Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAHTUGAS 1

Nama Mahasiswa : MARIATUL KIPTIYAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042724059

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4332/Hukum Administrasi Negara

Kode/Nama UPBJJ : 74/Malang

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAANUNIVERSITAS TERBUKA
1. a. Menurut Prajudi Atmosudirdjo merumuskan Hukum Administrasi Negara sebagai “Hukum
yang mengenai Pemerintah beserta aparatnya yang terpenting yakni Administrasi
Negara”,selanjutnya dikatakan bahwa “Hukum administrasi negara mengatur wewenang, tugas,
fungsi dan tingkah laku para pejabat Administrasi Negara” bertujuan untuk menjamin adanya
Administrasi Negara yang bonafit, artinya yang tertib, sopan, berlaku adil dan obyektif, jujur,
efisien dan fair.
Sedangkan Van Vollenhoven menyatakan bahwa yang termasuk di dalam Hukum Administrasi
Negara , adalah semua peraturan hukum nasional sesudah dikurang Hukum Tata Negara
materiil, hukum perdata materiil dan hukum pidana materiil. Hubungan antara Hukum Tata
Negara dengan Hukum Administrasi Negara, yaitu bahwa badan-badan kenegaraan memperoleh
wewenang dari Hukum Tata Negara dan badan-badan kenegaraan itu menggunakan
wewenangnya harus berdasarkan atau sesuai dengan Hukum Administrasi Negara.
Ruang lingkup hukum administrasi negara sesungguhnya sangat luas cakupannya. Hal itu
sebagaimana diungkap oleh Prajudi Atmosudirdjo yang mengatakan bahwa ruang lingkup
hukum administrasi negara meliputi:
1. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum administrasi negara
2. Hukum tentang organisasi administrasi negara
3. Hukum tentang aktivitas-aktivitas administrasi negara yang bersifat yuridis
4. Hukum tentang sarana-sarana administrasi negara, terutama kepegawaian negara dan
keuangan negara
5. Hukum administrasi pemerintahan daerah dan wilayah yang dibagi menjadi hukum
administrasi kepegawaian, hukum administrasi keuangan, hukum administrasi materiil,
hukum administrasi perusahaan negara, hukum tentang peradilan administrasi negara.
Van Vollenhoven berpendapat bahwa terdapat perbedaan yuridis prinsipiil antara Hukum
Administasi Negara dan Hukum Tata Negara, sedangkan pendapat kedua dari Prajudi
Atmosudirdjo yang menyatakan tidak ada perbedaan yuridis prinsipiil antara Hukum Administrasi
Negara dan Hukum Tata Negara.
Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum
Tata Negara tidak ada perbedaan yuridis prinsipiil, perbedaan yang ada hanya pada titik berat/fokus
pembahasan. Hukum Tata Negara fokusnya adalah hukum rangka dasar dari negara sebagai
keseluruhan, sedangkan Hukum Administrasi Negara fokusnya merupakan bagian khusus dari
Hukum Tata Negara.
Dari kedua pernyataan para ahli diatas, meskipun sedikit ada perbedaan pandangan, namun
kita bisa simpulkan bahwa hal-hal yang masuk dalam bidang yuridis lingkup wilayah hukum
administrasi negara meliputi pengaturan prosedur, tata cpat perbedaan, penatausahaan, proses
pencatatan, dan segala tindakan administrasi negara dan pemerintahan.
b. Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan hukum dan ditentukan oleh
aturan hukum itu. Terdapat dua sumber hukum, yaitu :
1. Sumber Hukum Materiil
Sumber Hukum Materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi aturan hukum itu
sendiri, dan menentukan isi aturan hukum itu yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain :
a. Sejarah, yaitu undang/undang, peraturan-peraturan masa lalu yang dianggap baik dapat
dijadikan bahan untuk membuat undang-undang, dan dapat diberlakukan sebagai
hukum positif.
b. Faktr Sosiologi, yaitu seluruh masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada didalam
masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang terjadi didlam masyarakat dapat dijadikan bahan
untuk membuat hukum dengn kata lain sesuai dengan perasaan hukum masyarakat,
misalnya keadaan pandangan masyarakat dalam sosial, ekonomi, budaya, agama, dan
psikologis.
c. Faktor Filosofis, yaitu ukuran untuk menentukan aturan itu bersifat adil atau tidak dan
sejauh mana aturan itu ditaati oleh warga masyarakat.
2. Sumber Hukum Formil yaitu hukum yang dilihat dari segi bentuk, melalui suatu proses
tertentu, sehingga kaidah itu akan berlaku umum dan mengikat seluruh warga masyarakat
dan ditaati. Sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara adalah, Undang-undang,
kebiasaan/praktek hukum administrasi negara, yurisprudensi, dan doktrin/pendapat para
ahli.
Sumber hukum administrasi negara terkait dengan perjanjian teritorial atau perjanjian batas
wilayah negara tersebut ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral dan/atau trilateral mengenai batas
darat, batas laut, dan batas udara serta berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hukum
internasional. Undang-Undang Nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara Republik Indonesia
juga mengatur tentang batas wilayah negara. Batas Wilayah Negara berada di darat, perairan, dasar
laut dan tanah di bawahnya serta ruang udara di atasnya. Undang-Undang Nomor 43 tahun 2008
tentang Wilayah Negara juga mengenalkan kepada kita apa itu Wilayah Yurisdiksi dan Batas
Wilayah Yurisdiksi. Wilayah Yurisdiksi adalah wilayah di luar Wilayah Negara yang terdiri atas
Zona Ekonomi Eksklusif, Landas Kontinen, dan Zona Tambahan di mana negara memiliki hak-hak
berdaulat dan kewenangan tertentu lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan dan hukum internasional. Batas Wilayah Yurisdiksi adalah garis batas yang merupakan
pemisah hak berdaulat dan kewenangan tertentu yang dimiliki oleh negara yang didasarkan atas
ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum internasional.

2. a. Dalam penyelenggaraan fungsi dan tugas negara mewujudkan kesejahteraan masyarakat


melalui pemerintah, menurut muchsan dilakukan dengan menggunakan jenis dan pola operasi
untuk mencapai tujuan akhir yang diharapkan seperti :
- Operasi Langsung, adalah operasi yang dilakukan pemerintah dengan langsung aktif
melakukan suatu bentuk kegiatan.
- Pengendalian Langsung, yaitu pemerintah mewujudkan tindakan pengendalian terhadap
pelanggaran hukum dengan mewujudkannya dalam bentuk penggunaan perizinan, lisensi,
dan sebagainya.
- Pengendalian Tak Langsung, yaitu peraturan perundangan yang ada menetapkan syarat
yang harus dipenuhi untuk kegiatan tertentu.
- Pemengaruhan Langsung, yaitu dengan pemerintah mengintervensi secara persuasif,
pendekatan sehingga masyarakat mengikuti anjuran pemerintah.
- Pemengaruhan Tak Langsung, merupakan bentuk involment ringan tetapi tujuannya tetap
menggiring masyarakat seperti yang dikehendaki pemerintah.
Berdasarkan contoh kasus diatas, Pemerintah Daerah X sudah banyak menerapkan asas pola
pemerintahan seperti yang telah disampaikan oleh Muchsan, antara lain adalah melaksanakan
operasi langsung dengan terjun langsung dan melakukan observasi di daerah yang diindikasi sering
terjadi banjir setiap musim hujan, pengendalian tak langsung dengan menetapkan aturan Jumat
bersih yang wajib dilakukan oleh semua masyarakat daerah X. Pemerintah juga melaksanakan
pemengaruhan langsung dan tak langsung kepada masyarakat. Pemengaruhan langsung dan tak
langsung dilakukan pemerintah dengan melaksanakan tindakan persuasif kepada masyarakat agar
melaksanakan kegiatan jumat bersih penuh tanggungjawab dengan cara pemerintah terjun langsung
ke lokasi dan memantau jalannya kegiatan Jumat bersih, tentunya selain dengan menetukan
kebijakan daerah. Namun,ada kekurangan yang tidak disebutkan dialam studi kasus diatas, yaitu
tentang pengendalian tak langsung bagaimana mengatasi masyarakat yang tidak mau dan/atau
melanggar aturan Jumat bersih yang sudah ditetapkan, terkait dengan hukuman atau sangsinya, baik
sangsi hukum atau sangsi administratif.
b. Menurut Solichin Abdul Wahab, kebijakan harus dibedakan dari keputusan, kebijakan
sebenarnya tidak serta merta dapat dibedakan dari administrasi, kebijakan mencangkup perilaku,
dan harapan-harapan, kebijakan mencangkup ketiadaan tindakan ataupun adanya tindakan,
kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan dicapai, kebijakan memiliki tujuan atau
sasaran tertentu baik eksplisit maupun implisit, kebijakan muncul dari suatu proses yang
berlangsung sepanjang waktu, kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang bersifat antar
organisasi dan yang bersifat intra organisasi, kebijakan publik meski tidak ekslusif menyangkut
peran kunci lembaga-lembaga pemerintah, dan kebijakan dirumuskan dan didefinisikan secara
subyektif.
Berdasarkan asas perundangan kebijakan harus memiliki tujuan sesuai dengan yang tertera di
dalam Undang-Undang Dasar 1945, dimana dalam pembuatan setiap kebijakan, pemerintah wajib
mendahulukan hal-hal yeng menjadi kepentingan rakyat, dan kebijakan tersebut harus ditujukan
kemajuan, kesejahteraan, serta berlaku adil untuk seluruh rakyat Indonesia.
Kebijakan baru yang dibuat harus berpedoman pada kebijaksanaan yang ada, tidak boleh
bertentangan dengan kebijaksanaan yang ada, berorientasi kepada masa depan, berorientasi kepada
kepentingan umum, serta jelas, tepat dan tidak menimbulkan kekaburan arti dan maksud.
Isi daripada ketetapan kebijakan itu sendiri akan menentukan berhasil atau tidaknya tujuan.
Maka dari itu, setiap tahap pembuatan kebijakan harus memperhatikan hal-hal apa saja yang
menjadi problematika rakyat, kebijakan apa yang mendukung usaha dan perekonomian rakyat, serta
perlindungan dan pemberian keamana rakyat. Kebijakan tanpa tujuan itu adalah kebijakan mati.
Hidupnya suatu kebijakan, dan agar kebijakan itu sendiri bisa dilaksanakan oleh seluruh pihak,
maka tujuan yang jelas dari kebijakan tersebut baik tujuan implisit maupun eksplisit harus
diperhatikan.

3. a. Setiap pegawai yang telah ditetapkan sebagai CPNS, menurut pasal 5 PP Nomor 7 Tahun
1977 tentang Peraturan Gaji PNS dan terakhir dirubah dengan PP Nomor 11 Tahun 2011,
mendapatkan gaji sebesar 80% dari gaji pokok seorang PNS dengan pangkat dan ruang yang
sama. Sementara bagi pegawai yang sudah diangkat PNS, gaji bulanan sebesar 100% dari daftar
gaji yang berlaku. Jumlah gaji pokok tersebut dapat meningkat atau menurun disebabkan oleh,
kenaikan gaji berkala (KGB), kenaikan/penurunan pangkat, dan perubahan daftar gaji oleh
pemerintah.
Khusus pegawai yang sudah menjadi PNS selain gaji pokok sesuai dengan daftar gaji, diberikan
juga pendapatan tambahan yang meliputi, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan
pangan dan tunjangan lainnya yang sah, dan tunjangan keluarga diberikan kepada pegawa yang
sudah menikah. Selain itu, berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri
Sipil dapat mendapatkan cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, cuti karena alasan
penting, dan cuti diluar tanggungan negara.
b. Syarat untuk memenuhi klasifikasi kenaikan pangkat reguler dari CPNS ke PNS antara lain :
- Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
- Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadi pegawai
negeri sipil
Kenaikan Pangkat PNS Sistem Reguler
Kenaikan Pangkat Reguler diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang :
1. Telah menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, termasuk Pegawai
Negeri Sipil yang :
a. Melaksanakan Tugas Belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau
jabatan fungsional tertentu
b. Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induk dan tidak
menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan
fungsional tertentu.
2. Kenaikan Pangkat Reguler diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat atasan
langsungnya;
3. Kenaikan Pangkat Reguler diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil sampai dengan :
a. Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar
Sekolah Dasar
b. Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki Tanda Tamat Belajar Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama
c. Pengatur Tk.I, golongan ruang II/d bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar
Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama
d. Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b bila memilki Surat Tanda Tamat Belajar
Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Kejuruan Tingkat Atas 3 tahun, Sekolah Kejuruan
Tingkat Atas 4 tahun, Ijasah DiplomaI, atau ijah Diploma II
e. Penata, golongan Ruang III/c bagi yag memiliki Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar
Biasa, Ijazah diploma III, Ijazah Sarjana Muda, Ijazah akademi atau ijazah Bakaloreat
f. Penata Tk. I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah
Diploma IV ;
g. Pembina, golonga ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker,
Ijazah Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara;
h. Pembina Tk. I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki Ijazah Doktor (S3).
4. Kenaikan Pangkat Reguler dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil setingkat lebih
tinggi apabila yang bersangkutan :
a. Sekurang-kurangnya telah 4 (Empat) tahun dalam pangkat terakhir
b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (Dua)
tahun terakhir
5. Pegawai Negeri Sipil yang kenaikan pangkatnya mengakibatkan pindah golongan dari
golongan II menjadi golongan III dan golongan III menjadi golongan I, harus telah
mengikuti dan lulus ujian dinas yang ditentukan, kecuali bagi kenaikan pangkat yang
dibebaskan dari ujian dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai