Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)


SJECH M.DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2023/2024

MATA UJIAN : HUKUM PIDANA


PROGRAM STUDY : HUKUM KELUARGA
SEMESTER/KELAS : III/D
DOSEN : DR.MISWARDI,SH.M.Hum
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SOAL:

1. Hukum pidana merupakan salah satu lapangan hukum di Indonesia yang tergolong
dalam ruang hukum publik;
Sdr. Jelaskan apa fungsi dan tujuan dari hukum pidana dan apa maksudnya hukum
pidana termasuk dalam ruang hukum publik.
2. Seseorang dapat dihukum karena melakukan kesalahan (schuld);
Sdr. Jelaskan kapan seseorang dikatakan salah menurut hukum pidana dan jelaskan
pengertian Doen dan Niet Doen didalam hukum pidana.
3. Jelaskan secara terperinci apa yang sdr. ketahui tentang Opzet/Dolus dan Culpa
4. Jelaskan apa yang sdr. ketahui tentang Percobaan melakukan perbuatan Pidana
(Poeging) dan apa saja unsur suatu perbuatan dikatakan Percobaan melakukan tindak
pidana.
5. Didalam hukum pidana dikenal adanya turut serta melakukan perbuatan pidana
(Deelneming); Jelaskan apa yang sdr. ketahui tentang Deelneming dan jelaskan juga
katagori Deelneming didalam hukum pidana, dan bagaimana penjatuhan hukuman
terhadap masing-masingnya.
6. Jelaskan apa yang sdr.ketahui tentang Residivis.

Catatan:
1. Jawaban dibuat diketik dalam spasi ganda;
2. Jawaban yang copy paste, sama-sama tidak dinilai
3. Jawaban dimasukkan dalam map transparan warna kuning.
4. Jawaban dikumpulkan sesuai dengan kesepakatan yang telah kita buat.
Nama : Ahmad Rendi
Nim : 1122142
Fakultas : Syariah (HKI-D)
Matkul : Hukum Pidana

JAWABAN :

A. Jawaban Soal Pertama

Fungsi Hukum Pidana:

1. Mencegah Kejahatan: Hukum pidana digunakan untuk mengurangi dan mencegah

kejahatan dengan memberikan hukuman kepada orang yang melanggar hukum.

2. Menegakkan Aturan Sosial: Hukum pidana membantu menjaga aturan-aturan dan etika

sosial yang dianggap penting oleh masyarakat, agar masyarakat tetap stabil dan bersatu.

3. Melindungi Masyarakat: Hukum pidana bertujuan melindungi masyarakat dari tindakan

yang bisa membahayakan keamanan dan kesejahteraan semua orang.

4. Rehabilitasi dan Pemulihan: Selain memberi hukuman, hukum pidana juga bisa

membantu pelaku kejahatan untuk pulih dan kembali berguna bagi masyarakat.

Tujuan Hukum Pidana:

1. Memberi Hukuman: Tujuan utama hukum pidana adalah memberi sanksi atau hukuman

kepada orang yang melanggar hukum.

2. Memberi Peringatan dan Efek Jera: Hukum pidana ingin memberi peringatan kepada

masyarakat dan pelaku potensial agar mereka tidak melakukan kejahatan, dengan harapan

bisa mengurangi tingkat kejahatan.

3. Menegakkan Keadilan: Hukum pidana bertujuan menjalankan keadilan dengan

menghukum pelaku kejahatan sesuai dengan tingkat kesalahannya.

4. Melindungi Korban: Hukum pidana juga bertujuan melindungi korban kejahatan dan

memberikan keadilan kepada mereka yang terkena dampak.


Menurut Pendapat saya, Hukum pidana termasuk dalam hukum publik karena:

1. Berkaitan dengan Masyarakat Umum: Hukum pidana mengatur tindakan yang

dianggap merugikan masyarakat atau melibatkan kepentingan umum.

2. Dilaksanakan oleh Pihak Berwenang: Penegakan hukum pidana melibatkan pihak-

pihak seperti polisi, jaksa, dan pengadilan yang merupakan lembaga-lembaga publik.

3. Norma-norma Umum: Hukum pidana berisi norma-norma yang umum dan mengatur

tindakan kriminal yang merugikan masyarakat.

4. Mengutamakan Kesejahteraan Masyarakat: Hukum pidana bertujuan menciptakan

dan menjaga kesejahteraan masyarakat dengan cara mengatur dan menegakkan hukum

secara umum.

B. Jawaban Soal Kedua

Menurut pendapat saya, Seseorang dikatakan salah menurut hukum pidana ketika orang

tersebut melanggar aturan atau norma-norma hukum pidana yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Pelanggaran ini bisa berupa tindakan yang merugikan orang lain atau merugikan

masyarakat secara umum.

Pengertian "Doen" dan "Niet Doen" dalam Hukum Pidana:

1. Doen (Perbuatan): Doen dalam hukum pidana merujuk pada perbuatan atau tindakan

yang dilarang oleh hukum. Contohnya, melakukan pencurian, penipuan, atau tindakan

kekerasan. Jika seseorang melakukan perbuatan yang dilarang ini, maka dapat dianggap

sebagai pelanggaran hukum pidana.


2. Niet Doen (Tidak Bertindak): Niet Doen dalam hukum pidana berarti tidak melakukan

sesuatu yang diwajibkan oleh hukum. Misalnya, tidak membantu orang yang dalam

bahaya atau tidak melaporkan suatu kejadian kriminal. Tidak melakukan kewajiban ini

juga dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum pidana.

Jadi, kesalahan menurut hukum pidana bisa terjadi saat seseorang melakukan perbuatan

yang dilarang (Doen) atau tidak melakukan sesuatu yang diwajibkan (Niet Doen) oleh hukum

pidana.

C. Jawaban Soal Ketiga

Opzet atau Dolus dalam hukum pidana merujuk pada unsur kesengajaan atau niat pelaku

dalam melakukan suatu tindakan kriminal. Pelaku dengan opzet sengaja melakukan

perbuatan yang melanggar hukum. Dalam hal ini, ia tahu dengan jelas bahwa tindakannya

melanggar hukum dan dengan sengaja melakukannya.

Culpa adalah unsur kelalaian atau ketidaksengajaan dalam hukum pidana. Ini terjadi ketika

seseorang melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan atau mengabaikan kewajiban

untuk bertindak dengan hati-hati. Dalam culpa, pelaku tidak bermaksud untuk melakukan

tindakan melanggar hukum, tetapi ia lalai atau kurang berhati-hati sehingga menyebabkan

tindakan tersebut terjadi.

Dengan kata lain:

1. Opzet/Dolus: Melibatkan niat atau kesengajaan dalam melakukan tindakan kriminal.

2. Culpa: Melibatkan kelalaian atau ketidaksengajaan dalam melakukan tindakan yang

dapat dianggap melanggar hukum.


Contoh opzet bisa mencakup pencurian dengan niat untuk mengambil barang tanpa izin.

Sementara itu, contoh culpa bisa terjadi dalam kecelakaan lalu lintas di mana seseorang tidak

sengaja melanggar aturan karena tidak berhati-hati.

D. Jawaban Soal Keempat

Percobaan melakukan perbuatan pidana, atau dalam bahasa hukum sering disebut

"Poeging," terjadi ketika seseorang berusaha melakukan tindakan kriminal, tetapi tindakan

tersebut tidak sepenuhnya terwujud atau berhasil. Dalam konteks ini, pelaku mencoba atau

berupaya melakukan suatu perbuatan pidana, namun belum mencapai tahap penuh dari

perbuatan tersebut.

Unsur-unsur suatu perbuatan dikatakan sebagai percobaan melakukan tindak pidana

melibatkan beberapa aspek, seperti:

1. Niat untuk Melakukan Kejahatan: Pelaku memiliki niat atau kesengajaan untuk

melakukan tindakan kriminal tertentu. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki maksud

untuk melakukan kejahatan.

2. Langkah-langkah Nyata untuk Melakukan Kejahatan: Pelaku melakukan tindakan

nyata yang menunjukkan bahwa mereka serius dalam melaksanakan niat kejahatan

mereka. Langkah-langkah ini bisa berupa persiapan atau tindakan konkret yang

mendekati pelaksanaan tindak pidana.

3. Gagalnya Pelaksanaan Kejahatan: Meskipun pelaku sudah melakukan langkah-

langkah nyata, tindakan tersebut tidak sepenuhnya berhasil atau tidak mencapai tujuan

utama. Ini bisa disebabkan oleh intervensi pihak lain, kesalahan teknis, atau faktor lain

yang menghentikan pelaksanaan kejahatan.


Contoh sederhana dapat diilustrasikan dengan seseorang yang membawa alat

pencurian ke dalam sebuah rumah dengan niat mencuri. Jika mereka tertangkap sebelum

mencuri atau sebelum keluar dari rumah dengan barang curian, itu dapat dianggap sebagai

percobaan melakukan tindak pidana. Unsur-unsur seperti niat, langkah-langkah nyata, dan

kegagalan dalam melaksanakan kejahatan menjadi faktor penting dalam menentukan apakah

suatu perbuatan dapat dianggap sebagai percobaan melakukan perbuatan pidana.

E. Jawaban Soal Kelima

Dalam hukum pidana, "Deelneming" atau turut serta dalam suatu perbuatan pidana

merujuk pada keterlibatan seseorang dalam kejahatan yang dilakukan oleh orang lain. Ini

berarti seseorang ikut serta atau terlibat dalam suatu tindak pidana, entah sebagai pelaku

utama atau sebagai pihak yang membantu.

Ada beberapa kategori Deelneming dalam hukum pidana, di antaranya:

1. Pelaku Utama (Dader): Ini adalah orang yang melakukan perbuatan pidana secara

langsung, misalnya, mencuri atau melakukan kekerasan. Mereka adalah pelaku utama

dari tindak pidana.

2. Penghasut (Aanzetter): Orang ini mungkin tidak secara langsung melakukan tindak

pidana, tetapi mereka mendorong atau merancang tindakan kejahatan tersebut. Mereka

memberikan dorongan atau ide untuk melakukan kejahatan.

3. Pembantu (Medepleger): Ini adalah orang yang membantu atau turut serta dalam

melaksanakan tindakan pidana. Mereka tidak hanya memberikan dorongan, tetapi juga

secara aktif terlibat dalam pelaksanaannya.


4. Penyuruh (Uitlokker): Orang ini membujuk atau merayu orang lain untuk melakukan

tindak pidana. Mereka mungkin tidak melakukan kejahatan sendiri, tetapi mereka

menghasut orang lain untuk melakukannya.

Penjatuhan hukuman tergantung pada peran masing-masing individu dalam Deelneming:

1. Pelaku Utama (Dader): Biasanya menerima hukuman yang lebih berat karena secara

langsung terlibat dalam pelaksanaan kejahatan.

2. Penghasut (Aanzetter) dan Penyuruh (Uitlokker): Dapat dihukum dengan hukuman

yang lebih ringan dibandingkan dengan pelaku utama, tetapi tetap dikenakan sanksi

karena peran mereka dalam mendorong atau merancang kejahatan.

3. pelaku utama, tergantung pada sejauh mana keterlibatan mereka dalam pelaksanaan

tindak pidana.

Pengadilan biasanya mempertimbangkan peran masing-masing individu dan tingkat

keterlibatan mereka dalam tindakan pidana saat menentukan hukuman.

F. Jawaban Soal Keenam

Residivis adalah orang yang kembali melakukan kejahatan setelah sebelumnya

pernah dihukum karena kejahatan yang sama atau mirip. Jadi, residivis itu seperti orang

yang tidak belajar dari kesalahan dan malah terus melakukan perbuatan jahat.

Ketika seseorang dianggap sebagai residivis, hukumannya bisa lebih berat

dibandingkan dengan orang yang melakukan kejahatan untuk pertama kali. Ini dilakukan

untuk memberikan efek jera dan untuk mencegah orang tersebut melakukan kejahatan

lagi.

Jadi, intinya, residivis adalah orang yang ulang lagi melakukan kejahatan setelah

sudah dihukum sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai