Ditegaskan bahwa norma hukum mengenal adanya jenjang dan pengelompokan, sehingga wajar
dikenal adanya jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan. Berbicara mengenai sejarah
jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan akan sangat panjang karena hingga detik ini,
sudah mengalami perubahan rezim hukum sebanyak 6 (enam) kali mengenai jenis dan hieraki
peraturan perundang-undangan. Rezim hukum mengenai jenis dan hieraki peraturan perundang-
undangan di Indonesia pertama kali ditetapkan melalui Undang Undang Nomor 1 Tahun 1950
tentang Jenis dan Bentuk Peraturan yang Dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, kemudian Surat
Presiden Nomor 3639/Hk/59 Tanggal 26 November 1959, kemudian mengalami perubahan
berdasarkan Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966, diubah kembali dengan Ketetapan MPR
Nomor III/MPR/2000. Selanjutnya perubahan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan
dilakukan melalui Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang- Undangan. Serta terakhir perbaikan jenis dan hierarki peraturan perundang-
undangan disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan. Setiap rezim hukum tersebut menetapkan jenis dan hierarki
peraturan perundang-undangan secara berbeda. Namun yang pasti jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan tersebut
ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi pada masa itu.
D. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah merupakan peraturan pelaksanaan Undang-Undang. Oleh karena itu,
Peraturan Pemerintah baru dapat dibentuk apabila sudah ada Undang- Undangnya. Ada
beberapa karakteristik Peraturan Pemerintah, yaitu:
1. Peraturan Pemerintah tidak dapat dibentuk tanpa ada Undang-Undang induknya.
2. Peraturan Pemerintah tidak dapat mencantumkan sanksi
pidana, jika Undang- Undang induknya tidak mencantumkan sanksi pidana.
3. Peraturan Pemerintah tidak dapat memperluas atau mengurangi ketentuan
4. Undang-Undang induknya.
5. Peraturan Pemerintah dapat dibentuk meskipun Undang-
Undang yang bersangkutan tidak menyebutkan secara tegas, asal Peraturan Pemerintah tersebut
untuk melaksanakan Undang-Undang.
6. Tidak ada Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 atau TAP
MPR
E. Peraturan Presiden
Peraturan Presiden merupakan Peraturan Perundang-Undangan yang dibentuk oleh Presiden
berdasarkan Pasal 4 Undang- Undang Dasar 1945. Sebelum terbitnya Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Presiden
disebutnya adalah Keputusan Presiden, karena pada waktu itu Keputusan Presiden mempunyai
dua sifat, yaitu Keputusan Presiden yang bersifat sebagai pengaturan (regelling) dan Keputusan
Presiden yang bersifat menetapkan (beschikking).
Namun setelah terbitnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan, maka Keputusan Presiden yang bersifat menetapkan disebutkan
Keputusan Presiden, sedangkan Keputusan Presiden yang bersifat mengatur disebut Peraturan
Presiden. Hal yang serupa berlaku setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan, mengacu pada ketentuan Pasal 1
angka 6 Undang- Undang tersebut, Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-Undangan yang
lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
F. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah merupakan Peraturan Perundang-Undangan untuk melaksanakan Peraturan
Perundang-Undangan yang lebih tinggi dan menampung kondisi khusus dari daerah yang
bersangkutan. Yang berwenang membuat Peraturan Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan Kepala Daerah. Peraturan Daerah dibedakan antara Peraturan Daerah Provinsi, yang
dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi dan Gubernur serta Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota, yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan
Bupati/Walikota.
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa Peraturan Daerah dapat merupakan pelaksanaan
Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi atau dalam rangka pelaksanaan otonomi
daerah. Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Perundang- Undangan yang lebih tinggi, maka materi
(substansi) Peraturan Daerah seyogyanya tidak bertentangan dengan dan berdasarkan pada
Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi (tingkat pusat).
Sedangkan untuk Peraturan Daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi, maka substansi
Peraturan Daerah tersebut tidak harus berdasarkan pada Peraturan Perundang-Undangan yang
lebih tinggi (tingkat pusat), tetapi harus menyesuaikan pada kondisi otonomi (kemampuan)
daerah masing-masing.
Peraturan Daerah adalah sebangun dengan Undang-Undang, karena itu tata cara
pembentukannya pun identik seperti tata cara pembentukan Undang-Undang dengan
penyesuaian- penyesuaian. Salah satu perbedaan yang terdapat dalam Peraturan Daerah adalah
adanya prosedur atau mekanisme pengesahan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah
yang lebih tinggi untuk materi (substansi) Peraturan Daerah tertentu, misalnya materi mengenai
retribusi.