Anda di halaman 1dari 6

TUJUAN DAN FUNGSI HUKUM

NAMA : ILMA NURFAHMI

NIM : G031201065

PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
Hukum adalah suatu peraturan yang dibuat oleh lembaga yang berwenang untuk
mengatur ketertiban masyarakat. Menurut Hans Kelsen, hukum adalah sebuah sistem norma.
Norma adalah pernyataan yang menekankan aspek “seharusnya” yang disertai beberapa
peraturan tentang apa yang harus dilakukan. Aturan-aturan itu menjadi batasan bagi
masyarakat dalam membebani atau melakukan tindakan terhadap individu (Iyan Nasriyan,
2019).

Hukum merupakan salah satu kaidah atau norma yang berlaku di dalam masyarakat
yang dapat diartikan sebagai peraturan hidup yang menentukan bagaimana manusia itu
seharusnya berperilaku dan bersikap di dalam masyarakat agar kepentingannya dan
kepentingan orang lain terlindungi. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal, dan
damai, tetapi dapat terjadi juga kerusuhan akibat adanya pelanggaran hukum yang disebut
sebagai tindak pidana (Carto Nuryanto, 2018).

A. TUJUAN HUKUM

Menurut Gustav Radbruch, hukum harus mengandung tiga nilai identitas, yaitu
sebagai berikut.
1. Asas kepastian hukum
2. Asas keadilan hukum
3. Asas kemanfaatan hukum

1. Keadilan dan Kebenaran

Dalam suatu tatanan kehidupan dan kelangsungan hidup masyarakat yang


damai dan rukun, terdapat keadilan yang diterapkan. Hukum diciptakan agar setiap
individu anggota masyarakat dan penyelenggara negara melakukan tindakan yang
dapat memelihara ikatan sosial antara keduanya dan mencapai tujuan nasional
bersama atau sebaliknya, yaitu agar tidak melakukan tindakan yang dapat
menimbulkan kekacauan dan kerusakan. Jika tindakan yang diperintahkan tidak
dilaksanakan atau dilanggar, akan menyebabkan kecederaan pada tatanan kehidupan
sosial dalam bernegara. Oleh karena itu, untuk mengembalikan ketertiban masyarakat,
keadilan perlu ditegakkan atas dasar kesamaan hak yang dimiliki oleh setiap individu.
Keadilan berbasis persamaan didasarkan atas prinsip bahwa hukum mengikat
semua orang sehingga keadilan yang hendak dicapai oleh hukum dipahami dalam
konteks kesamaan. Nilai keadilan menjadi dasar bagi hukum disebut sebagai hukum
sebab hukum yang positif dan bermartabat adalah hukum yang bertindak tegas atas
nama keadilan. Tanpa keadilan, suatu peraturan tidak pantas disebut hukum. Jika
memperhatikan asas prioritas hukum yang dikemukakan oleh Gustav Radbruch,
keadilan diletakkan ada urutan pertama yang menandakan bahwa penerapan hukum
harus dilaksanakan secara tepat dan adil untuk memenuhi tujuan hukum, kemudian
kemanfaatan, lalu kepastian hukum.

2. Kemanfaatan
Suatu ketentuan hukum dapat dinilai baik jika dampak yang dihasilkan dari
penerapannya adalah kebaikan, kebahagiaan, kesejahteraan, serta berkurangnya
penderitaan. Tujuan dari adanya hukum adalah terwujudnya kesejahteraan bagi
seluruh rakyat dalam suatu negara.

3. Kepastian

Kepastian adalah perihal (keadaan) yang pasti,ketentuan atau ketetapan (Iyan


Nasriyan, 2019). Kepastian hukum sebagai salah satu tujuan hukum dapat diartikan
sebagai bagian dari upaya mewujudkan keadilan. Keadilan ini kemudian yang akan
menuntun pada tercapainya kedamaian, ketentaraman, kesejahteran, dan ketertiban
dalam masyarakat. Iyan Nasriyan (2019) menyatakan bahwa hukum tanpa nilai
kepastian akan kehilangan jati diri serta maknanya karena tidak lagi dapat digunakan
sebagai pedoman perilaku setiap orang.

Bentuk nyata dari kepastian hukum adalah terlaksananya penegakan hukum.


Dengan adanya kepastian hukum, setiap individu bisa memperoleh bayangan terkait
konsekuensi yang didapatkan jika melakukan tindakan hukum tertentu. Kepastian
hukum diperlukan agar prinsip kesamaan hak di hadapan hukum atau di pengadilan
bagi setiap individu itu terwujud.

Adanya kepastian hukum menjamin masyarakat untuk melakukan sikap patuh


terhadap aturan. Sebaliknya, jika tidak ada kepastian hukum, masyarakat akan
menjalankan kehidupannya tanpa ketentuan yang mengikatnya sehingga bisa
menimbulkan suatu kebengkokan dalam tatanan kehidupan. Oleh karena itu,
kepastian hukum merujuk pada pelaksanaan tata kehidupan yang dalam
pelaksanaannya terdapat prinsip jelas, teratur, konsisten, dan konsekuen dalam
kehidupan masyarakat.

B. FUNGSI HUKUM

Hukum yang berlaku mempunyai tujuan. Tujuan hukum itu dapat tercapai,
jika hukum itu dapat berfungsi dalam masyarakat.

1. A Tool of Social Control


Fungsi hukum sebagai a tool of social control atau alat pengendalian sosial
dapat dinyatakan sebagai fungsi hukum untuk menetapkan tingkah laku masyarakat
yang menunjukkan bentuk penyimpangan terhadap aturan hukum serta sanksi apa
yang diberikan atau tindakan yang dilakukan oleh hukum jika penyimpangan tersebut
terjadi. Penggunaan hukum sebagai sarana kontrol sosial berarti hukum mengontrol
tingkah laku masyarakat, misalnya menentukan larangan-larangan dengan maksud
agar warga masyarakat tidak berperilaku yang dilarang oleh hukum ataupun bagi yang
terlanjur melakukannya diharapkan sadar dengan adanya penerapan sanksi hukum
yang berlaku.

2. A Tool of Social Engineering


Konsep fungsi hukum sebagai a tool of social engineering pertama kali
dicetuskan oleh Roscoe Pound pada tahun 1912.

Fungsi hukum sebagai sarana perekayasa sosial adalah untuk menciptakan


perubahan-perubahan dalam masyarakat menuju kemajuan yang terencana yang
artinya adalah menata kembali kehidupan masyarakat secara terencana dan terstruktur
sesuai pedoman negara yang berlaku sesuai pembangunan bangsa. Namun, selalu
terdapat dinamika dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu para pembuat hukum
dituntut untuk senantiasa mengikuti perkembangan hukum dalam masyarakat. Fungsi
hukum sebagai sarana perekayasa sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan
hukum yang pada umumnya identik dengan pameo hukum “het recht hinkt achter
defeiten aan“ atau hukum tertatih-tatih mengikuti perkembangan masyarakat.
3. A Political Instrument

Fungsi hukum sebagai alat politik adalah untuk memperkokoh kekuasaan


politik atau mengefektifkan kekuasaan negara. Keberadaan hukum dan politik dalam
kenyataan memang tidak mudah dipisahkan karena keberadaan hukum sebagai kaidah
merupakan pesan-pesan politik. Akan tetapi setelah ditetapkan pemberlakuannya,
tidak boleh lagi ditafsirkan secara politik yang bermuatan “kepentingan”, tetapi harus
ditafsirkan secara yuridis (menurut hukum).
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
Carto Nuryanto. 2018. Penegakan Hukum oleh Hakim dalam Putusannya antara Kepastian
Hukum dan Keadilan. Jurnal Hukum Khaira Ummah. 13 (1): 72.

Iyan Nasriyan. 2019. Asas Kepastian Hukum dalam Penyelenggaraan Perpajakan di


Indonesia. Journal of Multidisciplinary Studies. 10 (2): 87-91.

Tuti Haryanti. 2014. Hukum dan Masyarakat. 10 (2): 162-163.

Situs Internet
https://nanopdf.com/download/pih-06-fungsi-hukum_pdf. (diakses pada 16 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai