Anda di halaman 1dari 117

PENERAPAN JUST IN TIME DALAM MENINGKATKAN

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PRODUKSI


(Suatu Studi Pada PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu ujian

Guna memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Program Studi Manajemen

Oleh,
IDAM WAHYUDI
3402160003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GALUH

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Tim Penguji Ujian Sidang Sarjana Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Galuh Ciamis, dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PENERAPAN JUST IN TIME DALAM MENINGKATKAN


EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PRODUKSI
(Suatu Studi pada PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar)

Oleh,

IDAM WAHYUDI
3402160003

Telah diujikan dalam ujian siding skripsi Tanggal dan telah

diperbaiki sesuai yang disarankan tim penguji.

Ciamis, Oktober 2020

Tim Penguji :

1. …………………

2. …………………

3. …………………
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN JUST IN TIME DALAM MENINGKATKAN


EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PRODUKSI
(Suatu Studi Pada PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar)

Oleh,

IDAM WAHYUDI
3402160003

Disetujui Oleh Pembimbing

Tanggal

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Enas, S.E., M.M. H. Iwan Setiawan, S.E. M.M.


NIK. 03.3112770066 NIK. 03.3112770123

Dekan, Ketua Program Studi

Dr. Nurdiana Mulyatini, S.E.,M.M. Dr. Nana Darna, S.E.,M.M.


NIK. 03.3112770079 NIK. 03.3112770228
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Idam Wahyudi


NIM : 3402160003
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Tahun Akademik : 2019/2020
Judul Skripsi : Penerapan Just In Time dalam Meningkatkan
Efektivitas dan Efisiensi Produksi (Suatu Studi
Pada PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar).

Skirpsi ini benar – benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme
atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dan yang berlaku dalam tradisi
keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menerima Tindakan/sanksi yang diajukan kepada
saya apabila ditemukan adanya pelanggaran atas etika akademik dalam karya ini
atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Yang membuat pernyataan,

IDAM WAHYUDI
NIM 3402160003
ABSTRAK

Idam Wahyudi, 3402160003. “Penerapan Just In Time dalam Meningkatkan


Efektivitas dan Efisiensi Produksi (Suatu Studi Pada PT Albasi Priangan
Lestari Kota Banjar)”. Dibawah bimbingan Dr. H. Enas. S.E. M.M
(Pembimbing I) dan H. Iwan Setiawan, S.E. M.M (Pembimbing II).
Penelitian ini difokuskan pada Penerapan Just In Time dalam Meningkatkan
Efektivitas dan Efisiensi Produksi (Suatu Studi pada PT Albasi Priangan Lestari
Kota Banjar).
Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini meliputi : 1]. Bagaimana
penerapan just in time dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi pada
PT Albasi Priangan Lestari ?; 2]. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam
penerapan just in time pada PT Albasi Priangan Lestari?; 3]. Bagaimana solusi
untuk mengatasi hambatan dalam penerapan just in time pada PT Albasi Priangan
Lestari ?; Adapun tujuan penelitian ini: 1]. Untuk mengetahui penerapan just in
time pada PT Albasi Priangan Lestari; 2]. Untuk mengetahui hambatan apa saja
yang dihadapi dalam penerapan just in time pada PT Albasi Priangan Lestari; 3].
Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan
just in time pada PT Albasi Priangan Lestari.
Metode yang digunakan dalam penilitan ini metode penelitian deskriptif kualitatif.
Sedangkan untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan teknik analisis
deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Penerapan Just In Time dalam
Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Produksi pada PT Albasi Priangan Lestari
dilakukan dengan : Keeratan Komuikasi dengan Pemasok. Kemudian Keeratan
Komunikasi dengan Pelanggan. Selanjutnya Keresponsifan Dalam Perubahan
Informasi. Ketepatan Melaksanakan Jadwal. Serta Kemampuan Menekan Biaya.
Hambatan dalam penerapan just in time dalam Meningkatkan Efektivitas dan
Efisiensi Produksi berasal dari alat pendukung untuk mobilisasi bahan dan barang
seperti forklift, dump turck dan losbak, pasokan energi listrik dan biaya
pengiriman. Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut yakni dengan melengkapi
alat pendukung seperti handlift pada masing – masing departemen produksi.
Penggunaan handlift ini bertujuan agar ketika terjadi gangguan teknis pada alat
pendukung utama, proses produksi serta pencapaian target perusahaan yang sudah
diatur atau dijadwalkan tidak terganggu. dan membangun dua gardu induk listrik.

Kata Kunci : Just In Time, Efektivitas , Efisiensi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Penerapan Just In Time dalam Meningkatkan Efektivitas dan

Efisiensi Produksi (Suatu Studi Pada PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar)”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Manajemen

pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Galuh.

Penulis menyadari bahwa memulai dan mengakhiri proses pembuatan

skripsi ini bukanlah hal yang mudah, banyak rintangan dan hambatan. Hanya

dengan ketekunan dan kerja keraslah yang menjadi penggerak penulis dalam

menyelesaikan segala proses tersebut. Juga karena adanya dukungan dari berbagai

pihak baik moril maupun materil sehingga dapat membantu memudahkan

Langkah penulis.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak Dr. H. Enas, S.E., M.M selaku pembimbing 1 yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan dan saran selama proses penyusunan skripsi

serta Bapak H. Iwan Setiawan, S.E. M.M selaku pembimbing II yang juga telah

memberikan pengarahan dan saran selama proses penyusunan skripsi ini.

Kemudian kedua orang tua tercinta yang merupakan inspirasi dan motivator bagi

penulis yang tidak pernah memberikan perhatian, cinta kasih , dorongan, iringan

doa yang tulus disetiap shalat dan sujudnya. Selanjutnya penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

i
1. Bapak Dr. H. Yat Rospia Brata, M.Si selaku Rektor Universitas Galuh

2. Ibu Dr. Nurdiana Mulyantini, S.E, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Galuh

3. Ibu Elin Herlina, S.Pd, M.M selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Galuh

4. Ibu Eva Faridah,, S.E, M.M selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi

Universitas Galuh

5. Bapak Mohamad Apip, S.E, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ekonomi Universitas Galuh

6. Bapak Dr. Nana Darna, S.E, M.M selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Galuh

7. Bapak Faizal Haris Eko Prabowo, S.E, M.M selaku Sekretaris Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Galuh

8. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh Staf Karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Galuh yang telah memberikan ilmu pengetahuan

9. Sahabat saya Mirawanti yang selalu memberikan motivasi dalam

pengerjaan skripsi ini.

10. Teman – teman seperjuangan Manajemen 2016 khususnya kelas

Manajemen AB yang selama ini memberikan semangat, bantuan dan telah

menjadi teman diskusi yang baik.

ii
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang sudah

membantu penulis baik secara langsung dan tidak langsung. Terima kasih

atas do’a dan sarannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitan

skripsi ini. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis untuk

penyempurnaan skripsi ini. Semoga kebaikan Bapak, Ibu, Saudari/i kepada

penulis mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan. Akhir kata semoga

skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Ciamis, Oktober 2020

Idam Wahyudi

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ABSTRAK

KATA PEGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitian......................................................................1

1.2 Fokus Penelitian.....................................................................................7

1.3 Rumusan Masalah..................................................................................7

1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................8

1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................8

1.5.1 Manfaat Teoritis........................................................................8

1.5.2 Manfaat Praktis.........................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN...................10

2.1 Kajian Pustaka.....................................................................................10

2.1.1 Teori Ilmu Manajemen (Grand Theory)....................................10

2.1.2 Manajemen Operasional (Middle Theory).................................18

2.1.3 Variabel yang Diteliti (Applied Theory)....................................26

iv
2.1.4 Penelitian Terdahulu..................................................................37

2.2 Kerangka Pemikiran............................................................................42

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................43

3.1 Metode Penelitian yang digunakan......................................................43

3.2 Desain Penelitian.................................................................................43

3.3 Definisi dan Operasionalisasi Variabel/Parameter..............................44

3.3.1 Definisi Variabel/Parameter......................................................44

3.3.2 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian................................................44

3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data..............................................48

3.4.1 Sumber Data..............................................................................48

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data........................................................49

3.5 Teknik Analisis Data...........................................................................50

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................51

3.6.1 Tempat Penelitian......................................................................51

3.6.2 Waktu Penelitian........................................................................51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................52

4.1 Hasil Penelitian....................................................................................52

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian..........................................52

4.1.2 Deskripsi Variabel yang diteliti................................................59

4.2 Pembahasan.........................................................................................65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN....................................................................77

5.1 Simpulan..............................................................................................77

5.2 Saran....................................................................................................79

v
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................80

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laporan Hasil Produksi 2019................................................................6

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian...........................................................45

Tabel 3.2 Waktu Penelitian...................................................................................51

Tabel 4.1 Deskripsi Penerapan Just In Time.........................................................60

Tabel 4.2 Deskripsi Efektivitas dan Efisiensi Produksi........................................63

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Pengambilan Keputusan........................................................26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Albasi Priangan Lestari................................53

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Bimbingan

Lampiran 2 Keterangan Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Skripsi

Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Wawancara

Lampiran 5 Surat Balasan Penelitian dari PT Albasi Priangan Lestari

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Data Kementrian Perindustrian (Kemenperin) Industri pengolahan

mencatatkan pertumbuhan pada triwulan I tahun 2018 sebesar 4,50 persen, lebih

tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya di angka 4,28 persen.

Sektor manufaktur pada kuartal pertama tahun ini masih memberikan kontribusi

terbesar dengan mencapai 20,27 persen terhadap perekonomian nasional. Data

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) total nilai ekspor kayu olahan

Indonesia tahun 2019 sebesar US$ 11,64 miliar, turun 4% dari nilai ekspor tahun

2018 sebesar US$ 12,13 miliar. Produksi kayu hutan alam tahun 2018 mencapai 7

juta meter kubik, sedangkan tahun 2019 hanya tercapai 5,8 juta meter kubik atau

turun 16,30 %. Penurunan produksi hutan alam ini terutama karena berkurangnya

permintaan pasokan dari industri pengolahan kayu, terutama industri panel dan

woodworking yang sebagian besar bahan bakunya menggunakan kayu alam.

Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO), Martias

membeberkan beberapa tantangan mengenai sulitnya sektor industri kayu lapis

untuk berkembang. Tingginya biaya produksi akibat kenaikan harga kayu bulat,

Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Upah Minimum

Regional (UMR) serta bahan-bahan pendukung lainnya, juga menjadi penyebab

produk kayu lapis Indonesia kehilangan daya saing

1
2

Kemudian persoalan lainnya adalah mesin produksi yang kebanyakan sudah tua

sehingga tidak efisien untuk digunakan. Ditambah lagi, industri kayu lapis harus

menambah lebih dari 50 persen ekstra modal kerja akibat harus menanggung

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas kayu bulat yang proses restitusinya sulit dan

memakan waktu lama hingga mencapai dua tahun.

Perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya untuk

melakukan usaha efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang

dimiliki tanpa mengurangi level dan kualitas produksi. Sumber daya tersebut

digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memperoleh laba yang

maksimal dengan biaya yang seefisien mungkin. Keunggulan efektivitas dan

efisiensi dapat di implementasikan supaya kegiatan produksi perusahaan tetap

berjalan, sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan produk dalam

menjalankan aktivitas produksinya. Berbagai permasalahan yang dihadapi

perusahaan dalam menyelenggarakan pengadaan bahan adalah kurang tepatnya

pengiriman dengan saat produksi, menumpuknya bahan yang terlalu lama

sehingga mengakibatkan banyaknya kerugian yang akan diderita oleh perusahaan.

Dalam proses produksi pesanan dari konsumen, perusahaan harus

memperhatikan efektivitas dan efisiensi biaya. Hal ini guna menghindari kerugian

di waktu yang akan datang. Dalam proses produksi tentunya perusahaan juga

mengalami beberapa kendala, dan hal ini dapat berakibat pada efektivitas produksi

yang tidak tercapai. Kompleksnya aktivitas produksi dalam kegiatan usaha untuk

memenuhi kebutuhan atau permintaan pasar dan proses produksi yang rumit

menyebabkan suatu system yang tepat dan sesuai harus segera di terapkan. Agar
3

dapat menghasilkan produksi yang efektif dengan biaya yang efisien , maka

muncullah yang konsep Just In Time. Just in Time adalah pendekatan pemecahan

masalah berkesinambungan dan diwajibkan melalui terobosan dan pengurangan

sediaan.

Tini G dan Desi E (2013 : 224) menyatakan bahwa prinsip dasar Just In

Time adalah bahwa perusahaan tidak memiliki persediaan (safety stock). Dengan

tidak memiliki safety stock, perusahaan dapat menghemat biaya persediaan.

Dalam model ini pemasok menjadi mitra sejati yang loyal dan profesional karena

setiap saat bahan baku diperlukan untuk proses produksi, pada saat itu pula bahan

baku harus sudah ada di tempat proses produksi. Just in time merupakan salah

satu konsep yang mendukung manajemen biaya untuk mengantisipasi perubahan

yang terjadi di lingkungan industri sebagai akibat kemajuan teknologi dan

otomatisasi. Just in time merupakan manufacturing philosophy yang telah

diterapkan di Jepang dalam tahun 70-an dan baru diterapkan oleh perusahaan-

perusahaan di USA 20 tahun kemudian.

Sistem Just In Time awalnya diterapkan Toyota Motor Corporation

Jepang, sehingga sistem ini seringkali disebut Sistem Toyota. Sistem Produksi

Toyota dengan penekanan pada kemajuan berkesinambungan, penghormatan bagi

sumber daya manusia, dan praktik kerja standar, khususnya disesuaikan dengan

lini perakitan.Terbukti dengan diterapkannya system ini dapat mendukung

kemajuan perusahaan. Dengan filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas

dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya sediaan dan tanpa

menanggung biaya sediaan. Setiap operasi hanya memproduksi untuk memenuhi


4

permintaan dari operasi berikutnya. Sutan Sarda, et. al. (2019 : 49) menyatakan

bahwa sistem Just In Time menitikberatkan pada pembelian persediaan dalam

jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan pada tempat yang tepat. Produksi tidak

akan terjadi sebelum ada tanda dari proses selanjutnya yang menunjukkan

permintaan produksi suku cadang dan bahan tiba pada saat yang ditentukan untuk

dipakai dalam produksi.

Dalam Just In Time produksi ditentukan oleh permintaan. Oleh karena itu,

Just In Time tidak mungkin diterapkan dalam perusahaan yang permintaan atas

produknya sangat sulit dipertimbangkan. Kegiatan produksi di PT Albasi Priangan

Lestari sangat dipengaruhi oleh bahan baku. Jika bahan baku yang digunakan

berkualitas baik, maka tingkat masalah yang muncul pada proses produksi itu

rendah, tetapi jika bahan baku yang digunakan berkualitas buruk, maka tingkat

masalah yang muncul pada proses produksi itu tinggi, tingkat masalah yang tinggi

inilah dapat menyebabkan proses produksi tidak efektif dan efisien.

Penerapan Just In Time di PT Albasi Priangan Lestari sudah diterapkan

dari sejak perusahaan berdiri. Dikarenakan PT Albasi Priangan Lestari bekerja

atas dasar job order, otomatis waktu penyelesaian harus sesuai dengan waktu

yang sudah ditentukan mengingat konsumen sudah menyiapkan tempat

penyimpanan atau gudang saat produk datang, termasuk PT Albasi Priangan

Lestari juga harus menghitung kapan produk selesai, kapan produk dikirim, kapan

produk harus diterima oleh konsumen. Karena jika semua tidak tersusun dengan

baik tidak ada perencanaan yang matang PT Albasi Priangan Lestari akan

dikenakan demmurrage.
5

Diharapkan dengan adanya sistem ini perusahaan dapat mempertahankan

kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini karena sektor produksi merupakan

kegiatan terbesar dalam perusahaan manufaktur untuk menghasilkan sebuah

produk. Sebagai penghasil produk, sektor produksi merupakan cost center yang

akan menentukan biaya produksi yang berpengaruh terhadap tingkat

produktivitas, profit, dan kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Bahan baku

yang digunakan untuk proses produksi sering kali berkualitas jelek, hal ini

disebabkan karena bahan baku yang masuk ke PT Albasi Priangan Lestari berasal

dari jenis kayu yang berbeda.

Seringkali kayu yang akan digunakan bahan baku tersebut pecah, terkena

pinhole dan bonggol. Hal ini akan menyulitkan dalam proses produksi.Just In

Time dan kualitas terkait dengan dua cara. Pertama, Just In Time memotong biaya

perolehan kualitas baik. Penghematan ini terjadi karena buangan, pengerjaan

ulang, investasi bagi persediaan, dan biaya kerusakan terkubur dalam persediaan.

Kedua, Just In Time meningkatkan kualitas. Karena Just In Time menyusutkan

antrean dan waktu maju, ia menjaga bukti-bukti kesalahann tetap segar dan

membatasi jumlah sumber-sumber kesalahan. Sebagai dampaknya, Just In Time

menciptakan suatu sistem peringatan dini bagi permasalahan kualitas sehingga

lebih sedikit unit buruk dihasilkan dan umpan baik dengan segera diberikan.

Just In Time dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional

perusahaan seperti pembelian, produksi, distribusi, adminsitrasi, dan sebagainya.

Namun, bidang fungsional yang telah menerapkan Just In Time adalah pembelian

dan produksi, karena sistem pembelian dan produksi merupakan titik awal
6

penerapan Just-In-Time sebelum diterapkan pada bidang lainnya. Berkaitan

dengan pentingnya penerapan Just In Time dalam pengelolaan sebuah perusahaan,

maka Just In Time diterapkan di PT Albasi Priangan Lestari yaitu perusahaan

yang bergerak dalam industri pengolahan kayu. Berikut merupakan hasil produksi

kayu PT Albasi Priangan Lestari tahun 2019 :

Tabel 1.1

Laporan Hasil Produksi 2019

Barecore
Blockboard Polywood
Bulan Out
Input M3 R/N %
Pcs M3 Pcs M3 Pcs M3
Nov-18 12,673,763 157,783 6,025,183 47,5 % 44,570 2,059,552 28,049 1,269,492
Desember 2018 11,559,875 149,335 5,722,085 49,5% 43,938 1,989,402 47,095 1,081,888
Januari 2019 12,616,474 157,215 5,985,404 47,4% 59,768 1,544,732 25,134 1,233,539
Februari 2019 11,097,920 134,032 5,142,368 46,3% 48,464 1,963,856 26,759 1,003,580
Maret 2019 11,358,138 136,482 5,264,971 46,4% 55,431 2,759,535 42,957 1,171,978
Apr-19 10,660,745 123,573 4,767,905 44,7% 52,651 2,588,118 40,098 1,138,752
Mei 2019 12,999,080 146,595 5,647,299 43,4% 54,764 2,442,334 49,254 1,678,132
Juni 2019 10,088,181 146,495 561,899 5,6% 37,181 1,776,989 25,880 801,000
Juli 2019 14,995,747 171,813 6,605,710 44,1% 73,721 3,728,540 55,277 2,000,760
Agustus 2019 15,123,708 169,179 6,466,333 42,8% 63,569 3,031,352 35,314 1,553,348
Sep-19 13,727,508 166,963 6,440,670 46,9% 58,183 2,856,887 43,006 1,657,408
Oktober 2019 16,222,429 185,332 7,146,314 44,1% 58,449 3,029,454 25,088 1,066,755
JUMLAH 153,123,568 1,844,797 65,776,141 43,0% 650,689 29,770,751 443,911 15,656,632
Sumber : Bagian Personalia PT Albasi Priangan Lestari

Pada kolom input merupakan jumlah bahan baku yang masuk ke produksi

barecore, kemudian keterangan pcs pada tabel tersebut menunjukan lembar kayu,

jadi pada bulan November 2018 masuk 12.673.763 m3 bahan baku ke produksi

barecore dan dari bahan baku tersebut menjadi 157.783 lembar kayu atau

6.025.183 m3 (meter kubik). Sementara R/N % itu merupakan rendemen.

Rendemen adalah besaran volume produksi yang dapat dihasilkan dari input

bahan baku yang diberikan dalam setiap proses produksi. Rendemen dari bahan

baku yang masuk pada bulan november 2018 sebesar 47,5%. Untuk Blockboard

menggunakan 44.570 lembar kayu, ini didapat dari produksi barecore. Untuk

Polywood, menggunakan 28.049 lembar kayu atau 1.269.492 m3 yang didapat


7

dari Barecore, sisa lembar kayu pada unit Barecore setelah dikurangi Blockboard

dan Polywood langsung dijual begitu seterusnya.

Sebagai perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku/mentah

menjadi barang jadi, maka Just In Time sangat penting untuk diterapkan dalam

perusahaan. Sehingga nantinya perusahaan tidak menimbun bahan ataupun

komponen – komponen pabrik dalam jumlah yang besar, karena produsen dapat

memenuhi kebutuhan mereka secara tepat waktu, tepat jumlah dan tepat harga,

sehingga dengan efisiennya waktu yang digunakan dalam produksi, perusahaan

bisa mengukur kemampuan mereka dalam hal peningkatan kapasitas produksi

perusahaan berdasarkan waktu.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Penerapan Just In Time

Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efisiensi Produksi (Suatu Studi Pada

PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar)”

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

peneliti memfokuskan penelitian dalam skripsi ini adalah mengenai penerapan

Just In Time dalam meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Produksi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan Fokus Penelitian diatas, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan just in time dalam meningkatkan efektivitas dan

efisiensi produksi PT Albasi Priangan Lestari ?


8

2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam penerapan just in time PT Albasi

Priangan Lestari ?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan just in time

PT Albasi Priangan Lestari ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui penerapan Just In Time dalam meningkatkan efektivitas dan

efisiensi produksi PT Albasi Priangan Lestari.

2. Mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam penerapan Just In

Time dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi PT Albasi

Priangan Lestari

3. Mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan

Just In Time pada PT Albasi Priangan Lestari

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap

pengembanan keilmuan serta memperkaya wawasan mengenai konsep Just In

Time,efektivitas serta efisiensi produksi.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi :

1. Penulis, dapat menganalisis mengenai penerapan metode Just In Time

pada perusahaan manufaktur.


9

2. Penelitian Selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

manfaat akademis bagi penelitian selanjutnya dengan menggukan populasi

atau variabel yang lain yang relevan dengan topik penelitian

3. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

menambah wawasan yang mendalam khususnya dalam penerapan Just In

Time dalam meningkatkan efektiftas dan efisiensi produksi


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Ilmu Manajemen (Grand Theory)

Manajemen menurut George R. Tery dalam Anang Firmansyah dan Budi

W Mahardika (2018 : 3) adalah Pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu

dengan mempergunakan kegiatan orang lain.

Manajemen menurut Sarinah (2017 : 7) adalah “Suatu Proses dalam rangka

mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya

organisasi lainnya”.

Manajemen menurut Dian Wijayanto (2012 : 2) adalah

Ilmu dan seni, yang terdiri atas perencanaa, pengorganisasian, pengarahan


dan pengawasan terhadap kinerja organisasi dengan menggunakan sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Mary Parker Follet dalam Lilis Sulastri ( 2012 : 9) mendefinisikan

manajemen sebagai ‘seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain’.

James A.F Stoner dalam (Lilis Sulastri 2012 : 11) :

Manajemen ialah proses perencanaan, organisasi, kepemimpinan dan


pengawasan terhadap usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan
semua sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

10
Luther Gulick dalam (Lilis Sulastri 2012 : 11) ‘Manajemen menjadi suatu

bidang pengetahuan (ilmu) yang secara sistematik berusaha memahami mengapa

dan bagaimana orang bekerja sama’

11
11

Stoner J.A, R.E Freeman dan D.R Gilbert Jr dalam (Dian Wijaynto 2012 :

1) :

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,


dan pengawasan terhadap usah-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen menurut Muh Rezky Naim dan Asma ( 2019 : 2 ) adalah :
Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi
melalui serangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian orang – orang serta sumber daya organisasi
lainnya.
Ricky W Griffin dalam ( Sarinah dan Madalena 2017 : 1) :
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efisien.
Eiji Ogawa dalam ( Sitti Mujahida 2018 : 12) :
Manajemen adalah perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian
kegiatan – kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan
oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran –
sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi
lingkungan yang berubah.
Horold Koontz dan Cyril O’donnel dalam ( John Suprihanto 2014 : 3 ) :
Manajemen adalah seni untuk menyelesaikan sesuatu melalui upaya orang
lain.
Malayu SP Hasibuan dalam ( Yaya Ruyatnasih dan Liya Megawati 2018 :
4) :
‘Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu’.
John F. Mee dalam ( Roni Angger Aditama 2020 : 2) :
Manajemen adalah seni mencapai hasil yang maksimal dengan usaha
minimal supaya tercapai kesejahteraan dan kebahagian maksimal, baik
bagi pimpinan maupun para pekerja, serta memberikan pelayanan yang
sebaik mungkin kepada masyarakat.
12

Manajemen menurut Dian Ari Nugroho ( 2017 : 2 ) :


Seni dan ilmu mengenai pendekatan yang ilmiah, logis, dan sistematis
dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta mampu
memberikan manfaat kepada semua pihak pemangku kepentingan.
Menurut Haris Nurdiansyah dan Robbi Saepul Rahman ( 2019 : 3) :
Manajemen adalah rangkaian – rangkaian aktivis yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang telah ditargetkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber – sumber lainnya.
Dari beberapa definisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen merupakan sebuah proses perencanaan, pengkoordinasiaan dan

pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.1.1 Proses Manajemen

Manajemen hanya bisa diterapkan melalui fungsi-fungsi manajemen.

Sebagian ahli menyebutnya dengan proses manajemen. Manajemen adalah sebuah

proses yang teratur dan terukur. Proses berarti cara sistematik yang sudah

ditetapkan dalam melakukan kegiatan organisasi. Menerapkan teori manajemen

dalam sebuah organisasi tidak lain adalah menjalankan langkah-langkah fungsi

manajemen secara kontinyu dan terpadu. Muncul bermacam-macam urutan

fungsi manajemen dari sejumlah pakar. Secara umum, di antara istilah fungsi-

fungsi manajemen yang menjadi fokus pengkaji manajemen :

1. Forecasting; kegiatan penyelidikan pendahuluan (Research dan

Investigation) yang digunakan untuk mengetahui usaha apa yang paling

baik dilakukan bagi organisasi.

2. Planning + Budgeting; aktivitas merencanakan yang juga melingkupi

kegiatan menyusun anggaran.


13

3. Organizing; upaya mendesain struktur organisasi seefektif dan seefisien

mungkin.

4. Staffing (Assembling Resources); pengumpulan sumber daya organisasi,

dan termasuk di dalamnya pencarian anggota dan penempatannya di

lapangan kerja.

5. Leading; memimpin anak buah secara baik.

6. Commanding (Directing); kemampuan memerintah dan mengarahkan

bawahan.

7. Coordinating; mengkoordinasi seluruh unsur organisasi sehingga menjadi

kesatuan yang kuat.

8. Motivating; memberikan dorongan dan rangsangan kepada setiap anggota

organisasi.

9. Controlling; mengontrol dan mengendalikan seluruh kegiatan organisasi.

10. Reporting; melaporkan apa saja yang terjadi dalam aktivitas organisasi.

Fungsi manajemen secara singkat dapat dibuat menjadi empat fungsi

pokok, yakni POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controllling).

1. Planning

Adalah penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi

mencapai tujuannya. Di antara hal yang mesti dilakukan :

a) Self audit; yakni memahami dan menentukan keadaan organisasi

sekarang ini.

b) Menetapkan tujuan (Objectives).


14

c) Forecast; mengetahui dan mempelajari ramalan keadaan di waktu yang

akan datang.

d) Pembuatan program, anggaran dana, standart kerja, dan aturan-aturan.

2. Organizing

Merupakan pengelompokan dan penataan terpadu terhadap sumber daya

yang dimiliki organisasi sehingga memiliki kesamaan arah, tujuan, dan

terkoordinasi dengan baik. Di antara yang patut dikerjakan :

a) Identity ialah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan

teliti dan seksama.

b) Break down work membagi pekerjaan-pekerjaan itu menjadi tugas-tugas

setiap orang atau kelompok.

c) Menentukan luas pekerjaan, luas tanggung jawab, dan luas kekuasaan.

d) Memperjelas struktur tiap-tiap kelompok, sehingga diketahui kemana ia

akan melapor dan bertanggung jawab.

3. Actuating

Adalah mobilisasi dan penggerakan secara teratur terhadap tugas-tugas

yang telah direncanakan. Hal yang urgen dilakukan adalah leading,

commanding, motivating, directing, dan coordinating.

4. Controllling

Membentuk pemantauan kinerja yang telah terlaksana untuk membuktikan

apakah program dan hasil yang ada sudah sesuai dengan perencanaan.

Tahapan singkatnya;
15

a. Memonitor hasil-hasil dan membandingkannya dengan standart

penilaian yang ada (sesuai dengan perencanaan awal).

b. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan.

2.1.1.2 Peran Manajemen

Menurut Henry Mintzberg dalam H.A Rusdiana dan Moch. Irfan (2014 :

114), manajemen memilik tiga peran, sebagai berikut :

A. Peran interpersonal.

Peran hubungan personal terdiri atas :

1. Figur kepala (figur head): manajer mewakili organisasi untuk kegiatan-

kegiatan di luar organisasi

2. Pemimpin (leader): manajer mengoordinasikan, mengendalikan,

memotivasi, dan mendukung bawahan-bawahannya;

3. Penghubung (liaison): manajer menghubungkan personal di semua

tingkatan manajemen.

B. Peran informational

Peran dari manajer sebagai pusat saraf (nerve center) organisasi untuk

menerima informasi yang paling mutakhir dan sebagai penyebar (disseminator)

informasi ke seluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah

manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

tentang informasi yang dimilikinya.

C. Peran decisional.
16

Yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang

yang menangani gangguan, orang yang mengalokasikan sumber daya organisasi,

dan negosiator jika terjadi konflik dalam organisasi.

2.1.1.3 Sarana Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai diperlukan sebuah sarana, yakni

sebuah sarana manajemen yang terdiri dari men, money, material, machine,

method dan market atau yang lebih dikenal dengan 6M.

1. Men.

Yakni sumber daya manusia yang melakukan kegiatan manajemen dan

produksi. Dengan adanya faktor sumber daya manusia, kegiatan

manajemen dan produksi dapat berjalan.

2. Money

Yaitu faktor pendanaa atau keuangan. Tanpa ada keuangan yang memadai

kegiatan perusahaan atau organisasi tidak akan berjalan sebagaimana

mestinya.

3. Materials

Yakni berhubungan dengan barang mentah yang akan diolah menjadi

barang jadi. Dengan adanya barang mentah maka dapat dijadikan suatu

barang yang bernilai sehinggan dapat mendatangkan keuntungan.

4. Machine

Yakni mesin pengolah atau teknologi yang dipakai dalam mengolah bahan

mentah menjadi barang jadi. Dengan adanya mesin pengolah, maka

kegiatan produksi akan lebih efisien dan menguntungkan.


17

5. Method

Yakni tata cara melakukan kegiatan manajemen secara efektif dengan

menggunakan pertimbangan – pertimbangan kepada sasaran agar tercapai

suatu tujuan yang akan dituju.

6. Market

Yakni tempat untuk memasarkan produk yang telah dihasilkan. Seorang

manajer pemasaran dituntut untuk dapat menguasai pasar, sehingga

kegiatan pemasaran hasil produksi dapat berlangsung. Agar pasar dapat

dikuasai, maka kualitas dan harga barang haruslah sesuai dengan selera

konsumen dan daya beli masyarakat

2.1.1.4 Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni

Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kombinasi dari

keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap tetapi dalam proporsi

yang bermacam-macam. Pada umumnya para manajer efektif mempergunakan

pendekatan ilmiah dalam pembuatan keputusan, apalagi dengan perkembangan

teknologi komputer. Di lain pihak dalam berbagai aspek perencanaan,

kepemimpinan, komunikasi, dan segala sesuatu yang menyangkut unsur manusia,

bagaimanapun manajer harus juga menggunakan pendekatan artistik (seni).

2.1.1.5 Manajemen Sebagai Profesi

Karakteristik-karakteristik atau kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu

sebagai profesi yang dapat diperinci berikut :

1. Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum.

Adanya pendidikan, kursus-kursus dan program-program latihan formal


18

menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat

diandalkan.

2. Para profesional mendapatkan status mereka karena mencapai standar

prestasi kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa

atau agamanya dan kriteria politik atau sosial lainnya.

3. Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan

disiplin untuk mereka yang menjadi kliennya.

2.1.2 Manajemen Operasional (Middle Theory)

Manajemen operasi menurut Richard L. Daft dalam Rusdiana (2014 : 18)

adalah ‘bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta

menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-

masalah produksi.’

Jay Heizer dan Barry Render dalam H.A Rusdiana (2014 : 18)

mengartikan ‘manajemen operasi sebagai serangkaian kegiatan yang

menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

output’.

Manajemen Operasional menurut Nurdin Pasya ( 2017 : 32 ) :

Merupakan bentuk pengaturan, pengelolaan, pengawasan secara


menyeluruh pada masalah tenaga kerja, barang jadi, maupun barang
mentah, peralatan produksi, dll. Agar dapat dijadikan sebuah produk
barang dan jasa yang diperjualbelikan.

Manajemen Operasional menurut Suryono Efendi, et. al ( 2019 : 2 ) :

“Merupakan suatu proses ataupun kegiatan membuat produk dengan cara

mentransformasi input menjadi output.”


19

Manajemen Operasional menurut Siti Maemunah ( 2018 : 14 ) :

“Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.”

Dari beberapa definisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen Operasional merupakan proses yang dilakukan dalam rangka

membuat suatu produk secara efektif dan efisien.

2.1.2.1 Jenis Organisasi Dalam Kegiatan Operasi

Kegiatan operasi dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu

organisasi manufaktur dan organisasi jasa. Organisasi manufaktur merupakan

jenis organisai dari kelompok perusahaan yang menghasilkan barang, sedangkan

organisasi jasa untuk yang menghasilkan barang tak berwujud atau jasa.

1. Organisasi Manufaktur

Berbagai klasifikasi telah dilakukan untuk organisasi manufaktur. Dari

berbagai klasifikasi tersebut, analis sistem manufaktur telah

mengidentifikasi dua kategori dasar bagi perusahaan manufaktur, yaitu

continuous process industries dan intermittent process industries (Wild

dalam Eddy Harjanto 2001 : 9).

2. Organisasi Jasa

Organisai jasa atau organisasi non-manufaktur merupakan kegiatan operasi

yang tidak menghasilkan barang berwujud. Organisasi jasa dapat dibagi

berdasarkan hubungannya dengan barang, yaitu berhubungan langsung

dengan barang dan yang tidak berhubungan langsung dengan barang.


20

Organisasi yang hanya menghasilkan, dapat dibagi atas tingkat

hubungannya dengan pelanggan, yaitu standard servoce dan custom

service.

2.1.2.2 Konsep Dasar Manajemen Operasi

Konsep manajemen operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan

jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen, dan kegiatan ini menjadi

fungsi utama perusahaan. Melalui konsep manajemen operasi, segala sumber daya

masukan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki

nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang akhir, barang setengah

jadi atau jasa. Konsep manajemen operasi merupakan kegiatan yang kompleks,

tidak hanya mencakup pelaksanaan fungsi manajemen dalam mengoordinasi

berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan operasi, tetapi juga mencakup kegiatan

teknis untuk menghasilkan suatu produk yang memenuhi spesifikasi yang

diinginkan, dengan proses produksi yang efisien dan efektif serta dengan

mengantisipasi perkembangan teknologi dan kebutuhan konsumen pada masa

mendatang.

Bagi perusahaan jenis apa pun, baik yang bergerak dalam manufaktur

maupun jasa, tentunya kelangsungan hidup perusahaan lebih penting daripada

laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (going concern) perusahaan

memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan

tersebut, produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta

kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan). Konsep Dasar Manajemen

Operasi menurut H.A Rusdiana (2014 : 17) :


21

1. Pentingnya Manajemen Operasi

Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan manajemen

yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya

pengaturan dan pengoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan

produksi yang dikenal sebagai manajemen produksi atau manajemen

operasi.

2. Konsep IPO

Input-Proses-Output (IPO) menjadi inti dari aktivitas manajemen. Setiap

proses pasti memiliki input dan output. Input dapat berupa material, bahan

baku, komponen, bahan bakar, uang, tenaga kerja, jam orang, waktu atau

sumber daya lainnya. Output merupakan hasil dari proses yang dicirikan

dengan adanya nilai yang bertambah dari input yang diterima. Proses

dikatakan baik jika mampu memberi nilai tambah pada input yang

diterima.

3. Indikator Proses

Indikator proses diturunkan dari tipikal kebutuhan industri, yaitu sebagai

berikut:

a. Quality adalah kualitas yang dapat diterjemahkan sebagai upaya

membuat produk dengan lebih baik dari kondisi sebelumnyatau lebih

baik dalam pemenuhan spesifikasi.

b. Cost ditujukan sebagai ukuran biaya yang dibutuhkan untuk

melaksanakan suatu proses. Suatu proses semakin baik apabila

memerlukan biaya lebih murah dengan output yang sama.


22

c. Delivery/responsif, dimaksudkan sebagai kecepatan perusahaan

mengantarkan barang dan jasanya kepada pelanggan. Suatu proses

semakin baik jika dapat melakukannya lebih cepat, termasuk ke dalam

pengertian responsif adalah fleksibilitas perusahaan dalam membuat

barang dan jasa yang dibutuhkan pelanggan.

d. Safety, dimaksudkan untuk menyatakan tingkat keamanan dan

keselamatan kerja bagi karyawan dan diperluas hingga keamanan

dampak proses bagi lingkungan. Proses yang lebih aman harus terus

diupayakan dalam perbaikan proses

4. Efisiensi dan Efektivitas

Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu

proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, prosesnya

dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan

proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Efisiensi merupakan

suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya

untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Efektivitas adalah

ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses. Semakin tinggi

pencapaian target atau tujuan proses, proses tersebut semakin efektif.

Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi

lebih baik dan lebih aman.


23

2.1.2.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Manajemen Operasi.

a. Tujuan Manajemen Operasi

H.A Rusdiana ( 2014 : 22), karakteristik dari sistem manajemen operasi

adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai tujuan menghasilkan barang dan jasa, yaitu sesuaidengan hal-

hal yang telah direncanakan sebelum proses produksi dimulai.

2) Mempunyai kegiatan proses transformasi, yaitu memproduksi atau

mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu

serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.

3) Adanya mekanisme yang mengendalikan pengoperasian, yaitu menciptakan

beberapa jenis nilai tambah, sehingga keluarannya lebih berharga bagi

konsumen daripada jumlah masukannya.

b. Ruang Lingkup Manajemen Operasi

Ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen

operasi, yaitu sebagai berikut :

1) Aspek struktural, yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi komponen

yang membangun sistem manajemen operasi dan interaksinya satu sama

lain.

2) Aspek fungsional, yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen serta

organisasi komponen struktural ataupun interaksinya mulai dari

perencanaan, penerapan, pengendalian, dan perbaikan agar diperoleh

kinerja optimum.
24

3) Aspek lingkungan, memberikan dimensi lain pada sistem manajemen

operasi yang berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan

kecenderungan yang terjadi di luar sistem.

Ruang lingkup manajemen operasi berkaitan dengan pengoperasian sistem

operasi, pemilihan serta penyiapan sistem operasi yang meliputi keputusan

tentang :

1. Perencanaan Output,

2. Desain Proses Transformasi,

3. Perencanaan Kapasitas,

4. Perencanaan Bangunan Pabrik,

5. Perencanaan Tata Letak Fasilitas,

6. Desain Aliran Kerja.

7. Manajemen Persediaan.

8. Manajemen Proyek.

9. Skeduling.

10. Pengendalian Kualitas.

11. Keandalan Kualitas Dan Pemeliharaan.

2.1.2.4 Konsep Manajemen Operasional Global.

Tidak setiap negara bisa menggeser dirinya dari industrialisasi menuju

manufaktur dan jasa, karena ada beberapa negara yang perekonomiannya belum

memasuki industrialisasi. Diluar Amerika Serikat, Lingkar Pasifik, Amerika

Utara, dan Eropa Barat, terjadi keterbatasan produksi yang mengakibatkan adanya

kesenjangan (gap) permintaan. Beberapa negara miskin tidak mampu bersaing


25

dalam perekonomian karena tidak mampu pula untuk berproduksi secara efisien.

Dari kenyataan tersebut, terlihatlah bahwa peran manajemen operasional akan

ditentukan oleh berbagai faktor lingkungan internal dan eksternal.

2.1.2.5 Proses Pengambilan Keputusan Manajemen Operasional.

Manajemen Operasional merupakan serangkaian kegiatan yang terhubung

dengan serangkaian proses pengambilan keputusan dalam rangka mengatur dan

mengkoordinasi penggunaan berbagai sumber daya demi tercapainya tujuan

organisasi.

Proses pengambilan keputusan diawali oleh pengidentifikasian masalah

dan alternatif yang memungkinkan, serta penentuan kriteria pengukuran ataupun

pembandingan bagi setiap alternatif, yang bisa menghasilkan manfaat yang

maksimal dan efektif dengan resiko minimal.

Berdasarkan dari kondisi dari keputusan yang diambil, ada empat macam

pengambilan keputusan, yakni pengambilan keputusan atas :

1. Peristiwa pasti.

2. Peristiwa mengandung resiko.

3. Peristiwa tidak pasti.

4. Peristiwa yang terjadi akibat pertentangan dengan kondisi lainnya.

Berikut merupakan gambar skema pengambilan keputusan.


26

Sumber : Buku Manajemen Operasional (2019) Suryono Efendi, et. al.

Gambar 2.1
Skema Pengambilan Keputusan.

2.1.3 Variabel yang diteliti (Applied Theory)

2.1.3.1 Just In Time

Just In Time menurut Tini G dan Desi E (2013 : 224) adalah “Usaha-usaha

untuk meniadakan pemborosan dalam segala bidang produksi, sehingga dapat

menghasilkan dan mengirimkan produk akhir tepat waktu untuk dijual”

Menurut Tirta Deitiana ( 2011 : 223 ) dalam Aznedra dan Indah Sfitri

( 2018 : 122) :

‘Just In Time merupakan falsafah pemecahan masalah yang berkelanjutan


dan memang harus dihadapi yang dapat menyebabkan sesuatu terbuang percuma.’

Menurut Tomy Johannes dan Retno Susanti ( 2017 : 53) :


27

‘’Just In Time merupakan integrasi dari serangkaian aktivitas desain untuk

mencapai produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan

untuk bahan baku, work in process (WIP), dan produk jadi.’’

Menurut Henry Simamora ( 2012 : 100 ) dalam Anggini Aprilianti dan

Yusup Rachmat Hidayat ( 2019 : 126 ) :

Sistem tepat waktu (Just In Time) adalah sistem manajemen pabrikasi dan
persediaan komprehensif dimana bahan baku dan berbagai suku cadang
dibeli dan diproduksi pada saat diproduksi dan pada waktu akan digunakan
dalam setiap tahap proses produksi atau pabrikasi.

Menurut Rusindiyanto dan Yustina ( 2018 : 75 ) :

‘Just In Time adalah persediaan dengan nilai nol atau mendekati nol,

artinya perusahaan sebisa mungkin tidak menanggung biaya penyimpanan.’

Menurut Agus Ristono ( 2010 : 1 ) :

Konsep Just In Time adalah hanya memproduksi output yang diperlukan


saja, pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai
kebutuhan pelanggan (arus informasi dari customer), pada setiap tahap
proses dalam produksi, dengan cara yang paling ekonomis atau paling
efisien.

Dari beberapa definisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Just In

Time adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk menghilangkan pemborosan

dalam proses produksi sehingga tidak ada elemen yang terbuang.

2.1.3.2 Elemen Just In Time.

Berkaitan dengan jenis – jenis pemborosan, maka akan muncul adanya

elemen – elemen Just In Time. Hal ini terjadi karena pembasmian pemborosan

tersebut harus menyeluruh, sementara letak pemborosan tersebut ada dibeberapa

aspek yang berbeda-beda. Karena Just In Time merupakan salah satu konsep PPC
28

yang integral, maka setiap aspek tersebut harus diperhatikan sehingga timbul

komponen – komponen Just In Time, antara lain :

1. Pengurangan waktu setup ( low cost setup time or reduced setup times ).

2. Aliran Produksi lancer ( product layout tendency in smaller, more focused

facilities).

3. Produksi tanpa kerusakan mesin ( preventive maintenance {pm} system to

minimize breakdowns, pm is practiced to avoid unexpected interuptions).

4. Produksi tanpa cacat ( tthere are no interuptions in the flow due to

defective material ).

5. Peranan operator ( supportive, team oriented, problem solving

environment ).

6. Hubungan yang harmonis dengan pemasok ( close ties with few reliable

supplier ).

7. Penjadwalan produksi stabil dan terkendali ( smoothed master schedule, a

level schedule is maintained so that flow is easier to balance throughtout

the process).

8. Perbaikan terus menerus ( strong commitment of everyone to continuous

improvement ).

9. Ukuran lot kecil dengan lead time yang lebih singkat ( small lot sizes with

shorter lead times ).

10. Pengurangan inventori ( low inventories of raw materials, work in process

and finished goods ),


29

11. Berproses secara sistem tarik ( pull-type movement of work throught the

system ).

12. Fleksibel dan serba bisa ( Multitasked, responsible work force ).

13. Efisiensi tinggi dari operator (workers are cross-trained to allow higher

efficiency of the workforce).

14. Pengoperasian berjalan seimbang (operations are balanced to allow even

flow and to prevent inventory between work centers).

2.1.3.3 Strategi Just In Time.

Sistem Just In Time mengkombinasikan dua hal yakni komponen

pengendalian produksi dan falsafah manajemen. Empat dasar yang diperlukan

untuk kesuksesan sistem Just In Time, yakni :

1. Eliminasi segala pemborosan.

2. Melibatkan tenaga kerja atau operator dalam pengambilan keputusan.

3. Partisipasi dari supplier.

4. Total Quality Control.

2.1.3.4 Model Empiris Just In Time.

a. Model Campuran untuk Sistem Tarik.

Manufaktur modern sering menghasilkan beberapa produk yang mirip,

tetapi bukan item serupa dalam lini produksi yang sama. Sebagai contoh adalah

suatu pabrikan mobil yang menghasilkan dua tipe kendaraan, yaitu tiga – empat

percepatan transmisi otomatis, juga empat – lima percepatan transmisi manual

pada lini produksi yang sama. Sejak lini produksi dirancang dengan waktu setup

nol, kendaraan lima percepatan transmisi manual memungkinkan untuk


30

dilanjutkan dengan memproduksi kendaraan tiga percepatan transmisi otomatis,

dari pada memproduksi keseluruhan tipe kendaraan. Hal ini merupakan bagian

yang terintegrasi dari sistem produksi Toyota.

Dua tujuan utama dari sistem tersebut untuk menjaga keseimbangan lini

produksi dan memastikan tingkat pemakaian konstan untuk produks yang

berbeda.

b. Model CONWIP.

Conwip merupakan singkatan dari constant work in process atau pekerjaan

yang konstan didalam proses. Ini merupakan pendekatan terhadap sistem tarik

yang diperkenalkan oleh Spearman dkk. Sistem kerja Kanban yang terbaik adalah

dengan aliran yang seragam, sangat stabil untuk mengembangkan sistem yang

memiliki keuntungan dari sistem Tarik tetapi juga bisa digunakan dalam

lingkungan manufaktur yang beraneka ragam. Seperti halnya kanban, conwip

menggunakan sinyal informasi, seperti kartu, elektronik, maupun kontainer itu

sendiri. Kartu diletakan pada kontainer pada awal produksi, selama proses, sampai

pada akhir produksi.

2.1.3.4 Keutungan dan Kelemahan Sistem Just In Time.

Menurut Richard Alvin Sianturi ( 2017 : 42 – 43) terdapat keuntungan dan

kelemahan pada sistem Just In Time, berikut merupakan keuntungan dan

kelemahan pada sistem Just In Time :

A. Keuntungan Sistem Just In Time.

1. Seluruh sistem yang ada dalam perusahaan menjadi lebih efisien.


31

2. Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk menggaji para

pegawainya.

3. Barang produksi tidak harus selalu diperiksa, disimpan atau diretur

kembali.

4. Penghematan yang dilakukan dapat digunakan untuk mendapat

keuntungan yang lebih tinggi misalnya dengan cara memberi bonus

kepada para pegawai perusahaan.

B. Kelemahan Sistem Just In Time.

1. Tingkat order ditentukan oleh data permintaan.

2. Jika permintaan tiba – tiba naik melebihi dari rata – rata perencanaan,

maka akan mengalami keterlambatan produksi sehingga mempengaruhi

tingkat kepuasan konsumen.

2.1.3.5 Karakteristik dan Manfaat Pembelian Just In Time (JIT Purchasing)

Rahayu (2005 : 444) menyatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik

dan manfaat dari pembelian Just In Time (JIT Purchasing), yaitu:

1. Kuantitas

Karakteristik just in time kuantitas terdiri dari tingkat kuantitas stabil

sesuai yang diinginkan, penyerahan dalam ukuran lot kecil dengan

frekuensi lebih sering, kontrak jangka panjang, misalnya mengunakan

sistem blanket purchase orders (BPO), lebih sedikit menggunakan kertas,

kuantitas penyerahan dapat bervariasi tetapi tetap untuk bentuk kontrak

keseluruhan, pemasok didorong untuk melakukan pengepakan dalam


32

kuantitas yang tepat, dan pemasok didorong untuk mengurangi ukuran lot

produksi mereka.

2. Kualitas

Karakteristik just in time kualitas terdiri dari spesifikasi minimum,

pemasok membantu untuk memenuhi kebutuhan kualitas, membina

hubungan yang erat antara pembeli dan pemasok melalui tim kerja sama

pengendalian kualitas (gugus kendali mutu), dan pemasok didorong untuk

menggunakan pengendalian proses daripada mengandalkan inspeksi.

3. Pemasok

Karakteristik just in time pemasok terdiri dari membina hubungan dengan

lebih sedikit pemasok (pemasok tunggal) dalam lokasi geografis yang

dekat, aktif menggunakan analisis nilai (value analysis) untuk memperoleh

pemasok yang diinginkan serta bertahan pada harga yang kompetitif,

melakukan pengelompokan pemasok, menjalin hubungan bisnis berulang

dengan pemasok yang sama, dan pemasok didorong untuk

mengembangkan just in time dalam aktivitas pembelian ke pemasok

mereka.

4. Pengiriman

Karakteristik just in time pengiriman terdiri dari pengiriman terjadwal

dengan menggunakan mode transportasi yang telah dikontrak dalam

jangka panjang.
33

5. Ongkos

Karakteristik just in time ongkos terdiri dari ongkos penyimpanan

inventori menjadi rendah, penurunan ongkos material karena manfaat dari

pengalaman belajar jangka panjang dalam menggunakan pemasok yang

terbatas dan ongkos scrap menjadi berkurang, karena kecacatan telah

dapat dideteksi sejak awal.

6. Kualitas

Karakteristik just in time kualitas terdiri dari deteksi kecacatan lebih cepat,

karena frekuensi penyerahan material lebih sering, tindakan korektif pada

kecacatan lebih cepat, karena set-up dari pemasok lebih sering dengan

ukuran lot produksi lebih kecil, kebutuhan untuk inspeksi lebih sedikit,

karena pemasok didorong menggunakan pengendalian proses dan kualitas

dari material yang dibeli lebih tinggi, karena pemasok bertanggung-jawab

untuk memenuhi kebutuhan kualitas.

7. Desain

Karakteristik just in time desain terdiri dari respons terhadap perubahan

rekayasa (engineering changes) lebih cepat dan menimbulkan inovasi

dalam desain, karena pemasok memiliki kebebasan tanpa terikat pada

spesifikasi desain yang ketat dari pembeli.

8. Efisiensi administratif

Karakteristik just in time efisiensi administratif terdiri dari kebutuhan

untuk kontrak lebih sedikit, meminimumkan penggunaan kertas, lebih

sedikit pembatalan yang dilakukan, ongkos-ongkos administrasi menjadi


34

berkurang, perhitungan untuk material yang diterima menjadi lebih

mudah, karena pemasok menggunakan kontainer standar berukuran

tertentu dan identifikasi pesanan yang diterima lebih mudah dan tepat,

karena pemasok menggunakan kontainer yang memiliki tanda (label) jelas.

9. Produktivitas

Karakteristik just in time produktivitas terdiri dari pekerjaan ulang

(rework) berkurang, karena menggunakan material berkualitas tinggi,

inspeksi material menjadi berkurang dan mengurangi keterlambatan

produksi, karena penyerahan material tepat waktu dengan kualitas yang

baik dan meningkatkan efisiensi pembelian, pengendalian produksi,

pengendalian inventori, dan pekerjaan supervisi, karena pemasok ikut

bertanggungjawab menyerahkan material berkualitas tinggi pada waktu

yang tepat.

2.1.3.7 Tujuan Penerapan Sistem Just In Time

Dalam Rahayu (2005 : 449) Tujuan utama just in time adalah

menghilangkan pemborosan melalui perbaikan terus menerus (continous

improvement). Dibawah filosofi just in time, segala sesuatu baik material, mesin

dan peralatan, sumber daya manusia, modal, informasi, manajerial, proses, dan

lain-lain yang tidak memberikan nilai tambah pada produk disebut pemborosan

(waste). Nilai tambah produk, merupakan kata kunci dalam Just In Time. Nilai

tambah produk diperoleh hanya melalui aktivitas aktual yang dilakukan langsung

pada produk, dan tidak melalui: pemindahan, penyimpanan, penghitungan, dan

penyortiran produk. Pemindahan, penyimpanan, penghitungan, dan penyortiran


35

produk tidak menambah nilai pada produk itu, tetapi merupakan biaya, dan biaya

yang dikeluarkan tanpa memberikan nilai tambah pada produk merupakan

pemborosan (waste).

Pada dasarnya sistem produksi just in time mempunyai enam tujuan dasar

sebagai berikut:

a. Mengintegrasikan dan mengoptimumkan setiap langkah dalam proses

manufakturing.

b. Menghasilkan produk berkualitas sesuai keinginan pelanggan.

c. Menurunkan ongkos manufakturing secara terus menerus.

d. Menghasilkan produk hanya berdasarkan permintaan pelanggan.

e. Mengembangkan fleksibilitas manufacturing.

f. Mempertahankan komitmen tinggi untuk bekerja sama dengan Pemasok

dan pelanggan.

2.1.3.8 Efektivitas dan Efisiensi

Efektivitas menurut Mardiasmo dalam Novlie Manopo, et. Al ( 2015 : 6)

adalah ‘tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara

sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output’.

Menurut Mardiasmo dalam (Umi Yunianti : 2015 : 500) :

Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau


target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara
keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan
operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan
sasaran akhir (spending wisely).

Menurut Mardiasmo dalam Novlie Manopo, et. al ( 2015 : 6) efisensi

adalah :
36

Pencapaian output yang maximum dengan input tertentu atau penggunaan


input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan
perbandingan output/input. Yang di kaitkan dengan standar kinerja atau target
yang telah di tetapkan.
Menurut Mahmudi ( 2011 : 22 ) dalam Siti Mardhiyah Ulfa ( 2018 : 21 ) :

‘Efektivitas merupakan dukungan antara pengeluaran dengan tujuan atau

sasaran yang harus dicapai.’

Menurut Robbins dan Judge ( 2013 : 28 ) dalam Nina Trisnawati, et. al

( 2018 : 53 ) :

‘Efektivitas terjemahan dari kata inggris effectiveness, adalah dari kata

prancis kuno effectif dan kata lain effectivus, yang berarti mencapai tujuan atau

sasaran.’

Menurut Heri Risal Bungkaes, et. al ( 2013 : 9 ) :

‘’Efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan

dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan.’’

Dari beberapa definisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan perbandingan antara input dan output yang terkait dengan standar

kerja yang telah ditentukan.

Menurut Kost dan Rosenwig ( 1979 : 41 ) dalam Adrian Sutawijaya dan

Etty Puji Lestari ( 2009 : 52 ) :

‘Efisiensi dapat didefiniskan sebagai rasio antara output dan input.’

Menurut Himawan Arif Sutanto dan Sri Imanigati ( 2014 : 76 ) :

‘Efisiensi merupakan rasio antara input dan output, dan perbandingan

antara masukan dan pengeluaran.’


37

Dari beberapa definisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi

dapat didefinisikan sebagai sebagai rasio penggunaan masukan dengan realisasi

yang telah ditetapkan.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti &


Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Judul Penelitian
Sultan Sarda, et. al. Penerapan Just In Ruang Penelitian terdahulu hanya

(2019) Time dapat lingkup meneliti mengenai penerapan

Analisis Penerapan meningkatkan penelitian just in time terhadap efisiensi

Just In Time Dalam produktivitas mengenai produksi, sementara pada

Meningkatkan perusahaan pada PT. Just In penelitian ini meneliti

Efesiensi Produksi Tri Star Mandiri. Time penerapan just in time

Pada Pt. Tri Star terhadap efektivitas dan

Mandiri Jenis efisiensi produksi

Penelitian

Kualitatif Lokasi penelitian terdahulu

di PT Tri Star Mandiri

sementara lokasi penelitian

ini di PT Albasi Priangan

Lestari
38

Nama Peneliti &


Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Judul Penelitian
Linda Santioso dan Hasil penelitian ini Meneliti Jenis penelitian kuantitatif

Cynthia Maharani juga menunjukkan bagaimana

(2015), bahwa penerapan total pengaruh Pada penelitian terdahulu ini

Analisis Pengaruh quality management penerapan meneliti juga mengenai

Penerapan Total dan just in time Just In Time pengaruh Total Quality

Quality merupakan dua di Management (TQM)

Management Dan elemen yang saling perusahaan

Just In Time Pada berkaitan dan apabila Lokasi Penelitian

Industri Manufaktur suatu perusahaan

(Studi Empiris Pada dapat menerapkan

Perusahaan Total Quality

Manufaktur Di Management dan Just

Bogor Dan In Time secara

Tangerang) simultan maka akan

dapat meningkatkan

Delivery Performance

perusahaan tersebut,

Nama Peneliti & Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


39

Judul Penelitian
Tini Gustini dan Sistem persediaan just in Meneliti Jenis penelitian

Desi Efrianti time dalam produksi sepatu, mengenai Kualitatif

(2013), memiliki kelebihan dala penerapan

Peranan menghemat tempat yang sistem Just In Lokasi Penelitian

Penerapan Sistem digunakan sebagai gudang Time

Persediaan Just In bahan baku, karena dalam

Time sistem ini tidak menyimpan

Terhadap Hasil persediaan dalam jumlah

Produksi yang banyak. Walaupun ada,

persediaan tersebut

merupakan sisa persediaan

yang masih bisa digunakan.

oleh hal tersebut. penulis

dapat memberikan

kesimpulan

bahwa sistem persediaan just

in time berperan penting

dalam efektivitas hasil

produksi

Nama Peneliti &


Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Judul Penelitian
Ahmad Zubaidi Sistem Just In Ruang lingkup Jenis Penelitian
40

(2019), Penerapan Time lebih penelitian Penelitian

Metode Just In efisien dalam mengenai Just In deskriptif

Time Sebagai perhitungan total Time kuantitatif

Alternatif biaya persediaan

Pengendalian pada pabrik sepatu Teknik dalam Lokasi Penelitian


pengumpulan data
Persediaan Bahan Pas Clasik terdahulu adalah

Baku Di Pabrik Pati. Hasil yang di Pabrik Sepatu

Sepatu Pass Clasik didapat dari Pass Clasik Pati,

Pati analisis dengan sementara lokasi

menggunakan penelitian ini di

metode Just In PT Albasi

Time Priangan Lestari

berbeda-beda Banjar.

karena didasarkan

pada berbagai

aspek.

Nama Peneliti &


Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Judul Penelitian
41

Ni Luh Utami Penerapan metode just in time Meneliti Jenis Penelitian

Dewi, et. al. pada industri ubin Karya Indah mengenai adalah Kualitatif

(2014), dilakukan dengan cara penerapan

Analisis Efisiensi memproduksi ubin pada waktu metode Just In Lokasi penelitian

Biaya Bahan Baku yang diperlukan dan dengan Time

Dalam Penerapan tingkat kuantitas yang sesuai

Metode Just In dengan pesanan pelanggan.

Time Pada Industri Oleh karena itu, perusahaan

Ubin Karya Indah dapat meminimalisasi

Karangasem persediaan dan tidak terjadi

kelebihan produksi. Produksi

pada industri ubin Karya Indah

dilakukan berdasarkan

informasi dari bagian

pemasaran, sehingga diperoleh

data yang tepat mengenai

jumlah ubin yang akan

diproduksi. (holding cost)

2.2 Kerangka Pemikiran


42

Dalam penelitian ini, peneliti mengguanakan teori ilmu manajemen

sebagai dasar pemikiran. Kemudian peneliti memakai salah satu cabang ilmu

manajemen yaitu manajemen operasi, peneliti menggunakan teori – teori menurut

para ahli di bidang manajemen operasi. Dari manajemen operasi, peneliti

menemukan konsep Just In Time serta efektivitas dan efisiensi produksi. Dari

kedua konesp tersebut didapat beberapa indikator – indikator. Berikut merupakan

kerangka pemikiran peneiliti :

Teori Ilmu
Grand Theory
Manajemen

Manajemen
Middle Theory
Operasi

Just In Time : Efektivitas dan Efisiensi


Produksi :
1) Keeratan komunikasi
dengan pemasok 1. Ketepatan
melaksanakan
Applied Theory 2) Keeratan komunikasi jadwal
dengan pelanggan 2. Kemampuan
3) Keresponsifan pada menekan biaya
perubahan informasi Rahayu ( 2005 : 452 –
453 )
Rahayu ( 2005 : 452)

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Yang digunakan

Dalam penilitan ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Menurut Sultan Sarda, et. al. (2019 : 72) “Metode deskriptif kualitatif

adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam

terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian

generalisasi.”

3.2 Desain Penelitian

Menurut Enny Radjab dan Andi Jam’an (2017 : 72) “Desain penelitian

adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian.” Pola

desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing,

namun prinsip-prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan. Desain penelitian

memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data

yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Secara singkat,

desain penelitian dapat didefinisikan sebagai rencana dan struktur penyelidikan

yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab

pertanyaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian

mencakup proses-proses berikut:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

2. Pemilihan kerangka konseptual

3. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis

4. Membangun penyelidikan atau percobaan

43
44

5. Memilih serta mendefinisikan pengukuran variabel-variabel

6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan

7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data

8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data

9. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik, dan

10. Penulisan laporan hasil penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian yang dilihat dari dimensi

waktu yaitu desain penelitian time series yang lebih menekankan pada penelitian

berupa data rentetan waktu.

3.3 Definisi dan Operasionalisasi Variabel/Parameter

3.3.1 Definisi Variabel/Parameter

Suatu parameter didefinisikan, terukur dan konstan atau variabel

karakteristik, dimensi, properti, atau nilai sekumpulan data (populasi) karena

dianggap penting untuk memahami situasi dalam memecahkan masalah.

Parameter adalah sebuah alat ukur untuk melihat keberhasilan dari tujuan

penelitian.

3.3.2 Kisi – Kisi Intrumen Penelitian.

Kisi – kisi instrumen penelitan mencakup hal – hal penting dalam

penelitian yang memerlukan penjelasan. Kisi – kisi instrument penelitian bersifat

spesifik, rinci, tegas dan menggambarkan karakteristik variabel – variabel

penelitian dan hal-hal yang dianggap penting. Adapun Kisi – kisi instrumen

penelitan pada penelitian ini sebagai berikut :


45

Tabel 3.1

Kisi – Kisi Intrumen Penelitian.

Teknik
Peristiwa yang
Pertanyaan Penelitian Pengumpulan Informan
Diamati
Data
Just In Time 1. Bagaimana Observasi Bapak. S

Penerapan jus in Wawancara (Manager

time dalam Studi Dokumen Personalia &

meningkatkan Triangulasi Umum PT

efektivitas dan Albasi

efisiensi produksi Priangan

pada PT Albasi Lestari)

Priangan Lestari ?

2. Bagaimana

perusahaan menjaga

keeratan komunikasi

dengan pemasok ?

3. Seberapa penting

keeratan komunikasi

dengan pemasok

bagi perusahaan ?

4. Bagaimana cara

perusahaan

membangun /
46

menjaga keeratan

hubungan dengan

pelanggan ?

5. Apa dampak yang

terjadi pada

perusahaan apabila

keeratan hubungan

dengan pelanggan

terhambat ?

6. Seberapa penting

perubahan informasi

bagi perusahaan ?

7. Bagaimana cara

perusahaan agar

responsive terhadap

perubahan

informasi ?

8. Hambatan apa saja

yang dihadapi dalam

penerapan just in

time ?

9. Bagaimana solusi

untuk mengatasi
47

hambatan dalam

penerapan just in

time ?
Efektivitas dan 1. Bagaimana cara

Efisiensi perusahaan mengatur

Produksi kegiatan produksi

agar tepat sesuai

dengan jadwal ?

2. Seperti apa dampak

yang terjadi bagi

perusahaan jika tidak

tepat melaksanakan

jadwal ?

3. Apakah

implementasi

ketepatan

melaksanakan

jadwal sudah

terlaksana ?

4. Bagaiamana cara /

langkah – langkah

yang dilakukan

perusahaan untuk

menekan biaya ?
48

5. Apa yang akan

dilakukan

perusahaan jika

terdapat biaya yang

tidak sesuai dengan

yang telah

ditentukan ?

3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

Menurut Enny Radjab dan Andi Jam’an (2017 : 110 - 111)

berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua

jenis, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber data utama. Data primer disebut juga sebagai

data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan

data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik

yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara

lain observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik

(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.


49

Data yang digunakan dalam oleh peniliti dalam penlitian ini adalah data

primer.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti memperoleh empat cara dalam melakukan pengumpulan

data :

1. Observasi

Menurut Suliyanto (2006:193), observasi adalah pengumpulan data

dengan menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan pengamatan

menggunakan mata. Mendengarkan, mencium, mengecap dan meraba

termasuk salah satu bentuk observasi. Instrument yang digunakan dalam

observasi adalah paduan pengamatan dan lembar observasi.

2. Wawancara

Menurut Suliyanto (2006 : 137) wawancara adalah teknik pengambilan

data langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari

responden. Wawancara dengan para informan sangat penting dilakukan

untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan maupun permasalahan

yang berkaitan dengan sasaran penelitian dan sebelumya peneliti

mempersiapkan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang akan

diteliti. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara

terstruktur. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada

bagian personalia PT Albasi Priangan Lestari.

3. Studi Dokumen
50

Menurut Sugiyono (2013 : 240) dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya

foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

4. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan datayang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Grounded (Model

Miles dan Huberman). Miles dan Hubermen dalam Sugiyono (2017 : 246),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu : reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi

(conclusion drawing   / verification).

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

3.6.1 Tempat Penelitian


51

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di PT Albasi Priangan Lestari

Jalan Raya Batulawang KM. 3, Pataruman, Sukamukti, Kec. Banjar, Kota Banjar,

Jawa Barat

3.6.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu yang dibutuhkan untuk mengadakan penelitian dari

mulai persiapan sampai dengan rencana sidang skripsi, terhitung sejak

November 2019 sampai dengan Juli 2020

Tabel 3.2
Waktu Penelitian
Waktu Pelaksanaan
Jenis 2019 2020
No
Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Ap Me Jun Jul Ags Sep Okt
r i
1 Pengajuan
Judul
2 Seleksi Judul
3 Penyusunan
Proposal
4 Seminar
Usulan
Peneilitian
5 Pengumpula
n Data
6 Pengolahan
Data
7 Penyusunan
Skripsi
8 Sidang
Skripsi
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1.1 Profil PT Albasi Priangan Lestari

PT Albasi Priangan Lestari beralamat di JL. Batulawang, Km 3, Kota

Banjar, 46322, Jawa Barat Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1998

oleh Bapak. Iwan Irawan Yohan dengan item produksi fingerjoint awal untuk

pasar Jepang. Dengan berjalannya waktu, PT Albasi Priangan Lestari berkembang

ke sektor produksi furnitur. Dalam perjalanan perubahan kepemilikan PT Albasi

Priangan Lestari hingga akhirnya pada tahun 2007, di bawah kepemimpinan

Bapak Boy Denny Wijaya sebagai pemilik saham mayoritas. PT Albasi Priangan

Lestari terus tumbuh hingga sekarang memiliki total karyawan 2.300 orang dan

kapasitas / bulan sekitar 220 kontainer yang terdiri atas 100 kontainer produk

Barecore, 80 kontainer produk Blockboard, dan 40 kontainer produk Polywood.

PT Albasi Priangan Lestari terus meningkatkan kualitas kinerjanya dalam

memproduksi produk – produk berkualitas tinggi untuk pasar mancanegara.

4.1.1.2 Visi dan Misi PT Albasi Priangan Lestari

1. Visi

Berikut ini merupakan visi dari PT Albasi Priangan Lestari yaitu : “Untuk

mengolah kayu rakyat menjadi barang berkualitas ekspor.”

52
53

2. Misi

Berikut merupakan misi dari PT Albasi Priangan Lestari yaitu : “

Memberikan kesempatan atau membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar

PT Albasi Priangan Lestari.”

4.1.1.3 Struktur Organisasi dan Job Description PT. Albasi Priangan Lestari

A. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sarana yang digunakan oleh manajemen

untuk mencapai tujuan perusahaan. Adapun struktur organisasi PT Albasi

Priangan Lestari adalah sebagai berikut :

D
DIREKTUR UTAMA
CHRISDIANTO RAHARDJO

DIREKTUR
R WAHYU WIDAYAT, SE.

MANAGER EKSPOR MANAGER KEU DAN MANAGER MANAGER PPIC MANAGER


DAN IMPOR ACC PERSONALIA DAN QA LOGISTIK

HARYONO RISNAWATI SOMANTRI DADI SAPTONO HASBI MA ARIEF

MANAGER ROTARY MANAGER TEKNIK MANAGER MANAGER MANAGER SAW


BLOCKBOARD BARECORE MILL
BAMBANG HERU SS HANDOKO
PAMUNGKAS TRIFIA LUKIS W ASEP RACHMAT EDDY HARYANTO

MANAGER MANAGER DRT


PLYWOOD
USEP MULYANA
EKO LAKSONO K

. KABAG KASIR . KABAG PURCHASING KABAG BAHAN BAKU


ADANG KARTOMA PARID MUSTOFA SUTRISNO

Sumber : Bagian personalia PT Albasi Priangan Lestari

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Albasi Priangan Lestari
54

B. Job Description

Berikut merupakan tugas atau fungsi dari setiap bagian di PT Albasi

Priangan Lestari :

1. Direktur Utama.

Memimpin terhadap kelancaran seluruh aktivitas perusahaan untuk

mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan oleh komisaris juga

untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan operasional dan

keuangan perusahaan.

2. Direktur / General Manager.

Mengembangkan dan menjabarkan tujuan dari perusahaan ke dalam

Corporate Plan dan melakukan kajian strategi untuk meningkatkan daya

saing perusahaan. Direktur / General Manager bertanggung jawab kepada

Direktur Utama.

3. Departemen Produksi.

Departemen produksi pada PT Albasi Priangan Lestari terdiri dari

Barecore, Blockboard, Ply wood dan Rotary. Masing – masing unit

produksi tersebut dipimpin oleh seorang manager. Fungsi, wewenang dan

tanggung jawab departemen produksi sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan produksi..

b. Melakukan kontrol terhadap kegiatan produksi.

c. Membuat laporan kegiatan produksi.

d. Melalakukan penganggaran kebutuhan produksi baik bahan baku

maupun SDM.
55

e. Memberikan rekomendasi terhadap kelayakan fasilitas produksi.

Pada departemen produksi juga terdapat unit DBT dan Saw Mill. Kedua

unit ini dipimpin oleh seorang manager. Tugas dari unit DBT adalah

pengovenan kayu basah agar menjadi kering. Tugas unit Saw Mill untuk

membagi bahan baku kayu kedalam beberapa jenis, memisahkan kayu

yang pecah, merajang kayu menjadi balok dari kayu bulat.

4. Departemen Teknik.

Departemen ini dipimpin oleh seorang manager teknik yang bertanggung

jawab kepada General Manager dan membawahi bagian Maintenance,

Prefentive Maintenance, DBT, Genset dan Electrical. Tanggung jawab

Departemen Teknik sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap seluruh fasilitas produksi atau kekayaan

perusahaan dalam lingkup teknik.

b. Merawat dan memperbaiki atau mengusulkan perbaikan untuk seluruh

fasilitas produksi.

c. Membuat laporan mengenai kerusakan dan perbaikan.

5. Departemen Personalia.

Departemen Personalia dipimpin oleh seorang manager yang bertanggung

jawab kepada General Manager dan membawahi bagian pembinaan dan

pengembangan SDM, pelayanan dan pengupahan, administrasi dan

absensi, kebersihan armada, dan satpam. Fungsi, wewenang dan tanggung

jawab Departemen Personalia Umum sebagai berikut :

a. Melakukan rekrutmen karyawan.


56

b. Menyelenggarakan training bagi karyawan.

c. Mengkordinir dan membuat database seluruh karyawan.

d. Melakukan kontrol loyalitas, dedikasi dan tanggung jawab karyawan

terhadap disiplin kerja.

e. Melakukan kelayakan status karyawan.

f. Mengontrol pelaksanaan peraturan tata tertib perusahaan.

g. Menjaga hubungan baik dengan pihak eksternal terutama pada hal-hal

yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.

h. Menjadi mediator perusahaan ketika ada perubahan pandangan

maupun penyampaian aspirasi karyawan.

i. Mengarahkan dan membina satuan pengamanan dilingkungan

perusahaan.

6. Departemen Keuangan.

Departemen keuangan dipimpin oleh seorang manager yang bertanggung

jawab kepada General Manager dan langsung dibawah pengawasan

Direktur Utama. Departemen keuangan mempunyai beberapa staf yaitu

accounting, kasir, dan operator entry data. Fungsi, wewenang serta

tanggung jawab departemen keuangan sebagai berikut :

a. Membuat atau melakukan forecasting anggaran belanja perusahaan

dalam setiap periode.

b. Membuat laporan keuangan setiap periode.

c. Melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan anggaran departemen.


57

d. Melakukan disposisi / undisposisi terhadap usulan pengeluaran belanja

perusahaan.

e. Membuat analisis keuangan setiap periode tahun anggaran.

f. Meminimalisasi pengeluaran keuangan.

g. Bertanggung jawab terhadap lalu lintas keuangan.

7. Departemen PPIC dan QA.

Departemen PPIC dan QA dipimpin oleh seorang manager yang bertugas

untuk membuat planning produksi untuk satu bulan kedepan. Departemen

PPIC dan QA mempunyai staf yaitu purchsing dan bahan baku yang

dipimpin oleh seorang kepala bagian (kabag). Tugas Departemen PPIC

dan QA Meliputi jumlah bahan baku yang harus diperlukan serta bahan

penolong meliputi lem dan dempul.

8. Departemen Ekspor dan Impor.

Fungsi, wewenang dan tanggung jawab manager ekspor dan impor adalah

sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan ekspor dan impor.

b. Membuat rencana ekspor dan impor perbulan.

c. Menyiapkan seluruh fasilitas pendukung kegiatan ekspor.

d. Menampung komplain buyer.

e. Mengkordinasikan spesifikasi dari buyer kepada departemen produksi.

f. Mengkoordinasi rencana ekspor kepada departemen produksi.

g. Memberikan saran atau kritik dan gagasan kepada pihak yang

kompeten.
58

9. Departemen Logistik.

Departemen logistik dipimpin oleh seorang manager bertanggung jawab

kepada General Manager dan mempunyai beberapa staf bagian yaitu

gudang, sparepart, tally, palet, stok basah dan pengadaan. Tugas

departemen logistik adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan bahan baku.

b. Menghitung, mendata bahan baku kayu sebelum diproses lanjutan.

4.1.1.4 Prosedur Karyawan.

Karyawan harus memiliki persyaratan demi menjaga nama baik

perusahaan yang sudah ada pada ketentuan perusahaan. Adapun ketentuan –

ketentuan tersebut sebagai berikut :

I. Kewajiban Bagi Karyawan.

1. Hadir tepat waktu.

2. Mengisi daftar absensi.

3. Mematuhi dan memenuhi instruksi yang berwenang.

4. Melkasanakan tugas pekerjaan dengan baik, hati-hati dan tanggung jawab.

5. Menjaga, memelihara serta melaporkan semua milik perusahaan.

6. Menjaga kebersihan.

7. Memelihara dan memegang teguh rahasia perusahaan.

8. Melaporkan apabila ada perubahan status.

9. Memeriksa dan menjaga alat – alat kerja.

10. Mengantisipasi bahaya kebakaran.

11. Melaksanakan ibadah tepat waktu.


59

II. Larangan Bagi Karyawan.

1. Merokok ditempat berbahaya atau terlarang dan membuang puntung rokok

disembarang tempat.

2. Membawa barang – barang yang bersifat membahayakan.

3. Berjudi dalam bentuk apapun.

4. Melakukan tindakan asusila.

5. Minum minuman keras / mabuk.

6. Membawa, menyimpan dan menyalahgunakan bahan narkotika.

7. Bertengkar / berkelahi.

8. Membawa keluar barang milik perusahaan,

4.1.2 Deskripsi Variabel yang Diteliti.

Perusahaan PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar merupakan

perusahaan yang seluruh kegiatannya terfokus pada produksi kayu. Setiap hari PT

Albasi Priangan Lestari selalu memproduksi kayu untuk memenuhi kebutuhan

pasar. Penelitian dilakukan wawancara semi struktur dengan informan. Dimana

wawancara ini dilakukan kepada satu orang informan. Penelitian dipilih dan

ditentukan dengan cara melakukan pertimbangan – pertimbangan yang dapat

memberikan informasi mendalam serta sesuai dengan penelitian.

4.1.2.1 Deskripsi Penerapan Just In Time.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan.

Berikut ini adalah informasi yang dapat diperoleh mengenai Penerapan Just In

Time pada PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar :


60

Tabel 4.1

Deskripsi Penerapan Just In Time

Penarikan

Informan Indikator Reduksi Data Data Display Simpulan /

Verifikasi
Bapak. S Keeratan Informan : Menurut informan Setiap

(Manager Komunikasi Dengan cara keeratan hubungan perusahaan pasti

Personalia & dengan memberikan dengan pemasok membutuhkan

Umum PT Pemasok toleransi waktu sangat penting. kerjasama

Albasi Priangan kepada pemasok Karena perusahaan dengan pemasok

Lestari) jika terjadi tidak bisa berjalan bahan baku

penurunan harga. sendiri kalau tanpa termasuk PT

Ini dilakukan pemasok. Karena Albasi Priangan

untuk menjaga pemasok merupakan Lestari agar satu

keharmonisan mata rantai yang tidak sama lain saling

dengan pemasok. boleh terputus. ada kepercayaan.

Infroman Indikator Reduksi Data Data Display Penarikan

Simpulan /
61

Verifikasi
Bapak. S Keeratan Informan : Menurut Suatu perusahaan

(Manager Komunikasi Kunci dalam informan, harus menjalin

Personalia & dengan keeratan Kepercayaan itu komunikasi yang

Umum PT Pelanggan komunikasi akan tumbuh baik dengan

Albasi Priangan dengan dengan sendirinya pelanggan. Agar

Lestari) pelanggan jika kualitas ketika proses

hanya satu, barang yang produksi, barang

yaitu dihasilkan oleh yang dihasilkan

kepercayaan. perusahaan sesuai berkualitas dan

dengan standar sesuai standar

yang pelanggan sehingga pelanggan

inginkan merasa puas.

Informan Indikator Reduksi Data Data Display Penarikan

Simpulan /
62

Verifikasi
Bapak. S Keresponsifan Informan : Menurut Keresponsifan

(Manager dalam Perubahan infroman, di era dalam perubahan

Personalia & Perubahan informasi dapat digital saat ini informasi bagi

Umum PT Informasi terjadi dari perubahan perusahaan

Albasi berbagai sudut. informasi dapat merupakan hal yang

Priangan Seperti harga diketahui dengan penting. Jika

Lestari) pasar, kebijakan cepat, sehingga perusahaan tidak

investor, suku perusahaan dapat responsif atau

bunga. Cara yang langsung lambat mengetahui

dilakukan oleh PT mengetahui perubahan

Albasi Priangan perubahan informasi, maka

Lestari agar informasi yang akan mengganggu

responsive terjadi, sehingga aktivitas

terhadap perusahaan dapat perusahaan.

perubahan menyesuaikan

informasi adalah aturan yang telah

menggunakan dibuat.

teknologi digital.

4.1.2.1 Deskripsi Efektivitas dan Efisiensi


63

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan.

Berikut ini adalah informasi yang dapat diperoleh mengenai Efektivitas dan

Efisiensi Produksi pada PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar :

Tabel 4.2

Deskripsi Efektivitas dan Efisiensi Produksi

Penarikan

Informan Indikator Reduksi Data Data Display Simpulan /

Verifikasi
Bapak. S Ketepatan Informan : Menurut informan, agar Ketepatan dalam

(Manager Melaksanakan Pada masing- proses produksi di PT melaksanakan

Personalia & Jadwal masing Albasi Priangan Lestari jadwal pada

Umum PT departemen berjalan dengan baik, setiap

Albasi produksi di PT maka masing – masing perusahaan

Priangan Albasi Priangan departemen produksi merupakan hal

Lestari) Lestari sudah harus memiliki yang penting.

memiliki schedule produksi. Apabila

schedule. Agar Karena jika proses perusahaan

semua hasil produksi tidak sesuai melaksanakan

produksi sesuai dengan jadwal maka jadwal tidak

dengan jadwal akan kehilangan tepat maka akan

yang telah kepercayaan dari menimbulkan

ditetapkan. konsumen. kerugian.


Informan Indikator Reduksi Data Data Display Penarikan

Simpulan /
64

Verifikasi
Bapak. S Kemampua Informan : Menurut Kemampuan

(Manager n Menekan Dengan cara informan, menekan biaya pada

Personalia Biaya melakukan cara yang suatu perusahaan

& Umum penghematan. Karena dilakukan merupakan hal

PT Albasi selain bahan baku, untuk penting, apabila

Priangan juga ada bahan menekan suatu perusahaan

Lestari) pendukung produksi biaya adalah tidak memiliki

lainnya seperti lem dan dengan kemampuan dalam

dempul. Perusahaan melakukan menekan biaya,

mengupayakan agar penghematan maka akan berakibat

seefktif dan seefisien dan pada keuangan

mungkin baik itu melakukan perusahaan.

barang ataupun waktu audit setiap

pelaksanaan. Untuk bulan.

mengatasi biaya yang

tidak sesuai dengan

yang telah ditentukan,

perusahaan setiap

bulan melakukan audit.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Just In Time


65

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar dapat

memperoleh keunggulan bersaing adalah dengan meningkatkan produktivitas

perusahaan (finansial, tenaga kerja, produk, penjualan, produksi, efisiensi

ketepatan waktu). Karena bagi perusahaan produktivitas sangatlah penting, yaitu

menghasilkan barang yang lebih baik dengan biaya per unit yang lebih rendah.

Salah satu sistem yang dapat meningkatkan produktivitas perusahaan adalah

sistem Just In Time. Just In Time produksi berdasarkan logika bahwa tidak ada

produk yang akan diproduksi sampai produk tersebut dibutuhkan. Jumlah unit

yang diproduksi sesuai dengan yang dibutuhkan dan pada saat diperlukan. Segala

sesuatu yang memilliki jumlah yang melebihi jumlah minimum yang dibutuhkan

dipandang sebagai pemborosan, pekerjaan yang dilakukan dan bahan yang

dikeluarkan untuk sesuatu yang tidak dibutuhkan saat ini tidak dapat

dimanfaatkan saat ini juga. Produksi Just In Time tidak mengijinkan adanya

kontingensi.

Penerapan proses produksi Just In Time kalkulasi biaya produk karena

berpengaruh pada kemampuan suatu biaya untuk dapat ditelusuri, meningkatkan

keakuratan kalkulasi biaya produk, menghilangkan kebutuhan akan alokasi biaya

pusat jasa dan mengubah perilaku serta kepentingan relatif dari biaya tenaga kerja

langsung. Komponen dan bahan baku tiba pada saat akan digunakan dalam

produksi. Proses produksi Just In Time mengasumsikan semua biaya selain bahan

langsung digerakkan oleh waktu dan ruang. Proses produksi Just In Time

memfokuskan pada eliminasi pemborosan dengan menekan waktu dan ruang.

Keberhasilan implementasi proses produksi Just In Time membawa perbaikan


66

secara signifikan seperti kualitas yang lebih baik, meningkatkan produktivitas,

memngurangi tenggang waktu, mengurangi sebagai besar persediaan, mengurangi

waktu persiapan, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan produksi.””

“Just In Time dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional

perusahaan seperti pembelian, produksi, distribusi, adminsitrasi, dan sebagainya,.

Namun, bidang fungsional yang telah banyak menerapkan Just In Time adalah

pembelian (Purchasing) dan produksi (Production) karena sistem pembelian dan

produksi merupakan titik awal penerapan Just In Time sebelum diterapkan pada

bidang fungsional lainnya. Penerapan Just In Time memberikan manfaat

pengurangan inventory, meningkatnya produktivitas serta kualitas produk yang

lebih baik. Penerapan Just In Time dapat meningkatkan kualitas produk dan

produktivitas dengan mengeliminasi pemborosan. Pemborosan ini dapat diartikan

sebagai peralatan, bahan baku, dan pekerja.”

4.2.1.1 Keeratan Komunikasi dengan Pemasok

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada PT Albasi

Priangan Lestari, terdapat beberapa indikator dalam mendukung penerapan just in

time yaitu yang pertama keeratan komunikasi dengan pemasok. Dalam penerapan

just in time pada PT Albasi Priangan Lestari, keeratan komunikasi dengan

pemasok merupakan hal yang sangat penting. Karena pemasok merupakan mata

rantai yang tidak boleh terputus. Sebuah perusahaan seperti PT Albasi Priangan

Lestari tidak dapat berjalan sendiri jika tanpa pemasok. Cara yang dilakukan

untuk menjaga keeratan komunikasi dengan pemasok yakni dengan memberikan


67

toleransi waktu kepada pemasok jika terjadi penurunan harga. Dengan ini akan

menciptakan kepercayaan satu sama lain.

Pasokan Bahan baku yang diperlukan oleh PT Albasi Priangan Lestari

didapat dari pemasok yang terdapat di berbagai daerah seperti Kabupaten

Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut.

Pasokan bahan baku terdiri dari kayu gergaji berjumlah 600 /hari, kemudian

kayu log berjumlah 250 /hari. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan

Kotler & Armstrong (2012 : 32) Pemasok adalah salah satu elemen utama dalam

sistem pemasaran modern. Pemasok membentuk hubungan penting dalam

keseluruhan sistem penhantar nilai perusahaan. Keberadaan pemasok merupakan

salah satu kunci bagi keberlangsungan sebuah usaha apabila ingin meningkatkan

nilai usaha tersebut.

Hal ini senada dengan hasil penelitian Moh Farid Najib (2007) bahwa

Kemitraan dengan pemasok dapat dijadikan salah satu alternatif yang saling

menguntungkan dan dapat memuaskan kedua belah pihak. Karena kemitraan

dengan pemasok memiliki tujuan agar pasokan sumber daya terjamin melalui

penciptaan dan pemeliharaan hubungan yang loyal, saling percaya, dan dapat

diandalkan sehingga akan mengguntungkan kedua belah pihak dan meningkatkan

penyempurnaan kualitas, produktivitas dan daya saing secara berkesinambungan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan pasti membutuhkan

kerjasama dengan pemasok bahan baku termasuk PT Albasi Priangan Lestari agar

satu sama lain saling ada kepercayaan.


68

4.2.1.2 Keeratan Komunikasi dengan Pelanggan.

Kunci dalam keeratan komunikasi dengan pelanggan hanya satu yaitu

pelanggan ada kepercayaan terhadap perusahaan.. Karena di PT Albasi Priangan

Lestari bekerja atas dasar job order. Artinya Perusahaan menunggu pesanan dari

pelanggan, maka ukurannya harus mengikuti yang diminta oleh pelanggan. Dari

sinilah kepercayaan itu akan tumbuh dengan sendirinya akan tertanam pada

pelanggan jika kualitas barang yang dihasilkan oleh perusahaan sesuai dengan

standar yang mereka inginkan. Hal ini berkaitan dengan teori yang dikemukakan

oleh Mursyidi (2008 : 175) dalam Ni Luh Utami Dewi, et.al (2014 : 3) yakni

‘Konsep just in time menekankan pada pembelian bahan baku yang sesuai dengan

kebutuhan proses produksi, tidak kurang dan tidak lebih pada saat bahan-bahan

diperlukan untuk membuat produk yang dipesan konsumen.’

Hasan dan Mowen ( 1991 : 60 ) dalam Arif Gunadi dan Anang Subardjo

( 2016 : 3) juga menyatakan bahwa ‘just in time adalah suatu system tarikan

permintaan (demand pull system) yang bertujuan untuk menghilangkan

pemborosan dengan cara memproduksi suatu produk hanya jika diperlukan dan

hanya dalam kuantitas yang diminta pelanggan’. Hal ini senada dengan hasil

penelitian Ni Luh Utami Dewi, et. al. (2014) bahwa penerapan metode just in time

pada industri ubin Karya Indah dilakukan dengan cara memproduksi ubin pada

waktu yang diperlukan dan dengan tingkat kuantitas yang sesuai dengan pesanan

pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan dapat meminimalisasi persediaan dan

tidak terjadi kelebihan produksi. Produksi pada industri ubin Karya Indah
69

dilakukan berdasarkan informasi dari bagian pemasaran, sehingga diperoleh data

yang tepat mengenai jumlah ubin yang akan diproduksi. (holding cost).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkkan bahwa suatu perusahaan

harus menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan. Agar ketika proses

produksi, barang yang dihasilkan berkualitas dan sesuai standar sehingga

pelanggan merasa puas.

4.2.1.3 Keresponsifan dalam Perubahan Informasi

Perubahan informasi dapat terjadi dari berbagai sudut seperti harga pasar,

kebijakan ekspor dan suku bunga. Cara yang dilakukan oleh PT Albasi Priangan

Lestari agar responsif dalam perubahan informasi adalah dengan menggunakan

teknologi digital. Di era digital saat ini perubahan informasi dapat diketahui

dengan cepat, sehingga perusahaan dapat langsung mengetahui perubahan

informasi yang terjadi, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan aturan yang

telah dibuat. Keresponsifan dalam perubahan informasi merupakan hal yang

penting. Karena jika perusahaan tidak responsif atau lambat dalam mengetahui

perubahan informasi maka itu akan mengganggu aktivitas perusahaan.

Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan Mara Destiningrum dan

Qadhil Jafar Adrian ( 2017 : 31 ) informasi adalah data yang telah diproses

dengan suatu cara untuk memberikan arti dan memperbaiki pengambilan

keputusan. Hal ini senada dengan hasil penelitian Anastasia Lipursari (2013)

bahwa sistem informasi mutlak diperlukan dalam pengambilan keputusan yang

logis sehingga membutuhkan pemahaman tentang masalah dan pengetahuan


70

mengenai alternatif pemecahannya. Informasi yang lebih tepat menghasilkan

keputusan yang lebih baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan keresponsifan dalam

perubahan informasi bagi perusahaan merupakan hal yang penting. Jika

perusahaan tidak responsif atau lambat mengetahui perubahan informasi, maka

akan mengganggu aktivitas perusahaan.

4.2.2 Efektivitas dan Efisiensi

Efektifitas dan efisiensi proses produksi sebuah perusahaan menentukan

masa depan perusahaan tersebut. Ketika proses produksi suatu perusahaan tidak

dikelola dengan baik, dapat dipastikan resiko pemborosan sumber daya, tingginya

produk cacat dan usang yang tidak layak jual, dan pencurian bahan baku ataupun

barang jadi akan semakin tinggi. Hal ini akan berakibat perusahaan mengalami

kerugian. Konsep proses produksi modern harus mengandung efektifitas dan

efisiensi agar mampu untuk menjawab tuntutan jaman dengan segala batasan dan

peluangnya.

Semenjak terjadi revolusi industri, banyak perusahaan melakukan produksi

secara besar-besaran untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat besar dari

sisi kuantitas. Akan tetapi ketika persaingan usaha menjadi semakin ketat,

konsumen memerlukan produk dengan kualitas yang tinggi dan berharga murah.

Keadaan ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperbaiki proses

produksinya agar menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan biaya produksi

menjadi semakin efisien. Efektifitas dan efisiensi menjadi hal yang mutlak
71

diperlukan sebuah perusahaan jika mau bertahan hidup dalam situasi yang

semakin sulit.”

Persediaan juga dapat menimbulkan biaya yakni biaya penyimpanan. Jika

persediaan bahan baku menjadi berlebihan, biaya penyimpanan persediaan

tersebut juga akan naik. Hal ini disebabkan karena membutuhkan tempat

penyimpanan yang lebih besar atau banyak, bertambahnya biaya tenaga kerja

untuk mengawasi barang-barang tersebut, dan juga semakin banyak waktu pula

yang terbuang untuk mengurusi persediaan. Dari segi waktu, proses produksi yang

memakan waktu lama juga akan menimbulkan banyak biaya. Biaya tenaga kerja,

biaya sumber daya produksi seperti listrik dan bahan bakar juga menjadi tinggi,

juga ada resiko konsumen harus menunggu relatif lebih lama untuk menikmati

hasil produksi tersebut.”

Adanya persediaan yang nilainya relatif tinggi dianggap sebagai

pemborosan yang berdampak negatif pada semangat kompetitif perusahaan.

Biaya-biaya yang tidak bernilai tambah tersebut akan dibebankan pada harga

produk sehingga menjadikannya tidak kompetitif dibandingkan dengan produk

yang lain. Agar harga jual lebih kompetitif, perusahaan harus menghilangkan

aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam biaya produksi. Untuk memangkas

biaya produksi, diperlukan suatu sistem produksi yang efisien dan efektif. Sistem

proses produksi Just In Time menawarkan proses produksi yang efektif dan

efisien tanpa harus menanggung pemborosan biaya persediaan dan menjamin

pemanfaatan waktu produksi dengan sebaik-baiknya.”


72

4.2.2.1 Ketepatan Melaksanakan Jadwal

Pada PT Albasi Priangan Lestari terdapat departemen PPIC. Departemen

PPIC bertugas mengatur atau merencanakan segala sesuatu baik bahan baku,

bahan pendukung, juga tenaga kerja. Kemudian pada departemen produksi di PT

Albasi Priangan Lestari juga sudah memiliki schedule. Agar semua hasil produksi

sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Contohnya, schedule pada bulan ini

produk a harus diekspor sesuai permintaan pasar 100 kontainer. Perusahaan harus

sudah memiliki perhitungan. 100 kontainer itu membutuhkan berapa bahan baku,

tenaga kerja, dan bahan pembantu lainnya. Ini merupakan suatu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Sehingga apa yang telah direncanakan sesuai dengan hasil

yang diinginkan.

Dampak yang ditimbulkan apabila perusahaan tidak tepat dalam

melaksanakan jadwal maka akan otomatis hilang kepercayaan kepada perusahaan.

Karena barang ini sudah terjadwal baik pengapalan atau penyimpanan digudang.

Implementasi ketepatan melaksanakan jadwal mayoritas sudah tepat, meski ada

sebagian kecil yang tidak tepat dikarenakan ada mesin – mesin yang tiba – tiba

rusak dan suku cadang tidak tersedia. Proses Produksi pada PT Albasi Priangan

Lestari sangat dipengaruhi oleh bahan baku. Apabila bahan baku yang digunakan

tidak baik maka dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi produksi.

Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Sulastri dalam Nurfina

Pristianingrum ( 2017 : 45 ) Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang

didasarkan pada permintaan pelanggan. Sistem Just In Time biasanya

menghasilkan produk sesuai dengan pesanan pelanggan dengan sistem produksi


73

tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu Kanban. Hal ini

senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Harna Adianto (2018) bahwa

terlambatnya pengiriman barang yang sampai ke pelanggan atau konsumen

merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kekecewaan terhadap para

pelanggan sehingga muncul ketidakpuasan oleh para pelanggan. Sebagai

pelanggan atau konsumen mereka tidak melihat kesulitan atau permasalahan yang

terjadi pada perusahaan yang menjadi penyalurnya (distributor). Yang mereka

inginkan adalah bahwa pesanan yang mereka lakukan mempunyai kualitas yang

baik dan memiliki kedatangan yang sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan ketepatan dalam

melaksanakan jadwal pada setiap perusahaan merupakan hal yang penting.

Apabila perusahaan melaksanakan jadwal tidak tepat maka akan menimbulkan

kerugian.

4.2.2.2 Kemampuan dalam Menekan Biaya.

Menekan biaya dapat dilakukan dengan melakukan penghematan. Karena

selain bahan baku, terdapat hal pendukung produksi lain seperti lem dan dempul.

Dalam hal ini perusahaan mengupayakan agar seefektif dan seefisien mungkin

baik itu barang maupun waktu pelaksanaan. Perusahaan melakukan audit setiap

bulan untuk mengatasi biaya yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan.

Apabila suatu perusahan tidak memiliki kemampuan dalam menekan biaya maka

akan berakibat pada keuangan perusahaan.

Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan Mardiasmo ( 2009 : 132 )

dalam Ariel Sharon Sumenge ( 2013 : 76 ) Efisensi berhubungan erat dengan


74

konsep produktifitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost

of onput). Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Sofiah (2014)

menjelaskan dengan menggunakan sistem produksi Just In Time, maka akan dapat

meningkatkan produktivitas perusahaan. Hasil perbandingan efisiensi biaya bahan

baku menggunakan kebijakan secara tradisional ataupun menggunakan kebijakan

Just In Time menunjukkan bahwa metode Just In Time dapat menekan biaya

persediaan lebih rendah dibanding metode tradisional. Apabila biaya dan waktu

dapat dimininalisirkan, maka produktivitas perusahaan akan dapat ditingkatkan,

kualitas produk juga meningkat, serta laba perusahaan juga meningkat

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan kemampuan menekan

biaya pada suatu perusahaan merupakan hal penting, apabila suatu perusahaan

tidak memiliki kemampuan dalam menekan biaya, maka akan berakibat pada

keuangan perusahaan.

4.2.3 Hambatan dalam Penerapan Just In Time dalam Meningkatkan

Efektifitas dan Efisiensi Produksi pada PT Albasi Priangan Lestari.

Penerapan sistem Just In Time dalam Meningkatkan Efektivitas dan

Efisiensi Produksi pada PT Albasi Priangan Lestari seringkali mengalami

hambatan. Hambatannya yakni dipengaruhi oleh alat pendukung untuk mobilisasi

bahan dan barang. Apabila alat pendukung seperti forklift, dump truck dan losbak

mengalami gangguan teknis, maka ini akan mempengaruhi proses produksi serta

pencapaian target yang telah direncanakan atau dijadwalkan. Hambatan

selanjutnya adalah dari pasokan energi listrik. Pada PT Albasi Priangan Lestari
75

pasokan energi listrik 100% berasal dari PLN. Apabila pasokan energi listrik

terhenti maka akan menghambat proses produksi. Hambatan selanjutnya berasal

dari mesin. Hambatan pada mesin produksi bukan berarti mesin produksi tersebut

rusak. Tetapi apabila bahan baku yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan

mesin produksi seperti ketebalan bahan baku, maka mesin produksi akan

mengalami kendala.

Selain itu, dalam sistem Just In Time biaya pengiriman akan lebih mahal

jika sering terjadi pengiriman dalam ukuran kecil, meskipun besar kecilnya biaya

transportasi juga dipengaruhi oleh jauh dekatnya jarak antara pemasok ke lokasi

pabrik perakitan dan jenis fasilitas transportasi yang digunakan.

4.2.4 Solusi mengatasi hambatan dalam Penerapan Just In Time dalam

Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Produksi pada PT Albasi

Priangan Lestari.

Setiap perusahaan harus memiliki solusi apa bila terjadi hal – hal yang

tidak diinginkan. Solusi dalam mengatasi hambatan atau permasalahan yang

terjadi pada perusahaan harus tepat. Solusi dalam mengatasi hambatan pada

penerapan Just In Time, PT Albasi Priangan Lestari dilengkapi dengan alat

pendukung pada masing – masing departemen diluar dari pada mesin – mesin.

Alat pendukung yang digunakan yakni handlift. Walaupun alat ini tidak 100%

sama seperti forklift, dump truck, serta losbak, tetapi alat ini dapat digunakan

untuk mobilisasi bahan barang meski dengan jumlah yang terbatas. Penggunaan

handlift ini bertujuan agar ketika terjadi gangguan teknis pada alat pendukung

utama, proses produksi serta pencapaian target perusahaan yang sudah diatur atau
76

dijadwalkan tidak terganggu. Sementara untuk mengatasi hambatan dalam

pasokan listrik, pada PT Albasi Priangan Lestari terdapat dua gardu induk listrik.

Satu gardu induk listrik dibangun oleh PLN dan satu gardu induk listrik dibangun

oleh PT Albasi Priangan Lestari.


BAB V

Simpulan dan Saran

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang terkait

dengan bagaimana penerapan just in time dalam meningkatkan efektivitas dan

efisiensi produksi pada PT Albasi Priangan Lestari, hambatan dalam penerapan

just in time dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi pada PT Albasi

Priangan Lestari dan Solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan just in

time dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi pada PT Albasi

Priangan Lestari.

Adapun dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan

beberapa temuan yang dapat menggambarkan proses penerapan just in time,

hambatan serta solusi yang terlihat dari hasil wawancara dimana proses penerapan

just in time terjadi di PT Albasi Priangan Lestari Kota Banjar.

Simpulan yang dapat diambil terkait dengan penerapan just in time dalam

meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi pada PT Albasi Priangan Lestari

sebagai berikut :

1. Penerapan Just In Time dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi

Produksi pada PT Albasi Priangan Lestari dilakukan dengan : keeratan

komuikasi dengan pemasok, karena setiap perusahaan pasti membutuhkan

kerjasama dengan pemasok bahan baku termasuk PT Albasi Priangan

Lestari agar satu sama lain saling ada kepercayaan. Kemudian keeratan

komunikasi dengan pelanggan, agar ketika proses produksi, barang yang

77
78

dihasilkan berkualitas dan sesuai standar sehingga pelanggan merasa puas.

Selanjutnya keresponsifan dalam perubahan informasi, jika perusahaan

tidak responsif atau lambat mengetahui perubahan informasi, maka akan

mengganggu aktivitas perusahaan. Ketepatan melaksanakan jadwal,

ketepatan dalam melaksanakan jadwal pada setiap perusahaan merupakan

hal yang penting. Apabila perusahaan melaksanakan jadwal tidak tepat

maka akan menimbulkan kerugian. Serta kemampuan menekan biaya,

kemampuan menekan biaya pada suatu perusahaan merupakan hal penting.

Apabila suatu perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam menekan

biaya, maka akan berakibat pada keuangan perusahaan.

2. Hambatan pada penerapan just in time dalam meningkatkan efektivitas

dan efisiensi produksi pada PT Albasi Priangan Lestari berasal dari alat

pendukung yang digunakan untuk mobilisasi alat dan bahan seperti

forklift, dump truck,dan losbak. Kemudian Hambatan selanjutnya adalah

dari pasokan energi listrik. Pada PT Albasi Priangan Lestari pasokan

energi listrik 100% berasal dari PLN. Apabila pasokan energi listrik

terhenti maka akan menghambat proses produksi. Hambatan selanjutnya

berasal dari mesin. Hambatan pada mesin produksi bukan berarti mesin

produksi tersebut rusak. Tetapi apabila bahan baku yang digunakan tidak

sesuai dengan ketentuan mesin produksi seperti ketebalan bahan baku,

maka mesin produksi akan mengalami macet.

3. Solusi yang digunakan oleh PT Albasi Priangan Lestari untuk mengatasi

hambatan pada penerapan just in time dalam meningkatkan efektivitas dan


79

efisiensi produksi yaitu dengan melengkapi masing – masing departemen

produksi dengan handlift. Alat ini dapat digunakan untuk mobilisasi bahan

dan barang apabila alat pendukung utama mengalami kendala. Sementara

untuk mengatasi hambatan dalam pasokan listrik, pada PT Albasi Priangan

Lestari terdapat dua gardu induk listrik. Satu gardu induk listrik dibangun

oleh PLN dan satu gardu induk listrik dibangun oleh PT Albasi Priangan

Lestari.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

terdapat beberapa hal yang dapat disarankan antara lain :

1. PT Albasi Priangan Lestari hendaknya dapat lebih meningkatkan lagi

ketepatan dalam melaksanakan jadwal produksi. Contohnya dengan

melakukan pengecekan terhadap mesin – mesin produksi.

2. Sebaiknya alat pendukung untuk mobiliasasi bahan barang dilengkapi

serta dilakukan pengecekan secara berkala agar tidak terjadi gangguan.

3. Perusahaan sebaiknya dalam melakukan pemesanan bahan harus benar –

benar mengetahui kondisi dari pemasok bahan baku, sehingga dapat

memastikan bahan baku yang dibeli memiliki kualitas yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Adianto, Harna. (2018). Analisis Pengaruh Ketepatan Waktu Pengiriman dan

Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan. Jurnal Aksara Public

Vol 2 (4). 48 – 61.

Aditama Angger Rojer. (2020). Pengantar Manajemen : Teori dan Aplikasi.

Malang : Cetakan Pertama. AE Publishing.

Agustina, Y., Dewi, S., dan Ermadiani, (2007), Analisa Penerapan Sistem Just In

Time untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas pada Perusahaan

Industri, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 12, No. 1, Januari: 132-

146.

Aprilianti Anggini, Yusup Rachmat Hidayat. (2019). Pengaruh Just In Time

Terhadap Efisiensi Biaya Produksi Pada PT Toyota Boshoku Indonesia.

Jurnal Logistik Indonesia Vol. 3 (2). 125 – 133.

Ariel, S, Sumenge. (2013). Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan

Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Minahasa Selatan. Jurnal EMBA. Vol. 1 (3). 74 – 81.

Aznedra, Endah Safitri. (2018). Analisis Pengendalian Internal Persediaan dan

Penerapan Metode Just In Time Terhadap Effisiensi Biaya Persediaan

Bahan Baku : Studi Kasus Pada PT SIIX Electronics Indonesia. Jurnal

Measurement Vol. 12 (2). 120 – 132.

80
82

Bungkaes, H. R . et. al. (2013). Hubungan Efektivitas Pengelolaan Program

Raskin Dengan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa

Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Acta

Diurna Edisi April. 1 – 23.

Dian Ari Nugroho. (2017). Pengantar Manajemen Untuk Organisasi Bisnis,

Publik dan Nirlaba. Malang : Cetakan Pertama. UB Press.

Dian Chandra R, et. al. (2014). Analisis Just In Time System Dalam Usaha

Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi : Studi Kasus Pada Perusahaan

Kecap Kecap Cap Dua Tulungagung. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 12

( 2 ). 1 – 9.

Desy Juliana Simanjuntak, et. al. (2017). Perbandingan System Economic Order

Quantity dan Sistem Just In Time terhadap Efisiensi Biaya Bahan Baku

pada PT Tricitra Agri Perdana. Fundamental Management Journal Vol 2

(1). 51 – 62.

El Bethree J. J. B, I Nyoman Nurcaya. (2019). Penerapan Just In Time Untuk

Efisiensi Biaya Persediaan. Jurnal Manajemen Unud Vol. 8 (3). 1755 –

1783.

Elfayang, R. A. P. (2014). Analisis Efektivitas, Efisiensi, dan Kontribusi Pajak

dan Retribusi Daerah Terhadap PAD Kabupaten Blora Tahun 2009 –

2013. Skripsi pada Program Studi Akuntansi FEB Undip. Diterbitkan.


83

Fajar, N. H, Difa, R. P. ( 2016 ). Analisis Efektivitas dan Efisiensi Retribusi

Daerah di Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 – 2014. Economics

Development Analysis Journal. Vol 5 (2). 123 – 136.

Farid Najib, M. (2007). Hubungan Pembeli dan Pemasok : Kerjasama Untuk

Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan. Jurnal Bisnis Strategi

Vol 16 (01). 70 – 81.

Hadioetomo. 2009. Pengaruh Penerapan JIT Terhadap Kinerja dan Keunggulan

Kompetitif Perusahaan Manufaktur, Universitas Diponegoro, Semarang.

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 104-113.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2007. Management Accounting, 8 th

edition. South-Western,USA: Thomson Learning.

Hendry Jaya. ( 2014 ). Analisis Pengaruh Sistem Juts In Time Dalam Menunjang

Kelancaran Proses Produksi :Studi Kasus Pada PT. SIIX Electronics

Indonesia. Jurnal Measurement Vol. 8 (3). 41-49.

Himawan, A. S, Sri. I. (2014). Tingkat Efisiensi Produksi dan Pendapatan Pada

Usaha Pengolahan Ikan Asin Skala Kecil. Journal of Economics and

Policy. Vol. 7 (1). 73 – 84.

Indartono, S. Pengantar Manajemen : Character Inside. Yogyakarta: Yukaprint.

Irfan., H. R. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Cetakan Pertama:

CV Pustaka Setia.
84

Johannes Tomy, Retno Susanti. (2017). Application Of Safety Stock, Strategy Just

In Time On Distribution. Jurnal Global Vol. 01 ( 02 ). 52 - 62.

Kemenperin. (2018, Mei 12). Pertumbuhan Melonjak, Industri Manufaktur

Berkontribusi Hingga 20 Persen. Retrieved from Kemenperin.go.id:

https://kemenperin.go.id/artikel/19213/Pertumbuhan-Melonjak,-Industri-

Manufaktur-Berkontribusi-Hingga-20-Persen.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi 13.

Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Lisdiantini, N. ( 2017). Sekertaris dan Efisiensi Kerja Pimpinan ( Tinjauan

Teoritis Peran Sekretaris Dalam Mendukung Efisiensi Kerja Pimpinan).

Jurnal Epicheirisi. Vol. 1 (2). 17 – 22.

Lipursari, Anastasia. (2013). Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dalam

Pengambilan Keputusan. Jurnal STIE Semarang Vol. 5 (01). 26 – 37.

Madalena, Sarinah. (2017). Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Cetakan

Pertama. Deepublish.

Mahardika, A. F. (2018.). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.

Melania, R. et. al. (2016). Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan

Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kota Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 16 (3).

616 – 623.
85

Muh Rezky Naim, Asma (2019). Pengantar Manajemen. Jawa Timur. Qiara

Media.

Mujahida Sitti (2018). Pengantar Manajemen. Makassar : Cetakan Pertama. Sah

Media.

Ni Luh, Utami. D. et. al. (2014). Analisis Efisiensi Biaya Bahan Baku Dalam

Penerapan Metode JIT Industri Ubin Karya Indah Karangasem. Jurnal

Pendidikan Ekonomi Vol 4 (01).

Novlie Manopo, e. a. (2015). Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan

Daerah Vol 17 No. 2 . Analisis Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan

Keuangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara.

Nurdin, P. (2017). Penerapan Good Corporate Governance Pada Manajemen

Operasional, Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah dan Dampaknya

Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah. Tesis pada Program Studi Magister

Hukum Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diterbitkan.

Putra, D. A. (2018, November 26). Asosiasi Beberkan Penyebab Sulitnya Industri

Kayu RI Berkembang. Retrieved from merdeka.com:

https://www.merdeka.com/uang/asosiasi-beberkan-penyebab-sulitnya-

industri-kayu-ri-berkembang.html

Pristianingrum, Nurfina. (2017). Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas

Perusahaan Manufaktur dengan Sistem Just In Time. Jurnal Ilmiah

Akuntansi Keuangan dan Pajak. Vol 1 (01). 41 – 53.


86

Qadhil, Jafar, A. Destiningrum, M. (2017). Sistem Informasi Penjadwalan Dokter

Berbassis Web Dengan Menggunakan Framework Codeigniter (Studi

Kasus : Rumah Sakit Yukum Medical Centre). Jurnal Teknoinfo Vol 11

(2). 30 – 37.

Radjab, A. J. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis. Makasar : Cetakan Pertama :

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Rahayu. (2005 ). Ekuitas Vol.9 No.4. Pengaruh Aplikasi Strategi Just In Time

Terhadap Efektivitas Dan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT Sentosa Jaya

Abadi, 439 - 463.

Rahman, H. N. (2019). Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Cetakan Pertama.

Diandra Kreatif.

Ratnaningsih, K. I.dan I. G. N. Suaryana. (2014). Pengaruh Kecanggihan

Teknologi Informasi, Partisipasi Manajemen, dan Pengetahuan Manajer

Akuntansi Pada Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana. 1 – 16.

Render, J. H. (2014). Manajemen Operasi. Jakarta : Cetakan kesebelas : Salemba

Empat.

Richard, A. S. (2017). Rancang Bangun Aplikasi Web Manajemen Penjualan Air

Galon Menggunakan Metode Just In Time. Tugas Akhir pada Program

Studi Teknik Informatika ITS.


87

Ristono, Agus. (2010). Sistem Produksi Tepat Waktu. Yogyakarta : Cetakan

Pertama. Graha Ilmu.

Rusdiana, H. (2014). Manajemen Operasi. Bandung : Cetakan Pertama: CV

Pustaka Setia.

Rusidiyanto, Yustina. (2018). Analisis Perencanaan Pengendalian Persediaan

Bahan Baku Dengan Metode Gabungan Economic Order Quantity (EOQ)

dan Just In Time (JIT) di UD. Super Mekar Gresik. Journal Of Industrial

Engineering and Management Vol. 13 (01). 73 – 83.

Santoso, V. Y. (2020, Januari 04). Ekspor kayu olahan Indonesia sepanjang

tahun 2019 turun 4%. Retrieved from industri.kontan.co.id:

https://industri.kontan.co.id/news/ekspor-kayu-olahan-indonesia-

sepanjang-tahun-2019-turun-4-1?page=all.

Sarda, S. e. (2019). Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi dan Bisnis Vol 1

No.1. Analisis Penerapan Just In Time Dalam Meningkatkan Efisiensi

Produksi Pada PT Tri Star Mandiri.

Sarinah. (2017). Pengantar Manajemen . Yogyakarta : Cetakan Pertama:

Deepublish.

Sekunder W., Herry. 2011. Penerapan Just In Time Dalam Sistem Pembelian dan

Sistem Produksi. Binus Business Review Vol. 2 No. 1 Mei: 446-455.

Siti Maemunah (2018). Analisis Manajemen Operasional Koperasi Jasa

Keuangan Syari’ah AL – Marwah Masjid AL – Akbar Surabaya. Skripsi


88

pada Program Studi Manajemen Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya.

Diterbitkan

Siti Mardiyah, U. (2018). Analisis Realisasi Anggaran Untuk Menilai Efektivitas

dan Efisiensi Kinerja Pada Dinas Perhubungan Kota Medan. Skripsi pada

Program Studi Akuntansi FEB UMA. Diterbitkan.

Sofiah, Novan dan Muhardi. 2014. “ Analisis Implementasi Just In Time (JIT)

Terhadap Peningkatan Produktivitas Perusahaan Pada PT. Ras Jaya

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di Cimawi Jawa Barat”.

Skripsi pada Prosiding Manajemen. Bandung : Universitas Islam Bandung.

Subardjo,A. Arif Gunadi( 2016 ). Pengaruh Sistem Just In Time Terhadap

Efisiensi Biaya Bahan Baku. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 6 (3).

1-13.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Cetakan Ke-26: Alfabeta.

Sulastri, L. (2012). Manajemen Sebuah Pengantar. Bandung : Cetakan Pertama:

La Goods Publishing.

Suneth, M. (2016). Penerapan Sistem Just In time Dalam Meningkatkan

Produktivitas Perusahaan. Makasar: FEBI UIN Alauddin Makasar.

Suprihanto John (2014). Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Cetakan Pertama.

Gadjah Mada University Press.


89

Suryono, E. et. al. ( 2019 ). Manajemen Operasional. Jakarta. LPU – UNAS.

Stevany, C. W. ( 2013 ). Manajemen Rantai Pasokan Produk Cengkeh Pada Desa

Wawona Minahasa Selatan. Jurnal EMBA. Vol. 1 (3). 230 – 238.

Sutawijaya, A dan Etty, P. L. (2009). Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia

Pasca Krisis Ekonomi : Sebuah Studi Empiris Penerapan Model Dea.

Jurnal Ekonomi . Pembangunan. Vol. 10 ( 1 ). 46 – 67.

Tini, G dan Desi, E (2013). Peranan Penerapan Sistem Persedian Just In Time

Terhadap Hasil Produksi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol. 1 No. 3.

221 - 232.

Trisnawati Nina, et. al. (2018). Analisis Efektivitas Pelaksanaan Fungsi

Pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Konawe. Jurnal Administrasi

Kebijakan Publik. Vol. 9 (2). 51 – 60.

Wijayanto, D. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta. PT Gramedia Pustaka

Utama.

Yunianti, U. (2015). Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta. Analisis

Efisiensi dan Efektivitasa Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(Apbdesa), 449 - 503.


LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Bimbingan
Lampiran 2 Kegiatan Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ekonomi Unigal
Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian dari PT Albasi Priangan Lestari
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Wawancara

REKAPITULASI HASIL WAWANCARA

PADA PT ALBASI PRIANGAN LESTARI

Informan : Bapak. S

Jabatan : Manager Personalia & Umum PT Albasi Priangan Lestari

No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana penerapan just in Berangkatnya dari schedule. Di perusahaan ini
time dalam meningkatkan kan ada departemen PPIC. Nah jadi segala
efektivitas dan efisiensi sesuatunya sudah direncanakan leh departemen
produksi pada PT Albasi tersebut baik bahan baku, bahan pendukung,
Priangan Lestari ? tenaga kerja dan lain sebagainya itu
direncanakan oleh departemen tersebut.
Kemudian kita dilanjutkan dengan bagian
produksi sesuai dengan schedule yang sudah
ada. Jadi akan tau, ini per jamnya harus dapat
segini, ini per harinya harus dapat segini itu
dicatat dimasing – masing departemen.
2 Bagaimana perusahaan Sebuah perusahaan dimanapun pasti

menjaga keeratan komunikasi membutuhkan kerja sama dengan pemasok

dengan pemasok ? termasuk PT Albasi Priangan Lestari pun harus

dijalin komunikasi yang baik dengan pemasok

agar satu sama lain saling ada pengertian dan

kepercayaan. Tetapi sewaktu waktu komunikasi

itu juga akan dipengaruhi hal – hal diluar

teknis, contohnya karena adanya penurunan


harga pasar.

3 Seberapa penting
keeratan Sangat penting. Karena kita tidak bisa berjalan
sendiri tanpa pemasok.
komunikasi dengan pemasok
bagi perusahaan ?
4 Bagaimana cara perusahaan Kuncinya hanya satu. Pelanggan ada
membangun / menjaga kepercayaan terhadap perusahaan.
keeratan komunikasi dengan Kepercayaan itu akan tumbuh dan dengan
pelanggan ? sendirinya akan tertanam dikonsumen manakala
kualitas barang yang dihasilkan oleh
perusahaan sesuai dengan standar yang mereka
inginkan
5 Apa dampak yang terjadi pada Dampaknya sangat besar sekali. Karena
perusahaan apabila keeratan pelanggan itu merupakan mata rantai yang tidak
komunikasi dengan pelanggan boleh terputus. Jadi kalau terputus mata
terhambat ? rantainya maka dampaknya akan sangat besar.

6 Seberapa penting perubahan Perubahan itu dari berbagai sudut. Satu


informasi bagi perusahaan ? mungkin perubahan dari harga pasar, dua
perubahan kebijakan ekspor, tiga kebijakan
suku bunga dll Itu kita mengikuti
perkembangan – perkembangan yang terjadi
diluaran. Jadi semua kebijakan – kebijakan
yang berubah apapun jenisnya kita mengikuti
7 Bagaimana cara perusahaan Sekarang era digital kalau pun hari ini ada
agar responsif terhadap putusan yang dibuat oleh pemerintah pusat
perubahan informasi ? maupun daerah, ya hari ini pula informasi itu
akan sampai. Nah kita merespon

8 Bagaimana cara perusahaan Kita disini masing – masing depatemen sudah


mengatur kegiatan produksi punya schedule. Misalnya dibulan ini schedule
agar tepat . sesuai dengan nya produk a harus kita ekspor sesuai
jadwal ? permintaan pasar 100 kontainer. Nah kita sudah
punya hitungan. 100 kontainer itu
membutuhkan bahan bakunya berapa, tenaga
kerjanya berapa, bahan pembantu dan lain
sebagainya berapa kemudian target produksinya
harus berapa per hari. Jadi kita sudah ada
schedule nya. Jadi sebagai kesatuan yang tidak
terpisahkan satu sama lain, sehingga apa yang
sudah tadi direncanakan sesuai dengan hasil
yang dihasilkan
9 Seperti apa dampak yang Otomatis hilang kepercayaan. Karena orang
terjadi bagi perusahaan jika lain juga tidak mau berspekulasi. Karena barang
tidak tepat melaksanakan ini diberangkatkan sudah terjadwal baik
jadwal ? pengapalan atau tempat penyimpanan digudang
itu sudah terjadwal. Kalau itu ada
keterlambatan ya bukan hanya rugi karena
diperjalanan, tempat penyimpanan pun sudah
disewwa ya otomatis mereka akan mengalami
kerugian. Dan dengan kerugian itu otomatis
hilang kepercayaan terhadap perusahaan.
10 Apakah implementasi Alhamdulillah mayoritas tepat. Mungkin ada
Sebagian kecil yang karena ada mesin yang tiba
ketepatan melaksanakan
– tiba rusak dan suku cadangnya tidak tersedia
jadwal sudah terlaksana ?
itu nah itu kadang – kadang tidak tepat

11 Bagaiamana cara atau langkah Kita selalu melaksanakan penghematan. Karena


– langkah yang dilakukan selain bahan baku, juga ada bahan pendukung
perusahaan untuk menekan produksi yang lain. Kita tetap mengupayakan
biaya ? bahwa ini se efisien mungkin baik itu
barangnya ataupun waktu pelaksanaannya. Jadi
di efisiensikan.
12 Apa yang akan dilakukan Setiap bulan kita ada audit. Rencana misalnya
perusahaan jika terdapat biaya ini mengunakan lem 10 ton tetapi ternyata kita
yang tidak sesuai dengan yang menggunkan 10 ton lebih misalnya nah itukan
telah ditentukan ? kita harus tau kenapa ini lebih dari pada
rencana awal. Jadi kita melakukan audit terus
tiap bulan.
13 Hambatan apa saja yang Hambatan pasti ada. Salah satunya dipengaruhi
oleh mobilitas atau alat – alat pendukung untuk
dihadapi dalam penerapan just
mobilisasi bahan dan barang. Alat – alat
in time PT Albasi dalam
pendukungnya seperti forklift, dump truck.
meningkatkan efektivitas dan Manakala itu ada gangguan secara Teknik yang
harusnya hari ini lancar semua tetapi ada salah
efisiensi produksi Priangan
satunya yang mogok nah itu adalah salah satu
Lestari ?
hambatan yang akan mempengaruhi
pencapaian target tersebut. Selain itu, kendala
atau yang paling kita takuti yaitu berhentinya
pasokan energi listrik. Karena untuk energi
listrik 100% mengandalkan dari PLN.

14 Bagaimana solusi untuk Solusinya di masing – masing departemen


mengatasi hambatan tersebut ? dilengkapi alat – alat pendukung diluar dari
pada mesin tersebut.Misalnya ada handlift
walaupun tidak 100% sama dengan kendaraan
mobilitas tadi. Tapi barang tersebut bisa dikirim
tetapi jumlahnya tidak sesuai dengan yang
dikirim oleh kendaraan yang bermesin. Untuk
kendala pasokan listrik itu kita membangun dua
gardu. Satu gardu induk yang dibangun oleh
PLN dan satu gardu induk yang dibangun oleh
PT Albasi Priangan Lestari.
Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR PRIBADI

1. Nama Lengkap : Idam Wahyudi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 08 Mei 1998

3. Alamat : Dsn. Cikabuyutan Timur, Rt/Rw 005/011,

Kel Hegarsari, Kec. Pataruman,

Kota Banjar.

4. Jenis Kelamin : Laki - laki

5. Agama : Islam

6. Telepon : 081929588553

7. Email : wahyudiidam@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 2003 – 2004 : TK Al-Huda

2. 2005 – 2007 : SDN 03 Hegarsari

3. 2007 – 2010 : SDN 01 Hegarsari

4. 2010 – 2013 : SMPN 1 Banjar

5. 2013 – 2016 : SMAN 1 Banjar

6. 2016 – 2020 : Universitas Galuh

KEMAMPUAN dan SKILL

1. Microsoft Office 3. Adobe Photoshop

2. Google Sketchup 4. Corel Draw

Anda mungkin juga menyukai