Anda di halaman 1dari 4

P2PERke1

PENANGANAN PERKARA PERDATA (P2PER)


MEDIASI

Bahwa mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian sengketa


yang lebih cepat dan murah, serta dapat memberikan akses yang
lebih besar kepada para pihak menemukan penyelesaian yang
memuaskan dan memenuhi rasa keadilan.

Pasal 130 HIR/RIB - Herzien Inlandsch Reglement/Reglemen


Indonesia yang Diperbaharui.

(1)Jika pada hari yang ditentukan itu, kedua belah pihak datang,
maka pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba
akan memperdamaikan mereka.
(2)Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai , maka pada
waktu bersidang, diperbuat sebuat surat /akte tentang itu,
dalam mana kedua belah pihak dihukum akan menepati
perjanjian yang diperbuat itu, surat mana akan berkekuatan
dan akan dijalankan sebagai putusan yang biasa.
(3)Keputusan yang sedemikian tidak diizinkan dibanding.
(4)Jika pada waktu mencoba akan mendamaikan kedua belah
pihak, perlu dipakai seorang jurubahasa, maka peraturan pasal
yang berikut dituruti untuk itu.

Jadi berdasarkan Hukum Acara Perdata di Indonesia (RIB/HIR) ,


sebelum perkara perdata itu di periksa oleh Majelis Hakim lebih
lanjut, pertama dianjurkan diselesaikan secara mediasi, musyawarah
kekeluargaan. Apabila terjadi kesepakatan maka harus dituangkan
dalam bentuk ``Akta Perdamaian.``

Kritik terhadap hukum acara yang dianggap terlalu lama dalam


proses penyelesaian perkara perdata, dan tentunya memakan waktu
yang lama.

PROSES PROSEDUR ACARA SIDANG2 DI PENGADILAN

Misal ; sidang pertama, anjuran damai kepada para pihak oleh ketua
majelis hakim tetapi tidak dilaksanakan oleh para pihak/kuasa
hukumnya. Untuk selanjutnya sidang pembacaan gugatan oleh
penggugat, minggu depan ada acara jawaban dari tergugat, minggu
depan ada acara penggugat replik, setelah ada acara dari tergugat
duplik. Lalu acara pemeriksaan bukti surat dari penggugat, bukti
surat dari tergugat. Acara pemeriksaan saksi-saksi dari penggugat ,
saksi- saksi dari tergugat. Ada kesimpulan dari penggugat, dan
kesimpulan dari tergugat. Baru ada putusan dari majelis hakim.

Setelah ada putusan dari hakim ada pihak yang merasa kurang puas,
melakukan upaya hukum yaitu banding. Untuk banding ini ada waktu
14 hari harus menyatakan bandingnya. Lalu membuat memori
banding, dan terbanding membuat kontra memori banding, dan
diserahkannya kepada panitera. Untuk menunggu putusan banding
ini minimal 7 – 8 bulan.

Apabila dalam putusan banding ini ada pihak yang kurang puas
maka, yang bersangkutan akan menyatakan upaya hukum kasasi.
Setelah menerima putusan dari pengadilan harus sudah menyatakan
kasasi menghadap kepada pnitera. Setelah itu 14 hari sudah
menyerahkan memori kasasi. Untuk menunggu putusan kasasi ini
memakan waktu lama, bisa 2 /3 tahunan bahkan ada yang lebih.
Nah proses penanganan secara litigasi (melalui Pengadilan) diatas
dianggap lama dan berbelit-belit. Maka hakim menawarkan
penyelesaian perkara dengan acara mediasai. Mediasi ini dasar
hukumnya ``Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2008``
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan``.

Pengadilan atau hakim harus membantu para pencari keadilan dan


berusaha semaksimal mungkin mengatasi segala hambatan dan
rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat,
dan biaya ringan. (pasal 4 ayat 2 UU No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman).

``Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses


perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan
dibantu oleh mediator.`` Pasal 1 ayat 7 Perma No.1 Tahun 2008
Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan .

``Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam


proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksakan sebuah penyelesaian.`` - Pasal 1 ayat 6 Perma No.1
Tahun 2008 Tentang Prosedur Meediasi di Pengadilan.

``Akta perdamaian adalah akta yang memuat isi kesepakatan


perdamaian dan putusan hakim yang menguatkan kesepakatan
perdamaian tersebut yang tidak tunduk pada upaya hukum biasa
maupun luar biasa. Pasal 1 ayat 2 Perma No.1 Tahun 2008 Tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan. ``

Setiap hakim, mediator dan para pihak wajib mengikuti prosedur


penyelsaian sengketa melalui mediasi yang diatur dalam peraturan
ini.
Tidak menempuh prosedur mediasi berdasarkan peraturan ini
merupakan pelanggaran terhadap ketentuan pasal 130 HIR dan atau
pasal 154 Rbg yang mengakibatkan putusan batal demi hukum.

TUGAS MENYUSUN GUGATAN

- A memiliki tanah sawah seluas 12.000 m2, dengan bukti


Sartifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 099/SHM/2000/Losari
- Pada tanggal 5 Februari Tahun 2001 tanah tersebut oleh A
dijual kepada B, dengan tanda bukti Akta dibawah tangan
- Pada tanggal: 1 januari 2002 , oleh B tanah tersebut dijual
kepada C dengan tanda bukti Akta dibawah tangan, pada
tanggal 6 juni 2002 B meninggal dunia.
- Saat A menjual tanah tersebut kepada B sartifikatnya sudah
diserahkan kepada B, tapi ditangan B sartifikat tanah tersebut
hilang, sudah dicari tidak ketemu. Jadi saat tanah tersebut
dijual B kepada C sartifikatnya sudah hilang.
- B memiliki anak keturunan yang saat ini sudah paada
berkeluarga.
- C ingin memiliki sartifikat atas tanah tersebut, bagaimana
caranya.
- A sekarang tempat tinggalnya sudah pindah, sekarang tidak
diketahui tinggalnya. dulu alamat tinggalnya desa Losari-
Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai