PERUNDANG-UNDANGAN
Kelompok 6
Dosen Pengampu :
Dra. Darwianis, M.H.
“BENTUK-BENTUK PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN”
Bentuk atau jenis peraturan perundang-undangan sangat penting dalam perancangan atau
penyusunan peraturan perundang-undangan, karena:
1.Setiap pembentukkan peraturan perundang-undangan harus mempunyai landasan atau dasar
yuridis yang jelas, dan apabila tidak terdapat landasan tersebut maka batal demi hukum atau dapat
dibatalkan.
2.Hanya peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi daripada peraturan
perundang-undangan yang akan dibentuk dapat dijadikan landasan atau dasar yuridis.
3.Pembentukkan peraturan perundang-undangan berlaku prinsip bahwa peraturan perundang-
undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi dapat menghapuskan peraturan perundang-undangan
sederajat atau yang lebih rendah.
4.Pengetahuan mengenai seluk beluk peraturan perundang-undangan untuk menciptakan suatu
sistem peraturan peraundang-undangan yang tertib sebagai salah satu unsur perundang-undangan
yang baik. Dalam perkembangan ketatanegaraan di Indonesia dikenal ada berbagai jenis peraturan
perundang-undangan. Secara eksplisit dalam UUD Tahun 1945 hanya menyebutkan jenis peraturan
perundang-undangan yaitu: UU, Perpu, dan PP, sedangkan peraturan lainnya tumbuh dan berkembang
sejalan dengan perkembangan praktek ketatanegaraan Indonesia.
Bentuk-bentuk peraturan perundang-undangan terdapat
didalam :
1. Undang-Undang Dasar.
2. Ketetapan MPR.
3. Undang-Undang/Perpu.
4. Peraturan Pemerintah.
5. Keputusan Presiden.
6. Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya seperti Peraturan Menteri,
Instruksi Menteri, dan lain-lain.
Jenis dan tata urutan (susunan) peraturan perundang-undangan
yang diatur dalam Pasal 2 TAP MPR No.III/MPR/2000 adalah:
1. UUD 1945;
2. Ketetapan (TAP) MPR;
3. Undang-Undang (UU);
4. Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perpu);
5. Peraturan Pemerintah (PP);
6. KeputusanPresiden (Keppres); dan
7. Peraturan Daerah (Perda)
UU No 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dimana
dalam Pasal 7 ditentukan :