Dosen Pengampu :
Muhammad Taufik,S.Ag.,M.Si.
“ PENERAPAN HUKUM
DALAM MASYARAKAT “
1
HUKUM DAN
MASYARAKAT
Hukum menurut KBBI adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat
yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Menurut Aristoteles, hukum adalah
kumpulan aturan yang dapat mengikat dan berlaku terhadapmastyarakat saja, tetapi juga
berlaku kepada hakim itu sendiri. Menurut Satjipto Raharjo, hukum adalah karya manusia
berupa norma-norma yang berisikan petunjuk-petunjuk tingkah laku.
Sedangkan masyarakat menurut KBBI merupakan sejumlah manusia dalam arti seluas-
luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Menurut J.l Gillin
dan J.P Gillin mendefenisikan masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan peraturan yang sama.
Sasaran yang hendak dicapai hukum adalah tercapainya tatanan masyarakat yang tertib
dan seimbang sehingga kepentingan manusia terlindungi. Hal ini bermakna bahwa
kehadiran hukum dimasyarakat bertujuan untuk menyinergikan berbagai kepentingan
yang berkelebat dalam jagat sosial. Karena kepentingan yang banyak itulah hukum
dituntut untuk mampu melaksanakan lkepentingan-kepentingan tersebut. Hukum
diposisikan sebagai alat untuk mengubah masyarakat kearah yang lebih baik. Caranya
dengan menata kepentingan-kepentingan sosial yang ada dalam masyarakat. Pound
mengelompokan ada tiga jenis kepentingan dimasayarakat yang harus ditata oleh hukum
yaitu kepentingan umum, sosial dan pribadi.
Soerjono soekanto mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi hukum antara
lain yaitu faktor hukunya sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana prasarana, faktor
masyarakat dan faktor kebudayaan. Hukum sebagai karya cipta manusia yang ditujukan
untukmenegalkkan mmartabat manusia agar lebih berbudaya, beradab seperti sila kedua
dari pancasila, sehingga kultur merupakan pijakn rumusan hukum agar penegakan hukum
dapat berjalan sebagai m,ana mestinya dan dipatuhi dengan baik.
2
PELAKSANAAN
HUKUM DALAM
MASYARAKAT
Harus diakui bahwa dalam kehidupan sosialdan kemasyarakatan, masing-masing individu
ter-ikat dengan berbagai norma sosial yang ber-kembang di tengah-tengah masyarakat (Sholehu-ddiin,
2011). Norma sosial yang dimaksud disiniialah hukum, baik yang tertulis maupun tidak ter-tulis.
Menurut Esmi Warasih sebagaimana dalamUmar Sholehuddin (2011), bahwa pranata sosialdan hukum
secara subtansial sama-sama memilikitujuan untuk mencapai stabilitas dan ketertibanagar cita-cita
kehidupan yang sejahtera, tenteramdan damai dapat dicapai.
Hukum dan masyarakat sejatinya merupa-kan dua entitas yang saling mempengaruhi
danmenguatkan dalam mencapai cita-cita kehidupanmanusia. Hukum akan eksis apabila ada masya-rakat.
Sebaliknya kepentingan-kepentinganmasyarakat dapat terealisasi jika hukum tegak.Menurut Satjipto
Rahardjo (1980), kalau hukumboleh dilihat sebagai nilai-nilai yang terdapat didalam masyarakat, maka
semakin padu susunannilai-nilai tersebut dan semakin mudah pula hukum mengaturnya.
Soerjono Soekanto (1977), mengatakan bahwa,terdapat kaitan yang erat antara hukum dengan
aspek dan nilai sosial budaya masyarakat. Baginya,hukum yang baik adalah hukum yang mencermin-kan
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Ini menunjukkan betapa urgennya posisi sosial budaya masyarakat
dalam proses pembentukan hukum.Konstruksi hukum seyogyanya mengakomodir nilai-nilai sosial, agar
dalam proses penegakan hu-kum tidak terjadi kontradiksi dengan masyarakat,sehingga hukum sulit
berkembang dan hidup ditengah-tengah masyarakat.
Di Indonesia misalnya, saat ini telah terjadi perubahan nilai-nilai dalam masyarakat yakni,
dari nilai-nilai tradisional menuju nilai-nilai modern. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah nilai-nilai
manakah yang hendak ditinggalkan dan nilai-nilai baru manakah yang akan menggantikannya. Berkait dengan
itu, dalam sebuah karya yanglain Satjipto Raharjo berpendapat bahwa hukum bekerja dengan cara
memancangi perbuatan seseorang atau hubungan antara orang-orang dalam masyrakat. Untuk keperluan
pemancangan ter-sebut, maka hukum menjabarkan pekerjaannya dalam berbagai fungsi, yaitu; pertama,
pembuatan norma-norma, baik yang memberikan peruntukan maupun yang menentukan hubungan antara
orangdengan orang. Kedua, penyelesaian sengketa-sengketa masyarakat. Ketiga, menjamin
keberLangsungan kehidupan masyarakat, yaitu dalam halterjadi perubahan-perubahan sosial
3
KESADARAN
HUKUM DALAM
MASYARAKAT
PENGETAHUAN HUKUM, PEMAHAMAN HUKUM, SIKAP
HUKUM
PENGETAHUAN HUKUM
Maksudnya adalah sejauh mana masyarakat dalam mengetahui hukum,
dan sepenting apa itu hukum yang dibuat untuk mereka.
Paham kesadaran hukum sebenarmya berkisar pada pikiran yang menganggap, bahwa kesadaran
dalam diri warga-warga masyarakat merupakan suatu faktor yang menentukan bagi sahnya hukum.
SIKAP HUKUM
Sikap Hukum Adalah suatu kecendrungan menerima hukum karena adanya penghargaan terhadap
hukum sebagai sesuatu yang bermanfaat atau menguntungkan jika hukum itu ditaati.
Sebagaimana terlihat disini bahwa kesadaran hukum berkaitan dengan nilai-nilai yang terdapat
dalam masyarakat. Suatu sikap hukum akan melibatkan pilihan warga terhadap yang sesuai
dengan nilai-nilai yang ada dalam dirinya sehingga akhirnya warga masyarakat menerima
hukum berdasarkan penghargaan terhadapnya.
1).Kaidah Hukum
- Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya didasarkan pada
kaidahYang lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk atas dasar yang telah
ditetapkan.
- Kaidah hukum secara sosiologis apabila kaidah tersebut efektif artinya kaidah
dimaksud Dapat dipaksakan berlakunya oleh penguasa walaupun tidak diterima
oleh warga masyarakat.
- Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita hukum sebagai
nilai Positif yang tertinggi.
2). Penegak Hukum
Penegak hukum atau orang yang bertugas menerapkan hukum mencakup ruang
lingkup yang sangat luas sebab menyangkut petugas pada strata atas mencegah
bawah.
5
FUNGSI HUKUM DALAM
MENYELESAIKAN
KONFLIK DAN
SENGKETA
● Salah satu sumber konflik dan kekerasan di berbagai daerah adalah kondisi penegak hukum di
Indonesia yang sangat lemah.
● Penduduk yang mendiami wilayah negara Republik Indonesia harus mengatakan bahwa pelaksanaan
hukum di negeri inu telah menjadi sumber utama yang menyebabkan timbulnya berbagai konflik
dan kekerasan di Indonesia.
● Derrida dalam Positions (1981) mengungkapkan bahwa jejak kekerasan dalam hukum selalu
terlupakan oleh perjalanan waktu dan tersembunyikan oleh berbagai fiksi tentang moralitas penegak
hukum. Akibatnya, kita sering tidak mengenali lagi adanya kekerasan yang si produksi oleh berbagai
produk Hukum dan menganggapnya sebagai keharusan moral dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia. Sebagai contoh tindakan penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan dalam berbagai
peristiwa main hakim sendiri dan konflik di berbagai daerah justru sering memperoleh dukungan
pengesahan dari lingkungan masyarakat sekitar. Akibatnya, ketika aparat keamanan mengambil
tindakan hukum terhadap pelakunya. Masyarakat justru memberikan reaksi bakik dengan menuntut
pembebasan pelaku dan menyerang aparat keamanan. Sepertinya kekerasan merupakan keharusan
moral yang harus dilakukan untung menyelesaikan suatu masalah atau konflik.
REFERENSI