Anda di halaman 1dari 18

HIRARKI DAN MATERI MUATAN

PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Jenis dan hierarki UU No.12 Tahun 2011:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud di atas meliputi:
1. Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi bersama Gubernur;
2. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota bersama
Bupati/Walikota;
3. Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat dengan itu,
dibuat oleh Badan Perwakilan Desa atau nama lainnya
bersama dengan Kepala Desa atau nama lainnya.
Peraturan lainnya :
Peraturan yang dikeluarkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan,
Bank Indonesia, Menteri, Kepala Badan, Lembaga,
atau Komisi yang setingkat yang dibentuk oleh
Undang-Undang atau pemerintah atas perintah
Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Propinsi, Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi bersama Gubernur.
A. Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar
tertulis Negara Republik Indonesia, yang memuat
dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan
negara.
B. TAP MPR
Penafsir dari norma Undang-Undang Dasar 1945 yang
memuat petunjuk dalam pembentukan peraturan
penyelenggaraan negara melalui formell gesetz.
B. Undang-Undang
Undang-Undang merupakan Peraturan perundang-
undangan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar
1945 dan TAP MPR. Yang berwenang membuat
Undang-Undang adalah Dewan Perwakilan Rakyat
bersama Presiden.
Ada beberapa kriteria agar suatu masalah diatur dengan
Undang-Undang, antara lain sebagai berikut:
1. Undang-Undang dibentuk atas perintah ketentuan Undang-
Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang dibentuk atas perintah Ketetapan MPR;
3. Undang-Undang dibentuk atas perintah ketentuan Undang-
Undang terdahulu;
4. Undang-Undang dibentuk dalam rangka mencabut, mengubah
dan menambah Undang-Undang yang sudah ada;
5. Undang-Undang dibentuk karena berkaitan dengan hak asasi
manusia;
6. Undang-Undang dibentuk karena berkaitan dengan kewajiban
atau
kepentingan orang banyak.
C. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perpu)
Jenis Peraturan Perundang-undangan ini (setara Undang-
Undang) merupakan kewenangan Presiden karena
pembentukannya tanpa terlebih dahulu meminta
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, meskipun pada
akhirnya harus diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat
untuk mendapatkan persetujuan ditetapkan menjadi
Undang-Undang.
Kewenangan Presiden ini dilakukan dalam hal ikhwal
kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan:
1. Perpu harus diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat
dalam persidangan yang berikut;
2. Dewan Perwakilan Rakyat dapat menerima atau
menolak Perpu dengan tidak mengadakan perubahan;
3. Jika ditolak Dewan Perwakilan Rakyat, Perpu tersebut
harus dicabut.
Dalam praktik "hal ikhwal kegentingan yang
memaksa" diartikan secara luas, tidak hanya terbatas
pada keadaan yang mengandung suatu kegentingan
atau ancaman, tetapi juga kebutuhan atau kepentingan
yang dipandang mendesak.
Yang berwenang menentukan apakah suatu keadaan
dapat dikategorikan sebagai "kegentingan yang
memaksa" adalah Presiden. Di samping itu, Perpu
berlaku untuk jangka waktu terbatas, yaitu sampai
dengan masa sidang Dewan Perwakilan Rakyat
berikutnya. Terhadap Perpu yang diajukan tersebut,
Dewan Perwakilan Rakyat juga hanya dapat
menyetujui atau menolak saja. Dewan Perwakilan
Rakyat tidak bisa, misalnya; menyetujui Perpu tersebut
dengan melakukan perubahan.
Ada beberapa karakteristik Peraturan Pemerintah, yaitu:
1. Peraturan Pemerintah tidak dapat dibentuk tanpa ada Undang-
Undang
Induknya.
2. Peraturan Pemerintah tidak dapat mencantumkan sanksi pidana, jika
Undang-Undang induknya tidak mencantumkan sanksi pidana.
3. Peraturan Pemerintah tidak dapat memperluas atau mengurangi
ketentuan Undang-Undang induknya.
4. Peraturan Pemerintah dapat dibentuk meskipun Undang-Undang
yang
bersangkutan tidak menyebutkan secara tegas, asal Peraturan
Pemerintah tersebut untuk melaksanakan Undang-Undang.
5. Tidak ada Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan Undang-
Undang Dasar 1945 atau TAP MPR.
D. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah merupakan peraturan
pelaksanaan Undang-Undang. Oleh karena itu,
Peraturan Pemerintah baru dapat dibentuk apabila
sudah ada undang-undangnya.
E. Peraturan Presiden
Peraturan Presiden merupakan Peraturan Perundang-
Undangan yang dibentuk oleh Presiden berdasarkan
Pasal 4 Undang-Undang Dasar 1945.
Perundang-Undangan, Peraturan Presiden disebutnya
adalah Keputusan Presiden, karena pada waktu itu
Keputusan Presiden mempunyai dua sifat, yaitu Keputusan
Presiden yang bersifat sebagai pengaturan (regelling) dan
Keputusan Presiden yang bersifat menetapkan
(beschikking).
Namun setelah terbitnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan, maka Keputusan Presiden yang bersifat
menetapkan disebutkan Keputusan Presiden, sedangkan
Keputusan Presiden yang bersifat mengatur disebut
Peraturan Presiden.
 F. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah merupakan Peraturan Perundang-
Undangan untuk melaksanakan Peraturan Perundang-
Undangan yang lebih tinggi dan menampung kondisi
khusus dari daerah yang bersangkutan.
G. Peraturan Perundang-Undangan Lain
peraturan yang dikeluarkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi, Badan
Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, Menteri, Kepala
Badan, atau Komisi yang setingkat yang dibentuk oleh
Undang-Undang atau pemerintah atas perintah
undang-undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau
yang setingkat.

Anda mungkin juga menyukai