Anda di halaman 1dari 6

Tugas Tutorial 3

Nama : Maya Masithah


NIM : 856722951
Kelas/Semester : 8.A
Mata Kuliah : PDGK4401/Materi Pembelajaran PKN di SD

Jawaban No. 1

1. Ada beberapa alasan mengapa faktor ekonomi menjadi faktor utama bagi status negara demokrasi.
Pertama, bahwa pertumbuhan ekonomi akan dapat mencerdaskan masyarakat dan masyarakat yang
cerdas merupakan salah satu kriteria bahkan syarat suatu masyarakat demokratis. Kedua, selain dapat
meningkatkan kecerdasan masyarakat, pertumbuhan ekonomi juga dapat menimbulkan proses
urbanisasi. Proses ini dapat dijadikan indikator pra kondisi keberhasilan demokratisasi. Pertumbuhan
kota dapat mendorong pengembangan masyarakat madani (civil society), masyarakat mandiri yang
otonom, dan memiliki kebebasan. Namun demikian, tidak berarti bahwa masyarakat kota akan selalu
demokratis dan menjadi masyarakat madani. Ada kemungkinan pula, masyarakat kota
dimobilisasi/diprovokasi sehingga anti demokrasi. Tetapi, apabila masyarakatnya cerdas, ini tidak akan
berlangsung lama dan mereka akan cepat melakukan konsolidasi untuk kembali demokrasi,
menciptakan iklim yang bebas berpikir dan berpolitik, melakukan ketrampilan berkewarganegaraan
agar tercipta suatu kehidupan politik yang demokratis.
2. Kedua, faktor sosial dan politik. Faktor penting yang berkaitan dengan pembangunan demokrasi di
suatu negara dan mungkin sering diabaikan adalah masalah perasaan kesatuan nasional atau identitas
sebagai bangsa. Namun, perasaan nasionalisme dalam konteks ini bukanlah nasionalisme sempit atau
nasionalisme berlebihan. Semangat kebangsaan dan bernegara dari setiap individu dalam suatu negara
untuk menegakkan pemerintahan sendiri dan menjalankan demokrasi. Salah satu kesulitan hidup
berdemokrasi adalah ketika terdapatnya masyarakat yang secara etnis terpisah-pisah dalam friksi-friksi
golongan.
3. Ketiga, faktor budaya kewarganegaraan dan sejarah. Akar sejarah dan budaya kewarganegaraam suatu
bangsa ternyata dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan dan pembangunan
masyarakat demokratis. Selanjutnya, wilayah yang berhasil menerapkan sistem pemerintahan
demokratis ini disebut masyarakat civic (berkewarganegaraan). Masyarakat demikian memiliki ciri-ciri
adanya keterikatan berkewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif, dan tertarik dengan masalah-
masalah publik (civic virtue). Dalam masyarakat tersebut terdapat hubungan politik yang berdasarkan
asas persamaan derajat, tidak hierarki, saling percaya, solidaritas dan toleransi antar sesama.
Jawaban No. 2

Tiga unsur penting dalam Rule of Law, antara lain:[1]


1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law)
Hal ini bertujuan agar hukum dapat melindungi seluruh warga masyarakat tanpa ada intervensi dari
pihak mana pun dengan cara menegakkan dan menempatkan hukum di posisi tertinggi. Dalam hal ini,
setiap orang baru dapat dikenakan sanksi hukum manakala yang bersangkutan melakukan pelanggaran.
2. Persamaan di Mata Hukum (Equality Before the Law)
Sederhananya, ini berarti setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum.
3. Proses Hukum Adil dan Tidak Memihak (Due Process of Law)
Unsur ini berfungsi untuk menjamin hak-hak warga negara untuk dapat diproses hukum sesuai prosedur
yang berlaku, dalam hal ini proses hukum yang adil dan tidak memihak, layak, dan benar.
berikut syarat-syarat pemerintahan representatif di bawah rule of law, yakni:
• Adanya perlindungan konstitusional;
• Adanya pengadilan yang bebas dan tidak memihak;
• Adanya pemilihan umum yang bebas;
• Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat dan berserikat;
• Adanya tugas oposisi; dan
• Adanya pendidikan kewarganegaraan.
Penerapan Rule of Law di Indonesia
Sebagai negara yang berdasarkan hukum (rechstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan (machstaat),
Indonesia juga menerapkan konsep Rule of Law sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (3), Pasal
27 ayat (1), dan Pasal 28D ayat (1)UUD 1945.
Menurut Jimly Asshiddiqie, isi rumusan tersebut mengindikasikan pemenuhan konsep rule of law di
Indonesia, yaitu:
• Adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi;
• Dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan;
• Adanya jaminan hak asasi manusia;
• Adanya peradilan bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan warga negara di hadapan
hukum, dan menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang
oleh pihak yang berkuasa.
• Salah satu perwujudan rule of law di Indonesia dapat dilihat dari penerapan peraturan perundang-
undangan sebagai fondasi peran lembaga negara dan pelayannya secara administrasi di Indonesia.
• Penerapan rule of law juga dapat dilihat dari diterapkannya sistem hukum Pancasila di Indonesia.
Dalam hal ini, hakim berhak menafsirkan dan berpendapat di luar ketentuan hukum dalam memutus
sebuah perkara karena hukum dipandang 2 sisi, yaitu secara formal dan materil.
Jawaban No. 3

Macam-macam Sanksi
1. Sanksi Pidana
Menurut Mahrus Ali, sanksi pidana merupakan penderitaan yang dijatuhkan kepada orang yang
melakukan perbuatan yang telah dilarang oleh hukum pidana. Dengan sanksi pidana tersebut
diharapkan orang tidak akan melakukan tindak pidana.
Pada dasarnya sanksi pidana merupakan hukuman sebab akibat. Istilah sebab mengacu pada kasus yang
dilakukan, sedangkan akibat adalah hukuman yang didapatkan.
Sanksi pidana berupa hukuman dijatuhkan oleh lembaga yang berwenang. Berdasarkan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 10, hukuman dibagi menjadi:
• Hukuman pidana pokok yang terdiri dari:
• Hukuman mati
• Hukuman penjara
• Hukuman kurungan
• Hukuman denda
• Hukuman tutupan
• Hukuman (pidana) tambahan yang terdiri atas:
• Pencabutan beberapa hak yang tertentu
• Perampasan barang yang tertentu
• Pengumuman putusan hakim

2. Sanksi Perdata
Sanksi perdata adalah hukuman atas pelanggaran hukum perdata. Menyadur dari laman Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum Pemerintah Kota Yogyakarta, hukum perdata merupakan hukum
yang mengatur hubungan antar-orang yang satu dengan yang lain, dengan menitikberatkan kepada
kepentingan perseorangan.
Hukum perdata hanya berdampak langsung bagi para pihak yang terlibat dan tidak berdampak secara
langsung pada kepentingan umum. Berikut beberapa putusan yang dapat diberikan oleh hakim dalam
hukum perdata:
Putusan condemnatoir: Putusan ini menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi kewajibannya.
Misalnya, salah satu pihak dihukum untuk membayar kerugian, pihak yang kalah dihukum untuk
membayar biaya perkara.
Putusan declaratoir: Putusan ini menciptakan suatu keadaan yang sah menurut hukum. Misalnya,
putusan yang menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik yang sah atas tanah sengketa.
Putusan constitutif: Putusan ini menghilangkan suatu keadaan hukum dan menciptakan keadaan hukum
baru. Contohnya putusan yang memutuskan suatu ikatan perkawinan.
Bentuk sanksi hukum dalam lingkup hukum perdata adalah sebagai berikut:
• Kewajiban dalam melakukan perbuatan tertentu atas perintah hakim, misalnya, membayar
kerugian.
• Hilangnya keadaan hukum dengan diikuti terciptanya keadaan hukum baru.

3. Sanksi Administratif
Melansir laman ub.ac.id, sanksi administratif adalah sanksi yang dikenakan atas pelanggaran
administrasi atau ketentuan undang-undang yang bersifat administratif.
Sanksi semacam ini bisa berupa denda, peringatan tertulis, pencabutan izin tertentu, dan lain
sebagainya.
Sebagai contoh, berikut adalah sanksi administratif menurut Pasal 18 angka 28 Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja:
• Peringatan tertulis
• Penghentian sementara kegiatan
• Penutupan lokasi
• Pencabutan perizinan berusaha
• Pembatalan perizinan berusaha
• Denda administratif

Jawaban No. 4

Pendidikan penegakan hukum menjadi salah satu komponen dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Mengetahui norma-norma hukum, aparat hukum, dan penegakan hukum merupakan salah satu hal penting
yang harus dipahami dan diterapkan oleh setiap orang dalam proses sosialisasi. Seperti halnya dengan
HAM, pendidikan hukum juga harus diberikan sejak SD karena semakin dini anak mendapatkan
pemahaman yang benar tentang hukum dan HAM maka lebih mudah membentuk pribadi yang
berkepribadian dan berbudi luhur. Meskipun tidak menjamin nantinya anak tersebut tidak akan melanggar
hukum, tetapi paling tidak di dalam hati nuraninya sudah tertanam pribadi yang baik.
Sekolah sudah merancang pendidikan penegakan hukum melalui pelajaran PKn, selain itu pendidikan
penegakan hukum harus pula disertai keteladanan dan pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari melalui hal-hal yang dekat dengan siswa. Sebagai contohnya melalui penerapan
peraturan yang ada di sekolah. Peraturan yang ada di sekolah menjadi sarana bagi anak SD untuk berlatih
menaati peraturan yang berlaku. Tentu saja apabila ada yang melanggar akan mendapatkan sanksi sesuai
peraturan yang berlaku. Meskipun demikian sanksi yang diberikan tidak semata-mata menghakimi atau
bisa melukai harga diri anak. Sanksi diberikan agar anak lebih disiplin dan memahami bahwa apa yang ia
lakukan adalah salah sehingga
nantinya tidak melakukan kesalahan yang sama. Selain sanksi, sekolah dalam hal ini guru juga harus
memberikan motivasi dan bimbingan secara pribadi kepada anak-anak yang sering melakukan
pelanggaran.
Pendidikan penegakan hukum di sekolah juga bisa dilakukan dengan cara menanamkan kepedulian hukum
kepada anak di sekolah. Misalnya meminta anak melaporkan kepada guru apabila ia melihat ada temannya
yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah dan ikut memberikan solusi terhadap masalah
yang ditimbulkan oleh temannya tersebut. Diharapkan dengan cara tersebut anak menjadi sadar bahwa
pelanggaran hukum bukanlah hal yang sepele.
Pendidikan HAM dan penegakan hukum di Indonesia tentunya harus dilakukan berkesinambungan sampai
jenjang perguruan tinggi agar pengetahuan tentang HAM dan penegakan hukum bisa diterima secara utuh.
Karena penting sekali pendidikan ini diberikan kepada peserta didik khususnya SD, maka guru juga harus
benar-benar memahami tentang konsep HAM dan penegakan hukum sehingga tidak akan melakukan
kesalahan penyampaian materi terkait hal tersebut. Guru juga menjadi sosok yang akan dicontoh siswanya
dalam hal menghargai HAM dan penegakan hukum, maka guru pun harus selalu berupaya untuk
melakukan perbuatan yang tidak melanggar hukum maupun norma yang berlaku.

Jawaban No. 5

Manusia antar budaya dapat disebut orang-orang yang dapat mengatasi masalah-masalah budaya secara
efektif, baik dalam konteks nasional ataupun terlebih lagi dalam konteks internasional. Sebagai contohnya
yang diungkapkan oleh Deddy Mulyana (1989) dalam bukumya Komunikasi Antarbudaya, antara lain
sebagai berikut:
Moritoshi Iwasaki adalah seorang mahasiswa asal Jepang yang bekerja pada sebuah kapal turis sebagai
seorang pramugara yang sering bepergian hampir ke seluruh dunia. Mori telah bertahun – tahun tinggal di
Amerika Serikat dan juga telah menikah dengan seorang wanita Negro Amerika. Saat Mori bertemu dengan
orang Amerika dia bisa menempatkan dirinya sebagai orang Amerika, namum ketika bertemu dengan
seorang profesor dari Jepang Mori bisa menjadi sebagai orang Jepang bahkan bisa berbahasa Jepang dan
membungkukkan badan saat memberi salam.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa semua budaya itu sederajad, hanya prasangka dan
etnosentrisme lah yang membuat orang- orang merasa dan berperilaku seolah- olah mereka lebih baik
daripada orang-orang lainnya.
Adapun beberapa pengertian yang lain sebagai berikut :
1. Menurut William B. Gudykunst dan Young Yun Kim dalam buku mereka, Communicating with
Strangers: An Approach to Intercultural Communication (1984: 229-235).
Manusia antarbudaya adalah orang yang telah mencapai tingkat tinggi dalam proses antarbudaya yang
kognisi, afeksi, dan perilakunya tidaak terbatas, tetapi terus berkembang melewati parameter –
parameter psikologis suatu budaya.
2. Sementara itu, Adler (1982: 389-391) mengatakan bahwa, Manusia multi budaya adalah orang yang
identitas dan loyalitasnya melewati batas – batas kebangsaan dan yang komitmennya bertaut dengan
suatu pandangan bahwa dunia ini adalah komunitas global; ia adalah orang yang secara intelektual dan
emosional terikat kepada kesatuan fundamental semua manusia yang pada saat yang sama mengakui,
menerima, dan menghargai perbedaan mendasar antara orang – orang yang berbeda budaya.
3. Senada dengan pendapat Adler, Walsh (1973) mengemukakan, “ Menjadi manusia universal tidaklah
berarti seberapa banyak manusia itu tahu tapi seberapa dalam dan luas intelektualitas yang ia miliki dan
bagaimana ia menghubungkannya dengan masalah-masalah penting yang universal ... ia tidak
menghilangkan perbedaan-perbedaan budaya, alih-alih, ia berusaha memelihara apapun yang bersifat
valid dan bernilai dalam setiap budaya.”

Anda mungkin juga menyukai