Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya Stakeholder biasanya di artikan sebagai orang yang akan


mengambil peran aktif dalam eksekusi sistem mutu atau orang yang akan merasakan
dampak signifkan dari penggunanya. Stakeholder ini biasanya berupa orang yang
memiliki sebuah proses,orang yang kegiatannya mempengaruhi sebuah proses,atau
orang yang harus berinteraksi dengan sebuah atau sekumpulan proses.
Stakeholder hendaknya dilakukan sedini mungkin pada awal program untuk
mengidentifikasikan berbagai kelompok yang tertarik, berkait dan berminat dengan
isu tertentu seperti kesehatan, produksi, lingkungan. Identifikasi pandangan dan
karakteristik dari setiap stake holder ini sangat penting, yang merupakan dasar untuk
pelaksanaan tahap berikutnya dalam prakarsa kegiatan usaha.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan orientasi pada stakeholder ?

2. Apa yang dimaksud kepentingan fundamental stakeholder ?

3. Jelaskan model pengukuran stakeholder impact !

4. Apa yang dimaksud dengan keputusan etis ?

1.3 Tujuan

1. Dapat memahami orientasi pada stakeholder

2. Dapat memahami kepentingan fundamental stakeholder

3. Dapat mengetahui model pengukuran stakeholder impact

4. Dapat mengetahui keputusan etik


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Orientasi Pada Stakeholder

Stockholder adalah pemilik dari sebagian saham perusahaan. Stockholder


dapat dianggap terpisah dari perusahaan tersebut dan oleh karenanya memiliki
liabilitas yang terbatas dari keseluruhan surat hutang perusahaan.

orientasi stakeholder tidak terlalu berfokus pada profit melainkan pada value
of money. Selain itu perusahaan yang menerapkan orientasi ini lebih cenderung
berfokus pada keberlangsusngan, ketahanan, dan pertumbuhan jangka panjang.

perusahaan yang berorientasi pada stakeholder, struktur kepemilikannya


umumnya terbatas pada satu atau dua sebagai pemegang saham mayoritas dan
memiliki pengaruh dan kendali atas manajemen. Akibatnya kepentingan pemegang
saham minoritas tidak dapat dilindungi dengan baik dan membutuhkan dukunagan
komisaris independen.

Dalam hal struktur board,perusahaan dengan orientasi stakeholder


memisahkan 2 fungsi board antara dewan komisaris yang bertugas dalam mengawasi
dan dewan direksi yang bertugas dalam menjalankan aktivitas operasi perusahaan.
Pemisahan fungsi ini berperan dalam menjaga independensi fungsi pengawasan dari
pengarih eksekutif.

2.2 Kepentingan Fundamental Stakeholder

Para decision maker menggabungkan kepentingan kelompok stakeholder dan


menciptakaan tiga kepentingan yang mendasar, yaitu: Dapat menghasilkan keputusan
yang dapat mengakomodir kepentingan mereka Suatu keputusan sebaiknya
mempertimbangkan pendistribusian yang adil antara keuntungan dan beban.
Suatu keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak-hak Stakeholder,
termasuk hak dalam membuat keputusan:
• Well-offnes : Keputusan sebaiknya menghasilkan lebih banyak keuntungan
daripada Biaya
• Fairness : Pendistribusian hendaknya mempertimbangkan keseimbangan antara
keuntungan dan biaya.
• Right : Hasil keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak Stakeholder.

2.3 Model Pengukuran Stakeholder

Sejak berkembangnya konsep utilitarianisme pada 1861, suatu pendekatan


yang diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan adalah dengan
mengevaluasi hasil akhir atau konsekuensi dari tindakan, yang secara tradisional
didasarkan pada dampak keputusan terhadap kepentingan pemilik perusahaan atau
pemegang saham. Biasanya, dampak ini diukur dari keuntungan atau kerugian yang
terjadi, karena keuntungan telah menjadi ukuran keberadaan yang ingin
dimaksimalkan oleh pemegang saham. Pandangan tradisional ini sekarang berubah
dalam dua jalan.

Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham ingin memaksimalkan hanya


keuntungan jangka pendek menunjukkan fokus yang terlalu sempit.

Kedua, hak dan tuntutan kelompok-kelompok non-pemegang saham, seperti


pekerja, konsumen/klien, supplier, pemerhati lingkungan, dan pemerintah yang
mempunyai kepentingan dalam keluaran keputusan, atau didalam perusahaan itu
sendiri, statusnya diakui dalam pengambilan keputusan perusahaan. Perusahaan
modern sekarang akuntabel terhadap pemegang saham dan kelompok non-pemegang
saham, yang keduanya menjadi pemangku kepentingan, kepada siapa respon
perusahaan ditujukan. Biasanya, maksimalisasi keuntungan dalam jangka waktu lebih
dari setahun memerlukan hubungan yang harmonis dengan kelompok pemangku
kepentingan dan kepentingannya.

2.4 Model Keputusan Etis

1) Menentukan fakta-fakta
2) Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan
situasi-situasi dari sudut pandang mereka
3) Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia juga disebut dengan
“imajinasi moral”
4) Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat memengaruhi para
pemegang kepentingan, membandingkan dan mempertimbangkan
alternatif-alternatif berdasarkan:
a. Konsekuensi-konsekuensi
b. Kewajiban-kewajiban, hak-hak, prinsip-prinsip
c. Dampak bagi integritas dan karakter pribadi

5) Membuat sebuah keputusan


6) Memantau hasil
Langkah pertama dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
secara etis adalah menentukan fakta-fakta dalam situasi tersebut,
membedakan fakta-fakta dari opini belaka, adalah hal yang sangat penting.
Perbedaan persepsi dalam bagaimana seseorang mengalami dan memahami
situasi dapat menyebabkan banyak perbedaan etis. Sebuah penilaian etis
yang dibuat berdasarkan penentuan yang cermat atas fakta-fakta yang ada
merupakan sebuah penilaian etis yang lebih masuk akal daripada penilaian
yang dibuat tanpa fakta. Seseorang yang bertindak sesuai dengan
pertimbangan yang cermat akan fakta telah bertindak dalam cara yang lebih
bertanggung jawab secara etis daripada orang yang bertindak tanpa
pertimbangan yang mendalam.

Langkah kedua dalam pengambilan keputusan yang etis yang bertanggung


jawab mensyaratkan kemampuan untuk mengenali sebuah keputusan atau
permasalahn sebagai sebuah keputusan etis atau permasalahan etis.
Langkah ketiga melibatkan satu dari elemen vitalnya. Kita diminta untuk
mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua pihak yang dipengaruhi
oleh sebuah keputusan, orang-orang ini biasa disebut dengan para
pemangku kepentingan (stakeholder).

Langkah selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah


membandingkan dan mempertimbangkan alternatif-alternatif, membuat
suatu spreadsheet mental yang mengevaluasi setiap dampak tiap alternatif
yang telah dipikirkan terhadap masing-masing pemegang kepentingan yang
telah identifikasi. Salah satu cara yang paling mudah adalah menempatkan
diri terhadap posisi orang lain. Sebuah elemen penting dalam evaluasi ini
adalah pertimbangan cara untuk mengurangi, meminimalisasi atau
mengganti kensekuensi kerugian yang mungkin terjadi atau meningkatkan
dan memajukan konsekuensi-konsekuensi yang mendatangkan manfaat.
Selain itu juga perlu mempertimbangkan kewajiban, hak-hak dan prinsip-
prinsip, serta dampak bagi integritas dan karakter pribadi.

Langkah kelima adalah pengambilan keputusan yang diakhiri dengan


evaluasi yang merupakan langkah terakhir dalam proses pengambilan
keputusan sebagai sarana untuk menilai apakah keputusan kita sudah
berdampaka baik atau malah tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholders mengalami perubahan


dinamis seiring berjalannya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya
pergeseranbentuk dari yang semula tidak aktif (inactive), menjadi reaktif (reactive),
kemudianberubah lagi menjadi proaktif (proactive) dan akhirnya menjadi
interaktif(interactive).

Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang


dapat ia peroleh atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau
proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan
mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses
politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk
mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku
kepentingan, terutama bila proyek-proyek ini bertujuan mempengaruhi kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://deka-cg.blogspot.com/2013/06/shareholder-value-dan-stakeholder-value.html

http://juprilumbantoruan.blogspot.com/2013/10/pendekatan-dalam-pengambilan-
keputusan.html

https://www.academia.edu/19198146/KEPUTUSAN_ETIS

http://srinurmalasari.blogspot.com/2015/10/makalah-etika-dalam-pengambilan.html

Anda mungkin juga menyukai