DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
Indonesia adalah negara yang berdasar hukum (rechtstaat) bukan negara yang
berdasarkan kekuasaan (machtstaat). Pengakuan konstitusional itu tertuang dalam Pasal 1
ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi: ‘Negara Indonesia adalah negara hukum’. Menurut Jimly
Asshiddiqie (Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, 2005: 69), rumusan itu
mengandung makna adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi;
dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan; adanya jaminan hak asasi manusia,
adanya peradilan bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan warga negara di
hadapan hukum, dan menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap
penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang berkuasa. Jadi, dalam paham negara hukum,
hukumlah yang memegang komando tertinggi dalam penyelenggaraan negara.
A. TUJUAN HUKUM
Menurut Gustav Radbruch tujuan hukum yaitu keadilan, kepastian dan kemanfaatan.
Keadilan harus mempunyai posisi yang pertama dan yang paling utama dari pada kepastian
hukum dan kemanfaatan. Tujuan kepastian hukum menempati peringkat yang paling atas
diantara tujuan yang lain namun, setelah melihat kenyataan bahwa dengan teorinya tersebut
di Jerman di bawah kekuasaan Nazime legalisasi praktek - praktek yang tidak
berperikemanusiaan selama masa Perang Dunia II dengan jalan membuat hukum yang
mensahkan praktek - praktek kekejaman perang pada masa itu. Gustav Radbruch pun
akhirnya meralat teorinya tersebut diatas dengan menempatkan tujuan keadilan menempati
posisi diatas tujuan hukum yang lain. kenyataannya sering kali antara kepastian hukum
terjadi benturan dengan kemanfaatan, atau antara keadilan dengan kepastian hukum, antara
keadilan terjadi benturan dengan kemanfaatan.
1. Keadilan & Kebenaran
2. Kemanfaatan
3. Kepastian
Kepastian hukum sebagai salah satu tujuan hukum dapat dikatakan sebagai bagian
dari upaya mewujudkan keadilan. Bentuk nyata dari kepastian hukum adalah
pelaksanaan atau penegakan hukum terhadap suatu tindakan tanpa memandang siapa
yang melakukan. Dengan adanya kepastian hukum setiap orang dapat
memperkirakakan apa yang akan dialami jika melakukan tindakan hukum tertentu.
Kepastian diperlukan untuk mewujudkan prinsip persamaan dihadapan hukum tanpa
diskriminasi.
Hukum merupakan aturan yang berlaku dalam masyarakat dengan tujuan untuk
menyelesaikan segala konflik yang terjadi dalam masyarakat. Masalah atau konflik, sama
sekali tidak dapat dihilangkan di permukaan bumi ini, walaupun demikian, kita tetap
membutuhkan aturan untuk mengatur masyarakat dan sedapat mungki meminimalisirkan
masalah atau konflik yang terjadi dalam masyarakat.
Hukum yang berlaku mempunyai tujuan. Tujuan hukum itu dapat tercapai, jika
hukum itu dapat berfungsi dalam masyarakat. Adapun fungsi dari hukum menurut
Achmad Ali, adalah:
Fungsi hukum sebagai social control bertujuan untuk memberikan suatu batasan tingkah
laku masyarakat yang menyimpang dan akibat yang harus diterima dari penyimpangan itu.
Misalnya membuat larangan-larangan, tuntutan ganti rugi dan sebagainya. Penggunaan hukum
sebagai sarana social control dapat berarti hukum mengontrol tingkah laku masyarakat,
maksudnya bahwa hukum berfungsi memberikan batasan tingkah laku warga masyarakat yang
dianggap menyimpang dari aturan hukum. Menurut Achmad Ali bahwa fungsi hukum sebagai
alat pengendalian sosial, tidaklah sendirian dalam masyarakat, melainkan menjalankan fungsi
itu bersama-sama dengan pranata social lainnya yang juga melakukan fungsi pengendalian
social, disamping itu juga merupakan fungsi pasif yaitu hukum yang menyesuaikan diri
dengan kenyataan dalam masyarakat.
2. Fungsi Hukum sebagai “a Tool of Engineering”
Fungsi ini sebagai sarana perekayasa social yaitu mengubah masyarakat dengan
menciptakan perubahan-perubahan dalam masyarakat menuju kemajuan yang terencana,
artinya untuk menata kembali kehidupan masyarakat secara secara terencana sesuai dengan
tujuan pembangunan bangsa kehidupan masyarakat namun sampai kini ternyata selalu
mengalami perubahan atau dinamika yang sangat pesat. Hal ini menunjukkan bahwa hampir
tidak ada kelompok masyarakat dunia yang kehidupan sosialnya tetap statis. Masyarakat mana
pun akan dipastikan akan mengalami perubahan baik karena pengaruh dari luar maupun terjadi
dengan sendirinya dalam masyarakat bersangkutan., oleh karena itu para pembuat hukum
dituntut untuk senantiasa mengikuti perkembangan huum dalam masyarakat.
3. Fungsi Hukum sebagai “a political instrument”,
Fungsi hukum sebagai sarana politik adalah untuk memperkokoh kekuasaan politik atau
mengefektifkan pelaksanaan kekuasaan negara. Melihat fungsi tersebut, menunjukkan keberadaan hukum
tertulis yang dibuat secara procedural. Keberadaan hukum dan politik dalam kenyataannya memang
tidak mungkin dapat dipisahkan, karena keberadaan hukum sebagai kaidah tertulis merupakan pesan pesan
politik politik, tetapi setelah ditetapkan pemberlakuannya, tidak boleh lagi ditafsirkan secara politik yang
bermuatan kepentingan, api harus ditafsirkan secara yuridis.