0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
118 tayangan25 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang keputusan etis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat empat langkah dalam pembuatan keputusan etis yaitu menyadari masalah etika, melakukan evaluasi etika, membentuk intensi perilaku, dan melaksanakan perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan etis adalah faktor individual seperti pendidikan dan nilai-nilai, serta faktor kontekstual seperti budaya et
Dokumen tersebut membahas tentang keputusan etis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat empat langkah dalam pembuatan keputusan etis yaitu menyadari masalah etika, melakukan evaluasi etika, membentuk intensi perilaku, dan melaksanakan perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan etis adalah faktor individual seperti pendidikan dan nilai-nilai, serta faktor kontekstual seperti budaya et
Dokumen tersebut membahas tentang keputusan etis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat empat langkah dalam pembuatan keputusan etis yaitu menyadari masalah etika, melakukan evaluasi etika, membentuk intensi perilaku, dan melaksanakan perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan etis adalah faktor individual seperti pendidikan dan nilai-nilai, serta faktor kontekstual seperti budaya et
DETERMINANT KEPUTUSAN ETIS KULIAH 5 1. Keputusan Etis
Teori dalam pembuatan keputusan etis diawali
dengan menyadari adanya isu etika dalam pembuatan suatu keputusan “Ethical decision making is comprised of multiple steps that include the recognition of an ethical issue or problem, ethical judgments or evaluations, behavioral intentions, and subsequent behavior”. Pembuatan Keputusan Etis
Definisi tersebut menunjukkan bahwa pembuatan
keputusan etis terdiri atas 4 Langkah, yaitu (1) menyadari adanya isu atau masalah etika, (2) melakukan evaluasi atau pertimbangan etika, (3) intensi perilaku dan (4) melaksanakan perilaku. Pembuatan Keputusan Etis
Definisi tersebut menjelaskan bahwa ketika isu etika
melekat dalam suatu situasi, maka langkah pertama adalah menyadari apakah situasi tersebut mengandung dilema etika atau tidak. Keputusan etis
Langkah selanjutnya adalah membuat pertimbangan etika
berdasarkan sejumlah perspektif etika yang dimiliki, lalu membentuk intensi perilaku dan kemudian melaksanakan atau tidak melaksanakan tindakan. Seluruh langkah ini sering disebut sebagai penalaran etika (ethical reasoning). Bukti-bukti empiris mengindikasikan bahwa seluruh komponen penalaran etika ini saling berkaitan ketika individu membuat keputusan. Keputusan etis
sebagai penolakan individu untuk ikut serta dalam kickback activity.
Singhapakdi dan Vitell (1991) mendefinisikan keputusan
etis sebagai kesetujuan individu dengan pernyataan yang dihasilkan dari kode etik profesi. Keputusan etis
Jones (1991, p. 367) mendefinisikan keputusan etis
sebagai berikut: “…a decision that is both legal and morally acceptable to the larger community, whereas an unethical decision may be regarded as either illegal or morally unacceptable to the larger community.” Keputusan (Tidak) Etis
Selart & Johansen, (2011) merumuskan keputusan
etis sebagai perilaku atau keputusan aktual yang legal dan dapat diterima oleh komunitas yang lebih besar. Sebaliknya, perilaku tidak etis pada pengambilan keputusan mengacu pada perilaku keputusan aktual yang illegal dan kurang dapat diterima pada komunitas yang lebih besar. Determinant Keputusan Etis
Literatur tentang pembuatan keputusan etis secara
konsisten mencatat sejumlah faktor penentu yang berpengaruh penting dalam pembuatan keputusan etis. Secara garis besar, faktor-faktor penentu atau determinan pembuatan keputusan etis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor individual dan faktor kontekstual ( ORGANISASI DAN SITUASI) Faktor Individual
keputusan etis dipengaruhi oleh faktor-faktor individual
dan organisasional/situasional. Faktor individual secara konsisten menjadi faktor penentu pembuatan keputusan etis yang mendapat proporsi perhatian terbesar dari para peneliti Faktor Individual Faktor individual merupakan seluruh aspek yang secara unik terkait dengan individu pembuat keputusan (Ford & Richardson, 1994; Craft, 2013).
Faktor individual terdiri atas (1) atribut personal dan
(2) hasil perkembangan sosial.
Atribut personal terkait dengan kelahiran, seperti
kebangsaan, gender, usia dan agama.. Faktor Individual
Hasil perkembangan sosial,
Merupakan hasil dari perkembangan manusia dan proses sosialisasi, seperti kepribadian, sikap, nilai, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya Faktor individual
faktor individual secara konsisten telah mendapat
perhatian peneliti selama tiga dekade terakhir. Penelitian yang telah dilakukan untuk menginvestigasi faktor individu sebagai faktor penentu pembuatan keputusan mencakup rentang waktu yang panjang. Investigasi faktor individu tersebut meliputi atribut personal, latar belakang pendidikan, pekerjaan, serta nilai, keyakinan dan personalitas. Faktor individual
Faktor individual mencerminkan segala sesuatu
yang dimiliki individu yang berkaitan dengan A. Kelahiran dan B. Perkembangan sosial yang dialaminya.
. Faktor individual
Faktor individual yang terkait dengan kelahiran
meliputi kebangsaan, agama, gender dan usia.
Faktor individual yang terkait dengan hasil
perkembangan sosial yang dialami meliputi pendidikan dan pengalaman. Faktor individual
Investigasi terhadap pengaruh latar belakang
pendidikan dan pekerjaan terhadap pembuatan keputusan etis, antara lain menguji pengaruh tipe pendidikan, lama pendidikan, tipe pekerjaan dan lama bekerja. Adapun pengaruh nilai, keyakinan dan personalitas yang banyak diteliti mencakup locus of control dan machiavellianism. Faktor Kontekstual
determinan kedua keputusan etis adalah faktor
kontekstual yang meliputi organisasional atau situasional. Faktor situasional merupakan variabel-variabel yang membentuk dan menggambarkan situasi saat individu membuat keputusan, yang meliputi berbagai kekuatan situasi yang secara konseptual berbeda dengan faktor individual A Faktor Kontekstual
Kekuatan situasional merepresentasikan
tekanan situasional yang datang kepada individu untuk mendorong atau menghambat pembuatan keputusan etis. 2. Faktor Organisasi: Budaya Etika Organisasi Budaya organisasi pada dasarnya merepresentasikan nilai-nilai yang dianut oleh organisasi, yang kemudian berusaha untuk diinternalisasikan kepada setiap anggota organisasi. Bentuk formal upaya internalisasi itu adalah dengan menetapkan kode etik organisasi, sedangkan secara informal diinternalisasikan melalui budaya etika organisasi. 2. Faktor Organisasi: Budaya Etika Organisasi
Teori-teori etika yang berpengaruh kuat pada domain
bisnis dan pemasaran, telah secara eksplisit menjelaskan bahwa konteks etika organisasi dan bagaimana karyawan mempersepsikan standar etika organisasi merupakan dua faktor kunci yang mempengaruhi pembuatan keputusan etis karyawan 2. Faktor Organisasi: Budaya Organisasi Budaya Organisasi merujuk pada infrastruktur internal kebijakan, prosedur, praktik, nilai dan perilaku yang dapat mendorong kesadaran dan sensitivitas karyawan terhadap isu-isu etika 2. Faktor Organisasi: Budaya Organisasi Reidenbach & Robin (1991) mendefinisikan budaya organisasi sebagai nilai dan keyakinan anggota organisasi Shafer & Simmon (2011. p. 647) berikut: “Culture characterized by strong ethical norms and incentives for ethical behavior significantly reduced the reported likelihood of engaging in unethical behavior in a high moral intensity case”. Budaya Etika
budaya etika merupakan komponen penting dalam
pembuatan keputusan etis, karena menyediakan arah bagi perilaku setiap hari Catatan
Lihat Kembali teori-teori keputusan etis yang dipelajari minggu