Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN:

1. Insider trading adalah perdagangan saham perusahaan publik atau surat berharga
lainnya (seperti obligasi atau opsi saham) oleh individu yang memiliki akses ke
informasi non-publik tentang perusahaan. Di berbagai negara, perdagangan
berdasarkan informasi orang dalam adalah ilegal.
Definisi: Insider trading didefinisikan sebagai malpraktik dimana perdagangan efek
perusahaan yang dilakukan oleh orang-orang yang berdasarkan pekerjaan mereka
memiliki akses ke informasi yang dinyatakan non publik yang dapat menjadi
sangat penting untuk membuat keputusan investasi.
Penjelasan: Ketika orang dalam, misalnya karyawan kunci atau eksekutif yang
memiliki akses ke informasi strategis tentang perusahaan, menggunakan sama
untuk perdagangan saham perusahaan atau sekuritas, hal itu disebut insider
trading dan sangat tidak disarankan oleh Bursa Efek Indonesia untuk
mempromosikan perdagangan yang adil di pasar untuk kepentingan investor
umum.
Insider trading adalah praktik yang tidak adil, dimana pemegang saham lainnya
pada kerugian besar karena kurangnya informasi non-publik yang penting. Namun,
dalam kasus tertentu jika informasi tersebut telah dipublikasikan, dengan cara
yang semua investor yang bersangkutan memiliki akses ke sana, yang tidak akan
menjadi kasus insider trading ilegal.
Beberapa elemen dari suatu pranata hukum Insider trading, yaitu sebagai berikut:
a. Adanya perdangan efek;
b. Dilakukan orang dalam perusahaan;
c. Adanya inside information;
d. Inside Information tersebut belum terbuka untuk umum;
e. Perdagangan dimotivisir oleh adanya inside information tersebut, dan
f. Tujuannya untuk mendapat keuntungan yang tidak layak
Pengaturan insider trading terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1995 tentang Pasar Modal pasal 95 sampai Undang- undang tersebut. Di dalam
Pasal 95 mengatur bahwa : “Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik
yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau
penjualan atas efeknya. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud atau
perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan
Publik yang bersangkutan". Yang termasuk orang dalam pasal tersebut adalah
Corporate Insiders. Secara teknis rate Insiders dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu :
1) Traditional Insiders merupakan pihak yang berada dalam fiduciary position
(pihak yang wajib menjalankan fiduciaryn obligation di dalam perusahaan) di
dalam emiten atau Perusahaan Publik. Yang termasuk dalam traditional
insiders adalah Komisaris, Direktur, Pegawai, Pemegang Saham Utama
Emiten atau Perusahaan Publik.
2) Temporary Insiders atau quasi insiders adalah pihak luar perusahaan
mempunyai hubungan trust dan confidence dengan perusahaan atau
mempunyai hubungan jangka pendek yang mengakibatkan fiduciary
Obligations mereka kepada perusahaan. Oleh karena hubungan tersebut
memungkinkan pihak luar tersebut memperoleh inside information. Yang
termasuk dalam temporary insiders adalah konsultan hukum, notaris, akuntan
atau penasehat keuangan dan investasi, serta pemasok atau kontraktor yang
bekerja sama dengan emiten;perusahaan publik tersebut.
Beberapa pertimbangan adanya insider trading antara lain sebagai berikut:
1) Insider Trading berbahaya bagi mekanisme Pasar yang Fair dan Efisien;
2) Insider Trading Juga berdampak Negatif bagi emiten;
3) Kerugian Materiil bagi Investor, dan.
4) Kerahasiaan itu milik negara (Teori Business Property)

2. 2 (dua) jenis sanksi yang dapat dikenakan terhadap pelaku tindak pidana
lingkungan hidup yaitu Sanksi pidana penjara dan pidana denda.
Sanksi pidana denda dan sanksi tindakan merupakan bentuk sanksi yang tepat
untuk dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana di bidang lingkungan. Sekalipun
penjatuhan pidana penjara dimungkinkan bagi pelaku tindakpidana di bidang
lingkungan hidup, namun pidana denda lebih diutamakan karena memilikikarakter
yang ekonomis. Selain itu, kedudukan sanksi keuangan lebih tinggi dari sanksi
nonkeuangan sehingga sanksi non keuangan seharusnya tidak digunakan kecuali
sanksi keuangantidak dapat melakukan pencegahan dengan baik. Sanksi non
keuangan baru dibutuhkan untuk mencegah terjadinya tindak pidana ketika sanksi
keuangan tidak cukup untuk tugas tersebut.Denda adalah pembayaran sejumlah
uang dari pelaku kepada negara, sedangkan pidanapenjara berarti harga suatu
kebebasan, produksi dan penghasilan yang digunakan dalam sistemkeadilan
pidana. Dalam sejarahnya, pidana denda telah digunakan dalam hukum
pidanaselama berabad-abad. Pidana denda itu sendiri sebenarnya merupakan
pidana tertua dan lebihtua daripada pidana penjara. Pidana denda pada mulanya
adalah hubungan keperdataan.Ketika seseorang dirugikan, ia boleh menuntut
ganti rugi atas kerusakan yang jumlahnya bergantung pada besarnya kerugian
yang diderita dan memperhatikan status sosial orang itu.Pidana denda merupakan
jenis pidana pokok yang ketiga di dalam hukum pidana Indonesia,yang pada
dasarnya hanya dapat dijatuhkan bagi orang-orang dewasa. Hal yang
menarikdalam pidana denda antara lain ditetapkannya jumlah denda berdasarkan
kategori danpembayaran denda dapat diangsur. Untuk memastikan
pertanggungjawaban sepenuhnya dalam kasus pelanggaran lingkungan, pidana
yang dijatuhkan harus memperhatikan kepentingan korban langsung yang
menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggaran tersebut maupun kepentingan
orang banyak. Ada beberapa tindak pidana yang dilakukansecara terencana dan
bertujuan memperoleh keuntungan, misalnya polusi lingkungan yangseringkali
dilakukan oleh industri bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena
itu, jika kekayaan sesorang diatas batas yang mana pencegahan dengan sanksi
keuangan akan cukup, sanksi seharusnya berupa sanksi keuangan sepenuhnya.
Namun jika kekayaan seseorang kurang dari batas ini, sanksi harus setara dengan
seluruh kekayaan seseorang danharus disertai dengan sanksi non keuangan.
Semakin rendah tingkat kekayaan seseorang di bawah batas, semakin tinggi
seharusnya sanksi non keuangan, sehingga jumlah sanksi menggambarkan
kekayaan seseorang, dan sanksi non keuangan tetap pada besaran (ukuran)yang
tepat. Jika kerugian suatu perbuatan di bawah batas, sanksi keuangan akan
cukupmencegah dengan baik. Ketika kerugian yang diperkirakan melampaui
batas, bagaimanapun,akan dibutuhkan sanksi non keuangan untuk menyertai
sanksi keuangan. Dalam hukumpidana, denda dibayarkan terpidana kepada
negara. Denda juga dapat dipukul orang lainselain terpidana. Pidana denda
dengan sendirinya mempunyai sifat nestapa yang lebih tinggidari yang selama ini
ada, yang terkadang lebih menakutkan dari ancaman pidana penjara.Pidana
denda merupakan suatu sarana yang efektif dan mempunyai dampak yang lebih
baik bila dibandingkan dengan pidana penjara. Masalahnya adalah denda
dalam undang-undang bidang lingkungan hidup dibayarkan kepada Negara tanpa
ada kejelasan dan jaminanpenggunaan denda yang dibayarkan oleh pelaku tindak
pidana digunakan untuk konservasilingkungan hidup atau tidak. Oleh karena itu,
seharusnya ada klausul yang dapat menjamin penggunaan denda untuk
membiayai konservasi lingkungan hidup, misalnya diatur dalamperaturan
pemerintah sebagai aturan pelaksana dari undang-undang di bidang lingkungan
hidup. Masalahnya adalah ketika tindak pidana bidang lingkungan hidup dilakukan
dengan tujuan bukan untuk memperoleh keuntungan, sanksi apa yang tepat untuk
dikenakan kepada pelaku tanpa mengesampingkan pelaksanaan konservasi
lingkungan hidup? Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pidana harus berupa
tindakan nyata yang dapat menjadikan pelaku tindak pidana menyadari
kesalahannya dan mengetahui dampak dari perbuatanny atersebut. Sanksi
tindakan sebagai bagian dari sistem sanksi dalam hukum pidana merupakan
sanksi yang tepat untuk dikenakan kepada pelaku tindak pidana di bidang
lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai