keputusan beretika
Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah pilihan-pilihan dari dua alternative
atau lebih. Keputusan biasa nya diambil ketika
terjadi masalah, untuk mengatasi masalah yang
terjadi dalam suatu organisasi atau dalam perusahaan
diperlukan suatu kebijakan dalam pengambilan
keputusan yang baik dalam menentukan strategi,
sehingga menimbulkan pemikiran tentang cara-cara
baru untuk melanjutkannya. Proses pengambilan
keputusan adalah bagaimana perilaku dan pola
komunikasi manusia sebagai individu dan sebagai
anggota kelompok dalam struktur organisasi.
Pendekatan Kerangka Pengambilan
Keputusan Beretika
Jadi, keputusan yang ditawarkan dapat dikatakan tidak etis jika keputusan
tersebut gagal untuk memberikan manfaat tidak adil, atau mengganggu hak
para pemangku kepentingan.
Permasalahan Lainnya Dalam
Pengambilan Keputusan Etis
1. Masalah Bersama
Masalah bersama mengacu pada kesenjangan
ataumengetahui penggunaan aset atau sumber daya yang
dimiliki bersama secara berlebihan.
2. Mengembangkan Aksi yang Lebih Etis
Terkadang direktur, eksekutif atau akuntan professional
akan mengalami kelumpuhan keputusan akibat
kompleksitas analisis atau ketidakmampuan untuk
menentukan pilihan maksimal karena alasan
ketidakpastian, kendala waktu dan sebab lainnya.
3. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan Etis
Diantaranya yaitu:
Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis
Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah mengira
bahwa tindakan tidak etis dapat diterima karena:
- Ini dunia dimana anjing makan anjing
- Semua orang melakukannya
- Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya
- Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah atasan
Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang saham
Berfokus hanya pada legalitas
Batas keberimbangan (fokus pengambil keputusan harusnya pada keadilan
untuk semua pemangku kepentingan)
Batas untuk meneliti hak (meneliti dampak pada keseluruhan hak semua
kelompok pemangku kepentingan)
Konflik kepentingan
Keterkaitan diantara pemangku kepentingan
Kegagalan untuk mengidentifikasi semua
kelompok pemangku kepentingan.
Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan
tertentu daripara pemangku kepentingan
Mengacuhkan kekayaan, keadilan atau hak.
Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi
untuk keputusan.
Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan
yang diharapkan untuk ditunjukkan
Langkah-langkah menuju sebuah
keputusan Etis
1. Identifikasi fakta dan semua kelompok
pemangku kepentingan serta kepentingan
yang mungkin akan terpengaruh.
2. Membuat peringkat para pemangku
kepentingan serta kepentingan mereka.
3. Menilai dampak dari tindakan yang
diusulkan pada setiap kepentingan pihak
yang berkepentingan
Analisis Etika Untuk Pemecahan
Masalah
Kebanyakan para pelaku bisnis mengambil keputusan
berdasarkan kepentingan para pemilik atau para pemegang
saham, pandangan ini merupakan pendekatan secara
tradisional. Pendekatan secara tradisional ini dimodifikasi
menjadi dua cara, pertama asumsi bahwa seluruh
stakeholder hanya ingin meaksimalkan keutungan jangka
pendek. Kedua, hak dan kewajiban dari beberapa
kelompok non-shareholder seperti karyawan, konsumen
atau klien, supplier, kreditor, tokoh masyrakat dan
pemerintah memiliki kepentingan dari hasil keputusan
yang dibuat dan juga tujuan dan perusahaan itu ikut
dipertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Perusahaan yang modern saat ini sangat mempertimbangkan
kelompok Shareholder dan kelompok diluar shareholder, kedua
kelompk tersebut menjadi pembentuk dari sebuah stakeholder yang
menjadi Company Respond. Jika kehilangan salah satu unsure
stakeholder atau biasa disebut primary stakeholder. Hal tersebut dapat
menyebabkan perusahaan tidak dapat berpotensi secara penuh, dan
mungkin dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan.
Asumsi bahwa kelompok shareholder monolitik hanya tertarik pada
keuntungan jangka panjang yang sedang mengalami modifikasi,
disebabkan karena perusahaan yang modern mencari shareholders
yang terdiri dari perorangan maupun institusi yang tertarik pada
keuntungan jangka panjang dan bagaimana etika bisnis diterapkan.
Investor yang etis mengembangkan jarigan formal dan informal
melalui kegiatan perusahaan mereka, mereka juga memutuskna
bagaimana untuk memilih wakil-wakil mereka, serta bagaimana
pendekatan ke direktur agar mereka memperhatikan dan tetap pada
ruang lingkup atas perlindungan terhadap lingkungan. Mereka juga
memberikankompensasi dan nilai lebih terhadap kegiatan HAM pada
suatu negara tertentu seperti Afrika Selatan.