1. Penerima gratifikasi dapat merujuk pada individu atau kelompok yang menerima hadiah,, uang, atau manfaat lainnya sebagai imbalan atau penghargaan atas layanan atau pengaruh yang mereka berikan kepada orang lain. Penerima gratifikasi dapat terdiri dari berbagai kalangan, termasuk pejabat pemerintah, pegawai negeri, profesional di sektor swasta, atau individu dalam peran atau posisi tertentu. Penerima gratifikasi seringkali dikaitkan dengan tindakan korupsi atau pelanggaran etika. Dalam konteks pemerintahan dan sektor publik, penerima gratifikasi adalah pejabat atau pegawai yang menerima hadiah atau imbalan dari pihak swasta atau individu tertentu sebagai imbalan untuk mempengaruhi keputusan atau tindakan yang menguntungkan pihak pemberi gratifikasi. 2. Menurut pendapat saya, disebut adanya tindak pidanakorupsi karena adanya tindak pidana k epada individu ataspelanggaran atau perbuatan melawan hukum yang merugikan negara dan masyarakat luas. Korupsi inimerupakan suatu bentuk ketidakjujuran dan kecuranganyan g merupakan tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi yang diperc ayakan dalamsuatu jabatan kekuasaan guna untuk memperolehkeuntungan pribadi atau pun penyalahgunaan kekuasaandan uang negara. Korupsi melibatkan praktik sepertipenyuapan, penggelapa dana, pemerasan, juga penggelapanasset. Tindakan pidana ini dapat merugikan kepentinganpublik, melanggar prinsip integritas dan kea dilan, menghambat pembangunan, dll. Oleh karena itu korupsidianggap sebagai sesuati tindak pidana yang harusditindaklanjuti sec ara hukum. 3. Menurut pandangan saya, peran mahasiswa dalam pemberantasantindak pidana korupsi ialah Menciptakan lingkungan yang bebas dari korupsi mulai dari lingkungan yang paling terdekatsampai nasional. Memberikan Pendidikan anti korupsi kepadamas yarakat dan bahaya melakukan Tindakan korupsi. Menjadi pengontrol kebijakan yang dikeluarkan pemerintah karena pada dasarnya mahasiswa b ersikap netral.Peranan pajak bagi bangsa dan negara adalah sebagai sumber untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara dan pelaksanaan pembangunan dan menyediakan fasilitas fasilitas bagi masyarakat seperti kesahatan, pendidikan dan infrastruktur dan pelayanan publik lainnya 4. Ya, ada sanksi yang dikenakan bagi wajib pajak yang tidak menunaikan kewajibannyamembayar pajak. Sanksi ini bertujuan untuk mendorong kepatuhan pajak dan menjaga integritas sistem perpajakan. Di Indonesia, sanksi ini diatur dalam undang-undang perpajakan, seperti Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Beberapa sanksi yang dapat dikenakan kepada wajib pajak yang tidak menunaikan kewajiban pajak ialah sanksi administrasi, sanksi pidana, penagihan paksa, dan blacklist. Sanksi ini ditujukan untuk memastikan kepatuhan pajak dan menjaga integritas sistem perpajakan. 5. Akan ada sanksi yang dikenakan bagi para wajib pajakyang tidak menunaikan kewajibannya dalam me mbayarpajak. Adapun sanksi administrasi yang dikenakan kepadawajib pajak ada 3 macam, yaitu sanksi denda, sanks i bungadan kenaikan jumlah pajak. Sanksi denda diberlakukan bagipelanggaran yang berhubungan den gan kewajibanpelaporan, seperti terlambat menyampaikan SPT Masa atauTahunan. Sedangkan sanski bunga ialah sanksi ataspelanggaran terkait kewajiban membayar pajak yang besarannya sudah ditentukan, contohnya terlambat bayarpajak masa tahunan. Selain itu san ksi yang akandiberlakukan apabila wajib pajak melakukan pelanggarandengan kewajiban yang diatur d alam material. Sanksi iniberupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar. Sedangkan sanksi pidana diatur dalam Pasal 39 ayat (1) huruf i Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentangKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang menyebutkan bahwa setiap orang yang dengan sengajatidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungutsehingga dapat menimbulk an kerugian pada pendapatannegara di pidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan dendapaling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidakatau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.