Anda di halaman 1dari 3

Tugas 2 Hukum Pidana Ekonomi

Nama : Andre Prasethio


Nomor Mahasiswa : 041928688

1. Jelasakan pemahaman saudara mengenai Insider Trading, elemen dari status pranata hukum Insider
Trading, beserta dengan pengaturan hukumnya

Jawab

Insider trading adalah perdagangan saham perusahaan publik atau surat berharga lainnya (seperti
obligasi atau opsi saham) oleh individu yang memiliki akses ke informasi non-publik tentang perusahaan.
Di berbagai negara, perdagangan berdasarkan informasi orang dalam adalah ilegal.

Definisi: Insider trading didefinisikan sebagai malpraktik dimana perdagangan efek perusahaan yang
dilakukan oleh orang-orang yang berdasarkan pekerjaan mereka memiliki akses ke informasi yang
dinyatakan non publik yang dapat menjadi sangat penting untuk membuat keputusan investasi.

Penjelasan: Ketika orang dalam, misalnya karyawan kunci atau eksekutif yang memiliki akses ke
informasi strategis tentang perusahaan, menggunakan sama untuk perdagangan saham perusahaan atau
sekuritas, hal itu disebut insider trading dan sangat tidak disarankan oleh Bursa Efek Indonesia untuk
mempromosikan perdagangan yang adil di pasar untuk kepentingan investor umum.

Insider trading adalah praktik yang tidak adil, dimana pemegang saham lainnya pada kerugian besar
karena kurangnya informasi non-publik yang penting. Namun, dalam kasus tertentu jika informasi
tersebut telah dipublikasikan, dengan cara yang semua investor yang bersangkutan memiliki akses ke
sana, yang tidak akan menjadi kasus insider trading ilegal.

Beberapa elemen dari suatu pranata hukum Insider trading, yaitu sebagai berikut:

1. Adanya perdangan efek;

2. Dilakukan orang dalam perusahaan;

3. Adanya inside information;

4. Inside Information tersebut belum terbuka untuk umum;

5. Perdagangan dimotivisir oleh adanya inside information tersebut, dan

6. Tujuannya untuk mendapat keuntungan yang tidak layak

Pengaturan insider trading terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal pasal 95 sampai Undang- undang tersebut. Di dalam Pasal 95 mengatur bahwa : “Orang
dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan
pembelian atau penjualan atas efeknya. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud atau perusahaan lain
yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan". Yang termasuk
orang dalam pasal tersebut adalah Corporate Insiders. Secara teknis rate Insiders dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu :

1. Traditional Insiders merupakan pihak yang berada dalam fiduciary position (pihak yang wajib
menjalankan fiduciaryn obligation di dalam perusahaan) di dalam emiten atau Perusahaan Publik.
Yang termasuk dalam traditional insiders adalah Komisaris, Direktur, Pegawai, Pemegang Saham
Utama Emiten atau Perusahaan Publik.

2. Temporary Insiders atau quasi insiders adalah pihak luar perusahaan mempunyai hubungan trust
dan confidence dengan perusahaan atau mempunyai hubungan jangka pendek yang
mengakibatkan fiduciary Obligations mereka kepada perusahaan. Oleh karena hubungan tersebut
memungkinkan pihak luar tersebut memperoleh inside information. Yang termasuk dalam
temporary insiders adalah konsultan hukum, notaris, akuntan atau penasehat keuangan dan
investasi, serta pemasok atau kontraktor yang bekerja sama dengan emiten;perusahaan publik
tersebut.

Beberapa pertimbangan adanya insider trading antara lain sebagai berikut:

1. Insider Trading berbahaya bagi mekanisme Pasar yang Fair dan Efisien;

2. Insider Trading Juga berdampak Negatif bagi emiten;

3. Kerugian Materiil bagi Investor, dan.

4. Kerahasiaan itu milik negara (Teori Business Property)

Sumber : https://www.wika.co.id/id/compliance/gcg/perdagangan-internal

2. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 Jo Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup mengenal 2 (dua) jenis sanksi yang dapat dikenakan terhadap pelaku
tindak pidana lingkungan hidup, sebut dan jelaskan sanksi pidana tersebut.

Jawab

2 (dua) jenis sanksi yang dapat dikenakan terhadap pelaku tindak pidana lingkungan hidup yaitu Sanksi
pidana penjara dan pidana denda

Sanksi pidana denda dan sanksi tindakan merupakan bentuk sanksi yang tepat untuk dijatuhkan kepada
pelaku tindak pidana di bidang lingkungan. Sekalipun penjatuhan pidana penjara dimungkinkan bagi
pelaku tindakpidana di bidang lingkungan hidup, namun pidana denda lebih diutamakan karena
memilikikarakter yang ekonomis. Selain itu, kedudukan sanksi keuangan lebih tinggi dari sanksi
nonkeuangan sehingga sanksi non keuangan seharusnya tidak digunakan kecuali sanksi keuangantidak
dapat melakukan pencegahan dengan baik. Sanksi non keuangan baru dibutuhkan untuk
mencegah terjadinya tindak pidana ketika sanksi keuangan tidak cukup untuk tugas tersebut.Denda adalah
pembayaran sejumlah uang dari pelaku kepada negara, sedangkan pidanapenjara berarti harga suatu
kebebasan, produksi dan penghasilan yang digunakan dalam sistemkeadilan pidana. Dalam sejarahnya,
pidana denda telah digunakan dalam hukum pidanaselama berabad-abad. Pidana denda itu sendiri
sebenarnya merupakan pidana tertua dan lebihtua daripada pidana penjara. Pidana denda pada mulanya
adalah hubungan keperdataan.Ketika seseorang dirugikan, ia boleh menuntut ganti rugi atas kerusakan
yang jumlahnya bergantung pada besarnya kerugian yang diderita dan memperhatikan
status sosial orang itu.Pidana denda merupakan jenis pidana pokok yang ketiga di dalam hukum pidana
Indonesia,yang pada dasarnya hanya dapat dijatuhkan bagi orang-orang dewasa. Hal yang menarikdalam
pidana denda antara lain ditetapkannya jumlah denda berdasarkan kategori danpembayaran denda dapat
diangsur. Untuk memastikan pertanggungjawaban sepenuhnyadalam kasus pelanggaran lingkungan,
pidana yang dijatuhkan harus memperhatikankepentingan korban langsung yang menderita kerugian
sebagai akibat dari pelanggarantersebut maupun kepentingan orang banyak. Ada beberapa tindak pidana
yang dilakukansecara terencana dan bertujuan memperoleh keuntungan, misalnya polusi lingkungan
yangseringkali dilakukan oleh industri bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena
itu, jika kekayaan sesorang di atas batas yang mana pencegahan dengan sanksi keuangan akancukup,
sanksi seharusnya berupa sanksi keuangan sepenuhnya. Namun jika kekayaanseseorang kurang dari
batas ini, sanksi harus setara dengan seluruh kekayaan seseorang danharus disertai dengan sanksi non
keuangan. Semakin rendah tingkat kekayaan seseorang
di bawah batas, semakin tinggi seharusnya sanksi non keuangan, sehingga jumlah sanksimenggambarkan
kekayaan seseorang, dan sanksi non keuangan tetap pada besaran (ukuran)yang tepat. Jika kerugian suatu
perbuatan di bawah batas, sanksi keuangan akan cukupmencegah dengan baik. Ketika kerugian yang
diperkirakan melampaui batas, bagaimanapun,akan dibutuhkan sanksi non keuangan untuk menyertai
sanksi keuangan. Dalam hukumpidana, denda dibayarkan terpidana kepada negara. Denda juga dapat
dipukul orang lainselain terpidana. Pidana denda dengan sendirinya mempunyai sifat nestapa yang lebih
tinggidari yang selama ini ada, yang terkadang lebih menakutkan dari ancaman pidana penjara.Pidana
denda merupakan suatu sarana yang efektif dan mempunyai dampak yang lebih
baik bila dibandingkan dengan pidana penjara. Masalahnya adalah denda dalam undang-
undang bidang lingkungan hidup dibayarkan kepada negara tanpa ada kejelasan dan jaminanpenggunaan
denda yang dibayarkan oleh pelaku tindak pidana digunakan untuk konservasilingkungan hidup atau
tidak. Oleh karena itu, seharusnya ada klausul yang dapat menjaminpenggunaan denda untuk
membiayai konservasi lingkungan hidup, misalnya diatur dalamperaturan pemerintah sebagai aturan
pelaksana dari undang-undang di bidang lingkunganhidup. Masalahnya adalah ketika tindak pidana
bidang lingkungan hidup dilakukan dengantujuan bukan untuk memperoleh keuntungan, sanksi apa
yang tepat untuk dikenakan kepadapelaku tanpa mengesampingkan pelaksanaan konservasi lingkungan
hidup?
Untukmewujudkan tujuan tersebut, pidana harus berupa tindakan nyata yang dapat menjadikanpelaku
tindak pidana menyadari kesalahannya dan mengetahui dampak dari perbuatannyatersebut. Sanksi
tindakan sebagai bagian dari sistem sanksi dalam hukum pidana merupakansanksi yang tepat untuk
dikenakan kepada pelaku tindak pidana di bidang lingkungan hidup.

Sumber : https://www.bphn.go.id/data/documents/97uu023.pdf

Anda mungkin juga menyukai