(1)Jika pada hari yang ditentukan itu, kedua belah pihak datang,
maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba
akan memperdamaikan mereka.
(2)Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai , maka pada
waktu bersidang, diperbuat sebuat surat /akte tentang itu,
dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menepati
perjanjian yang diperbuat itu, surat mana akan berkekuatan
dan akan dijalankan sebagai putusan yang biasa.
(3)Keputusan yang sedemikian tidak diizinkan dibanding.
(4)Jika pada waktu mencoba akan mendamaikan kedua belah
pihak, perlu dipakai seorang jurubahasa, maka peraturan pasal
yang berikut dituruti untuk itu.
Misal ; sidang pertama, anjuran damai kepada para pihak oleh ketua
majelis hakim tetapi tidak dilaksanakan oleh para pihak/kuasa
hukumnya. Untuk selanjutnya sidang pembacaan gugatan oleh
penggugat, minggu depan ada acara jawaban dari tergugat, minggu
depan ada acara penggugat replik, setelah ada acara dari tergugat
duplik. Lalu acara pemeriksaan bukti surat dari penggugat, bukti
surat dari tergugat. Acara pemeriksaan saksi-saksi dari penggugat ,
saksi- saksi dari tergugat. Ada kesimpulan dari penggugat, dan
kesimpulan dari tergugat. Baru ada putusan dari majelis hakim.
Setelah ada putusan dari hakim ada pihak yang merasa kurang puas,
melakukan upaya hukum yaitu banding. Untuk banding ini ada waktu
14 hari harus menyatakan bandingnya. Lalu membuat memori
banding, dan terbanding membuat kontra memori banding, dan
diserahkannya kepada panitera. Untuk menunggu putusan banding
ini minimal 7 – 8 bulan.
Apabila dalam putusan banding ini ada pihak yang kurang puas
maka, yang bersangkutan akan menyatakan upaya hukum kasasi.
Setelah menerima putusan dari pengadilan harus sudah menyatakan
kasasi menghadap kepada pnitera. Setelah itu 14 hari sudah
menyerahkan memori kasasi. Untuk menunggu putusan kasasi ini
memakan waktu lama, bisa 2 /3 tahunan bahkan ada yang lebih.
Nah proses penanganan secara litigasi (melalui Pengadilan) diatas
dianggap lama dan berbelit-belit. Maka hakim menawarkan
penyelesaian perkara dengan acara mediasai. Mediasi ini dasar
hukumnya ``Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2008``
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan``.