Anda di halaman 1dari 35

Susunan Badan Kekuasaan

Peradilan di Indonesia
OLEH:
Marhendi, SH., MH.
NIDN. 0412066404
NIRK. 411000328
• Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan
di Pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus
dan mengadili perkara dengan menerapkan hukum dan atau
menemukan hukum “in concreto” (hakim menerapkan peraturan
hukum kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan kepadanya
untuk diadili dan diputus) untuk mempertahankan dan menjamin
dita’atinya hukum materiil, dengan menggunakan cara procedural
yang ditetapkan oleh hukum formal.
• Dari kedua uraian di atas dapat dikatakan bahwa,
Pengadilan adalah Lembaga tempat subjek
hukum mencari keadilan, sedangkan Peradilan
adalah sebuah proses dalam rangka menegakkan
hukum dan keadilan atau suatu proses mencari
keadilan itu sendiri.
• Badan Peradilan yang tertinggi di Indonesia adalah
Mahkamah Agung, sedangkan Badan Peradilan yang lebih
rendah yang berada di bawah Mahkamah Agung adalah:
• 1. Badan Peradilan Umum
• - Pengadilan Tinggi
• - Pengadilan Negeri
• 2. Badan Peradilan Agama
• - Pengadilan Tinggi Agama
• - Pengadilan Agama
• 3. Badan Peradilan Militer
• - Pengadilan Militer Utama
• - Pengadilan Militer Tinggi
• - Pengadilan Militer
• 4. Badan Peradilan Tata Usaha Negara
• - Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
• - Pengadilan Tata Usaha Negara
• Dalam melaksanakan tugasnya Mahkamah Agung (MA)
merupakan pemegang kekuasaan kehakiman yang terlepas
dari kekuasaan pemerintah.
• Kewajiban dari wewenang MA menurut Undang-Undang Dasar 1945
adalah:
• Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang
• Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
• Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi.
• Pengadilan Negeri

•Peradilan Umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang


menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.
• Peradilan Umum meliputi:
• 1. Pengadilan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi, dengan daerah hukum
meliputi wilayah provinsi.
• 2. Pengadilan Negeri, berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, dengan daerah
hukum meliputi wilayah kabupaten/kota.
•3. Pengadilan khusus lainnya (spesialisasi, misalnya: Pengadilan Hubungan
Industrial (PHI), Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Pengadilan
Ekonomi, Pengadilan Pajak, Pengadilan Lalu-Lintas Jalan dan Pengadilan anak.
• Pengadilan Agama
• (biasa disingkat: PA) adalah pengadilan tingkat pertama
yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan
Peradilan Agama yang berkedudukan di ibukota kabupaten
atau kota.
• Pengadilan Agama dibentuk dengan Keputusan Presiden
• Sejak 1 Maret 2003 Pengadilan Agama di Aceh berbentuk
Pengadilan Khusus dengan nama Mahkamah Syar’iyah.
• Pembentukan tersebut berdasarkan UU No. 18 Tahun 2021
dan Keppres No. 11 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Syar’iyah dan Mahkamah Syar’iyah provinsi.
• Kewenangan
• Pengadilan Agama menyelenggarakan penegakkan hukum dan keadilan di tingkat
pertama bagi rakyat pencari keadilan perkara tertentu antara orang-orang yang
beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,
shadaqah, dan ekonomi syar’iyah.
• Kewenangan penegakkan hukum ekonomi syar’iyah oleh Pengadilan Agama
disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
• Susunan
• Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, Sekretaris, dan Jurusita.
• Pimpinan
• Pimpinan terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua.
• Untuk dapat diangkat menjadi ketua atau wakil ketua pengadilan
agama harus berpengalaman paling singkat 10 (sepuluh) tahun sebagai
hakim pengadilan agama.
• Ketua dan Wakil Ketua pengadilan agama diangkat dan diberhentikan
oleh Ketua Mahkamah Agung.
• Ketua Pengadilan Agama mengucapkan sumpah di hadapan Ketua
Pengadilan Tinggi Agama.
• Hakim Anggota
• Untuk dapat diangkat sebagai calon hakim pengadilan agama,
seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
• 1. Warga negara Indonesia;
• 2 Beragama Islam;
• 3. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
• 4. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945;
• 5. Sarjana Syariah dan/atau sarjana hukum yang menguasai hukum Islam;
• 6. Sehat jasmani dan rohani
• 7. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela; dan
• 8. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia termasuk
organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam Gerakan 30
September/Partai Komunis Indonesia.
• Selain itu, untuk dapat diangkat menjadi hakim harus pegawai negeri yang berasal
dari calon hakim dan berumur paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun.
• Panitera
• Pengadilan Agama mempunyai kepaniteraan yang dipimpin oleh
seorang Panitera.
• Panitera Pengadilan Agama dibantu oleh seorang Wakil Panitera,
beberapa orang Panitera Muda, beberapa orang Panitera Pengganti,
dan beberapa orang Jurusita.
• Skretaris
• Pengadilan Agama mempunyai Sekretariat yang dipimpin oleh
seorang Sekretaris dan dibantu oleh tiga Sub Bagian.
• Ketua Mahkamah Agung pada tanggal 8 Oktober 2015 telah
menandatangani Peraturan Mahkamah Agung tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.
• Perma No. 7 Tahun 2015 mengatur pemisahan jabatan panitera dan
sekretaris Pengadilan.
• Berdasarkan Perma No. 7 Tahun 2015 tentang struktur organisasi
Pengadilan Agama.
• Adapun tugas pokok dan fungsi jabatan pada unit-unit
instansi Pengadilan Agama sebagai Peradilan Agama Tingkat
Pertama, yakni:
• 1. Ketua, bertanggungjawab sepenuhnya terhadap jalannya
tugas tupoksi Pengadilan Agama, baik kedalam maupun
keluar, memberikan pembinaan, pengawasan dan pemikiran
terhadap pelaksanaan tugas Pengadilan Agama,
mengevaluasi laporan mengenai penanganan perkara yang
dilakukan Hakim dan Panitera Pengganti, Selanjutnya
mengirimkan laporan dan hasil evaluasinya secara periodic
kepada Pengadilan Tinggi Agama dan Mahkamah Agung,
Meneruskan SEMA.
• PERMA, dan surat-surat dari Mahkamah Agung atau
Pengadilan Tinggi Agama yang berkaitan dengan hukum
perkara kepada para Hakim, Panitera, Wakil Panitera,
Panitera Muda, Panitera Pengganti, dan Jurusita,
melaksanakan pengawasan terhadap tingkah laku Hakim
dan Pejabat Kepaniteraan di dalam dan di luar dinas.
• 2. Wakil Ketua, memiliki tugas melaksanakan
tugas Ketua apabila Ketua berhalangan dan
melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh
Ketua kepadanya Bersama Ketua, memimpin dan
bertanggungjawab atas terselenggaranya tugas-
tugas Pengadilan Agama secara baik dan lancar.
• Hakim, memiliki tugas menetapkan hari sidang, memeriksa
dan mengadili berkas perkara yang diberikan padanya
mengemukakan pendapat dalam musyawarah, Hakim wajib
menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam
persidangan, Bertanggungjawab atas pembuatan dan
kebenaran berita acara persidangan dan menandatanganinya
sebelum sidang berikutnya.
• Panitera, mempunyai tugas memimpin, melaksanakan pemberian
dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta
menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara, dan
memiliki fungsi: pelaksanaan kordinasi pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan tugas dalam pemberian dukungan di bidang teknis; -
pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara permohonan; -
pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara gugatan; - pelaksanaan
pengelolaan administrasi perkara, penyajian data perkara, dan
transparansi perkara; -
• - pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis dan
keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi
Kepaniteraaan; - pelaksanaan mediasi; - pembinaan teknis
kepaniteraan dan kejurusitaan; dan – pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh Ketua Pengadilan Agama kelas II (Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015, Pasal 116).
• 5. Panitera Muda Permohonan, adalah melaksanakan
administrasi perkara di bidang permohonan, dan memiliki fungsi: -
pelaksanaan pemeriksaan, penelaahan kelengkapan berkas perkara
permohonan; - pelaksanaan registrasi perkara permohonan; -
pelaksanaan distribusi perkara yang telah deregister untuk
diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan
Penunjukan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Agama; -
• - pelaksanaan penerimaan Kembali berkas perkara yang sudah
diputus dan diminutasi; - pelaksanaan pemberitahuan isi putusan
tingkat pertama kepada para pihak yang tidak hadir; - pelaksanaan
penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding, kasasi dan
peninjauan; - pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan Salinan
putusan perkara permohonan; - pelaksanaan penerimaan dan
pengiriman berkas perkara yang dimohonkan kasasi dan peninjauan
Kembali; - pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi
putusan upaya hukum kepada para pihak dan menyampaikan relaas
penyerahan isi putusan kepada Mahkamah Agung;
• - Pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum
mempunyai kekuatan hukum tetap; - pelaksanaan
penyerahan berkas perkara yang sudah berkekuatan
hukum tetap kepada Panitera Muda Hukum; -
pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan; -
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
• 6. Panitera Muda Gugatan, adalah melaksanakan tugas
melaksanakan administrasi perkara di bidang gugatan, dan memiliki
fungsi: - pelaksanaan pemeriksaan, penelaahan kelengkapan berkas
perkara gugatan; - pelaksanaan registrasi perkara gugatan; -
pelaksanaan distribusi perkara yang telah deregister untuk diteruskan
kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan
Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Agama kelas II melalui
Panitera; - pelaksanaan penerimaan Kembali berkas perkara yang
sudah diputus dan diminutasi;
• - Pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada para
pihak yang tidak hadir; - pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan
Salinan putusan perkara gugatan; - pelaksanaan penerimaan dan
pengiriman berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan
peninjauan Kembali kepada pihak termohon banding, termohon kasasi
dan termohon peninjauan Kembali; - pelaksanaan pengawasan
terhadap pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada para pihak
dan menyampaikan relaas penyerahan isi putusan kepada Pengadilan
Tinggi Agama dan Mahkamah Agung;
• - Pelaksanaan penerimaan konsinyasi; - pelaksanaan
penerimaan permohonan eksekusi; - pelaksanaan
penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap; - pelaksanaan penyeraahan berkas
perkara yang sudaah mempunyai kekuatan hukum tetap
kepada Panitera Muda Hukum; - pelaksanaan urusan tata
usaha kepaniteraan; dan – pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh Panitera.
• 7. Panitera Muda Hukum, mempunyai tugas melaksanakan
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data perkara serta pelaporan,
dan meiliki fungsi: - pelaksanaan pengumpulan, pengolahan,
penyajian data perkara; - pelaksanaan penyajian statistic perkara; -
pelaksanaan Hisab Rukyat yang dikoordinasikan dengan Kantor
Wilayah Kementerian Agama; - pelaksanaan penyusunan dan
pengiriman pelaporan perkara; - pelaksanaan penataan, penyimpanan
dan pemeliharaan arsip perkara; - pelaksanaan Kerjasama dengan
Arsip Daerah untuk penitipan berkas perkara;
• - Pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian
bahan-bahan yang berkaitan dengan transparansi perkara;
- pelaksanaan penghimpunan pengaduan dari masyarakat,
dan; - pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Panitera (pasal 123) – selain itu melaksanakan tugas
pengelolaan meja informasi dan pengaduan.
• 8. Sekretaris, memiliki tanggungjawab untuk memberikan pelayanan
administrasi umum/kesekretariatan kepada semua unsur di lingkungan
Pengadilan Agama, bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan
ketatausahaan, Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian Umum dan
Keuangan, Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan
pelaporan, serta urusan rumah tangga kantor lainnya,
bertanggungjawab terhadap ketertiban kantor, kedisiplinan pegawai,
mengadakan rapat berkala dengan pejabat structural maupun dengan
semua pegawai yang menjadi bawahannya.
• Pengurusan surat-surat, penyusunan arsip dan pembinaan administrasi
Kepegawaian, Umum dan Keuangan, serta Perencanaan TI dan
Pelaporan di Pengadilan Agama.
• 9. Sub Bagian Kepegawaian, Oranisasi dan Tatalaksana
memiliki tugas untuk melaksanakan Sebagian tugas
dalam mengelola dan membina Administrasi
Kepegawaian di Pengadilan Agama, perumusan
kebijakan fasilitasi kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• 10. Sub Bagian Umum dan Keuangan, memiliki tugas untuk
melaksanakan Sebagian tugas di bidang Urusan Tata Usaha,
dan Kearsipan dan perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan
pengelolaan keuangan dan asset inventaris Barang Milik
Negara, selain itu mempunyai tugas dalam pengelolaan,
pelaksanaan dan pelaporan keuangan Pengadilan Agama serta
perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengelolaan
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
• 11. Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi,
dan Pelaporan, memiliki tugas melaksanakan
penyiapan bahan pelaksanaan perencanaan, program
dan anggaran, pengelolaan teknologi informasi dan
statistic, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan
dokumentasi serta pelaporan. (Peraturaan Mahkamah
Agung Nomor 07 Tahun 2015, Pasal 324 s/d. 326).
• 12. Panitera Pengganti, mempunyai tugas membantu
Hakim dalam hal membuat penetapan hari sidang,
membuat penetapan sita jaminan, membuat berita acara
persidangan yang harus selesai sebelum siding
berikutnya, membuat penetapan-penetapan lainnya,
mengetik putusan/penetapan sidang.
• 13. Jurusita/Jurusita Pengganti, melaksanakan semua perintah yang
diberikan oleh Ketua Pengadilan, Ketua Sidang dan Panitera.
Menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran, dan
pemberitahuan putusan Pengadilan menurut tata cara berdasarkan
ketentuan-ketentuan perundang-undangan, melakukan penyitaan atas
perintah Ketua Pengadilan dan melihat lokasi dengan teliti mengenai
batas-batas tanah yang disita dan serta surat-suratnya yang sah,
membuat berita acara penyitaan dan menyerahkan Salinan resminya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain Badan
Pertanahan Nasional apabila terjadi penyitaan tanah sesuai PP No. 10
Tahun 1961 jo. Pasal 198-199 HIR, melakukan pencatatan
pembayaran uang titipan pihak ketiga serta membuat berita acaranya.

Anda mungkin juga menyukai