Anda di halaman 1dari 4

9.

ETHICS, INTELLECTUAL CAPITAL, AND ACCOUNTING REPORTING

INTRODUCTION
Bab ini akan membahas muncul modal intektual dalam pelaporan perusahaan, dan lebih khusus,
memperkenalkan sebuah contoh dari usaha perusahaan untuk mengukur dan melaporkan pada kategori
modal intelektual bahwa mereka menamainya pengetahuan etika. Ada beberapa signifikansi dari
informasi dalam ekonomi kita bahwa beberapa ahli yang berbicara mengenai kapitalisme pengetahuan.
Hal ini penting untuk melihat bahwa pengetahuan dan teknologi tidak hanya dilihat sebagai kunci
kesuksesan ekonomi global, tetapi juga sebagai kunci untuk menghidupkan kembali demokrasi.
Banyaknya teknologi infromasi dan komunikasi menyediakan kesempatan untuk pengamatan dan
pengikisan sumber daya manusia. Oleh karena itu, beberapa perusahaan mulai untuk membangun dan
melaporkan etika sebagai kategori dari modal intelektual sehingga kita dapat melihat implikasi dari
pembangunan ini untuk kemungkinan demokrasi partisipatif yang lebih baik. Hal ini didasarkan pada
pengaitan antara ekonomi dan akuntansi dimana pengetahuan ekonomi dan akuntansi bisanya dikaitkan
dengan perbedaan antara nilai buku dan pasar. Ini membuktikan bahwa akuntansi gagal untuk melihat
sifat dasar dari sumber kunci keunggulan kompetitif perusahaan. Ini dapat bermanfaat untuk
memperhatikan bahwa jenis dari pengungkapan cukup berbeda dari bentuk laporan yang disediakan
oleh CSR. Laporan modal intelektual menunjukkan jenis atensi berbeda berkaitan dengan sumber daya
manusia dan orientasi dari modal intelektual. Laporan ini mempertimbangkan sumber daya manusia
sebagai aset perusahaan dan menguji bagaimana itu dapat dibangun dengan baik berdasarkan strategi
manajemen. Amartya Sen menyatakan bahwa kita naf dan salah jika mengasumsikan bahwa bisnis dan
etika adalah prinsip yang tidak berkaitan. Satu kaitan antara pelaporan modal intelktual dan etika
berhubungan dengan luasnya pengetahuan etika yang timbul sebagai kategori modal intelektual seperti
perusahaan menjadi lebih sadar terhadap sumber yang tidak diakui dari keunggulan perusahaan.
INTELLECTUAL CAPITAL : CONTEXT, CHARACTERISTIC, AND CONCEPT
The Composition of Intelectual Capital
Beberapa mengidentifikasi tiga tipe dari modal intelektual yang berbeda : manusia, struktural dan
hubungan, dan lainnya mewakili empatbempat komponen yang terdiri dari aset pasar, aset berpusat
pada manusia, kepemilikan intelektual, dan aset infrastruktur. Beberapa model membuat perbedaan
antara elemen internal dan eksternal. Struktur internal melingkupi sesuatu seperti paten, sistem dan
model computer, sedangkan ekternal melingkupi sesuatu seperti hubungan perusahaan dengan
pelanggannya, merek dagang, dan merek. Taxonomi lainnya mulai untuk tidak menyaring apa yang
sumber daya manusia cakup pada hal khusus. Klasifikasi lainnya adalah membagi sumber daya
manusia ke dalam sifat dan nilai karakter psikologi, serta pengetahuan. Taxonomi ini akan membantu
kita mengidentifikasi pokok pikiran yang berulang dalam kategori dan komposisi yang berbeda dari
modal intelektual.
Knowledge
Diskusi mengenai kapitalisme pengetahuan mengarahkan pada isu tipe yang berbeda dari pengetahuan
dan cara untuk mengetahui bukanlah sesuatu yang mengejutkan. World Bank menyarankan bahwa ada
dua jenis yang berbeda dari pengetahuan yang penting untuk negara berkembang, (1) pengetahuan
teknologi, atau mengetahui-bagaimana, (2) pengetahuan mengenai atribut (dengan kata lain bagaimana
kamu mengetahui kapan sesuatu itu kualitasnya bagus). Ada yang membaginya menjadi pengetahuan
dikodifikasi dimana dapat diubah ke dalam format elektronik dengan cukup mudah dan pengetahuan
yang tersembunyi sangat sulit dipisahkan dan diterjemahkan ke dalam bentuk yang mudah diakses
kepada yang lain. Pengetahuan dan sifat dasar dari pengetahuan adalah tema kunci dalam diskusi
modal intelektual.
Managing and Measuring Knowledge

Beberapa literature manajemen menyatakan penggunaan teknik analisis jaringan sosial untuk
memetakan jaringan informal hubungan pekerja. Hubungan ni biasanya dipetakan dalam hubungan
untuk tema seperti jaringan advis dan jaringan kepercayaan. Cara untuk mengukur tingkatan sumber
daya manusia dapat menggunakan jumlah pekerja luluan universitas sebagai pengukuran pendidikan
atau jumlah hari pelatihan per karkayan sebagai pengukuran cost pendidikan; dan kuesioner pada
kepuasan kerja untuk mengukur motivasi. Berdasarkan review literature, mereka menyatakan bahwa
kepemimpinan, kepuasan pekerja, moivasi pekerja dan jumlah tahun dari pengalaman dipersepsikan
menjadi indicator yang paling beguna dalam hubungan dengan sumber daya manusia. Kritik dari
pengukuran ini adalah mendorong sumber daya manusia ke dalam tipe pengukuran adalah refleki dari
mentalitas kalkulatif akuntansi dan pemikiran manajer yang mengurangi kesadaran manusia menjadi
perangkat angka.
ETHICS AND THE KNOWLEDGE ECONOMY
Tantangan etika baru yang berkaitan dengan ekonomi pengetahuan secara spesifik dan berkaitan
dengan etika pengumpulan dan proteksi informasi. Bagian yang lain fokus pada etika implisit dari
ekonomi pengetahuan, modal etika dibutuhkan untuk ekonomi pengetahuan bekerja dengan baik. Ada
bentuk risiko baru dikaitkan dengan ekonomi pengetahuan dan kepercayaan adalah hakiki. Ini secara
khusus kasus dalam hubungan dengan berbagi pengetahuan, isu hak milik dan kodofikasi dari
pengetahuan yang tersembunyi. Kepercayaan, solidaritas dan perangkat nilai yang sama
dipertimbangkan menjadi bagian penting untuk model organisasi baru dengan ekonomi pengetahuan.
Etika dipandang sebagai fasilitator jaringan yang penting. Etika menjadi penting secara fungsional
dalam bentuk baru dari kapitalisme. Tantangan dan dilemma etika muncul dari karakteristik bentuk
organisasi baru dari ekonomi pengetahuan. Dalam istilah orientasi spasial, sifat dasar yang terpecah
dari jaringan pengetahuan dapat menghasilkan kurangnya pengendalian dan kesesuaian disagregasi
etika dan tangung jawab hukum. Ada juga etika dan isu organisasi yang disebabkan oleh waktu yang
bergerak cukup cepat. Sebagai organisasi yang berkembang secara cepat, mereka mungkin tidak
mempunyai waktu untuk memperoleh dan membangun konteks budaya organisasi yang
mencukupi. Ini dalam konteks bahwa nilai dan etika dianggap meningkat penting untukkelangsungan
hidup perusahaan lebih lanjut. Ketika sebuah apresiasi dari pentingnya peningkatan dari struktur moral
dalam memfasilitasi jaringan pengetahuan dan melindungi pertumbuhan ekonomi, tipe pengetahuan ini
belum dieksplorasi dalam disiplin akuntansi dalam berbagai detail. Ketika ada beberapa pengakuan dari
nilai kerja yang disyaratkan oleh manajemen dalam masa pengetahuan baru, ada sedikit keterlibatan
teoretis dengan bagaimana kita dapat mengonseptualkan kerja ini dan analisis kecil dari jenis kerja
dapat berjalan dalam konteks organisasi untuk menghasilkan, mempertahankan, dan mengelola
nilai.
CASE STUDY : ETHICAL KNOWLEDGE IN CARL BROS INTELLECTUAL CAPITAL
STATEMENTS
Studi kasus ini akan menyediakan kita dasar untuk menelusuri beberapa pertanyaan penting dalam
hubungan dengan kemungkinan berpikir mengenai etika sebagai aset tak berwujud dan elemen dari
modal intelektual.
Enumerating and Managing Ethics as A Purpose of The Firm,1999
Pada akun modal intelektual tahun 1999, Carl bro menyajikan etika sebagai satu dari definisi
karakteristik perusahaan. Perusahaan secara jelas berusaha membawa pandangan etika sebagai bagian
kunci dari modal intelektual dan sungguh, pengetahuan etika terlihat dikaitkan dengan pemahaman dari
mengapa perusahaan ada. Ini adalah poin yang penting karena ini menantang berapa luas kamu akan
menemukan dalam buku keuangan dan apakah kamu mungkin diajar alam pelajaran keuangan : asumsi
bahwa perusahaan dasarnya hanya untuk memaksimalkan profit.Carl Bro percaya bahwa mereka ada
untuk memproduksi solusi intelegensi secara etis. Ada beberapa poin yang kita dapat membuat
hubungan dengan bagian pertama modal intelektual. Pertama, etika tampaknya dibangun sebagai aset
struktural dan aset berpusat pada manusia. Kedua, fungsi kunci dari pernyataan modal intelektual

adalah membawa aset ke dalam wujud dan menyerahkan mereka untuk dikelola. Dalam ICR pertama,
Carl Bro secara jelas berusaha untuk menyajikan pengetahuan etika sebagai jalan kunci dari
pemahaman mengapa perusahaan ada dan juga berusaha untuk membuat itu dapat dikelola.
Community Engagement and Management Policy, 2000
Akun tahun 2000 mengelaborasi hanya sedikit pada apa yang guideline perlukan. Dalam Perilaku
Etikadiimplikasikan bahwa beberapa kemampuan ahli (manusia) untuk merefleksikan pada
komunitas lokal, kesejahteraan individu dan lingkungan dibutuhkan untuk solusi menjadi benarbenar secara etika dan dalam usaha untuk menimbulkan tipe dari dalam, dan mungkin juga untuk
membawa tujuan untuk mengelola etika, manajemen telah mempersiapkan kebijakan perilaku etika.
Budgeting for Ethics and Responsibility, 2003
Pengungkapan Carl Bro pada modal inteletual dimasukkan ke dalam laporan akuntansi tahunan
perusahaan. Ini dikaitkan pada indicator yang dapat diukur, kemampuan unit bisnis untuk bertindak
berdasarkan praktik etika, seperti yang terekam via Survey Kepuasan Pekerja. Perangkat dari target ini
untuk ketaatan etika terlihat untuk menyjikan pembangunan lebih lanjut dalam proses pembuatan
etika sebuah komponen yang dapat dikelola dari modal intelektual.
From Ethics to Risk and Compliance, 2005
Risiko, ketaatan, dan integritas memasuki kosa kata sebagai bagian narasi dari modal etika Carl Bro.
Perubahan ini terlihat untuk mengindikasikan perubahan dari luasnya koreksi secara etika solusi
intelegensi dan sebuah komitmen yang diasosiasikan untuk berkontribusi pada debat publik, komunitas,
kesejahteraan individu, dan lingkungan. Hal signifikan lainnya pada laporan 2005 adalah diskusi dari
implemantasi BIMS yang disajikan sebagai bagian penting dari modal struktural. Tiga contoh laporan
menyediakan pemahaman mengenai usaha Carl Bro untuk mengidentifikasi dan mengomunikasikan
etika sebagai kategori produktif dari manusia dan modal struktural.
DEMOCRATIC POTENTIAL AT THE MARGINS?
Ekonomi pengetahuan mempertahankan prospek menghidupkan kembali demokrasi. Kita akan berpikir
mengenai pembedaan antara modal etika sebagai sebuah praktik yang mungkin melayani bisnis secara
eksklusif dan jenis dari modal etika bahwa dapat melayani tujuan masyarakat dan demokrasi. Beberapa
konsep dan eknologi lain yang rutin kita pakai dalam hidup kita dan mulai untuk menelusuri hubungan
potensial dengan cara alternatif dimana etika dapat dibangun sebagai sebuah aset, sebagai bagian dari
modal intelektual.
Ethics Facebook and Network Science
Beberapa pemikiran baru dalam ilmu jaringan mungkin menyediakan dasar untuk pergeseran dari
padangan etika sebagai outcome dari proses dialog yang rasional, atau etika sebagai prestasi individi,
menuju pada etika sebagai prestasi jaringan. Menerapkan perspektif jaringan pada etika mungkin
seakan-akan mengarahkan kita untuk menelusuri jenis bentuk jaringan organisasi, perusahaan dan
lainnya, dibutuhkan untuk etika normatif pada kerja, atau pada moral sense fungsi. Ide ini mungkin
bekerja hanya dalam jenis tertentu dari konfigurasi jaringan dari hubungan, jaringan yang menyediakan
kita dengan koneksi dalam kehidupan manusia.
Open Source Ethics
Pendekatan sumber terbuka telah diajukan sebagai metodologi yang lebih umum untuk menyelesaikan
masalah yang kompleks. Pada hal yang sama, kita mungkin bisa paling tidak memulai untuk
membayangkan bagaimana pendekatan sumber tebuka dapat diaplikasikan pada kode etika, dilemma
etika dalam atura perusahaan dan membangun database pengetahuan etika sekitar dilemma tersebut.
Blog, Pods, and Ethics
Contoh bentuk yang
lebih demokratis paling
potensial
adalah teknologi pengetahuanmungkin ditemukan dalam teknologi jaringan dari kelompok aktivis dan
pengembanganmedia independen di web. Contoh dari model jaringan dari etika dapat ditemukan dalam
tipe podcast dan blog pada jaringan dan perusahaan aktivis. Tipe dari inovasi ini mugkin digunakan
sebagai prototype dari menangkap bentuk implisit dan lainnya dari pengetahuan etika dan jaringan

pembangunan pengetahuan etika lebih umum dalam perusahaan atau termasuk perusahaan. Tentu saja,
semua teknologi baru dapat menghasilkan pengamatan, kolonialisasi, dan mentalitas pemerintah yang
lebih, tetapi mereka melakukan mitigasi terhadap pandangan yang terlalu sederhana dan
terlalu menindas dan negatif dari potensidari ide dan pengembangan ekonomi pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai