Anda di halaman 1dari 1

2.

Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno

Peranan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah mundur ketika pusat kekuasaannya pindah dari
Jawa Tengah ke Jawa Timur. Ada beberapa pendapat mengenai pemindahan pusat kerajaan ini.
Pendapat lama mengatakan bahwa pemindahan pusat kerajaan ini sehubungan dengan adanya
bencana alam berupa banjir atau gunung meletus atau adanya wabah penyakit.

Namun, pendapat ini tidak dapat dibuktikan sebab tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah. Pendapat
lain menyebutkan bahwa rakyat menyingkir ke Jawa Timur akibat adanya paksaan terhadap para
penganut Hindu untuk membangun candi Budha. Pendapat baru menyebutkan dua faktor berikut.

a. Keadaan alam bumi Mataram yang tertutup secara alamiah berakibat negara ini sulit berkembang.
Sementara, keadaan alam Jawa Timur lebih terbuka untuk perdagangan luar, tidak ada pegunungan
atau gunung yang merintangi, bahkan didukung adanya

Sungai Bengawan Solo dan Brantas yang memperlancar lalu lintas dari pedalaman ke pantai. Apalagi,
alam Jawa Timur belum banyak diusahakan sehingga tanahnya lebih subur dibandingkan dengan
tanah di Jawa Tengah.

b. Dari segi politik, ada kebutuhan untuk mewaspadai ancaman Sriwijaya, terutama karena Sriwijaya
pada saat itu dikuasai dinasti Syailendra. Sebagai antisipasinya, pusat kerajaan perlu dijauhkan dari
tekanan Sriwijaya.

Ketika Sriwijaya sungguh-sungguh menyerang pada pertengahan abad ke-10, Mpu Sindok dapat
mematahkannya. Tetapi, serangan Sriwijaya berikutnya dibantu Raja Wurawari pada tahun 1017
menghancurkan Mataram yang saat itu dipimpin Dharmawangsa. Kerajaan Mataram yang kedua
berdiri kembali di Jawa Tengah pada abad ke-16, kali ini telah beragama Islam.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Janggala

Anda mungkin juga menyukai