Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RIFKI KURNIAWAN

NIM : A031171302

TUGAS : RANGKUMAN CHAPTER 2

"KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI"

TEORI PRAGMATIK

1. Pendekatan pragmatis deskriptif


Pendekatan pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi
adalah pendekatan induktif - itu didasarkan pada pengamatan terus menerus
dari perilaku akuntan untuk menyalin prosedur dan prinsip akuntansi
mereka. Oleh karena itu, teori dapat dikembangkan dari pengamatan tentang
bagaimana akuntan bertindak dalam situasi tertentu. Teori ini dapat diuji
dengan mengamati apakah akuntan melakukan, pada kenyataannya,
bertindak sesuai dengan teori yang disarankan.

2. Pendekatan pragmatis psikologis


Berbeda dengan pendekatan pragmatis deskriptif di mana ahli teori
mengamati perilaku akuntan, pendekatan pragmatis psikologis
mengharuskan ahli teori untuk mengamati tanggapan pengguna terhadap
keluaran akuntan (seperti laporan keuangan). Reaksi oleh pengguna diambil
sebagai bukti bahwa laporan keuangan bermanfaat dan mengandung
informasi yang relevan.

TEORI SINTAKTIK DAN SEMANTIK

Teori yang berkembang ialah kritik atas Historical Cost. Teori semantik
menekankan pembahasan tentang masalah penyimbolan dari kejadian yang
sebenarnya terjadi ke tanda-tanda bahasa atau elemen statement akuntansi. Teori
ini banyak membahas pendefinisian arti suatu elemen, pengidentifikasian atribut,
dan jumlah rupiah.
Sedangkan, teori sintaksis membahas mengenai bagaimana kegiatan yang
telah dirumuskan melalui teori semantic diwujudkan dalam bentuk laporan
keuangan. Beberapa ahli teori akuntansi sangat kritis terhadap pendekatan ini.
Mereka berpendapat bahwa teori tersebut memiliki konten semantik hanya
berdasarkan inputnya.

TEORI NORMATIF

Tahun 1950-an dan 1960-an melihat apa yang telah digambarkan sebagai
zaman keemasan penelitian akuntansi normatif. Teori-teori normatif dalam
periode ini terkonsentrasi pada mendapatkan 'pendapatan sebenarnya' (laba) untuk
periode akuntansi atau pada membahas jenis informasi akuntansi yang akan
berguna dalam membuat keputusan ekonomi.

Penghasilan sebenarnya (True Income): Penganut teori penghasilan sejati


berkonsentrasi untuk memperoleh satu ukuran aset dan angka keuntungan yang
unik (dan benar). Namun, tidak ada kesepakatan tentang apa yang merupakan
ukuran nilai dan laba yang benar atau benar. Banyak literatur selama periode ini
terdiri dari perdebatan akademis tentang rnerits dan kerugian sistem pengukuran
alternatif.

Kegunaan keputusan (Decision Usefulness): Pendekatan kegunaan


keputusan mengasumsikan bahwa tujuan dasar akuntansi adalah untuk membantu
proses pengambilan keputusan dari 'pengguna' laporan akuntansi tertentu dengan
menyediakan data akuntansi yang bermanfaat, atau relevan.

TEORI POSITIF

Selama tahun 1970-an, teori akuntansi melihat kembali ke metodologi


empiris, yang sering disebut sebagai metodologi positif. Positivisme atau
empirisme berarti menguji atau menghubungkan hipotesis akuntansi atau teori
kembali ke pengalaman atau fakta dari dunia nyata. Perbedaan utama antara teori
normatif dan positif adalah bahwa teori normatif bersifat preskriptif, sedangkan
teori positif bersifat deskriptif, jelas atau prediktif. Teori normatif menentukan
bagaimana orang seperti akuntan harus berperilaku untuk mencapai hasil yang
dinilai benar, bermoral, adil, atau hasil yang 'baik'. Teori positif tidak menentukan
bagaimana orang (mis. Akuntan) harus berperilaku untuk mencapai hasil yang
dinilai 'baik'.

PERSPEKTIF YANG BERBEDA

Ketika kita mengamati perilaku dunia nyata yang tidak sesuai dengan teori,
kita memperlakukan anomali itu sebagai masalah penelitian dan menyatakannya
sebagai masalah penelitian yang harus dijelaskan. Kami mengembangkan teori
untuk menjelaskan perilaku yang diamati dan menggunakan teori itu untuk
menghasilkan hipotesis yang dapat diuji yang hanya akan dikuatkan jika teori itu
berlaku. Kemudian mengikuti prosedur yang tepat dan sangat terstruktur atau
ditentukan sebelumnya untuk pengumpulan data dan, setelah menundukkan data
(biasanya) dengan teknik matematika atau statistik, kami memvalidasi atau
membantah hipotesis yang diuji.

Jenis penelitian ini dilakukan oleh hipotesis tambahan yang kemudian


digabungkan untuk memberikan pemahaman yang lebih besar, atau prediksi yang
lebih baik, tentang akuntansi. Asumsi tersirat adalah bahwa teori yang baik
berlaku dalam keadaan yang konstan di seluruh perusahaan, industri, dan waktu.

Pendekatan penelitian ini umumnya digambarkan sebagai pendekatan


'ilmiah' dan merupakan pendekatan yang saat ini digunakan oleh sebagian besar
peneliti di bidang akuntansi, dan pendekatan yang diterbitkan di sebagian besar
jurnal akuntansi akademik utama. Penting untuk dicatat bahwa ini didasarkan
pada asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan
berbagai epistemologi (cara kita mengumpulkan pengetahuan, atau belajar) dan
berbagai metode penelitian.

Anda mungkin juga menyukai