Anda di halaman 1dari 20

Materi-07

  JENIS PERATURAN PER-UU-AN 


Undang-undang Dasar 1945 tidak menyebutkan secara
rinci mengenai jenis peraturan perundang-undangan,
akan tetapi secara eksplisit UUD 1945 hanya
menyebutkan beberapa perundang-undngan. Antara lain
Undang-Undang, PERPU, Peraturan Pemerintah.
Dengan demikian peraturan perundang-undangan
lainnnya tumbuh dan berkembang seiring dengan
perkembangan ketatanegaraan dan ketata pemeintahan
di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam sistim ketatanegaraan dan pemerintahan, dapat
kelompokan menjadi 2 (dua) golongan atau jenis
peraturan perundang-undangan yaitu :
A. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI TINGKAT
PUSAT
1. UU/PERPU
2. Peraturan Pemerinah
3. Peraturan Presiden
4. Keputusan Presiden
5. Peraturan Menteri
6. Keputusan Menteri
7. Keputusan Kepala Lembaga Pemerintah Non-
Departemen
8. Keputusan Direktur Jenderal Departemen
9. Keputusan Kepala Badan Negara
A. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI
TINGKAT DAERAH

1. Peraturan Daerah (Perda) Tingkat Provinsi


2. Keputusan Kepala Daerah
3. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota
4. Keputusan Kepala Daerah Kabupaten/Kota
5. Peraturan Desa (Perdes)
6. Keputusan Kepala Desa
A. PERATURAN PERUNDANGAN DI PUSAT
1. UNDANG-UNDANG
Undang-undang merupangan jenis peraturan perundang-
undangan tertinggi di Negara Republik Indonesia, yang
dalam pembentukannya Presiden bersama-sama DPR
membentuk dan menyetujui bersama dalam pembentukan
UU ini.
1. Pasal 5 ayat (1), Presiden berhak mengajukan RUU
Kepada DPR
2. Pasal 20 ayat (1), DPR memegang kekuasaan membentuk
UU; ayat (2), Setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden
Dari ketentuan di atas dapat dikemukakan, bahwa
kekuasaan pembentukan UU berada di tangan DPR
(amandemen ke 1).
2. PERPU
Selain UU dinegara kita dikenal adanya Peraturan yang
setingkat dengan UU, yaitu Peraturan Pemerintah
Pengganti UU (Perpu). Secara Hierarki Perpu setingkat
dengan UU.
1. Pasal 22 ayat (1), Dalam hal ihwal kegentingan yang
memaksa, Presiden berhak menetapkan Peraturan
Pemerintah sebagai Pengganti UU.
2. Pasl 22 ayat (2), Peraturan Pemerintah itu harus
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
dalam persidangan yang berikut.
Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan
pemerintah itu harus dicabut.
3. PERATURAN PEMERINTAH
 
Peraturan Pemerintah adalah Peraturan
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Presiden untuk menjalankan Undang-
Undang sebagaimana mestinya, dibentuk
berdasarkan kepada Pasal 5 ayat (2), yang
berbunyi “Presiden menetapkan
Peraturan Pemerintah untuk menjalankan
UU sebagaimana mestinya”.
Prof. A. Hamid S Attamimi, mengemukakan Karakteristik
Peraturan Pemerintah sebagai berikut :
1. PP tidak mungkin dapat dibentuk jika tidak terdapat
UU terlebih dahulu sebagai induknya.
2. PP tidak dapat mencantumkan sanksi pidana jika UU
yang menjadi induknya tidak mencantumkan sanksi
Pidana.
3. Ketentuan dalam PP tidak dapat memambah atau
mengurangi ketentuan dalam UU yang bersangkutan.
4. Untuk menjalankan atau menjabarkan atau merinci
ketentuan UU, PP dapat dibentuk meski ketentuan UU
tersebut tidak memintanya secara tegas-tegas.
5. Ketentuan–Ketentuan PP berisi peraturan atau
gabungan peraturan dan penetapan, jadi PP berisi tidak
semata-mata hanya sebagai penetapan semata.
4. PERATURAN PRESIDEN (PERPRES)
Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan
yang dibuat oleh Presiden. Pasal 1 ayat (6) UU Nomor 10
Tahun 2004.
1. Dalam Pasal 11 UU Nomor 10 Tahun 2004 menyatakan,
bahwa materi muatan Peraturan Presiden berisi materi
yang diperintahkan oleh Undang-Undang atau materi
untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah(PP).
2. Hal ini sesuai dengan kedudukan Presiden menurut UUD
1945, maka Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara berdasarkan pada atribusi dari
pasal 4 ayat (1).
 
5. Keputusan Presiden
Keputusan Presiden merupakan peraturan
perundang-undangan yang dibentuk oleh
Presiden berdasarkan pada ketentuan Pasal 4
ayat (1) UUD 1945, yang berbunyi sebagai
berikut : “Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD”.
Sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan
tertinggi Negara Republik Indonesia, maka
Presiden adalah pemegang kekuasaan
eksekutif tertinggi di Indonesia ( Bestuur).
6. Keputusan Mentri (KEPMEN)
Keputusan Menteri adalah salah satu
jenis peraturan perundang-undangan
yang setingkat lebih rendah dari pada
Keputusan Presiden. Kewenangan Menteri
untuk membentuk suatu keputusan
Menteri hal ini bersumberkan pada Pasal
17 UUD 1945, Dimana Menteri-menteri
negara itu adalah pembantu-pembantu
Presiden yang menangani bidang-
bidang tugas yang diberikan kepadanya.
7. KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON-
DEPARTEMEN.
Keputusan Kepala Pemerintah Non-Departemen adalah
salah satu jenis peraturan perundang-udangan yang
setingkat lebih rendah daripada Keputusan Menteri.
Kewenangan untuk menetapkan Keputusan Kepala
Lembaga Non-Departemen ini dimiliki oleh setiap Kepala
Lembaga Pemerintahan Non-Departemen karena
merupakan pembantu-pembantu Presiden dalam Bidang
tugas yang diserahkan kepadanya, dan Kepala Lembaga
Non-Departemen ini bertanggung jawab langsung
kepada Presiden dalam bidang tugasnnya.
8. Keputusan Direktur Jenderal Departemen
Keputusan Direktur Jenderal Departemen
adalah salah satu jenis peraturan perundang-
undangan yang merupakan pelimpahan
(delegasian) dari satu Keputusan Menteri.
Keputusan Direktur Jenderal Departemen
(Dirjen Departemen), hanya dibentuk oleh
Dirjen Departemen sebagai penjabaran dari
Keputusan Menterinya, dan hanya bersifat
teknis saja, sedangkan pengambil kebijakan ada
pada Menterinya.
 
9. KEPUTUSAN BADAN NEGARA
Keputusan Badan Negara adalah merupakan
salah satu peraturan perundang-undangan
yang kewenangan pembentukannnya
ditentukan dalam UU pembentukan dari
Badan Negara tersebut secara atribusi, yaitu
kewenangan yang diberikan kepada Badan
Negara tersebut untuk mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan bidang tugasnnya. Misalnya
Keputusan BI dalam menentukan suku bunga
deposito dll.
A. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI TINGKAT
DAERAH

1. Perda Tingkat I
Peraturan Daerah Tingkat I adalah Peraturan yang dibentuk
oleh Gubernur bersama-sama dengan DPRD Tingkat I, dalam
rangka pelaksanaan otomomi daerah yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Kewenangan
pembentukan Perda Tingkat I ini merupakan suatu
pemberian kewenangan (atribusi) untuk mengatur
daerahnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
 
2. Keputusan Gubernur
Keputusan Gubernur adalah peraturan
perundang-undangan di Tingkat Daerah yang
merupakan peraturan Pelaksanaan dari
Peraturan Daerah (PERDA) Tingkat I.
 
3. Perda Tingkat II
Peraturan Daerah Tingkat II adalah peraturan
yang dibentuk oleh Bupati/Walikota bersama-
sama dengan DPRD Kabupaten/Kota, dalam
rangka pelaksanaan otomomi Daerah yang
diberikan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II
(Kab/Kota).
4. Keputusan Bupati/Walikota
Keputusan Bupati/Walikota adalah adalah peraturan
perundang-undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten/Kota.

5. Peraturan Desa (PERDES)


Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat adalah
Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Badan Perwakilan Desa atau nama lainnnya bersama-
sama dengan Kepala Desa atau nama lainnnya. Pasal 1
ayat (8) UU Nomor 10 Tahun 2004. Disamping Perdes,
pada Pemerintahan Desa dikenal pula adanya
Keputusan Kepala Desa (Kepdes).
C. JENIS PERATURAN PADA ZAMAN HINDIA BELANDA
Berdasarkan ketentuan Peralihan Pasal II dari Undang-Undang
Dasar 1945 yang berbunyi :
“Segala badan negara dan peraturan yang ada masih
langsung berlaku selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini”.

Dengan adanya aturan peralihan ini, maka masih dibolehkan


jika sampai sekarang masih ada peraturan perundangan yang
merupakan produk kolonial Belanda. Adapun peraturan
perundang-undangan zaman Hindia Belanda, antara lain :
1. Wett
2. Algemene Maatregel van Bestuur (AmvB)
3. Ordonnantie
4. Regeringsverordering
1. Wet, merupakan peraturan perundang-undangan yang
dibentuk/ dibuat di Negeri Belanda, oleh badan yang
disebut Regering dan Staten Generaal bersama-sama
(gezamenlijk), dengan nasehat (advies) atau pertimbangan
dari Raad van State. Wet ini berlaku untuk Belanda dan
Hindia van Belanda. Dari beberapa Wet yang berlaku di
Indonesia sampai saat ini, antara lain : Wetboek van
strafrecht ( Kitab Wet Tentang Hukum Pidana), Wetboek
van Koophandel ( Kitab Wet Tentang Hukum Dagang ).
Terjemahan dari kedua (2) Kitab Undang-Undang ini masih
merupakan terjemahan yang dilakukan oleh para ahli yang
bersifat individu (perorangan) dan bukan merupakan
terjemahan resmi dari Pemerintah.
 
2. Algemene Maatregel van Bestuur(AMvB)

AMvB adalah peraturan perundang-undangan


yang dibentuk oleh Kroon (Raja) dan menteri-
menteri serta mendapatkan nasehat (advies)
dari Raad van State. Peraturan ini berlaku
untuk Negeri Belanda dan Hindia Belanda,
tetapi dibuat di Negeri Belanda. Peraturan ini
setingkat dengan Undang-Undang.
3. Ordonnantie
Ordonnantie. adalah peraturan perundang-undangan
yang dibentuk oleh Gouverneun Generaal (Gubernur
Jenderal) dan Volksraad (Dewan Rakyat) di Jakarta dan
berlaku untuk wilayah Hindia Belanda. Dengan
demikian bagi Ordonnantie yang masih berlaku di
Indonesia maka kedudukannnya di setarakan dengan
Undang-Undang.

4. Regeringsverordening
Regeringsverordening. adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh Gouverneur General di
Jakarta, dan berlaku di Wilayah Hindia Belanda.
Sedangkan kedudukannya di setingkatkan dengan
Peraturan Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai