
( 2018 : 53 ) :
prancis kuno effectif dan kata lain effectivus, yang berarti mencapai tujuan atau
sasaran.’
Dari beberapa definisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas
merupakan perbandingan antara input dan output yang terkait dengan standar
Dari beberapa definisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi
Penelitian
Lestari
38
Penerapan Total dan just in time Just In Time pengaruh Total Quality
dapat meningkatkan
Delivery Performance
perusahaan tersebut,
Judul Penelitian
Tini Gustini dan Sistem persediaan just in Meneliti Jenis penelitian
persediaan tersebut
dapat memberikan
kesimpulan
produksi
berbeda-beda Banjar.
karena didasarkan
pada berbagai
aspek.
Dewi, et. al. pada industri ubin Karya Indah mengenai adalah Kualitatif
Analisis Efisiensi memproduksi ubin pada waktu metode Just In Lokasi penelitian
dilakukan berdasarkan
sebagai dasar pemikiran. Kemudian peneliti memakai salah satu cabang ilmu
menemukan konsep Just In Time serta efektivitas dan efisiensi produksi. Dari
Teori Ilmu
Grand Theory
Manajemen
Manajemen
Middle Theory
Operasi
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
kualitatif. Menurut Sultan Sarda, et. al. (2019 : 72) “Metode deskriptif kualitatif
adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
generalisasi.”
Menurut Enny Radjab dan Andi Jam’an (2017 : 72) “Desain penelitian
43
44
waktu yaitu desain penelitian time series yang lebih menekankan pada penelitian
Parameter adalah sebuah alat ukur untuk melihat keberhasilan dari tujuan
penelitian.
penelitian dan hal-hal yang dianggap penting. Adapun Kisi – kisi instrumen
Tabel 3.1
Teknik
Peristiwa yang
Pertanyaan Penelitian Pengumpulan Informan
Diamati
Data
Just In Time 1. Bagaimana Observasi Bapak. S
Priangan Lestari ?
2. Bagaimana
perusahaan menjaga
keeratan komunikasi
dengan pemasok ?
3. Seberapa penting
keeratan komunikasi
dengan pemasok
bagi perusahaan ?
4. Bagaimana cara
perusahaan
membangun /
46
menjaga keeratan
hubungan dengan
pelanggan ?
terjadi pada
perusahaan apabila
keeratan hubungan
dengan pelanggan
terhambat ?
6. Seberapa penting
perubahan informasi
bagi perusahaan ?
7. Bagaimana cara
perusahaan agar
responsive terhadap
perubahan
informasi ?
penerapan just in
time ?
9. Bagaimana solusi
untuk mengatasi
47
hambatan dalam
penerapan just in
time ?
Efektivitas dan 1. Bagaimana cara
dengan jadwal ?
tepat melaksanakan
jadwal ?
3. Apakah
implementasi
ketepatan
melaksanakan
jadwal sudah
terlaksana ?
4. Bagaiamana cara /
langkah – langkah
yang dilakukan
perusahaan untuk
menekan biaya ?
48
dilakukan
perusahaan jika
yang telah
ditentukan ?
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber data utama. Data primer disebut juga sebagai
data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik
Data yang digunakan dalam oleh peniliti dalam penlitian ini adalah data
primer.
data :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Studi Dokumen
50
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
4. Triangulasi
Miles dan Huberman). Miles dan Hubermen dalam Sugiyono (2017 : 246),
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
Jalan Raya Batulawang KM. 3, Pataruman, Sukamukti, Kec. Banjar, Kota Banjar,
Jawa Barat
Tabel 3.2
Waktu Penelitian
Waktu Pelaksanaan
Jenis 2019 2020
No
Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Ap Me Jun Jul Ags Sep Okt
r i
1 Pengajuan
Judul
2 Seleksi Judul
3 Penyusunan
Proposal
4 Seminar
Usulan
Peneilitian
5 Pengumpula
n Data
6 Pengolahan
Data
7 Penyusunan
Skripsi
8 Sidang
Skripsi
BAB IV
1. Hasil Penelitian
Banjar, 46322, Jawa Barat Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1998
oleh Bapak. Iwan Irawan Yohan dengan item produksi fingerjoint awal untuk
Bapak Boy Denny Wijaya sebagai pemilik saham mayoritas. PT Albasi Priangan
Lestari terus tumbuh hingga sekarang memiliki total karyawan 2.300 orang dan
kapasitas / bulan sekitar 220 kontainer yang terdiri atas 100 kontainer produk
1. Visi
Berikut ini merupakan visi dari PT Albasi Priangan Lestari yaitu : “Untuk
52
53
2. Misi
4.1.1.3 Struktur Organisasi dan Job Description PT. Albasi Priangan Lestari
A. Struktur Organisasi
D
DIREKTUR UTAMA
CHRISDIANTO RAHARDJO
DIREKTUR
R WAHYU WIDAYAT, SE.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Albasi Priangan Lestari
54
B. Job Description
Priangan Lestari :
1. Direktur Utama.
keuangan perusahaan.
Direktur Utama.
3. Departemen Produksi.
maupun SDM.
55
Pada departemen produksi juga terdapat unit DBT dan Saw Mill. Kedua
unit ini dipimpin oleh seorang manager. Tugas dari unit DBT adalah
pengovenan kayu basah agar menjadi kering. Tugas unit Saw Mill untuk
4. Departemen Teknik.
fasilitas produksi.
5. Departemen Personalia.
perusahaan.
6. Departemen Keuangan.
perusahaan.
PPIC dan QA mempunyai staf yaitu purchsing dan bahan baku yang
dan QA Meliputi jumlah bahan baku yang harus diperlukan serta bahan
Fungsi, wewenang dan tanggung jawab manager ekspor dan impor adalah
sebagai berikut :
kompeten.
58
9. Departemen Logistik.
6. Menjaga kebersihan.
disembarang tempat.
7. Bertengkar / berkelahi.
perusahaan yang seluruh kegiatannya terfokus pada produksi kayu. Setiap hari PT
wawancara ini dilakukan kepada satu orang informan. Penelitian dipilih dan
Berikut ini adalah informasi yang dapat diperoleh mengenai Penerapan Just In
Tabel 4.1
Penarikan
Verifikasi
Bapak. S Keeratan Informan : Menurut informan Setiap
Simpulan /
61
Verifikasi
Bapak. S Keeratan Informan : Menurut Suatu perusahaan
Simpulan /
62
Verifikasi
Bapak. S Keresponsifan Informan : Menurut Keresponsifan
Personalia & Perubahan informasi dapat digital saat ini informasi bagi
perubahan menyesuaikan
menggunakan dibuat.
teknologi digital.
Berikut ini adalah informasi yang dapat diperoleh mengenai Efektivitas dan
Tabel 4.2
Penarikan
Verifikasi
Bapak. S Ketepatan Informan : Menurut informan, agar Ketepatan dalam
Simpulan /
64
Verifikasi
Bapak. S Kemampua Informan : Menurut Kemampuan
perusahaan setiap
4.2 Pembahasan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar dapat
menghasilkan barang yang lebih baik dengan biaya per unit yang lebih rendah.
sistem Just In Time. Just In Time produksi berdasarkan logika bahwa tidak ada
produk yang akan diproduksi sampai produk tersebut dibutuhkan. Jumlah unit
yang diproduksi sesuai dengan yang dibutuhkan dan pada saat diperlukan. Segala
sesuatu yang memilliki jumlah yang melebihi jumlah minimum yang dibutuhkan
dikeluarkan untuk sesuatu yang tidak dibutuhkan saat ini tidak dapat
dimanfaatkan saat ini juga. Produksi Just In Time tidak mengijinkan adanya
kontingensi.
pusat jasa dan mengubah perilaku serta kepentingan relatif dari biaya tenaga kerja
langsung. Komponen dan bahan baku tiba pada saat akan digunakan dalam
produksi. Proses produksi Just In Time mengasumsikan semua biaya selain bahan
langsung digerakkan oleh waktu dan ruang. Proses produksi Just In Time
Namun, bidang fungsional yang telah banyak menerapkan Just In Time adalah
produksi merupakan titik awal penerapan Just In Time sebelum diterapkan pada
lebih baik. Penerapan Just In Time dapat meningkatkan kualitas produk dan
time yaitu yang pertama keeratan komunikasi dengan pemasok. Dalam penerapan
pemasok merupakan hal yang sangat penting. Karena pemasok merupakan mata
rantai yang tidak boleh terputus. Sebuah perusahaan seperti PT Albasi Priangan
Lestari tidak dapat berjalan sendiri jika tanpa pemasok. Cara yang dilakukan
toleransi waktu kepada pemasok jika terjadi penurunan harga. Dengan ini akan
Pasokan bahan baku terdiri dari kayu gergaji berjumlah 600 /hari, kemudian
kayu log berjumlah 250 /hari. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan
Kotler & Armstrong (2012 : 32) Pemasok adalah salah satu elemen utama dalam
salah satu kunci bagi keberlangsungan sebuah usaha apabila ingin meningkatkan
Hal ini senada dengan hasil penelitian Moh Farid Najib (2007) bahwa
Kemitraan dengan pemasok dapat dijadikan salah satu alternatif yang saling
dengan pemasok memiliki tujuan agar pasokan sumber daya terjamin melalui
penciptaan dan pemeliharaan hubungan yang loyal, saling percaya, dan dapat
kerjasama dengan pemasok bahan baku termasuk PT Albasi Priangan Lestari agar
Lestari bekerja atas dasar job order. Artinya Perusahaan menunggu pesanan dari
pelanggan, maka ukurannya harus mengikuti yang diminta oleh pelanggan. Dari
sinilah kepercayaan itu akan tumbuh dengan sendirinya akan tertanam pada
pelanggan jika kualitas barang yang dihasilkan oleh perusahaan sesuai dengan
standar yang mereka inginkan. Hal ini berkaitan dengan teori yang dikemukakan
oleh Mursyidi (2008 : 175) dalam Ni Luh Utami Dewi, et.al (2014 : 3) yakni
‘Konsep just in time menekankan pada pembelian bahan baku yang sesuai dengan
kebutuhan proses produksi, tidak kurang dan tidak lebih pada saat bahan-bahan
Hasan dan Mowen ( 1991 : 60 ) dalam Arif Gunadi dan Anang Subardjo
( 2016 : 3) juga menyatakan bahwa ‘just in time adalah suatu system tarikan
pemborosan dengan cara memproduksi suatu produk hanya jika diperlukan dan
hanya dalam kuantitas yang diminta pelanggan’. Hal ini senada dengan hasil
penelitian Ni Luh Utami Dewi, et. al. (2014) bahwa penerapan metode just in time
pada industri ubin Karya Indah dilakukan dengan cara memproduksi ubin pada
waktu yang diperlukan dan dengan tingkat kuantitas yang sesuai dengan pesanan
tidak terjadi kelebihan produksi. Produksi pada industri ubin Karya Indah
69
yang tepat mengenai jumlah ubin yang akan diproduksi. (holding cost).
harus menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan. Agar ketika proses
Perubahan informasi dapat terjadi dari berbagai sudut seperti harga pasar,
kebijakan ekspor dan suku bunga. Cara yang dilakukan oleh PT Albasi Priangan
teknologi digital. Di era digital saat ini perubahan informasi dapat diketahui
penting. Karena jika perusahaan tidak responsif atau lambat dalam mengetahui
Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan Mara Destiningrum dan
Qadhil Jafar Adrian ( 2017 : 31 ) informasi adalah data yang telah diproses
keputusan. Hal ini senada dengan hasil penelitian Anastasia Lipursari (2013)
masa depan perusahaan tersebut. Ketika proses produksi suatu perusahaan tidak
dikelola dengan baik, dapat dipastikan resiko pemborosan sumber daya, tingginya
produk cacat dan usang yang tidak layak jual, dan pencurian bahan baku ataupun
barang jadi akan semakin tinggi. Hal ini akan berakibat perusahaan mengalami
efisiensi agar mampu untuk menjawab tuntutan jaman dengan segala batasan dan
peluangnya.
secara besar-besaran untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat besar dari
sisi kuantitas. Akan tetapi ketika persaingan usaha menjadi semakin ketat,
konsumen memerlukan produk dengan kualitas yang tinggi dan berharga murah.
produksinya agar menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan biaya produksi
menjadi semakin efisien. Efektifitas dan efisiensi menjadi hal yang mutlak
71
diperlukan sebuah perusahaan jika mau bertahan hidup dalam situasi yang
semakin sulit.”
tersebut juga akan naik. Hal ini disebabkan karena membutuhkan tempat
penyimpanan yang lebih besar atau banyak, bertambahnya biaya tenaga kerja
untuk mengawasi barang-barang tersebut, dan juga semakin banyak waktu pula
yang terbuang untuk mengurusi persediaan. Dari segi waktu, proses produksi yang
memakan waktu lama juga akan menimbulkan banyak biaya. Biaya tenaga kerja,
biaya sumber daya produksi seperti listrik dan bahan bakar juga menjadi tinggi,
juga ada resiko konsumen harus menunggu relatif lebih lama untuk menikmati
Biaya-biaya yang tidak bernilai tambah tersebut akan dibebankan pada harga
yang lain. Agar harga jual lebih kompetitif, perusahaan harus menghilangkan
aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam biaya produksi. Untuk memangkas
biaya produksi, diperlukan suatu sistem produksi yang efisien dan efektif. Sistem
proses produksi Just In Time menawarkan proses produksi yang efektif dan
PPIC bertugas mengatur atau merencanakan segala sesuatu baik bahan baku,
Albasi Priangan Lestari juga sudah memiliki schedule. Agar semua hasil produksi
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Contohnya, schedule pada bulan ini
produk a harus diekspor sesuai permintaan pasar 100 kontainer. Perusahaan harus
sudah memiliki perhitungan. 100 kontainer itu membutuhkan berapa bahan baku,
tenaga kerja, dan bahan pembantu lainnya. Ini merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Sehingga apa yang telah direncanakan sesuai dengan hasil
yang diinginkan.
Karena barang ini sudah terjadwal baik pengapalan atau penyimpanan digudang.
sebagian kecil yang tidak tepat dikarenakan ada mesin – mesin yang tiba – tiba
rusak dan suku cadang tidak tersedia. Proses Produksi pada PT Albasi Priangan
Lestari sangat dipengaruhi oleh bahan baku. Apabila bahan baku yang digunakan
Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Sulastri dalam Nurfina
tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu Kanban. Hal ini
senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Harna Adianto (2018) bahwa
pelanggan atau konsumen mereka tidak melihat kesulitan atau permasalahan yang
inginkan adalah bahwa pesanan yang mereka lakukan mempunyai kualitas yang
baik dan memiliki kedatangan yang sesuai dengan waktu yang ditentukan.
kerugian.
selain bahan baku, terdapat hal pendukung produksi lain seperti lem dan dempul.
Dalam hal ini perusahaan mengupayakan agar seefektif dan seefisien mungkin
baik itu barang maupun waktu pelaksanaan. Perusahaan melakukan audit setiap
bulan untuk mengatasi biaya yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan.
Apabila suatu perusahan tidak memiliki kemampuan dalam menekan biaya maka
Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan Mardiasmo ( 2009 : 132 )
perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost
of onput). Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Sofiah (2014)
menjelaskan dengan menggunakan sistem produksi Just In Time, maka akan dapat
Just In Time menunjukkan bahwa metode Just In Time dapat menekan biaya
persediaan lebih rendah dibanding metode tradisional. Apabila biaya dan waktu
biaya pada suatu perusahaan merupakan hal penting, apabila suatu perusahaan
tidak memiliki kemampuan dalam menekan biaya, maka akan berakibat pada
keuangan perusahaan.
bahan dan barang. Apabila alat pendukung seperti forklift, dump truck dan losbak
mengalami gangguan teknis, maka ini akan mempengaruhi proses produksi serta
selanjutnya adalah dari pasokan energi listrik. Pada PT Albasi Priangan Lestari
75
pasokan energi listrik 100% berasal dari PLN. Apabila pasokan energi listrik
dari mesin. Hambatan pada mesin produksi bukan berarti mesin produksi tersebut
rusak. Tetapi apabila bahan baku yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan
mesin produksi seperti ketebalan bahan baku, maka mesin produksi akan
mengalami kendala.
Selain itu, dalam sistem Just In Time biaya pengiriman akan lebih mahal
jika sering terjadi pengiriman dalam ukuran kecil, meskipun besar kecilnya biaya
transportasi juga dipengaruhi oleh jauh dekatnya jarak antara pemasok ke lokasi
Priangan Lestari.
Setiap perusahaan harus memiliki solusi apa bila terjadi hal – hal yang
terjadi pada perusahaan harus tepat. Solusi dalam mengatasi hambatan pada
pendukung pada masing – masing departemen diluar dari pada mesin – mesin.
Alat pendukung yang digunakan yakni handlift. Walaupun alat ini tidak 100%
sama seperti forklift, dump truck, serta losbak, tetapi alat ini dapat digunakan
untuk mobilisasi bahan barang meski dengan jumlah yang terbatas. Penggunaan
handlift ini bertujuan agar ketika terjadi gangguan teknis pada alat pendukung
utama, proses produksi serta pencapaian target perusahaan yang sudah diatur atau
76
pasokan listrik, pada PT Albasi Priangan Lestari terdapat dua gardu induk listrik.
Satu gardu induk listrik dibangun oleh PLN dan satu gardu induk listrik dibangun
5.1. Simpulan
just in time dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi pada PT Albasi
Priangan Lestari dan Solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan just in
Priangan Lestari.
hambatan serta solusi yang terlihat dari hasil wawancara dimana proses penerapan
Simpulan yang dapat diambil terkait dengan penerapan just in time dalam
sebagai berikut :
Lestari agar satu sama lain saling ada kepercayaan. Kemudian keeratan
77
78
dan efisiensi produksi pada PT Albasi Priangan Lestari berasal dari alat
energi listrik 100% berasal dari PLN. Apabila pasokan energi listrik
berasal dari mesin. Hambatan pada mesin produksi bukan berarti mesin
produksi tersebut rusak. Tetapi apabila bahan baku yang digunakan tidak
produksi dengan handlift. Alat ini dapat digunakan untuk mobilisasi bahan
Lestari terdapat dua gardu induk listrik. Satu gardu induk listrik dibangun
oleh PLN dan satu gardu induk listrik dibangun oleh PT Albasi Priangan
Lestari.
5.2. Saran
Agustina, Y., Dewi, S., dan Ermadiani, (2007), Analisa Penerapan Sistem Just In
Industri, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 12, No. 1, Januari: 132-
146.
80
82
Dian Chandra R, et. al. (2014). Analisis Just In Time System Dalam Usaha
( 2 ). 1 – 9.
Desy Juliana Simanjuntak, et. al. (2017). Perbandingan System Economic Order
Quantity dan Sistem Just In Time terhadap Efisiensi Biaya Bahan Baku
(1). 51 – 62.
1783.
Hendry Jaya. ( 2014 ). Analisis Pengaruh Sistem Juts In Time Dalam Menunjang
CV Pustaka Setia.
84
Johannes Tomy, Retno Susanti. (2017). Application Of Safety Stock, Strategy Just
https://kemenperin.go.id/artikel/19213/Pertumbuhan-Melonjak,-Industri-
Manufaktur-Berkontribusi-Hingga-20-Persen.
Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi 13.
Pertama. Deepublish.
616 – 623.
85
Muh Rezky Naim, Asma (2019). Pengantar Manajemen. Jawa Timur. Qiara
Media.
Media.
Ni Luh, Utami. D. et. al. (2014). Analisis Efisiensi Biaya Bahan Baku Dalam
Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah. Tesis pada Program Studi Magister
https://www.merdeka.com/uang/asosiasi-beberkan-penyebab-sulitnya-
industri-kayu-ri-berkembang.html
(2). 30 – 37.
Rahayu. (2005 ). Ekuitas Vol.9 No.4. Pengaruh Aplikasi Strategi Just In Time
Diandra Kreatif.
Empat.
Pustaka Setia.
dan Just In Time (JIT) di UD. Super Mekar Gresik. Journal Of Industrial
https://industri.kontan.co.id/news/ekspor-kayu-olahan-indonesia-
sepanjang-tahun-2019-turun-4-1?page=all.
Sarda, S. e. (2019). Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi dan Bisnis Vol 1
Deepublish.
Sekunder W., Herry. 2011. Penerapan Just In Time Dalam Sistem Pembelian dan
Diterbitkan
dan Efisiensi Kinerja Pada Dinas Perhubungan Kota Medan. Skripsi pada
Sofiah, Novan dan Muhardi. 2014. “ Analisis Implementasi Just In Time (JIT)
Efisiensi Biaya Bahan Baku. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 6 (3).
1-13.
La Goods Publishing.
Tini, G dan Desi, E (2013). Peranan Penerapan Sistem Persedian Just In Time
221 - 232.
Utama.
Informan : Bapak. S
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana penerapan just in Berangkatnya dari schedule. Di perusahaan ini
time dalam meningkatkan kan ada departemen PPIC. Nah jadi segala
efektivitas dan efisiensi sesuatunya sudah direncanakan leh departemen
produksi pada PT Albasi tersebut baik bahan baku, bahan pendukung,
Priangan Lestari ? tenaga kerja dan lain sebagainya itu
direncanakan oleh departemen tersebut.
Kemudian kita dilanjutkan dengan bagian
produksi sesuai dengan schedule yang sudah
ada. Jadi akan tau, ini per jamnya harus dapat
segini, ini per harinya harus dapat segini itu
dicatat dimasing – masing departemen.
2 Bagaimana perusahaan Sebuah perusahaan dimanapun pasti
3 Seberapa penting
keeratan Sangat penting. Karena kita tidak bisa berjalan
sendiri tanpa pemasok.
komunikasi dengan pemasok
bagi perusahaan ?
4 Bagaimana cara perusahaan Kuncinya hanya satu. Pelanggan ada
membangun / menjaga kepercayaan terhadap perusahaan.
keeratan komunikasi dengan Kepercayaan itu akan tumbuh dan dengan
pelanggan ? sendirinya akan tertanam dikonsumen manakala
kualitas barang yang dihasilkan oleh
perusahaan sesuai dengan standar yang mereka
inginkan
5 Apa dampak yang terjadi pada Dampaknya sangat besar sekali. Karena
perusahaan apabila keeratan pelanggan itu merupakan mata rantai yang tidak
komunikasi dengan pelanggan boleh terputus. Jadi kalau terputus mata
terhambat ? rantainya maka dampaknya akan sangat besar.
DAFTAR PRIBADI
Kota Banjar.
5. Agama : Islam
6. Telepon : 081929588553
7. Email : wahyudiidam@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN