1. Hukum pidana merupakan salah satu lapangan hukum di Indonesia yang tergolong
dalam ruang hukum publik;
Sdr. Jelaskan apa fungsi dan tujuan dari hukum pidana dan apa maksudnya hukum
pidana termasuk dalam ruang hukum publik.
2. Seseorang dapat dihukum karena melakukan kesalahan (schuld);
Sdr. Jelaskan kapan seseorang dikatakan salah menurut hukum pidana dan jelaskan
pengertian Doen dan Niet Doen didalam hukum pidana.
3. Jelaskan secara terperinci apa yang sdr. ketahui tentang Opzet/Dolus dan Culpa
4. Jelaskan apa yang sdr. ketahui tentang Percobaan melakukan perbuatan Pidana
(Poeging) dan apa saja unsur suatu perbuatan dikatakan Percobaan melakukan tindak
pidana.
5. Didalam hukum pidana dikenal adanya turut serta melakukan perbuatan pidana
(Deelneming); Jelaskan apa yang sdr. ketahui tentang Deelneming dan jelaskan juga
katagori Deelneming didalam hukum pidana, dan bagaimana penjatuhan hukuman
terhadap masing-masingnya.
6. Jelaskan apa yang sdr.ketahui tentang Residivis.
Catatan:
1. Jawaban dibuat diketik dalam spasi ganda;
2. Jawaban yang copy paste, sama-sama tidak dinilai
3. Jawaban dimasukkan dalam map transparan warna kuning.
4. Jawaban dikumpulkan sesuai dengan kesepakatan yang telah kita buat.
Nama : Ahmad Rendi
Nim : 1122142
Fakultas : Syariah (HKI-D)
Matkul : Hukum Pidana
JAWABAN :
2. Menegakkan Aturan Sosial: Hukum pidana membantu menjaga aturan-aturan dan etika
sosial yang dianggap penting oleh masyarakat, agar masyarakat tetap stabil dan bersatu.
4. Rehabilitasi dan Pemulihan: Selain memberi hukuman, hukum pidana juga bisa
membantu pelaku kejahatan untuk pulih dan kembali berguna bagi masyarakat.
1. Memberi Hukuman: Tujuan utama hukum pidana adalah memberi sanksi atau hukuman
2. Memberi Peringatan dan Efek Jera: Hukum pidana ingin memberi peringatan kepada
masyarakat dan pelaku potensial agar mereka tidak melakukan kejahatan, dengan harapan
4. Melindungi Korban: Hukum pidana juga bertujuan melindungi korban kejahatan dan
pihak seperti polisi, jaksa, dan pengadilan yang merupakan lembaga-lembaga publik.
3. Norma-norma Umum: Hukum pidana berisi norma-norma yang umum dan mengatur
dan menjaga kesejahteraan masyarakat dengan cara mengatur dan menegakkan hukum
secara umum.
Menurut pendapat saya, Seseorang dikatakan salah menurut hukum pidana ketika orang
tersebut melanggar aturan atau norma-norma hukum pidana yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Pelanggaran ini bisa berupa tindakan yang merugikan orang lain atau merugikan
1. Doen (Perbuatan): Doen dalam hukum pidana merujuk pada perbuatan atau tindakan
yang dilarang oleh hukum. Contohnya, melakukan pencurian, penipuan, atau tindakan
kekerasan. Jika seseorang melakukan perbuatan yang dilarang ini, maka dapat dianggap
sesuatu yang diwajibkan oleh hukum. Misalnya, tidak membantu orang yang dalam
bahaya atau tidak melaporkan suatu kejadian kriminal. Tidak melakukan kewajiban ini
Jadi, kesalahan menurut hukum pidana bisa terjadi saat seseorang melakukan perbuatan
yang dilarang (Doen) atau tidak melakukan sesuatu yang diwajibkan (Niet Doen) oleh hukum
pidana.
Opzet atau Dolus dalam hukum pidana merujuk pada unsur kesengajaan atau niat pelaku
dalam melakukan suatu tindakan kriminal. Pelaku dengan opzet sengaja melakukan
perbuatan yang melanggar hukum. Dalam hal ini, ia tahu dengan jelas bahwa tindakannya
Culpa adalah unsur kelalaian atau ketidaksengajaan dalam hukum pidana. Ini terjadi ketika
seseorang melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan atau mengabaikan kewajiban
untuk bertindak dengan hati-hati. Dalam culpa, pelaku tidak bermaksud untuk melakukan
tindakan melanggar hukum, tetapi ia lalai atau kurang berhati-hati sehingga menyebabkan
Sementara itu, contoh culpa bisa terjadi dalam kecelakaan lalu lintas di mana seseorang tidak
Percobaan melakukan perbuatan pidana, atau dalam bahasa hukum sering disebut
"Poeging," terjadi ketika seseorang berusaha melakukan tindakan kriminal, tetapi tindakan
tersebut tidak sepenuhnya terwujud atau berhasil. Dalam konteks ini, pelaku mencoba atau
berupaya melakukan suatu perbuatan pidana, namun belum mencapai tahap penuh dari
perbuatan tersebut.
1. Niat untuk Melakukan Kejahatan: Pelaku memiliki niat atau kesengajaan untuk
melakukan tindakan kriminal tertentu. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki maksud
nyata yang menunjukkan bahwa mereka serius dalam melaksanakan niat kejahatan
mereka. Langkah-langkah ini bisa berupa persiapan atau tindakan konkret yang
langkah nyata, tindakan tersebut tidak sepenuhnya berhasil atau tidak mencapai tujuan
utama. Ini bisa disebabkan oleh intervensi pihak lain, kesalahan teknis, atau faktor lain
pencurian ke dalam sebuah rumah dengan niat mencuri. Jika mereka tertangkap sebelum
mencuri atau sebelum keluar dari rumah dengan barang curian, itu dapat dianggap sebagai
percobaan melakukan tindak pidana. Unsur-unsur seperti niat, langkah-langkah nyata, dan
kegagalan dalam melaksanakan kejahatan menjadi faktor penting dalam menentukan apakah
Dalam hukum pidana, "Deelneming" atau turut serta dalam suatu perbuatan pidana
merujuk pada keterlibatan seseorang dalam kejahatan yang dilakukan oleh orang lain. Ini
berarti seseorang ikut serta atau terlibat dalam suatu tindak pidana, entah sebagai pelaku
1. Pelaku Utama (Dader): Ini adalah orang yang melakukan perbuatan pidana secara
langsung, misalnya, mencuri atau melakukan kekerasan. Mereka adalah pelaku utama
2. Penghasut (Aanzetter): Orang ini mungkin tidak secara langsung melakukan tindak
pidana, tetapi mereka mendorong atau merancang tindakan kejahatan tersebut. Mereka
3. Pembantu (Medepleger): Ini adalah orang yang membantu atau turut serta dalam
melaksanakan tindakan pidana. Mereka tidak hanya memberikan dorongan, tetapi juga
tindak pidana. Mereka mungkin tidak melakukan kejahatan sendiri, tetapi mereka
1. Pelaku Utama (Dader): Biasanya menerima hukuman yang lebih berat karena secara
yang lebih ringan dibandingkan dengan pelaku utama, tetapi tetap dikenakan sanksi
3. pelaku utama, tergantung pada sejauh mana keterlibatan mereka dalam pelaksanaan
tindak pidana.
pernah dihukum karena kejahatan yang sama atau mirip. Jadi, residivis itu seperti orang
yang tidak belajar dari kesalahan dan malah terus melakukan perbuatan jahat.
dibandingkan dengan orang yang melakukan kejahatan untuk pertama kali. Ini dilakukan
untuk memberikan efek jera dan untuk mencegah orang tersebut melakukan kejahatan
lagi.
Jadi, intinya, residivis adalah orang yang ulang lagi melakukan kejahatan setelah