Anda di halaman 1dari 10

BAB II

Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia


Apersepsi
Anda pasti sering mendengar kata hukum dalam kehidupan sehari-hari. Hukum adalah
peraturan yang resmi dan mengikat. Hukum dibentuk untuk menciptakan ketertiban dan keteraturan
dalam masyarakat atau negara, Untuk mencapai tujuan itu hukum juga memiliki sanksi yang tegas
terhadap siapa saja yang melanggarnya. Norma hukum beserta sanksinya ditegakkan oleh negara
untuk mengatur tertib kehidupan masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membentuk
lembaga-lembaga baik, masyarakat Indonesia akan merasakan keadilan dalam hidupnya.

A. Pengertian Perlindungan dan Penegakan Hukum

Perlindungan hukum dalam bahasa Inggris disebut legal protection, sedangkan dalam bahasa
Belanda disebut rechtsbecherming. Perlindungan hukum bisa diartikan sebagai perlindungan yang
diberikan dengan berlandaskan hukum dan perundang-undangan. Perlindungan hukum juga dapat
diartikan sebagai tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang
oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan
ketenteraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.
Perlindungan hukum diberikan bagi setiap warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Hal tersebut
dapat ditemukan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 . Untuk itu
setiap produk yang dihasilkan oleh legislatif harus senantiasa mampu memberikan jaminan
perlindungan hukum bagi semua orang, bahkan mampu menangkap aspirasi-aspirasi hukum dan
keadilan yang berkembang di masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari ketentuan yang mengatur
tentang adanya persamaan kedudukan hukum bagi setiap warga negara. Berikut beberapa pengertian
perlindungan hukum menurut para ahli.

a. Andi Hamzah, Perlindungan hukum dimaknai sebagai daya upaya yang dilakukan secara
sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta, yang bertujuan mengusahakan
pengamanan, penguasaan, dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak hak asasi
yang ada.

b. Satjipto RaharjoPerlindungan hukum adalah upaya melindungi kepentingan seseorang dengan


cara memberikan suatu kekuasaan kepada orang tersebut untuk melakukan tindakan yang
dapat memenuhi kepentingannya.

c. Philipus M. HadjonPerlindungan hukum adalah suatu tindakan untuk melindungi atau


memberikan pertolongan kepada subjek hukum, dengan menggunakan perangkat-perangkat
hukum.
Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum adalah segala
upaya pemerintah guna menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan
kepada warganya agar hak-haknya sebagai seorang warga negara tidak dilanggar, dan bagi
yang melanggarnya akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Dengan
demikian, suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila
mengandung unsur-unsur sebagai berikut.

a. Adanya pengayoman dari pemerintah terhadap wargab. Jaminan kepastian hukum.


c. Berkaitan dengan hak-hak warga negara negaranya.
d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.

Perlindungan hukum dapat terjadi apabila penegakan hukum dilakukan sebagaimana


mestinya. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Berikut pengertian penegakan hukum menurut ahli.

a. Soerjono SoekantoPenegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai


yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah/pandangan nilai yang mantap dan
mengejewantahkannya dalam sikap, tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir
untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.
b. Satjipto RaharjoPenegakan hukum pada hakikatnya merupakan penegakan ide-ide atau
konsep konsep tentang keadilan, kebenaran, dan kemanfaatan sosial. Jadi, penegakan hukum
merupakan usaha untuk mewujudkan ide dan konsep-konsep tadi menjadi kenyataan.

Penegakan hukum tidak boleh ditawar-tawar karena tugas utama penegakan hukum adalah
mewujudkan keadilan. Namun, dalam implementasinya tetap harus dengan cara-cara yang
mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, hukum difungsikan sebagai sarana
memanusiakan manusia.

B. Faktor yang Memengaruhi Perlindungan dan Penegakan Hukum

Perlindungan dan penegakan hukum dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Soerjono
Soekanto, faktor-faktor yang memengaruhi penegakan hukum sebagai berikut.

Faktor Hukum

Faktor hukum adalah faktor penegakan hukum yang berkaitan dengan aturan hukum. Aturan
ini merupakan titik awal dalam proses penegakan hukum. Bisa dikatakan aturan inilah yang menjadi
pedoman bagi aparat penegak hukum dan masyarakat. Semakin baik suatu peraturan hukum akan
semakin baik memungkinkan penegakannya. Sebaliknya, semakin tidak baik peraturan hukum akan
semakin sukarlah menegakkannya.

Faktor penegak hukum adalah peran aparat penegak hukum dalam menegakkan aturan hukum
yang berlaku. Faktor ini juga meliputi bagaimana para aparat bisa menegakkan aturan hukum sesuai
dengan tugas dan penggunaan wewenang yang tepat.

Faktor Sarana dan PrasaranaFaktor sarana dan prasarana adalah ketersediaan sumber daya
pendukung dalam proses penegakan hukum. Sarana dan prasarana ini harus dikaji lebih jauh,
khususnya tentang kualitas dan kuantitas atau jumlahnya, Sarana atau fasilitas, antara lain mencakup
tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai,
keuangan yang cukup, dan seterusnya. Kalau hal itu tidak dipenuhi, mustahil penegak bukum akan
mencapai tujuannya.

Faktor masyarakat adalah faktor yang berkaitan dengan masyarakat, khususnya mengenai
pemahaman dan pengetahuan soal aturan atau norma hukum. Faktor ini juga meliputi kepercayaan
dan pemikiran masyarakat terhadap aparat penegak hukum. Bagian terpenting masyarakat dalam
penegakan hukum adalah kesadaran hukum. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat akan
semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kesadaran
hukum masyarakat, akan semakin sukar untuk melaksanakan penegak hukum yang baik.

Faktor KebudayaanFaktor kebudayaan adalah ketetapan tentang apa yang boleh atau harus
dilakukan, dan mana yang dilarang.

Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum


Perlindungan hukum dalam masyarakat harus lebih diperhatikan oleh para penegak hukum
untuk menuju suatu hukum yang berkeadilan, berketertiban, berkepastian, dan berkedamaian. Pada
prinsipnya, hukum ditujukan untuk kebahagiaan manusia dan lingkungannya.
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan, karena dapat mewujudkan hal-hal
berikut ini.

a. Supremasi hukum pada aturan-aturan hukum, artinya tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi
daripada hukum, tidak ada kekuasaan sewenang-wenang, dan setiap orang hanya boleh dihukum
apabila melanggar hukum. Tegaknya supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-aturan
yang berlaku tidak ditegakkan baik oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum.
b. Tegaknya KeadilanHukum bertujuan mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara.
Tegaknya keadilan dalam masyarakat akan dapat mewujudkan masyarakat yang damai, sejahtera,
aman, tenteram, dan saling percaya, baik antara sesama anggota masyarakat, maupun terhadap
pemerintah. Keadilan di sini tidak terlepas daripada tanggung jawab para penegak hukum. Hukum
berisi perintah dan larangan. Hukum juga bersifat memaksa sehingga pelaksanaannya memerlukan
bantuan aparat penegak hukum. Hukum tidak ada artinya bila perintahnya, tidak dapat dilaksanakan.
c. Setiap hak dan kewajiban negara dijamin dan dilindungi oleh negara melalui aturan hukum.

Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia

"Negara Indonesia adalah negara hukum". Ketentuan tersebut terdapat dalam UUD NRI
Tahun 1945 Pasal 1 Ayat Amendemen Ketiga. Dalam penjelasan UUD Negara Republik Indonesia
Tahuh 1945 mengenal sistem pemerintahan negara disebutkan bahwa "Negara Indonesia berdasarkan
atas hukum , tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka ". Prinsip dasar yang dianut dalam hukum dasar
tersebut memberikan. gambaran bahwa hukum menjadi landasan kehidupan masyarakat. Dengan kata
lain yang ingin ditegakkan dalam negara ini adalah supremasi hukum bukan supremasi kekuasaan.
Perlindungan hukum adalah hak setiap orang. Tidak seorang pun boleh diperlakukan sewenang-
wenang tanpa mengindahkan hukum. Sebagai negara hukum yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia, bangsa Indonesia harus mampu menegakkan hukum dan hak asasi manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Salah satu upaya menegakkan hukum adalah dengan
meningkatkan perlindungan hukum bagi setiap orang.
Masalah perlindungan dan kesadaran hukum di Indonesia dari waktu ke waktu semakin
menunjukkan ke arah yang lebih baik. Aparat penegak hukum semakin berhati-hati dalam
melaksanakan tugasnya agar tidak melakukan tindakan sewenang-wenang yang bisa dianggap
melanggar hukum. Meskipun demikian, kita mesti mengakui masih banyak praktik praktik penegakan
hukum yang belum sesuai dengan aturan hukum. Hal ini terbukti masih banyaknya suara-suara dan
tindakan-tindakan yang bernada protes dan tidak puas terhadap proses hukum dan atau putusan
pengadilan.
Sikap dan tindakan yang menunjukkan ketidaksetujuan atau ketidakpuasan tersebut di satu
sisi dapat menjadi tanda atau isyarat adanya proses dan putusan hukum yang dirasakan tidak adil.
Tetapi di sisi lain hal ini menunjukkan adanya keberanian untuk mengemukakan pendapat dan
perasaannya secara terbuka. Keadaan ini cukup menggembirakan karena masyarakat tidak lagi takut
untuk berpendapat atau berbeda pendapat dengan orang lain bahkan dengan pemerintah sekalipun.
Hal ini menunjukkan kemajuan yang baik bagi perkembangan demokrasi, sekaligus perkembangan
yang baik bagi tingkat kesadaran masyarakat terhadap hak dan kewajibannya.
Secara konseptual, perlindungan hukum yang diberikan kepada rakyat Indonesia merupakan
implementasi atas prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia dan
prinsip negara hukum yang berdasarkan Pancasila.
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam
kehidupan masyarakat dan bernegara.

Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum


Adapun dasar hukum yang mengatur tentang perlindungan dan penegakan hukum di
Indonesia sebagai berikut.
a. Pasal 24 Ayat UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi "Kekuasaan kehakiman
merupakankekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukumdan
keadilan."
b. Pasal 27 Ayat UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi "Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya."
c. Pasal 28 Ayat UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi "Untuk menegakkan dan melindungi
hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan."
d. Pasal 28D Ayat UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi "Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum." "Kepolisian Negara Republike Pasal 30 Ayat UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi
Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum."

B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian Penegak
Hukum adalah aparat yang melaksanakan proses upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hal tersebut dilakukan untuk
menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu. Apabila diperlukan, aparat penegak hukum
diperkenankan untuk menggunakan daya paksa. Unsur dari penegak hukum terdiri atas polisi dan
pengadilan Menghormati hak asasi manusia. 
Penegasan ini tertuang dalam Pasal 2 Ayat UU No. 16 Tahun 2004, bahwa kejaksaan adalah
lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan secara merdeka.
Artinya, bahwa dalam melaksanakan fungsi, tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya. Ketentuan ini bertujuan melindungi profesi
jaksa dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
UU No. 16 Tahun 2004 juga mengisyaratkan bahwa lembaga kejaksaan berada pada posisi
sentral dengan peran strategis dalam pemantapan ketahanan bangsa. Karena kejaksaan berada di poros
dan menjadi filter antara proses penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta sebagai
pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan sehingga kejaksaan sebagai pengendali proses perkara
Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal3.
Hakim
Hakim merupakan pejabat yang melaksanakan tugas kehakiman Tugas hakim dalam
persidangan adalah memeriksa dan mengadili perkara.
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, hakim
berdasarkan jenis lembaga peradilannya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sebagai
berikuta. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan hakim agung.
Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, yaitu dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan
peradilan tersebut.
Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan hakim konstitusi.
Menurut Gerhard Robbes secara kontekstual ada tiga esensi yang terkandung dalam kebebasan hakim
dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman sebagai berikut.

a. Hakim hanya tunduk pada hukum dan keadilan.


b. Tidak seorang pun termasuk pemerintah dapat memengaruhi atau mengarahkan putusan yang akan
dijatuhkan oleh hakim.
c. Tidak boleh ada konsekuensi terhadap pribadi hakim dalam menjalankan tugas dan fungsi
yudisialnya."

Advokat
Advokat adalah orang yang memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadila
yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang tentang Advokat Advokat secara
khusus mempunyai tugas untuk membuat dan mengajukan gugatan, jawaban tangkisan, sangkalan,
memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan perkaranya, dan sebagainya. Di
samping itu, pengacara bertugas membantu hakim dalam mencari kebenaran dan tidak boleh
memutarbalikkan peristiwa demi kepentingan kliennya agar mereka menang dan bebas.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang advokat harus berfungsi sebagai berikut.

a. Sebagai pengawal konstitusi dan hak asasi manusia.


b. Memperjuangkan hak-hak asasi manusia dalam negara hukum Indonesia.
c. Melaksanakan kode etik advokat.
d. Memberikan nasihat hukum . e. Memberikan konsultasi hukum .
f. Memberikan pendapat hukum .
g. Menyusun kontrak-kontrak .
h. Memberikan informasi hukum .

Dalam melaksanakan tugasnya advokat mempunyai hak dan kewajiban sebagaimanadiatur


dalam Pasal 14-20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Adapun hak dan
kewajiban advokat sebagai berikut.

a. Bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang menjadi tanggung
jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan
perundang-undangan.
b. Bebas menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi tanggungjawabnya
dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang undangan.
c. Tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya
dengan iktikad baik untuk kepentingan klien dalam sidang pengadilan.
d. Berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari instansi pemerintahmaupun
pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untukpembelaan kepentingan
kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
e. Tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak yang
berwenang dan/atau masyarakat.
f. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya karenahubungan
profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.
g. Berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas berkasdan
dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atau
komunikasi elektronik advokat. Selain hak dan kewajiban, seorang advokat juga mempunyai
larangan. Adapun larangan yang dimaksud sebagai berikut.
a. Membedakan perlakuan terhadap klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras,
atau latar belakang sosial dan budaya.
b. Memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas dan martabatprofesinya.
c. Memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikan rupa sehingga merugikan profesi
advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.
d. Tidak melaksanakan tugas dan profesinya selama menjadi pejabat negara.
KPK
Komisi Pemberantasan KorupsiPembentukan lembaga antikorupsi itu diawali dengan adanya
UU No. 31 Tahun 1999. Untuk memperkuat pembentukan lembaga tersebut, kemudian dibuat UU No.
30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Setelah keluarnya undang
undang tersebut, pada tanggal 27 Desember 2002 lahir secara resmi lembaga antikorupsi yang disebut
Komisi Pemberantasan Korupsi .
Pada tahun 2019 undang-undang tersebut dilakukan revisi menjadi UU No. 19 Tahun 2019
Sumber Road tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2019. Komisi Pemberantasan
Korupsi adalah lembaga negara dalam rumpun kekuasaan eksekutif yang melaksanakan tugas
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Berdasarkan UU No. 19 tahun 2019, Komisi Pemberantasan Korupsi bertugas melakukan:

a. tindakan-tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi tindak pidana korupsi;


b. koordinasi dengan instansi yang berwenang melaksanakan pemberantasan tindak p korupsi dan
instansi yang bertugas melaksanakan pelayanan publik
c. monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara,
d. supervisi terhadap instansi yang berwenang melaksanakan pemberantasan tindak pidana
pidanakorupsie. penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi:
f. tindakan untuk melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.

Dalam melaksanakan tugas pencegahan, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang untuk


:a. melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan penyelenggara negara,
b. menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi,
c. menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jejaring pendidikan;
d. merencanakan dan melaksanakan program sosialisasi pemberantasan tindak pidana korupsi,
e. melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat;
f. melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.
Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:
mengoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dalam pemberantasan tindak pidana
korupsi. menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi meminta
informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait:.
melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang dalam melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi:. meminta laporan kepada instansi berwenang mengenai upaya
pencegahan sehingga tidak terjadi tindak pidana korupsi.
Dalam melaksanakan tugas monitor, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:
a. melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di semua lembaganegara dan
lembaga pemerintahan;
b. memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan lembaga pemerintahan untuk melakukan
perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi
menyebabkan terjadinya tindak pidana korupsi;
c. melaporkan kepada Presiden, DPR, dan BPK, jika saran KPK mengenai usulan perubahan tidak
dilaksanakan.

Dalam melaksanakan tugas supervisi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan


pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya
yang berkaitan dengan pemberantasan tindak pidana korupsi.

Hakikat Pelanggaran Hukum

Pelanggaran hukum sering disebut perilaku melawan hukum. Perbuatan melawan hukum
adalah akibat dari suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum, walaupun akibatnya tidak
dikehendaki oleh yang melakukan perbuatan tersebut. Seseorang yang melakukan perbuatan
bertentangan dengan hukum harus mengganti kerugian yang diderita oleh korban karena perbuatan
tersebut.
Berdasarkan pengertian mengenai perbuatan melanggar hukum seperti yang telah
dikemukakan di atas, suatu perbuatan dapat dikatakan perbuatan yang melanggar hukum apabila:
a. melanggar hak orang lain,
b. bertentangan dengan kewajiban hukum si pembuat,
c. bertentangan dengan norma kesusilaan,
d. bertentangan dengan kepatutan yang ada dalam masyarakat terhadap diri atau barang orang lain.

Sanksi Pelanggaran Hukum

Orang yang ingin hidup tenang dan harmonis, wajib mematuhi aturan atau ketentuan yang
berlaku. Jika melanggar akan mendapatkan sanksi baik hukum atau sosial. Sanksi adalah sebuah
hukuman atau tindakan paksaan yang diberikan karena yang bersangkutan gagal mematuhi hukum,
aturan, atau perintah. Sanksi diperlukan untuk memastikan bahwa peraturan atau hukum tidak
dilanggar. Sanksi dapat menjadi pengikat sebuah aturan. Dengan adanya sanksi diharapkan
masyarakat bisa menaati dan tidak melanggar aturan yang diberlakukan. Sanksi terhadap pelanggaran
memiliki banyak ragam
Berikut ini sanksi dari norma – norma yang berlaku dimasyarkat antara lain.
Norma Pengertian Sanksi
Agama Peraturan hidup yang harus diterima manusia Tidak langsung, berupa dosa
sebagai perintah, larangan, dan ajaran yang atau hukuman yang berlaku
bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. pada masing-masing agama.
Kesopanan Ketentuan yang dibuat oleh pejabat yang Tegas, namun sanksi norma
berwenang yang memiliki sifat memaksa untuk ini tidak berasal dari
melindungi kepentingan manusia dalam lembaga peradilan
pergaulan hidup di masyarakat dan mengatur melainkan dari masyarakat
tata tertib kehidupan bermasyarakat.. berupa celaan dari sesama
yang berwujud kata
kata/pandangan rendah
orang di sekeliling, sikap
kebencian, dijauhi di
pergaulan sehingga
menimbulkan rasa hina,
malu, dikucilkan yang
mengakibatkan penderitaan
batin.
Kesusilaan Norma yang bersumber dari hati nurani (batin) Tidak tegas, sebab hanya
manusia agar manusia selalu berbuat kebaikan berupa perasaan manusia
dan tidak melakukan perbuatan yang tercela. tersebut yang akibatnya
akan menimbulkan
penyesalan.
Hukum Ketentuan yang dibuat oleh pejabat yang Tegas dan nyata serta
berwenang yang memiliki sifat memaksa untuk mengikat dan memaksa bagi
melindungi kepentingan manusia dalam setiap orang tanpa kecuali.
pergaulan hidup di masyarakat dan mengatur
tata tertib kehidupan bermasyarakat..
Berdasarkan tabel tersebut, sanksi yang ditimbulkan dari norma hukum bersifat tegas dan
nyata. Adapun yang dimaksud tegas adalah sanksi dari aturan yang dilanggar itu sudah dibuat dalam
sebuah peraturan perundang-undangan. Misalnya, dalam hukum pidana mengenai sanksi diatur
dalam Pasal 10 KUHP. Dalam Pasal 10 KUHP disebutkan pidana itu terdiri atas pidana pokok dan
pidana tambahan.
Pidana pokok adalah sanksi utama yang dijatuhkan kepada pelaku atas perbuatannya.
Pidana pokok yang berlaku di Indonesia sebagai berikut.
a. Pidana mati. Pidana mati merupakan sanksi yang terberat di antara semua jenis pidana
yang ada dan juga merupakan jenis pidana yang tertua, terberat dan sering dikatakan sebagai jenis
pidana yang paling kejam. Di Indonesia, penjatuhan pidana mati diancamkan dalam beberapa pasal
tertentu dalam KUHP. Di luar ketentuan KUHP, pidana mati diancamkan pula dalam beberapa pasal
di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM), Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1997 tentang Psikotropika serta Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
b. Pidana penjara. Pidana penjara merupakan pidana pokok yang berwujud pengurangan
atau perampasan kemerdekaan seseorang. Namun demikian, tujuan pidana penjara itu tidak hanya
memberikan pembalasan terhadap perbuatan yang dilakukan tetapi juga untuk membina dan
membimbing terpidana agar dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi
masyarakat, bangsa, dan negara.

c. Pidana kurungan. Pidana kurungan merupakan pidana yang lebih ringan daripada pidana
penjara yang diperuntukkan bagi peristiwa-peristiwa pidana yang lebih ringan sifatnya dalam hal ini
bagi mereka yang melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sebagaimana telah diatur dalam Buku
III KUHP serta bagi mereka yang melakukan kejahatan kejahatan yang tidak disengaja sebagaimana
yang telah diatur dalam Buku II KUHP. Pidana kurungan minimal satu hari dan maksimal satu tahun
dan dapat diperpanjang menjadi satu tahun empat bulan jika terdapat atau terjadi gabungan delik.
d. Pidana denda. Pidana denda adalah pidana yang berupa harta benda yang jumlah
ancaman pidana pada umumnya relatif ringan yang mana dirumuskan sebagai pokok pidana
alternatif dari pidana penjara dan denda. Apabila denda tidak dibayar harus diganti dengan pidana
kurungan. Penggantian kurungan minimal satu hari dan maksimal enam bulan. Pengganti denda itu
diperhitungkan sebagai berikut.
1) Putusan denda setengah rupiah atau kurang lamanya ditetapkan satu hari.
2) Putusan denda yang lebih dari setengah rupiah ditetapkan kurungan bagi tiap-tiap
setengah rupiah dan kelebihannya tidak lebih dari satu hari lamanya.
e. Pidana tutupan, Pidana tutupan merupakan jenis pidana yang baru dimasukkan dalam
KUHP yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 1946 tanggal 31 Oktober 1946. Menurut Adami Chazawai,
dalam praktik hukum selama ini hampir tidak pernah ada putusan hakim yang menjatuhkan pidana
tutupan. Sepanjang sejarah praktik hukum di Indonesia, pemah terjadi hanya satu kali hakim
menjatuhkan pidana tutupan, yaitu putusan Mahkamah Tentara Agung RI pada tanggal 27 Mei 1948
dalam hal mengadili para pelaku kejahatan yang dikenal dengan sebutan peristiwa 3 Juli 1946.
Pidana tambahan adalah sanksi yang dikenakan di samping hukuman utama jika dirasa perlu. Pidana
tambahan yang berlaku di Indonesia sebagai berikut.

a. Pencabutan hak tertentu.


b. Perampasan barang tertentu.
c. Pengumuman putusan hakim.

Adapun yang dimaksud dengan nyata adalah aturan yang sudah ditetapkan untuk pelaku
ditetapkan jumlahnya. Misalnya, dalam Pasal 338 KUHP, disebutkan bahwa barang siapa sengaja
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sanksi terhadap pelanggaran hukum
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sanksi hukum, sanksi sosial, dan sanksi psikologis.
Sanksi hukum diberikan oleh lembaga-lembaga peradilan yang berwenang, sedangkan sanksi sosial
diberikan oleh masyarakat yang ada di sekitar pelaku. Sanksi psikologis merupakan sanksi yang ada
dalam batin seseorang sehingga seseorang merasa bersalah atas perbuatannya sendiri.

3. Perilaku Tidak Taat dan Patuh pada Hukum


Perilaku yang bertentangan dengan hukum timbul sebagai akibat dari rendahnya kesadaran
hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal sebagai berikut.

a. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan bahkan


kebutuhan.
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Perbuatan yang bertentangan dengan hukum dapat terjadi dalam kehidupan sehari hari.
Berikut ini contoh perilaku bertentangan dengan hukum yang dilakukan di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

a. Keluarga

1) Bangun kesiangan.
2) Nonton tv sampai larut malam.
3) Tidak beribadah sesuai dengan waktu yang ditentukan.
4) Mengabaikan perintah orang tua.
5) Bertengkar dengan saudara.

b. Sekolah

1) Terlambat datang ke sekolah.


2) Membolos saat jam pelajaran berlangsung.
3) Menyontek ketika ulangan.
4) Tidak memperhatikan penjelasan guru.
5) Memakai seragam tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.

c. Masyarakat
1) Main hakim sendiri
2) Membuang sampah sembarangan.
3) Melakukan perbuatan yang dilarang oleh norma yang berlaku di masyarakat.
4) Tidak mengikuti kegiatan kemasyarakatan, seperti kerja bakti dan ronda malam
5) Mengonsumsi obat-obat terlarang.

d. Berbangsa dan Bernegara

1) Tidak memiliki KTP.


2) Merusak fasilitas negara.
3) Melanggar rambu-rambu lalu lintas. kelengkapan negara.
4) Melakukan aksi teror terhadap alat-alat 5) Melakukan tindak pidana seperti pembunuhan,
perampokan, sebagainya.

4. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan

a. Keluarga

1) Patuh terhadap orang tua.


2) Menjaga nama baik keluarga.
3) Menghormati seluruh anggota keluarga.
4) Menaati aturan yang telah diputuskan bersama.
5) Melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai anggota keluarga.

b. Sekolah

1) Taat dan patuh pada tata tertib sekolah.


2) Menjaga nama baik sekolah.
3) Membayar uang administrasi sekolah tepat waktu.
4) Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal.
5) Menjaga kebersihan sekolah.

c. Masyarakat

1) Ikut serta dalam kegiatan di masyarakat, misalnya kerja bakti.


2) Menghormati tetangga sekitar.
3) Menjaga nama baik lingkungan masyarakat.
4) Taat dan patuh terhadap norma yang berlaku di masyarakat. jawab.
5) Melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh tanggung

d. Berbangsa dan Bernegara

1) Menjaga nama baik bangsa dan negara.


2) Membuat/memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) jika sudah cukup umur.
3) Mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) ketika mengendarai kendaraan.
4) Membayar pajak.
5) Taat dan patuh kepada aturan yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai