Pendahuluan
PENDAHULUAN
Persepsi
nampaknya masih pada tatanan konsep fundamental yaitu akuntansi sebagai sebuah proses
mencatat, pelaporan financial, pemeriksaan (auditing) dalam ruang lingkup aktifitas
organisasi yang didominasi oleh organisasi profit. Persepsi ini cukup beralasan jika berangkat
dari terminologi teoritis yang diajukan oleh masyarakat akuntansi (dalam hal ini akademisi
dan praktisi profesi akuntansi), sebagaimana yang dikemukakan institusi ataupun para pakar
akuntansi seperti American Certified Public Accountant (AICPA) sebuah organisasi profesi
akuntan di USA, Accounting Principles Board (APB), True Blood Comittee, A Statement Of
Basic Accounting Theory (ASOBAT), Belkoui (2000), Hendrikson (1996), Sofyan Syafri
(1994), Bambang Sudibyo (1994) dan para pakar lainnya.
Dewasa ini akuntansi sudah merambah ke berbagai disiplin ilmu antara lain seperti
psikologi, sosiologi, manajemen, teknologi informasi, dan sebagainya, hal ini disebabkan
perkembangan lingkungan bisnis yang demikian pesat dibidang teknologi dan perubahan di
segala aspek kehidupan dengan isu global ikut turut mendorong akuntansi memasuki dimensi
lain dari disiplinnya. Perkembangan ilmu akuntansi belakangan ini tidak hanya terpaku pada
ilmu-ilmu ekonomi dan manajemen semata, dengan demikian akuntansi terus berusaha
menyiapkan diri dan mengantisipasi berbagai tantangan dan kebutuhan yang dituntut oleh
pemakainya (user) (Kholis,2001). Berangkat dari perkembangan ilmu akuntansi yang tidak
hanya terpaku pada ilmu-ilmu ekonomi dan manajemen semata, makalah ini memberikan
sebuah uraian (description) dan menampilkan kajian tentang konsep pengelolaan organisasi
yang ditinjau dalam perspektif akuntansi manajemen dengan pendekatan Stewardship Theory.
Walaupun fokus dari Stewardship Theory adalah harmonisasi antara pemilik modal
(principles) dengan pengelola modal (steward) dalam mencapai tujuan bersama, tetapi secara
implisit
merefleksikan
bagaimana
akuntansi
membangun
sebuah
konstruk
pola
kepemimpinan dan hubungan komunikasi shareholder dan manajemen, atau dapat juga
terjadi antara top manajemen dengan jajaran manajemen lain dibawahnya dalam sebuah
organisasi perusahaan dengan mekanisme situasional yang mencakup filosofis manajemen
dan perbedaan budaya organisasi, dan kepemimpinan dalam pencapaian tujuan bersama tanpa
menghalangi kepentingan masing-masing pihak.
Stewardship Theory lebih banyak didasarkan pada teori psikologi dan sosiologi,
dimana para manajer dimotivasi untuk berbuat dan berperilaku secara kolektif untuk
kepentingan organisasi, sehingga kerjasama seluruh anggota organisasi merupakan ciri utama
dari stewardship. Para ahli teori stewardship mengasumsikan bahwa adanya hubungan yang
kuat antara kepuasan dan kesuksesan organisasi. Kesuksesan organisasi menggambarkan
maksimalisasi kekayaan para pemegang saham (pemilik). Kesuksesan organisasi juga akan
memaksimumkan utilitas kelompok manajemen, dan maksimalisasi utilitas kelompok ini
pada akhirnya akan memaksimumkan kepentingan individu yang ada dalam kelompok
organisasi tersebut.
Studi ini memberikan tiga kontribusi pada riset stewardship sebelumnya. Pertama,
memberikan deskripsi yang lebih detail dari Stewardship Theory, dalam hal bahasa, definisi
dan unit analisis. Kedua, memperluas mekanisme psikologi dan situasional yang memotivasi
steward untuk proorganisasi. Ketiga, tidak mengasumsikan bahwa Agency Theory salah dan
inferior daripada Stewardship Theory (sebagaimana dinyatakan oleh peneliti sebelumnya)
II. PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil pokok permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana perbedaan antara Agency Theory dan Stewardship Theory dalam akuntansi
manajemen?
b. Bagaimana model pengambilan keputusan prinsipal dalam memilih Agency Theory
atau Stewardship Theory?